03

Sementara itu di dalam sebuah gedung perkantoran di pusat kota besar itu.

Kruukk... kruukk....

Suara itu terdengar dari dalam perut pria tampan berdasi merah itu. Laki laki itu melongok menatap arlojinya. Sudah pukul dua siang. Sejak tadi ia menunggu kedatangan istri tercintanya, namun tak kunjung datang juga.

Frans kembali meraih ponselnya. Dibukanya room chatnya dengan sang istri.

Kosong. Pesan yang ia kirimkan sejak tadi tak kunjung dibaca oleh sang istri. Begitu juga beberapa panggilan video yang seolah tak diindahkan oleh wanita yang sudah dua tahun ia nikahi itu. Padahal ia sudah menghubungi pekerja nya di rumah. Mereka bilang, Mawar sudah berangkat sejak tadi bersama supir pribadinya. Tapi kenapa sampai sekarang belum datang juga. Ia juga sudah mencoba menghubungi si supir pribadi. Namun sama dengan Mawar, pria itu juga tak dapat di hubungi.

Frans menghela nafas panjang. Kemana perginya wanita itu? Tak biasa biasanya ia menghilang tanpa kabar begini. Frans jadi sedikit khawatir dibuatnya.

Laki laki itu bangkit dari posisi duduknya. Ia kembali mengotak atik ponsel itu, mencoba kembali menghubungi sang istri yang hingga kini tak ada kabarnya itu melalui sambungan video.

Tuuuttt... tuuuttt... tuuuttt....

"Mawar, kamu dimana?!" Ucap pria itu seorang diri sambil mondar mandir tak tenang. Wajahnya terlihat khawatir. Sungguh, ia benar benar cemas sekarang.

Panggilan video tak diangkat oleh Mawar. Laki laki itu kembali mengakhiri panggilannya. Untuk kesekian kalinya, ia kembali menuliskan pesan singkat untuk wanita cantiknya.

"Sayang, kamu dimana? Jawab, dong!" Tulis pria itu.

Frans masih memasang mode khawatirnya. Hingga tiba-tiba...

Ceklek ...

Pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk. Seorang wanita cantik dengan balutan kemeja polkadot dan rok span selutut nampak masuk ke dalam ruangan tersebut. Wanita itu tersenyum. Ia berjalan mendekati Frans yang kini diam mematung ke arahnya.

"Jam makan siang bahkan sudah berakhir. Kamu masih belum makan?" Tanya wanita itu, Laura, sepupu Mawar sekaligus sekertaris pribadi Frans.

Ya, wanita yang cukup dekat dengan keluarga Yuda, terutama dengan Mawar itu memang kini bekerja sebagai sekertaris pribadi sang Tuan Muda keluarga Yuda. Bahkan Mawar sendirilah yang menunjuk Laura sebagai sekertaris pribadi suaminya. Karena Mawar menganggap wanita itu adalah wanita yang cerdas, terampil, dan cekatan. Sangat cocok untuk mendampingi suaminya bekerja.

Frans menggelengkan kepalanya.

"Mawar belum bisa dihubungi," ucap laki laki itu.

Laura tersenyum.

"Mungkin ada masalah di jalan. Udahlah, kan ada supir. Mawar pasti baik baik aja," ucap Laura terdengar tenang.

Frans nampak membuka lagi ponselnya. Berniat kembali menghubungi istri tersayangnya itu. Namun tiba-tiba...

Seeeetttt...

Laura meraih ponsel milik laki laki itu dan meletakkannya di atas meja kerja.

"Laura...." Ucap Frans.

"Udah. Jangan terlalu dipikirin. Mending sekarang kamu makan. Sebentar lagi kita ada meeting membahas proyek yang kita incar. Saingan kita perusahaan besar semua loh, Frans. Kalau proyek ini berhasil kita dapatkan, ini akan sangat membantu keuangan perusahaan kita yang sedang sedikit bermasalah. Nama perusahaan kita juga bisa lebih terangkat nantinya," ucap Laura.

"Nggak usah mikirin yang lain dulu kalau di kantor. Fokus kerja. Lebih baik sekarang kita keluar. Kamu makan dulu, setelah itu kita mulai meeting. Karyawan lain pasti sudah menunggu kamu," ucap Laura.

Frans diam sejenak. Ia nampak menghela nafas panjang, kemudian mengangguk.

"Oke! Aku mau makan dulu," ucap laki laki itu.

Laura tersenyum sambil mengangguk. Frans kemudian menggerakkan kakinya berniat untuk keluar dari ruangan tersebut. Namum tiba-tiba,

Drrrttt... drrrttt....

Ponsel di atas meja itu bergetar. Frans menghentikan langkah kakinya. Ia kembali mendekati meja lalu meraih ponsel miliknya. Sebuah panggilan masuk dari nomor supir pribadi istrinya. Dengan cepat laki laki itu mengusap tombol hijau disana dan menempelkan ponsel tersebut di telinga kanannya.

"Halo, Pak! Bapak kemana aja? Mawar mana? Kenapa belum sampai di kantor?" Tanya Frans.

"Halo, Pak. Mohon maaf, nama saya Cecep warga dari kampung x. Saya menemukan ponsel ini tergeletak di samping mayat laki-laki yang meninggal di samping mobil mewah, Pak. Kami para warga tidak mengenali mayat ini, tapi dari riwayat panggilan, ada nomor Bapak yang dari tadi berusaha menghubungi nomor ini. Apa Bapak mengenal laki-laki ini?" Ucap seorang pria di seberang sana.

Deeghh....

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

sepupu tak tau diri,org dekat emang kura asem

2024-02-18

2

Mr.VANO

Mr.VANO

tuh kan pirasat ku dah tak enak..laura ulat bulu yg mau mintak garuk,,ngesek aku bacany,,jd malas mandiiiiii

2024-02-18

1

Viena Alfiatur Rohman

Viena Alfiatur Rohman

Frans ini kyaknya sayang bnget ya mawar.. tapi ntahlah.. percaya sama frans tapi sama laura enggak

2024-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!