Bab 9 - Pelarian

Situasi berubah menjadi mencekam ketika Paez baru sampai di tengah keributan. Seluruh ruangan termasuk lapisan tanah bagian atas dan bawah telah tertutupi oleh aura yang tebal.

"Jangan biarkan mereka lolos!" teriaknya.

Penjaga lain bersiap menertibkan keadaan. Saat ini hanya Dybala, Joao dan Arroyo yang dapat bergerak dengan bebas.

"Cepatlah anak kecil!" teriak Coentrao tidak sabar.

"Harusnya dibuka dengan pengguna aura tanah, bukan petir sialan kau Joao. Ayo tukar posisi," balas Dybala tidak terima.

"Hey anak bawang yang memiliki aura kecil sepertimu harusnya tahu diri. Aku yang akan menahan mereka. Lakukan saja tugasmu," sahut Joao.

Teknik Gajah: Golem!

Setelah mengeluarkan teknik kuasa tingkat tiganya dengan menghantamkan kakinya ke tanah, aura dalam jumlah besar berkumpul. Menarik bebatuan di sekitarnya untuk membentuk 5 golem.

"Maju kalian kehendak dariku!" balas Joao.

Para Golem itu membentuk tangannya menjadi batu yang tajam seperti tombak. Beberapa membuat cakar dan perisai. Para penjaga dibuat gentar akan kehadiran golem-golem ganas yang semakin mendekat.

"Serang! bunuh mereka semua," sahut penjaga yang baru berdatangan.

Sadar keempatnya dikepung oleh penjaga dari semua sisi, Joao membentuk 10 golem lainnya.

"Baru tangan yang lepas, ulala kasihannya nak Dybala." ucap Joao.

"Siapa kau sebenarnya," tanya Coentrao dengan keringat dingin.

"Gaya bertarungku lebih sesuai melawan orang banyak dibandingkan 1 lawan 1. Aku boleh saja membuat 300 golem," balasnya menjawab lain dari pertanyaannya.

Tuk!

Setelah menghantam belenggu di kaki Coentrao dengan pukulan aura, rantai yang mengikat itu telah terlepas. Dybala hendak menyerang penjaga itu, tetapi dia dihentikan Joao. Coentrao dan Arroyo segera berlari untuk membebaskan belenggu pada tahanan berikutnya.

"Kau mungkin pernah ikut berperang, tetapi masih menyusu kepada ibu dalam hal memimpin."

Woosh!

Teknik Angin: Hempas!

Joao menggunakan kuasa anginnya untuk menghempas sebuah bola api yang mengarah pada mereka berdua. Dybala terbelalak, sebenarnya kekuatan apa yang masih disembunyikannya.

"Astaga sejak kemarin hanya ucapan kotor saja," ujar Dybala.

"Heh siapa yang peduli kau tersinggung, kau bukan raja dasar sialan jadi perhatikan baik-baik. Pemandangan di depanmu, dari belakang melihat mereka bertarung kau akan mengerti langkah apa yang harus diambil. Sekarang bantu para golemku!"

"Dimengerti," balas Dybala. Pemuda itu menyelinap di antara para Golem yang masih tersisa. Paez yang menyadari kalau ada seseorang di balik beberapa golem yang mempersiapkan serangan andalannya.

Teknik Halilintar: Riuh Gemuruh!

Segera serangan petir yang dahsyat menyambar merusak 3 golem. Paez mendecakan lidah, kelemahan listrik adalah tanah. Setidaknya dia sudah dapat menyetrum musuhnya itu.

"Hehe hanya seperti ini kemampuan pengguna aura 3. Tidak terlalu ...."

Paez terdiam ketika merasakan sensasi menyakitkan di dadanya. Perlahan dia mendapati bahwa musuh telah menusuknya dari belakang. Dia segera meraih High Ale yang berada dalam sakunya.

Kuasa Listrik: Setrum!

"Paez!" teriak salah seorang penjaga saat melihat saudara kandungnya disetrum. Dia tidak sadar punggungnya berlumuran darah karena cakar dari golem.

"Beraninya pengguna aura lemah sepe--," balas penjaga di sampingnya.

Srat!

Dybala dengan kedua pedangnya menghabisi kedua penjaga, dia kemudian bertarung dengan 3 penjaga lain. Tangan Paez yang gemetar berusaha untuk meraih High Ale yang berada di dekatnya.

"Ampuni aku, biarkan ... argh! minum. Istri melahirkan anak," ujar Paez meminta Dybala yang berdiri di hadapannya untuk memberikannya High Ale yang dia pegang.

