Salah pilih mantu

Bram sudah resmi mengundur kan diri dari pekerjaan tetap nya, Sesuai dengan permintaan nya Ratna sang istri. Hari ini pula mereka menjemput Bu Rita yang sudah di perboleh kan pulang dari puskesmas.

Orang tua ini merutuk sepanjang jalan karena selama di rawat, Bram sama sekali tidak menjeguk diri nya. Ratna bernyanyi santai karena malas mendengar kan ceramah sanga mertua.

"Ratna kan juga sudah kesana, Bu." Ucap Bram sambil membawa kan tas Ibu nya masuk.

"Dia datang cuma sekali, Dan kamu tidak pernah menampak kan batang hidung! Kamu dulu saat bersama Nilam, Tidak begini Bram." Bentak Bu Rita.

"Ngapain Ibu sebut nama dia?!" Ratna mendorong bahu mertua nya.

Walau melihat Ibu nya di kasari oleh sang istri, Bram sama sekali tidak peduli. Ia malah melongo karena mendadak ingat dengan sang istri yang telah meninggal.

"Bukan kah aku kemarin tidak datang saat Nilam meninggal?" Bram bertanya lirih.

Tersimpan kepedihan dalam suara nya, Ratna semakin kesal karena kini sang suami jadi ingat madu nya. Bu Rita yang masih tidak percaya dengan kelakuan kasar nya Ratna.

Mereka bergulat dengan pikiran masing masing, Bu Rita yang merasa sangat kesal karena Ratna sama sekali tidak memberi perhatian kepada nya. Sedang kan Ratna kesal karena mertua nya malah mengungkit masalah Nilam.

Apa lagi setelah melihat Bram yang mendadak menetes kan air mata, Pria ini menangis tanpa suara hanya karena mendengar nama wanita yang pernah di cintai sepenuh hati.

"Aku berdosa kepada Nilam, Maaf kan aku Nilam." Bram terduduk pilu.

"Mas...Nilam itu selingkuh dari kamu, Jadi wajar kalau kamu marah dan tidak datang saat dia meninggal! Lagi pula dia meninggal karena azab Allah." Ratna menangkup pipi suami nya.

"Ooh iya, Kamu benar." Angguk Bram kembali percaya dengan ucapan Ratna.

Kini Bu Rita lah yang melongo melihat anak nya sangat patuh dengan ucapan Ratna, Hati nya berdetak tidak karuan karena merasa sangat cemas dan ketakutan.

"Bram! Jangan meracuni pikiran nya anak ku terlalu dalam, Ratna." Pekik Bu Rita.

"Apa? Aku hanya memberi nya wejangan saja" Jawab Ratna santai.

"Ibu kenapa malah memarahi, Ratna? Jangan begitu lagi kepada nya bu." Cegah Bram.

Bram pergi menuju kamar mandi untuk cuci muka, Ratna berjalan dengan sombong nya seolah mengejek Bu Rita yang sekarang sama sekali tidak bisa memegang kendali pada Bram.

"Aku bukan Nilam yang semua nya patuh kepada mu, Bu. Kau tidak bisa memperlakukan ku demikian." Ujar Ratna.

"Cukup hanya dengan pelet saja kau membuat Bram mencintai mu, Ratna! Jangan berikan barang kotor lain nya." Bentak Bu Rita.

"Tanpa aku berikan pun, Anak mu mau menjilat nya sendiri." Sahut Ratna frontal.

Bu Rita memegang dada nya karena sangat kaget dengan ucapan sang menantu, Kini sudah seratus persen bahwa diri nya memang salah pilih menantu.

Sudah mendapat kan menantu cantik dan penurut serta sayang kepada nya, Bu Rita malah memilih masuk kedalam kandang ular cobra. Kini ia akan menikmati buah yang ia tanam sendiri.

Sementara itu, Bram. Saat melewati kamar nya yang dulu ia huni bersama Nilam, Ia mendengar suara wanita yang sedang menangis. Bercampur dengan suara bayi yang menangis pula.

Bram perlahan mendorong pintu yang sama sekali tidak terkunci itu, Berdegup jantung nya karena di sudut kamar. Ada wanita yang sedang berdiri membelakangi nya.

"Siapa kau?" Tegur Bram.

