Bab.14

Bayangan itu semakin jelas dan semakin mendekati nya, Bu Rita membaca kalimat suci Allah agar setan yang akan mengganggu nya ini menghilang. Namun karena tidak khusuk dan ada bagian yang tertinggal, Kuntilanak itu semakin jelas menampak kan diri.

Nilam menampak kan diri dengan wajah yang sangat cantik berseri seri, Tidak seperti saat menampak kan diri pada Inem tadi yang sangat menyeram kan. Bahkan Nilam juga berjalan seperti orang biasa pada umum nya.

"Kenapa Ibu juga membunuh ku, Tidak cukup kah hanya dengan memfitnah ku saja?" Nilam bertanya pedih.

"Pergi...Jangan ganggu aku setan." Pekik Bu Rita.

"Rasa nya sakit Bu, Kenapa Ibu sangat tidak punya hati sehingga sampai tega membunuh cucu mu sendiri." Isak Nilam.

Bu Rita menutup telinga nya karena sungguh tidak kuat melihat isak nya Nilam, Bukan karena iba. Namun karena takut akan sosok kuntilanak tersebut.

"Pegang lah perut ku, Bu."

Nilam merampas tangan Bu Rita dan meletak kan pada perut nya yang membuncit besar, Bu Rita semakin histeris karena tangan nya tenggelam dalam perut kuntilanak ini.

Bahkan tangan nya menembus punggung, Darah bercucuran sangat deras membasahi lantai puskesmas. Ketika tangan itu di tarik keluar, Sudah ada bayi mungil menggeliat dan menunjuk kan taring yang sangat panjang mencuat.

"Aarrkhhh!"

"Ini cucu mu, Bu. Kau yang membunuh nya sendiri." Lirih Nilam.

Wajah yang semula cantik mempesona itu akhir nya berubah sangat menakut kan, Lidah Nilam keluar menjulur panjang dengan darah yang menetes.

"Uhuhuhu...Siapa pun tolong aku." Bu Rita menangis ketakutan.

"Siapa yang akan menolong mu? Apa kah menantu yang sangat kau bangga kan itu." Nilam tergelak dengan suara yang nyaring.

Leher Bu Rita di belit dengan lidah nya kuntilanak, Rasa nya sangat sesak dan menyakit kan. Bahkan Bu Rita sudah tidak bisa bernafas sangking kuat nya cekikan itu.

Tubuh wanita tua ini terangkat tinggi hingga mencapai langit langit puskesmas, Nilam tertawa sangat puas. Dalam hitungan detik ia membanting tubuh mertua nya kelantai.

Gdebuuk.

Suara yang sangat membuat ngilu bagi yang mendengar, Bu Rita mengeluar kan darah dari mulut nya karena menderita luka dalam dan tulang iga nya ada patah.

"Ihihihihi...Rasa sakit ku seratus kali lipat dari itu Ritaaa..Kau akan terus merasakan siksaan dari ku." Ancam Nilam dan kemudian menghilang terbawa hembusan angin.

Perawat yang mendengar suara berisik langsung bergegas untuk memeriksa keadaan pasien, Betapa kaget nya mereka ketika melihat Bu Rita yang megap megap di lantai menahan rasa sakit yang sangat luar biasa.

"Bagai mana bisa jatuh begini?" Heran Perawat karena merasa aneh dengan jatuh nya Bu Rita.

"Ada...Kuntilanak yang menyerang ku." Jawab Bu Rita tersendat sendat.

"Kuntilanak?!"

Para perawat saling pandang karena berita tentang kuntilanak memang sangat santer, Ada sebagian yang tidak percaya dan menganggap itu tahayul saja.

Mereka segara mengobati luka yang di alami oleh Bu Rita, Ruangan ini pun jadi ramai karena mereka sambil bergosip tentang hadir nya kuntilanak yang mengganggu.

"Mita!! Coba lihat pasien ini." Pekik Anjar karena baru melihat keadaan nya Inem.

"Ya Allah! Kok banyak sekali darah nya." Mita pun tak kalah kaget.

Tadi ia yang mengobati luka nya Inem dan tidak separah ini, Namun sekarang malah sampai leher dan darah nya sangat banyak. Mencapai payudar* nya.

