Bab.15

Para warga mulai bingung karena hadir nya sosok kuntilanak yang mulai meneror mereka, Terutama bagi wanita hamil dan juga yang baru melahir kan. Di tambah Bu Kiki yang setiap malam naik ketas genteng rumah dan merusak nya.

Romo sudah berusaha untuk menangkap sang istri agar tidak merusak ketenangan warga, Namun usaha nya selalu saja gagal dan Bu Kiki kembali hilang entah kemana rimba nya.

Para peronda yang biasa nya keliling pun mulai takut, Karena tidak ada yang menjaga kampung lagi. Malam kemarin rumah nya Pak Kades kemasukan maling. Mereka akhir nya mulai berembuk bagai mana jika berjaga kembali demi keamanan kampung.

"Lagi pula kan itu hanya desas desus yang belum jelas, Maling lebih menakut kan dari pada kuntilanak." Ujar Pak Kades yang frustasi akibat harta nya ludes.

"Memang kita tidak bisa kalau terus takut, Para maling akan meraja lela." Cetus Kang Wandi.

"Mulai sekarang, Kita akan ronda lagi." Usul Joko.

Setelah memutus kan mau ronda lagi, Akhir nya malam ini mereka berjumbelah lima orang dengan hansip yang akan keliling kampung.

"Dingin banget cuaca malam ini, Andai saja aku punya istri." Makmur berhayal sendiri.

Sebagai bujang tua, Ia pun ingin merasakan punya istri dan bermanja kepada pujaan hati. Namun tidak ada gadis yang mau kepada nya, Pernah akan melamar Risa. Namun gadis itu menolak dengan alasan masih ingin sendiri.

"Jamu Mas..Monggo tuku jamu ne." Seorang penjual jamu datang menghampiri nya.

"Loh kok jualan sampai malam, Mbak Ayu." Tegur Makmur terpana melihat gunung kembar yang menyembul keluar.

"Iya, Saya pulang kan jalan kaki. Jadi kemalaman begini." Sahut Mbak jamu.

"Ayo duduk sini, Tak bantu turunin keranjang nya." Makmur sigap menurun kan keranjang jamu yang lumayan berat.

Gadis cantik dengan dua lesung pipi ini tersenyum senang, Makmur segera duduk di samping nya dengan jantung berdegup kencang. Tidak pernah bisa dekat dan duduk berdua dengan gadis cantik.

"Mas kok sendirian aja? Kemana teman nya." Mbak jamu membuka percakapan.

"Saya memang selalu sendiri, Di rumah pun saya bobok sendiri." Makmur malah curhat.

"Lah kok sendirian, Dingin dong burung perkutut nya." Mbak jamu berkata sambil tersenyum genit.

Makmur menelan ludah nya karena sangat ngiler ingin menyentuh bukit yang sangat menantang itu, Dan sebenar nya wajah ini sangat tidak asing bagi nya.

"Mau sampean, Mas?" Mbak jamu malah menawari Makmur.

"Boleh tah?"

Melihat anggukan Mbak jamu tersebut, Tangan Makmur cepat membuka kancing kebaya yang sangat sesak itu. Isi nya penuh dan terlihat padat, Lidah Makmur terjulur keluar seperti anjing yang melihat tulang enak.

"Waaah besar nya." Makmur memegang dua dua nya dengan gemas.

"Bagus kan punya ku, Mas?" Mbak jamu menggoyang kan nya.

Makmur semakin mabuk kepayang dan tidak kuat untuk menahan nya, Mulut pria ini maju dan menyedot nya dengan lahap. Baru beberapa detik mengenyam benda kenyal itu, Tiba tiba saja payudar* Mbak jamu berubah menjadi moncong babi.

Yang di sedot Makmur adalah tepat ujung moncong nya, Bau bangkai yang sangat busuk membuat pria ini muntah muntah tak karuan. Apa lagi perlahan Mbak jamu berubah wujud dengan bentuk yang amat mengerikan.

"Ihihihihi....

"Dasar pria jalang! Semua pria memang sangat kurang ajar." Kuntilanak berseru marah.