"Benda ini sekarang punyaku," jawab Dybala bersiap menghabisi Paez. Penjaga itu memiliki istri yang akan melahirkan tidak lama lagi.

Srat!

"Itu Paez! kita akan habisi anak itu."

Eskrima!

Serangan dari pedang Dybala membentuk tebasan yang bergerak secara lincah hampir seperti sebuah gerakan cambuk. Aura dalam pedangnya meledak kecil seperti kembang api setiap kali melayangkan tebasan.

Eskrima adalah teknik pedang yang paling menguras aura pengguna, hasil kerusakan yang dihasilkannya tidak seberapa kalau dibandingkan dengan teknik lain dalam seni yang dipelajari oleh Dybala.

Ting!

Dybala kewalahan menghadapi tujuh orang yang maju menghunuskan pedang ke arahnya. Dia hendak meloncat untuk melakukan giratoria, tetapi langkah serangannya itu digagalkan oleh dua penjaga yang menendangnya bersamaan.

Brak!

"Guh!" Dybala meludah darah. Pemuda itu tanpa merasa ragu kembali maju menantang mereka.

Teknik Gempa: Tanah Tajam!

Tanah-tanah yang tinggi dan tajam secara terarah mengarah pada penjaga. Dari bawah, duri-duri raksasa itu telah merobek beberapa tubuh dari para penjaga yang hendak menyerang Dybala.

"Kau sepertinya perlu bantuan, pelajaran pertama. Jangan lupakan sekutumu, boleh licik tapi pakai otak." balas Joao.

"Baik Paman, kau selesaikan. Aku akan membantu Pak Arroyo dan Coentrao. Kita akan berpesta di Lamh Laidir uuuooohhh," balas Dybala.

"Kau saja tidak tahu tempatnya di mana."

"Hey apa yang kalian lakukan di sini, sejak tadi aku perhatikan tindak-tanduk yang aneh." tanya seorang penjaga, dia menghampiri Iaquinta dan Stefano yang sedang menambang di ujung terowongan baru.

"Ini bagian kami, tadi menambang di sana diperintah ke sini. Ya sudah kami ke sini. Kalau seandainya diperintahkan menambang di kamar kami pun, kami akan lakukan." penjaga itu meninggalkan mereka setelah mendengar jawaban Stefano.

"Kau yakin dia tidak kembali? penjaga di penjara ini sangat berbeda dari tempat sama lain," balas Iaquinta.

"Tergantung dari rencanamu berhasil atau tidak."

Tung!

Setelah menghantamkan kapak tambang berulang kali. Kedua tahanan itu menghentikan aksinya dan kembali menambang bersama tahanan-tahanan lainnya.

"Kalian berdua pergi ke mana tadi?" ucap seorang tahanan.

"Menemani Pak Stefano tidur siang, maklum dia seperti kakekku."

"Hey bapak bukan kakek ya, 30 tahun perbedaan."

"Kami kerja sampai lelah kalian dengan santainya tidur ...."

Tatapan Stefano dan Iaquinta beralih pada penjaga yang tadi menanyai mereka. Ekspresi wajahnya dapat dengan mudah dibaca. Keduanya sudah tahu bahwa dia telah dibohongi.

Crak!

Awalnya retakan kecil, semakin lama retakan itu semakin besar. Air dengan derasnya mengalir dari lubang-lubang di dinding itu hingga membuat sebuah lubang yang sangat besar. Dari sana, muncul sebuah bayangan gelap berukuran besar.

"Kalian berdua! bersiaplah menerima hukuman." penjaga itu menghunuskan pedangnya.

"Bukannya ini terlalu berlebihan. Kenapa ti--"

Srat!

"Apa ada yang masih ingin membela mereka!"

Para tahanan yang masih menambang histeris. Dia tidak segan untuk menghabisi mereka. Tanpa disadarinya, air mulai menggenang. Stefano dan Iaquinta berjalan cepat ke atas. Genangan kecil itu disusul oleh aliran yang lebih deras.

Buk!

"Tolong!" serempak jawab mereka berdua.

"Keduanya itu adalah penyebabnya! bunuh sa--," teriak penjaga yang sedang berenang ke tepian untuk mengejarnya.

Tiba-tiba penjaga itu masuk ke dalam air, tahanan lain juga dipaksa ke dalamnya. Seorang penjaga yang berteriak histeris tidak menyadari kalau dia telah didorong oleh Stefano dan Iaquinta. Mereka yang tidak sempat naik ke tepian yang lebih tinggi. Semuanya mati mengenaskan dalam genangan air.

–>

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!