Bab 2 - Alasan Seorang Cambiaso Dybala Bertarung

Leher Lautaro tergores, darah segar mengalir dari lukanya tetapi tebasan yang selanjutnya dari pedang di tangan kirinya dapat ditangkis.

Ting!

Dybala hendak melanjutkan serangannya akan tetapi tatapan mengerikan Lautaro membuat Pemuda itu tidak sadar sampai-sampai mengambil jarak.

"Kemenangan mudah katamu? kau! yang tidak punya harga diri," Darah segar dari kepala Lautaro membasahi baju bagian atas yang separuhnya sudah terkoyak.

Wajah bagian kirinya mendapat luka bakar hebat dan penglihatannya berkunang-kunang.

Dybala tahu alasan mengapa ia masih memiliki peluang untuk menang dalam pertarungan ini, sebab lawan yang dihadapinya tidak mampu menggunakan kuasa level 3.

"Kemampuan intimidasinya benar-benar menyusahkan ... semakin lama pertarungan ini berjalan maka peluangku menang semakin kecil." Dybala mulai mempersiapkan serangan yang akan dilakukan berikutnya.

Lautaro menyerang Dybala dengan tusukan bertubi-tubi tetapi pemuda itu tidak mengindahkan serangan itu, ia justru menyarungkan pedangnya dan berlari melewati semak-semak berduri.

Sang musuh yang mengejar dari belakang tidak tertipu dengan provokasi Dybala untuk membuang-buang auranya.

"Berpikirlah ... berpikir, hemat!" Lautaro meracau sendiri, memaksa pikirannya agar tetap fokus mengejar lawannya sekalipun merasakan rasa sakit hebat di sekujur tubuhnya.

Lautaro semakin mendekat, tidak peduli meski ada banyak duri yang menancap di tangan dan kakinya. Ketika Dybala menengok ke belakang, ia berkeringat dingin.

Pemuda itu seakan melihat binatang buas yang tidak akan pernah puas sampai mangsanya tercabik-cabik oleh cakarnya.

"Pantang bagiku untuk menarik kata-kata sendiri," percikan-percikan listrik mulai mengalir di sekitar lengannya. Lautaro bersiap untuk menangkis kuasa listrik yang akan dikeluarkan oleh Dybala akan tetapi Pemuda menyerang dengan cara lain.

Tuk!

"Pola ... aku mulai bisa membacanya." Lautaro bergumam sambil mengelak dari lemparan kedua pedang lawannya.

Dybala segera berlari menerjang lawan dan tanpa ragu menyerang Lautaro menggunakan tangan kosong.

Pemuda itu terus meninju dan menendang sambil mengelak dari ayunan dan tusukan tombak lawannya. Ia mencari-cari celah untuk dapat merampas tombaknya.

Brak!

Lautaro menendangnya hingga terpental merobohkan dua pohon. Dybala yang tersungkur langsung saja mengeluarkan kuasanya dengan dadanya yang seperti terbakar oleh api amarah.

"Makan ini!"

Kuasa Listrik: Setrum!

Kilatan-kilatan yang dihasilkan oleh Dybala dari teknik yang sama lebih besar dibandingkan saat melawan venenoso. Lautaro menangkisnya dengan memutar-mutarkan tombaknya dengan sangat cepat.

Tubuh tombak terbuat dari kayu sehingga listrik tidak dapat mengalir. Kuasa listrik itu dengan mudah dibelokkan olehnya.

"Silahkan kalau anda ingin menelan mata tombakku," balas Lautaro.

"Tidak terima kasih Kakak, setelah mengalahkanmu aku akan makan besar di kastil. Rayap-rayap pun enggan untuk menyantap kayu murahan seperti itu," balas Dybala tersenyum sepat menunjukan kepercayaan dirinya.

"Kasihan anak yang lapar dan malang, selapar dan sehina itukah dirimu sampai-sampai mencampuri urusan orang lain?" tanya Lautaro.

Kuasa Listrik: Batu Beruntung!

Dybala menjawab cemoohan itu dengan lemparan-lemparan batu yang telah disetrum, sebuah teknik yang ia ciptakan sendiri ketika bermain di kampung halamannya semasa kecil.

Efek dari serangan tersebut seperti menggabungkan dua elemen kuasa yaitu listrik dan tanah.

Zap!

Lautaro tidak dapat menangkis serangan itu dengan sempurna menggunakan tombaknya. Beberapa batu setrum berhasil mengenainya, meskipun serangan itu cukup efektif tetapi Dybala tidak menampakkan raut wajah yang tenang seperti sebelumnya. Ekspresinya menjadi tegang karena pikiran Lautaro sudah kembali pulih.

Giratoria!

Ting!

Dybala membuka serangan dengan melompat tinggi sambil berputar kemudian mendaratkan kedua pedangnya terlebih dahulu sebelum kakinya menyentuh tanah. Teknik berpedang miliknya dapat ditahan oleh Lautaro.

Srat!

Ting!

Tusukan tombak Lautaro membuat kulit bahu atas Dybala terkelupas. Pemuda itu membalas dengan merobek kulit tangannya. Kedua petarung itu terus mengayunkan senjata dari jarak dekat, mencari celah untuk menembus organ vital.