Namun wanita itu sama sekali tidak mengindah kan nya, Malah isak tangis yang semakin keras. Langkah Bram semakin mendekat karena penasaran siapa sosok ini.

"Tega kamu padaku dan anak kita, Mas...Dia menangis karena rindu padamu, Kamu sama sekali tidak pernah menjenguk nya." Isak wanita baju putih.

"Siapa yang kamu maksud kan?" Tanya Bram lagi.

"Aku menunggu mu setiap detik, Mas. Berharap kamu datang walau hanya sebentar saja, Kamu bilang bahwa kamu akan menjemput ku." Nilam berbalik menatap Bram.

Bram kaku di tempat karena wajah cantik istri nya perlahan meleleh hancur, Bayi yang menangis juga sama sekali tidak punya daging. Hanya berupa tengkorak saja, Perut Nilam memburai keluar.

"Hoeeek!"

Melihat perut yang meledak dan usus nya bergelantungan, Bram tak kuat melihat nya dan muntah seketika.

"Ihihihihiiiii...Aku menunggu kematian mu, Mas." Nilam terbang kesana kemari.

Bram memegang leher nya karena terasa sesak akibat di cekik Nilam, Mendadak saja ingatan nya kembali saat dia mengantar kan Nilam pulang kerumah Mak Lela.

Saat di perjalanan kesana, Bram berjanji akan menjemput nya setelah kelahiran anak yang berada dalam kandungan Nilam. Ia akan menjalani test DNA agar tidak ada rasa keraguan lagi.

Braaaak, Gdebuuk.

Tubuh Bram yang besar itu melanting keluar dan menimbul kan suara yang membuat ngilu, Ratna dan Bu Rita kaget bukan kepala melihat Bram yang megap megap kesakitan.

"Nilam...Apa yang sudah ku lakukan pada Nilam, Bu?" Bram memegang tangan Ibu nya.

"Nilam! Kenapa kamu membicara kan dia, Nak?" Bu Rita kaget.

"Mas Bram, Ini aku istri mu." Ratna menatap mata Bram.

Bram yang semula menangis terisak isak karena teringat akan Nilam, Kini perlahan mulai tenang dan memeluk Ratna kencang. Menumpah kan rasa kesedihan nya.

"Kamu masuk mobil dulu ya, Kita pulang sekarang." Ajak Ratna lembut.

"Kenapa kalian pulang? Ibu tidak mau sendirian." Kaget Bu Rita karena takut dengan kuntilanak Nilam.

"Ibu tidak lihat keadaan nya, Mas Bram? Ini gara gara Ibu." Bentak Ratna sangat marah.

Bram masuk kedalam mobil agar bisa menenang kan diri, Sedang kan Ratna mengambil foto pernikahan Bram dan Nilam. Membanting nya di belakang rumah dan menginjak injak dengan perasaan yang sangat marah.

"Kau bajingan! Sudah mati pun masih saja mengusik hidup ku, Mas Bram akan selama nya jadi milik ku." Teriak Ratna membakar foto tersebut.

Setelah itu ia segera bergegas meninggal kan rumah mertua nya, Mobil mereka tanjap gas meninggal kan rumah yang memang sangat banyak kenangan dari Nilam.

"Apa aku salah memilih Ratna?" Gumam Bu Rita termenung sendirian.

Tentu saja rasa sesal mulai bergelayut di hati nya karena sudah membenci Nilam hanya karena masa lalu diri nya, Kini ia malah dapat menantu yang sangat pintar mencuci otak anak nya.

Bram pasti tidak akan pernah mengunjungi nya lagi karena di larang oleh, Ratna. Mbok Ipah yang melihat nya hanya bisa mengelu dada karena meratapi kebodohan sang majikan.

Ini memang seratus persen salah nya Bu Rita, Nilam juga sudah tidak ada lagi. Hati Mbok Ipah sangat sakit jika mengingat Nilam yang selalu menangis karena kecapean selalu di suruh bekerja oleh Bu Rita.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

,next

2024-04-02

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Ben sokor kuwi seng jarene menantu pilihanmu seng katane paling sempurna😏😏

2024-03-12

1

🥰

🥰

Gimana bu Rit, nyesel ga? nyesel ga? nyesel lah masa nggak😅 emang enak😝

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!