BAB 6 Kepastian

Tiba-tiba terdengar pintu diketuk.Yoga membalikkan badannya berjalan menuju pintu kamarnya.Kali ini dia begitu enggan bicara apalagi berteriak untuk menanyakan siapa yang mengetuk kamarnya.

🌹🌹🌹

Dibukanya pintu kamar...terlihat mama tersenyum,tangannya membawa piring berisi potongan buah mangga.

"Sayang,boleh mama masuk?"tanyanya.Yoga mengangguk lalu menggeser badannya,memberi jalan untuk mamanya.

"Mama mengupaskan mangga untukmu"ucapnya sambil meletakkan piring diatas meja dan mendudukkan badannya di sofa yang ada dikamar Yoga.

Yoga masih diam,tapi tiba-tiba pelan dia menidurkan tubuhnya disofa dan menjatuhkan kepalanya dipangkuan sang mama.

"Hei...ada apa???"

Lembut mama mengusap kepala buah hatinya sambil tersenyum melihat Yoga yang tiba-tiba keluar sifat manjanya.

"Ngga ada apa-apa...pingin aja"jawab Yoga.

"Biarkan Yoga begini ma...seminggu lagi Yoga akan jauh dari mama"lanjutnya sambil memejamkan matanya.Untuk sesaat kegundahan hatinya terobati oleh belaian mamanya.

"Tentu sayang..."jawab Mama Ranti sambil terus mengusap kepala Yoga.Dia tau apa yang sedang dirasakan oleh putra kesayangannya.Tak ada yang bisa dilakukan selain mengingatkan anaknya untuk tidak melupakan ibadahnya dan tak putus berdo'a,pasrahkan semua pada Alloh.Urusan hasil,biarkan Alloh yang menentukannya.

🌹🌹🌹

Waktu berlalu begitu cepat...

Mama Ranti,Papa Bahctiar dan Andri sudah siap mengantar Yoga ke Bandara Adisucipto...

"Kau yakin untuk melanjutkan sekolahmu di London kan Ga?"tanya Papa Bahctiar.Yoga mengangguk mantap.Dia akan pastikan masa depannya terlebih dahulu dan sejenak melupakan drama cintanya.Toh kalo memang ada jodoh,pasti Alloh akan membimbingnya kembali bertemu dengan Tya.Yang penting beribadah dan berdo'a,begitu pesan mama kemarin.

"Bagus...Ingat,ini pilihanmu...kau harus bertanggungjawab dengan pilihanmu sendiri"pesan papanya.

"Siap pa..."jawab Yoga mantap

"Kalo kamu... tidak inginkah kau ikut kuliah di London Ndri?"tanya Papa Bahctiar pada Andri.

Papa Bahctiar sangat tulus menyayangi anak yang telah menjadi yatim piatu itu dan beliau tidak ingin membeda-bedakan antara Andri dengan Yoga.

"Tidak pa...trimakasih...Sayang beasiswaku disini kalo tidak diambil pa"jawab Andri

"Lagian kalo aku ikut pergi,siapa yang akan nemenin mama,papa sibuk kerja sementara anak-anaknya tak satu pun ada dirumah"lanjut Andri...Papa Bahctiar manggut-manggut mengerti...

"Hei dia mamaku ya...awas saja kalo gara-gara kamu dirumah sendiri terus membuat mama melupakanku...Aku gorok lehermu nanti...huuh"hardik Yoga.

"Eeehhh...apa ini kok gorok-gorokan..."ucap Mama Ranti.

"Semua anak mama dan tak mungkinlah mama melupakan salah satu diantara kalian"lanjutnya.Yoga dan Andri pun segera memeluk Mama Ranti sambil tersenyum.

"Ayo kalo dah siap semua...kita berangkat,nanti telat lagi..."kata Papa Bahctiar mengakhiri drama ciptaan istri dan anak-anaknya...

Lalu mereka pun berangkat menuju bandara.

Di rumah Tya

Seminggu sudah Tya sekeluarga ditinggal oleh ayah mereka.

Dan teryata kepergian Almarhum Tuan Indrawan Hartono menyisakan kisah pilu dan kenyataan inilah yang menjadi penyebab kepergiannya.

Perusahaan mebelnya mengalami kebangkrutan.Almarhum Tuan Indrawan terkena tipu puluhan milyar membuat pabrik dan tokonya disita.Hanya rumah yang tersisa,itupun karna rumah itu diatasnamakan ibundanya dan tidak masuk dalam daftar agunan bank.

Walaupun begitu,rumah itu harus direlakan dijual,karna uangnya digunakan untuk membayar gaji dan uang pesangon karyawan-karyawan mereka yang berjumlah 70 orang.

Sedih dan perih kenyataan yang harus dihadapi Tya sekeluarga.Sementara ibunya yang hanya seorang ibu rumahtangga tak mampu berbuat apa-apa.

Akhirnya mau nggak mau,Tya lah yang harus berdiri digaris depan untuk menanggung dan menentukan masa depan keluarganya.

Bersyukur uang sisa dari penjualan rumah mewah mereka masih cukup untuk hidup mereka selama beberapa bulan kedepan,juga untuk membeli sebuah sepeda motor bekas sebagai alat transportasi serta sebuah rumah kecil dipinggir kota Yogyakarta.Rumah yang jauh dari kata mewah itu terdiri dari 2 kamar tidur,1 kamar mandi,1 ruang tamu dan ruang keluarga yang berhubungan langsung dengan ruang makan dan dapur.

Luas rumah itu pun mungkin tak lebih dari seperempat rumah Tya yang dulu.

.

.

.

.

.

.

.

Lanjut...

Timakasih masih setia membaca,jangan lupa like dan komennya ya...Trimakasih...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***