Leher Lautaro tergores, darah segar mengalir dari lukanya tetapi tebasan yang selanjutnya dari pedang di tangan kirinya dapat ditangkis.
Ting!
Dybala hendak melanjutkan serangannya akan tetapi tatapan mengerikan Lautaro membuat Pemuda itu tidak sadar sampai-sampai mengambil jarak.
"Kemenangan mudah katamu? kau! yang tidak punya harga diri," Darah segar dari kepala Lautaro membasahi baju bagian atas yang separuhnya sudah terkoyak.
Wajah bagian kirinya mendapat luka bakar hebat dan penglihatannya berkunang-kunang.
Dybala tahu alasan mengapa ia masih memiliki peluang untuk menang dalam pertarungan ini, sebab lawan yang dihadapinya tidak mampu menggunakan kuasa level 3.
"Kemampuan intimidasinya benar-benar menyusahkan ... semakin lama pertarungan ini berjalan maka peluangku menang semakin kecil." Dybala mulai mempersiapkan serangan yang akan dilakukan berikutnya.
Lautaro menyerang Dybala dengan tusukan bertubi-tubi tetapi pemuda itu tidak mengindahkan serangan itu, ia justru menyarungkan pedangnya dan berlari melewati semak-semak berduri.
Sang musuh yang mengejar dari belakang tidak tertipu dengan provokasi Dybala untuk membuang-buang auranya.
"Berpikirlah ... berpikir, hemat!" Lautaro meracau sendiri, memaksa pikirannya agar tetap fokus mengejar lawannya sekalipun merasakan rasa sakit hebat di sekujur tubuhnya.
Lautaro semakin mendekat, tidak peduli meski ada banyak duri yang menancap di tangan dan kakinya. Ketika Dybala menengok ke belakang, ia berkeringat dingin.
Pemuda itu seakan melihat binatang buas yang tidak akan pernah puas sampai mangsanya tercabik-cabik oleh cakarnya.
"Pantang bagiku untuk menarik kata-kata sendiri," percikan-percikan listrik mulai mengalir di sekitar lengannya. Lautaro bersiap untuk menangkis kuasa listrik yang akan dikeluarkan oleh Dybala akan tetapi Pemuda menyerang dengan cara lain.
Tuk!
"Pola ... aku mulai bisa membacanya." Lautaro bergumam sambil mengelak dari lemparan kedua pedang lawannya.
Dybala segera berlari menerjang lawan dan tanpa ragu menyerang Lautaro menggunakan tangan kosong.
Pemuda itu terus meninju dan menendang sambil mengelak dari ayunan dan tusukan tombak lawannya. Ia mencari-cari celah untuk dapat merampas tombaknya.
Brak!
Lautaro menendangnya hingga terpental merobohkan dua pohon. Dybala yang tersungkur langsung saja mengeluarkan kuasanya dengan dadanya yang seperti terbakar oleh api amarah.
"Makan ini!"
Kuasa Listrik: Setrum!
Kilatan-kilatan yang dihasilkan oleh Dybala dari teknik yang sama lebih besar dibandingkan saat melawan venenoso. Lautaro menangkisnya dengan memutar-mutarkan tombaknya dengan sangat cepat.
Tubuh tombak terbuat dari kayu sehingga listrik tidak dapat mengalir. Kuasa listrik itu dengan mudah dibelokkan olehnya.
"Silahkan kalau anda ingin menelan mata tombakku," balas Lautaro.
"Tidak terima kasih Kakak, setelah mengalahkanmu aku akan makan besar di kastil. Rayap-rayap pun enggan untuk menyantap kayu murahan seperti itu," balas Dybala tersenyum sepat menunjukan kepercayaan dirinya.
"Kasihan anak yang lapar dan malang, selapar dan sehina itukah dirimu sampai-sampai mencampuri urusan orang lain?" tanya Lautaro.
Kuasa Listrik: Batu Beruntung!
Dybala menjawab cemoohan itu dengan lemparan-lemparan batu yang telah disetrum, sebuah teknik yang ia ciptakan sendiri ketika bermain di kampung halamannya semasa kecil.
Efek dari serangan tersebut seperti menggabungkan dua elemen kuasa yaitu listrik dan tanah.
Zap!
Lautaro tidak dapat menangkis serangan itu dengan sempurna menggunakan tombaknya. Beberapa batu setrum berhasil mengenainya, meskipun serangan itu cukup efektif tetapi Dybala tidak menampakkan raut wajah yang tenang seperti sebelumnya. Ekspresinya menjadi tegang karena pikiran Lautaro sudah kembali pulih.
Giratoria!
Ting!
Dybala membuka serangan dengan melompat tinggi sambil berputar kemudian mendaratkan kedua pedangnya terlebih dahulu sebelum kakinya menyentuh tanah. Teknik berpedang miliknya dapat ditahan oleh Lautaro.
Srat!
Ting!
Tusukan tombak Lautaro membuat kulit bahu atas Dybala terkelupas. Pemuda itu membalas dengan merobek kulit tangannya. Kedua petarung itu terus mengayunkan senjata dari jarak dekat, mencari celah untuk menembus organ vital.