Beberapa kali Dybala berhasil melukai Lautaro akan tetapi luka yang didapat olehnya lebih dalam.

Pemuda itu menyadari bahwa staminanya mendekati batasnya. Sekilas ia teringat masa lalunya ketika berperang di usia 10 tahun untuk suatu Duchy yang berada di bawah Kekaisaran dalam konflik daerah sesama bawahan.

Ketika pertempuran telah usai, salah satu Kapten Ksatria membayarnya dengan memberi dua roti yang agak berjamur kepadanya. Salah satu teman baiknya yang mengikuti dari kampung halaman merasa tidak terima.

Dia memprotes kebijakan itu, Kapten itu mengangguk. Tidak lama ia mendapat hantaman dari gadanya sampai kepalanya remuk. Dybala terperanjat melihat temannya itu berlumuran darah.

Kelemahan hanya akan mendatangkan penderitaan. Tanpa kekuatan, seseorang tidak akan bisa melindungi orang yang mereka sayangi. Pengalaman pilu itu mengajarkan bahwa uang adalah sumber kekuatan. Harta yang berhasil dikumpulkan adalah tempat bermuaranya kebahagiaan.

"Aku tidak akan rela membiarkan orang yang kusayangi hidup melarat!" Dybala menyambarnya dengan serangan listrik.

Push!

"Haha motivasi yang bagus, kau mulai dewasa tapi sampai di sini saja. Namamu bahkan tak pantas aku ingat," Lautaro bersiap mengeluarkan teknik baranya.

"Kurang ajar! namaku adalah Cambiaso Dybala! 14 tahun. Jangan jumawa dulu!" ucap Dybala tanpa keraguan segera menerjang Lautaro dengan tendangan dari kedua kakinya.

Salah satu telapak tangan Lautaro mengeluarkan kobaran api, Dybala memperkuat seluruh tubuhnya agar dapat menahan serangan itu. Pepohonan di sekelilingnya terbakar.

"Kuatnya ...," gumam Dybala saat pertahanannya dapat ditembus dengan kobaran api yang semakin membara.

Teknik Bara: Lasadair

Lautaro mengucapkan nama teknik itu, Dybala yang seperti tersungkur ke tanah mengambil peluang berbahaya untuk menyerangnya.

Pemuda itu menonaktifkan pertahanan kemudian dengan sleding untuk meminimalkan kontak dengan kobaran api, mendaratkan sebuah tendangan telak ke ulu hati Lautaro.

Huak!

Siapapun akan meringis kesakitan apabila mendapat serangan tepat ke bagian ulu hati. Dybala meloncat jauh ke belakang dengan kekuatan dari kuasa listriknya setelah mendaratkan serangannya.

"Hahaha ... ekspresimu sangat bagus tadi. Paman pasti akan selalu mengingat namaku," ucap Dybala. Hampir separuh wajahnya telah terbakar oleh api.

Salah satu alasan Dybala untuk menyerang dengan resiko tinggi adalah karena pertahanannya tidak mampu untuk menahan serangan dahsyatnya bahkan dengan auranya yang penuh sekalipun.

"Kenapa tiba-tiba kau ingin pengakuan dariku? aku sebenarnya tidak suka membunuh anak kecil," balas Lautaro sambil memegang perutnya yang masih terasa sakit.

Melihat Lorenzo yang dihabisinya tadi, Dybala tahu bahwa Lautaro bukan lawan yang dapat tertipu dengan mudah oleh kelicikannya. Dari tangan lawannya muncul percikan bara dalam jumlah besar, dia akan kembali melampiaskan teknik baranya.

Graum!

Enam ekor monster buas pemakan daging mengamuk menyerang apa saja yang terlihat di hadapannya. Tampak jelas dari jejak-jejak kehancuran yang ditimbulkannya dari pepohonan yang tumbang.

Monster yang diberi nama 'El Armadillo' ini memiliki ukuran sepanjang 15 meter dan setiap bagian atas tubuhnya kecuali bagian muka serta rongga-rongga zirahnya mempunyai lapisan besi.

Sang Pemangsa puncak Hutan Villar Perosa tidak memiliki gigi sehingga biasanya mangsa akan dibuat remuk dengan menggelinding seperti bola atau mencabik-cabik mangsanya sampai terpotong seperti dadu.

Kebakaran hebat yang disebabkan oleh pertarungan Lautaro melawan Lorenzo dan Sofia tadi telah membangunkan monster dari hibernasi di awal musim gugur. Mereka sangat sensitif terhadap perubahan temperatur di sekelilingnya.

Ting!

Baik Dybala maupun Lautaro masih tetap mengayunkan senjata masing-masing tanpa mempedulikan monster-monster mengamuk yang akan segera menyerang mereka.

Keduanya terus bertarung sehingga salah satu armadillo menggelinding kencang memaksa pertarungan terhenti.

–>

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

ngeri2 sedep ini baca na.