"Apa mungkin kalau kuntilanak memang datang dan dia sungguh ada?" Mita bertanya gamang.

"Kenapa malah mikirin itu? Ayo obati mereka, Nanti kita malah kena protes." Seru Anjar.

"Aku cuma meras aneh aja, Tadi tuh ndak separah ini." Heran Mita.

Anjar tidak ambil pusing lagi dan mengobati Inem, Sedang kan Mita menangani Bu Rita yang cukup parah luka nya. Walau sebenar nya hati mereka terus bertanya tanya tentang apa yang sebenar nya sudah terjadi.

Apa mungkin memang kuntilanak datang menghajar mereka berdua, Berbagai macam tanda tanya timbul dalam pikiran mereka masing masing.

...****************...

Bram yang akan berangkat untuk menjenguk Ibu nya menjadi urung, Karena Ratna mencegah dengan alasan bahwa sudah ada perawat yang menjaga.

Tentu nya pria ini tidak berani membantah ucapan sang tuan putri, Karena ucapan Ratna adalah sebuah perintah. Jika melarang, Maka Bram akan dengan patuh menuruti nya.

"Kamu di rumah saja Mas, Aku ndak suka kalau nanti perawat ada yang melirik kamu." Rajuk Ratna.

Ucapan begitu saja sudah membuat Bram besar kepala dan merasa di cintai penuh dengan Ratna, Begitu ampuh guna guna yang telah Ratna berikan kepada nya.

"Aku yang akan datang untuk menjenguk, Ibu." Ujar Ratna.

"Oke kalau gitu, Kamu hati hati ya." Bram mencium pipi sang istri.

Ratna tersenyum dan segera bersiap mengeluar kan motor untuk menuju puskesmas, Ia pun segera berangkat tanpa membawa sarapan atau pun kebutuhan lain sang mertua.

Namun ini lah menantu pilihan Bu Rita sendiri, Sudah di kasih menantu sebaik Nilam. Malah memilih kekandang harimau yang akan memakan seluruh hidup nya.

Tiba lah Ratna di kamar inap sang mertua, Dengan gaya nya yang sangat congkak karena merasa menjadi anak orang paling kaya. Ratna seolah jijik dengan keadaan sekitar yang memang berbau obat obatan menusuk hidung.

"Syukur lah kamu datang, Ada yang ingin Ibu katakan sama kamu." Bu Rita menyambut kedatangan menantu nya.

"Aku datang tidak lama, Bu. Malas lah bau banget sama obat." Ratna berdecih.

"Ratna! Nilam sungguh jadi kuntilanak." Cetus Bu Rita.

"Terus?"

Ratna menjawab cuek dan seolah tidak peduli sama sekali, Tidak ada tanda takut bila Nilam sampai mendatangi nya.

"Dia membalas dendam, Ratna. Lihat lah keadaan Ibu, Ini semua ulah dia." Bu Rita mulai kesal dengan tingkah Ratna.

Baru beberapa hari jadi menantu sudah kurang ajar, Tidak ada rasa sopan santun sedikit pun kepada mertua nya. Sangat beda jauh sebelum jadi menantu nya, Ratna sangat baik ketika masih berusaha mengambil hati Bu Rita.

Sedang kan Ibu kandung nya saja tidak ia perduli kan, Apa lagi cuma sebatas mertua yang kini malah menyusah kan diri nya.

"Ibu nikmati saja di sini, Ndak usah banyak tingkah meminta mas Bram datang! Aku ndak mau ya kalau sampai dia datang kesini." Peringat Ratna.

"Wajar lah Ratna kalau Bram lihat Ibu, Kenapa kamu malah melarang." Bu Rita kesal juga.

"Ndak usah banyak tingkah, Aku sudah membayar perawat agar nanti malam berjaga di sini." Bentak Ratna.

Bu Rita tercengang karena menantu nya sudah berani berkata kasar dan membentak, Ratna segera pergi meninggal kan ruangan mertua nya.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

.next,

2024-04-02

1

Ass Yfa

Ass Yfa

ya itu menantu idamanmu,,, makan ati kan

2024-03-25

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Kuwi kelakuane jare menantu seng paling sempurna seng mbok idam2kan😏😏

2024-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!