Beberapa kali Dybala berhasil melukai Lautaro akan tetapi luka yang didapat olehnya lebih dalam.
Pemuda itu menyadari bahwa staminanya mendekati batasnya. Sekilas ia teringat masa lalunya ketika berperang di usia 10 tahun untuk suatu Duchy yang berada di bawah Kekaisaran dalam konflik daerah sesama bawahan.
Ketika pertempuran telah usai, salah satu Kapten Ksatria membayarnya dengan memberi dua roti yang agak berjamur kepadanya. Salah satu teman baiknya yang mengikuti dari kampung halaman merasa tidak terima.
Dia memprotes kebijakan itu, Kapten itu mengangguk. Tidak lama ia mendapat hantaman dari gadanya sampai kepalanya remuk. Dybala terperanjat melihat temannya itu berlumuran darah.
Kelemahan hanya akan mendatangkan penderitaan. Tanpa kekuatan, seseorang tidak akan bisa melindungi orang yang mereka sayangi. Pengalaman pilu itu mengajarkan bahwa uang adalah sumber kekuatan. Harta yang berhasil dikumpulkan adalah tempat bermuaranya kebahagiaan.
"Aku tidak akan rela membiarkan orang yang kusayangi hidup melarat!" Dybala menyambarnya dengan serangan listrik.
Push!
"Haha motivasi yang bagus, kau mulai dewasa tapi sampai di sini saja. Namamu bahkan tak pantas aku ingat," Lautaro bersiap mengeluarkan teknik baranya.
"Kurang ajar! namaku adalah Cambiaso Dybala! 14 tahun. Jangan jumawa dulu!" ucap Dybala tanpa keraguan segera menerjang Lautaro dengan tendangan dari kedua kakinya.
Salah satu telapak tangan Lautaro mengeluarkan kobaran api, Dybala memperkuat seluruh tubuhnya agar dapat menahan serangan itu. Pepohonan di sekelilingnya terbakar.
"Kuatnya ...," gumam Dybala saat pertahanannya dapat ditembus dengan kobaran api yang semakin membara.
Teknik Bara: Lasadair
Lautaro mengucapkan nama teknik itu, Dybala yang seperti tersungkur ke tanah mengambil peluang berbahaya untuk menyerangnya.
Pemuda itu menonaktifkan pertahanan kemudian dengan sleding untuk meminimalkan kontak dengan kobaran api, mendaratkan sebuah tendangan telak ke ulu hati Lautaro.
Huak!
Siapapun akan meringis kesakitan apabila mendapat serangan tepat ke bagian ulu hati. Dybala meloncat jauh ke belakang dengan kekuatan dari kuasa listriknya setelah mendaratkan serangannya.
"Hahaha ... ekspresimu sangat bagus tadi. Paman pasti akan selalu mengingat namaku," ucap Dybala. Hampir separuh wajahnya telah terbakar oleh api.
Salah satu alasan Dybala untuk menyerang dengan resiko tinggi adalah karena pertahanannya tidak mampu untuk menahan serangan dahsyatnya bahkan dengan auranya yang penuh sekalipun.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin pengakuan dariku? aku sebenarnya tidak suka membunuh anak kecil," balas Lautaro sambil memegang perutnya yang masih terasa sakit.
Melihat Lorenzo yang dihabisinya tadi, Dybala tahu bahwa Lautaro bukan lawan yang dapat tertipu dengan mudah oleh kelicikannya. Dari tangan lawannya muncul percikan bara dalam jumlah besar, dia akan kembali melampiaskan teknik baranya.
Graum!
Enam ekor monster buas pemakan daging mengamuk menyerang apa saja yang terlihat di hadapannya. Tampak jelas dari jejak-jejak kehancuran yang ditimbulkannya dari pepohonan yang tumbang.
Monster yang diberi nama 'El Armadillo' ini memiliki ukuran sepanjang 15 meter dan setiap bagian atas tubuhnya kecuali bagian muka serta rongga-rongga zirahnya mempunyai lapisan besi.
Sang Pemangsa puncak Hutan Villar Perosa tidak memiliki gigi sehingga biasanya mangsa akan dibuat remuk dengan menggelinding seperti bola atau mencabik-cabik mangsanya sampai terpotong seperti dadu.
Kebakaran hebat yang disebabkan oleh pertarungan Lautaro melawan Lorenzo dan Sofia tadi telah membangunkan monster dari hibernasi di awal musim gugur. Mereka sangat sensitif terhadap perubahan temperatur di sekelilingnya.
Ting!
Baik Dybala maupun Lautaro masih tetap mengayunkan senjata masing-masing tanpa mempedulikan monster-monster mengamuk yang akan segera menyerang mereka.
Keduanya terus bertarung sehingga salah satu armadillo menggelinding kencang memaksa pertarungan terhenti.
–>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Teteh Lia
ngeri2 sedep ini baca na.
2025-03-08
1
Taurus girls
mawar untkmu thor
2025-02-27
1
Taurus girls
hiiiii
2025-02-27
1