2025-03-08

1

Noveria_MawarViani

Noveria_MawarViani

follback dong

2025-05-26

0

Coretan Timur

Coretan Timur

mampirr nihh

2025-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Alkisah dari Sebuah Hikayat
2 Bab 2 - Alasan Seorang Cambiaso Dybala Bertarung
3 Bab 3 - Lautaro dari Urado
4 Bab 4 - Prahara di dalam Penjara
5 Bab 5 - Arena Bawah Tanah
6 Bab 6 - Joao, Apa yang Dia Lakukan!
7 Bab 7 - Rencana Kabur
8 Bab 8 - Kastil yang Rapuh
9 Bab 9 - Pelarian
10 Bab 10 - Cahaya Matahari
11 Bab 11 - Lahir dengan Tubuh yang Lemah
12 Bab 12 - Reino del Velasco
13 Bab 13 - La Gallofero
14 Bab 14 - Loyalis Kerajaan Ballena
15 Bab 15 - Keramba Kepiting
16 Bab Extra 1# - Iaquinta si Bandit
17 Bab 16 - Cahan Merajuk
18 Bab 17 - Fiona Gwenda
19 Bab 18 - Benih Konflik
20 Bab 19 - Api dalam Sekam
21 Bab 20 - Noblesse Oblige
22 Bab 21 - Perbekalan Pangan Musim Dingin
23 Bab 22 - Merantau
24 Bab 23 - Liam dan Muslihatnya
25 Bab 24 - Hati ke Hati
26 Bab 25 - Perang Ceballos Keempat
27 Bab 26 - Catatan dari Belinda
28 Bab 27 - Penderitaan Sullivan
29 Bab 28 - Chael
30 Bab 26 - Catatan Belinda
31 Bab 27 - Pegunungan McMahon
32 Bab 28 - Kabar dari Timur dan Utara (1/2)
33 Bab 29 - Kabar dari Timur dan Utara (2/2)
34 Bab 30 - Menghadap Stefano
35 Bab 31 - Serangan Miasma
36 Bab 32 - Sisi Terpendam Barella
37 Bab 33 - Duchess of Villareal
38 Bab 34 - Sistem Meritokrasi
39 Bab 35 - Pagi yang Cerah di Lamh Laidr
40 Bab Extra 2# - Emillia Sarissa
41 Bab 36 - Conquista
42 Bab 37 - Pendirian Son (1/2)
43 Bab 38 - Pendirian Son (2/2)
44 Bab 39 - Salju Merah
45 Bab 40 - Perang di Federasi Gaelik (1/3)
46 Bab 41 - Perang di Federasi Gaelik (2/3)
47 Bab 42 - Perang di Federasi Gaelik (3/3)
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 - Alkisah dari Sebuah Hikayat
2
Bab 2 - Alasan Seorang Cambiaso Dybala Bertarung
3
Bab 3 - Lautaro dari Urado
4
Bab 4 - Prahara di dalam Penjara
5
Bab 5 - Arena Bawah Tanah
6
Bab 6 - Joao, Apa yang Dia Lakukan!
7
Bab 7 - Rencana Kabur
8
Bab 8 - Kastil yang Rapuh
9
Bab 9 - Pelarian
10
Bab 10 - Cahaya Matahari
11
Bab 11 - Lahir dengan Tubuh yang Lemah
12
Bab 12 - Reino del Velasco
13
Bab 13 - La Gallofero
14
Bab 14 - Loyalis Kerajaan Ballena
15
Bab 15 - Keramba Kepiting
16
Bab Extra 1# - Iaquinta si Bandit
17
Bab 16 - Cahan Merajuk
18
Bab 17 - Fiona Gwenda
19
Bab 18 - Benih Konflik
20
Bab 19 - Api dalam Sekam
21
Bab 20 - Noblesse Oblige
22
Bab 21 - Perbekalan Pangan Musim Dingin
23
Bab 22 - Merantau
24
Bab 23 - Liam dan Muslihatnya
25
Bab 24 - Hati ke Hati
26
Bab 25 - Perang Ceballos Keempat
27
Bab 26 - Catatan dari Belinda
28
Bab 27 - Penderitaan Sullivan
29
Bab 28 - Chael
30
Bab 26 - Catatan Belinda
31
Bab 27 - Pegunungan McMahon
32
Bab 28 - Kabar dari Timur dan Utara (1/2)
33
Bab 29 - Kabar dari Timur dan Utara (2/2)
34
Bab 30 - Menghadap Stefano
35
Bab 31 - Serangan Miasma
36
Bab 32 - Sisi Terpendam Barella
37
Bab 33 - Duchess of Villareal
38
Bab 34 - Sistem Meritokrasi
39
Bab 35 - Pagi yang Cerah di Lamh Laidr
40
Bab Extra 2# - Emillia Sarissa
41
Bab 36 - Conquista
42
Bab 37 - Pendirian Son (1/2)
43
Bab 38 - Pendirian Son (2/2)
44
Bab 39 - Salju Merah
45
Bab 40 - Perang di Federasi Gaelik (1/3)
46
Bab 41 - Perang di Federasi Gaelik (2/3)
47
Bab 42 - Perang di Federasi Gaelik (3/3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!