Perut nya yang membusung besar perlahan terbuka lebar dan kuntilanak ini mengambil bayi nya dari dalam, Hingga perut itu bolong hingga kepunggung.

"Kun..tilanak."

Makmur merosot jatuh karena tidak bisa berlari sangking lemas nya kaki, Kuntilanak Nilam terbang setinggi dua meter di hadapan nya dengan rambut yang awut awutan.

Bayi yang berada dalam gendongan nya merosot turun dengan tali pusar yang masih bergelayut, Makmur sudah seperti akan mati sangking takut nya. Apa lagi anak nya Nilam memanjat tubuh nya dan menampak kan gigi taring yang mencuat tajam.

Craak.

"Aarrkkhhh!"

Usai menggigit Makmur, Bayi itu kembali pada Ibu nya dan menghilang dalam gelap nya malam. Makmur pingsan karena gigitan itu cukup menyakit kan bagi nya.

...****************...

"Makmur kemana? Kok hilang begitu saja." Heran Maulana.

"Biasa lah, paling dia sedang mengeluar kan iler nya burung perkutut." Gurau Arsa.

Mereka tertawa karena Makmur memang sering begitu, Bujang lapuk itu sedikit tidak percaya diri karena tubuh nya yang gemuk dan selalu di tolak oleh para gadis.

"Lagian dia tuh selera nya tinggi sekali, Melamar kok langsung Risa." Ujar Maulana.

"Mendingan lah Risa, Sempat Tisa yang di lamar. Apa ndak langsung di smack down tu si Makmur." Cetus Arsa.

Tisa memang di kenal sangat galak jika pada orang yang tidak di sukai nya, Padahal banyak pemuda yang naksir. Paras nya yang cantik membuat mata lelaki nyaman jika memandang nya.

"Anak nya Mak Lela tuh cantik semua, Apa lagi Mbak Nilam." Puji Arsa.

"Iya, Malah Mas Bram kok punya istri kedua yang burik begitu." Cemoh Maulana.

"Mungkin saja di pelet, Kan keluarga nya Mbak Ratna terkenal bisa begitu." Bisik Arsa.

Tiba tiba saja adik nya Arsa yang bernama Azka datang mendekat, Ia mempunyai berita penting yang membuat lain nya penasaran.

"Aku pernah melihat Bu Kiki makan bebek mentah di belakang rumah nya." Bisik Azka.

"Masa sih? Kau kenapa bisa sampai sana." Heran Arsa pada adik nya yang baru berusia enam belas tahun ini.

"Waktu itu aku cari mangga, Kan banyak di daerah sana mangga yang tidak di ambili orang." Sahut Azka enteng.

"Ndak di ambil orang itu, Ya karena mereka takut sama mereka. Bodoh!" Maulana menggeplak kepala Azka dengan peci nya.

Azka nyengir saja karena ia memang berburu mangga, Dan mangga di belakang rumah nya Romo sangat banyak. Tidak ada bocah yang berani mengambil nya, Mungkin saja memang takut pada mereka.

"Terus cerita nya gimana?" Arsa masih penasaran.

"Nah, Pas aku lagi ngumpulin mangga. Tak sengaja aku lihat dia makan bebek mentah yang baru di tangkap, Dia makan dengan lahap nya." Azka bercerita sambil menahan jijik.

"Kata nya kan, Bu Kiki ndak bisa bangun lagi ya! Kok bisa dia berjalan kebelakang dan sekarang juga bisa melari kan diri." Heran Maulana.

"Kata Bapak ku, Bu Kiki itu banyak susuk dan ilmu nya." Ujar Arsa.

Mereka terdiam sambil membayang kan keluarga yang sangat kaya itu, Keluarga Ratna yang terkenal bisa mengobati orang. Dan juga bisa menyakiti orang.

Ibu mereka yang sudah lama sakit dengan penyakit misterius, Tidak pernah di bawa kerumah sakit untuk di periksa walau sekali pun.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

Nilam....,, lagi iseng yaa,, tp kerjainnya jgn yg terlalu kejam yaaa,, fokus pada misi balas dendam dgn target yg sudah pasti.

2024-02-17

2

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

lanjut

2024-04-29

0

A B U

A B U

next,

2024-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!