Malam menjelang, di sebuah gudang tua yang nampak kotor dan terbengkalai.
Wanita cantik berambut panjang itu perlahan membuka kedua matanya. Kepala itu masih terasa berat. Hawa dingin menyeruak menusuk tulang nona muda yang nampak menyedihkan dengan balutan dress kuning polkadot yang kini nampak kotor.
Mawar meringis. Ia nampak menyipitkan matanya yang masih terasa berat untuk terbuka. Di depan sana, tepat di samping sebuah kusen kayu tanpa pintu yang nampak menganga, sekumpulan pria dewasa berpakaian preman nampak berkumpul. Suara mereka terdengar lantang sambil sesekali tertawa terbahak bahak ditemani beberapa botol alkohol di atas meja.
"Tuan Raja pasti senang dengan kerja kita!" Ucap salah satu pria disana.
"Benar! Kita akan mendapatkan uang banyak darinya karena berhasil membawa wanita itu!" Ucap pria lainnya yang kemudian disambut tawa menggema oleh teman temannya.
"Aku jadi penasaran, apa yang akan tuan kita lakukan pada wanita secantik itu. Apakah dia akan menidurinya?" Tanya salah satu pria lainnya.
"Ah, tidak mungkin! Mana mau Tuan Raja mencicipi sisa musuhnya! Dia pasti jijik!"
"Atau mungkin nanti ia memberikan wanita itu pada kita untuk digilir!" Tebak satu lagi pria yang berada di sana.
"Itu bisa jadi. Dan kalau itu benar terjadi. Itu akan menjadi rejeki nomplok untuk kita...! Hahahahaa........!" Tawa menggema dari sana.
Mawar yang baru tersadar dari pingsannya itu nampak mengernyitkan dahinya. Siapa mereka? Dimana ia sekarang? Apa yang terjadi padanya?
Wanita itu kemudian nampak memejamkan matanya. Berusaha mengingat ingat lagi apa yang terjadi padanya sebelum ini.
Hingga...
Degghh....
Mawar membuka matanya lebar. Ia ingat sekarang. Ia menjadi korban penculikan siang tadi. Sekelompok orang asing menghadang laju kendaraan pribadinya saat hendak pergi menuju kantor sang suami guna mengantarkan makan siang. Supir pribadinya dibacok, dan ia dibekap dari belakang dengan menggunakan sebuah kain berbau aneh yang membuatnya tak sadarkan diri.
Mawar nampak menggelengkan kepalanya samar. Para laki laki itu pasti adalah komplotan penculik tadi. Dan ia sekarang tengah berada di markas si penculik.
Tapi siapa mereka? Para pria itu sempat menyebut nama Raja. Siapa itu? Kenapa ia meminta anak buahnya menculiknya? Apa salahnya? Batin Mawar dengan berbagai pemikiran di otaknya.
Ah, sudahlah! Itu tidak penting. Ia dalam bahaya sekarang. Dari pada menerka nerka siapa sosok Raja dan apa masalahnya dengan Mawar, lebih baik sekarang ia kabur. Tempat ini tidak aman. Ia harus segera pergi dari tempat ini mumpung para penculik itu belum menyadari bahwa ia sudah sadarkan diri.
Mawar menggerakkan tubuhnya yang kini tengah terduduk di sebuah kursi besi dengan kondisi tangan dan kakinya yang terikat. Sedangkan mulutnya nampak di tertutup lakban hitam. Membuatnya begitu kesulitan untuk bergerak.
Mawar menggerak-gerakkan tubuhnya. Berusaha melepaskan kedua ikatan yang kini menghalangi pergerakannya. Para pria penculik itu sepertinya masih belum menyadari bahwa Mawar sudah sadar dari pingsannya. Mereka masih asyik berpesta miras disana. Hingga tiba-tiba....
Suara mobil berhenti tepat di depan bangunan lusuh itu. Sorot lampu depan kendaraan itu bahkan menerpa wajah Mawar lantaran bangunan usang itu memanglah sudah tak lagi memiliki pintu.
Mesin mobil itu berhenti. Seorang pria tampan berkulit putih dengan sebuah kacamata yang membingkai netranya nampak turun dari kursi kemudi. Ia kemudian berjalan menuju pintu belakang kendaraan mewah tersebut lalu membuka pintunya.
Seorang pria dewasa dengan penampilan gagah, tubuh tinggi tegap atletis, berpenampilan rapi lengkap dengan setelan jas dan kemeja, serta bulu-bulu halus yang menghiasi rahang tegasnya itu nampak turun dari mobil tersebut.
Laki laki gagah dengan wajah angkuh dan terkesan gahar itu kemudian berjalan masuk ke dalam bangunan itu di ikuti si pria berkacamata yang tak lain adalah asistennya.
Para pria penculik itupun dengan cepat bangkit dari posisi duduknya. Ia berdiri menyambut kedatangan pria yang sepertinya adalah bos mereka tersebut.
"Tuan!" Ucap para penculik itu sembari membungkukkan badannya kala melihat kedatangan si laki-laki berwajah sangar itu. Pria itu tak menjawab. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, lalu berhenti saat melihat sesosok wanita cantik dengan penampilan yang nampak sudah acak acakan yang kini nampak mengarahkan pandangannya ke arah dirinya.
Laki laki itu mengangkat dagunya. Ia kemudian berjalan dengan tenang melewati para anak buahnya, mendekati Mawar yang sudah terbangun dari pingsannya.
Pria itu, Raja Lakeswara Madaharsa, atau biasa di panggil Raja, nampak berdiri dengan angkuh di hadapan Mawar yang kini nampak mendongak menatapnya. Sorot mata kedua anak manusia itu saling bertemu. Jantung Mawar berdegup kencang, namun ia mencoba untuk tetap tenang. Ia tak mau terlihat panik di hadapan pria yang terlihat mengerikan itu.
Seorang anak buah datang sambil membawa sebuah kursi besi disana. Diletakkannya kursi itu di samping Sang Raja, tepat di hadapan Mawar. Seolah ingin menggunakannya sebagai singgasana dadakan untuk pria berusia tiga puluh tahun itu.
Raja pun mendudukkan tubuhnya disana dengan tenang dan berkarisma. Mawar nampak menunduk. Sepertinya pria ini adalah Tuan Raja yang dimaksud para penculik tadi.
Raja nampak menekuk satu kakinya di atas kaki yang lain. Sedangkan jari jari tangannya tangan kini nampak saling menyatu itu di letakkan atas paha, membentuk sebuah tanda segitiga dari kedua ujung jari telunjuk dan jempolnya. Sedangkan matanya sejak tadi tak lepas menatap wanita cantik dengan penampilan lusuh dan rambut berantakan di hadapannya.
"Kau yakin aksimu bersih?" Tanya Raja pada anak buahnya tanpa menoleh.
"Yakin, Tuan! Tidak ada satupun yang melihat kami. Supir itu juga sudah kami lukai karena berusaha melindungi wanita ini!" Ucap seorang anak buah yang diketahui bernama Burhan itu.
Raja tak menjawab. Ia menarik satu sudut bibirnya ke atas tanpa melepaskan pandangannya dari Mawar. Laki laki itu kemudian menjentikkan jarinya. Seolah meminta anak buahnya untuk membuka penutup mulut wanita di hadapannya.
Para anak buah itu paham. Salah satu dari mereka kemudian mendekat, ia menarik lakban yang mengunci mulut Mawar itu dengan kasarnya. Membuat wanita itu pun tersentak namun tak mengeluarkan suara sepatah pun.
Raja mengangkat dagunya. Anak buah itu mundur. Mawar kembali menggerakkan tubuhnya, berusaha untuk melepaskan diri dari tali yang kini mengikat tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Mr.VANO
kenapa raja mau menculik mawar,,ada masalah apa, bisa buat si raja sejahu itu,,penasaran
2024-02-18
2
Raudatul zahra
masih santai,, belum terlalu greget..
lanjuuuuuttt dulu thooorr
2024-02-18
1
Desyi Alawiyah
semangat terus kak...🙏🙏🙏
2024-02-18
1