Eni hilang

Sepasang anak manusia sedang bertatap tatapan di atas kasur, Usai pergelutan panas yang sangat menguras keringat. Mereka saling berpelukan untuk mengobral janji manis.

"Tetap lah bersama ku, Sayang. Jangan pergi sedikit pun dari sisi ku." Ujar Bram mencium tangan Ratna.

"Iya, Mas. Cinta ku hanya untuk kamu." Sahut Ratna.

Bram sangat takut kehilangan istri nya, Hati pria sudah terpaku dengan satu nama wanita yang sebentar lah sudah sah di mata negara. Mereka meresmi kan pernikahan nya, Rencana hari minggu esok adalah resepsi yang sangat mewah.

"Mas tidak bisa hidup tanpa mu, Sayang." Bram memeluk erat tubuh istri muda nya.

Sama sekali tidak ada dalam pikiran pria ini tentang istri pertama nya yang telah tiada, Nilam sungguh lenyap begitu saja dalam hidup nya. Hanya Ratna dan selalu Ratna.

"Bagai mana kalau kamu berhenti saja jadi guru, Mas." Usul Ratna.

"Kenapa? Aku mau kerja apa jadi nya." Tanya Bram.

"Ndak usah kamu kerja, Pasti anak murid mu yang perempuan banyak yang centil sama kamu." Ratna berkata cemberut.

"Biarin saja lah, Kan cinta Mas cuma buat kamu." Bram berkata sambil tersenyum.

Ratna tertawa bahagia karena perlakuan Bram yang sangat manis pada nya, Dari dulu sudah ia mimpi kan hal seperti ini. Bram adalah pria yang sangat ia cintai, Sehingga rela menghalal kan segala cara.

"Kamu tidur ya, Besok kita harus menyiapkan keperluan acara." Ujar Ratna.

Bahkan hal sekecil ini pun langsung Bram turuti, Pokok nya tidak ada yang bisa ia bantah jika ucapan yang keluar dari mulut Ratna.

Setelah memastikan suami nya telah tertidur, Ratna pergi kekamar praktek Romo nya. Ini adalah malam Jum'at, Perjanjian dengan mahluk halus yang menjanjikan kecantikan untuk nya.

Ratna berbaring di atas ranjang yang sudah di taburi dengan berbagai macam bunga, Sebenar nya hati wanita ini menolak karena ia juga sudah mendapat kan Bram. Namun perjanjian ini tidak bisa di putus begitu saja, Sehingga Ratna harus merela kan tubuh nya di jamah oleh mahluk lain.

Ketika wanita ini sudah memejam kan mata nya, Tangan yang tak terlihat namun bisa di rasakan itu mulai menjamah tubuh nya. Sebenar nya ini adalah ritual semacam susuk, Ratna tidak mau memasang susuk karena takut berakhir tragis seperti Ibu nya.

"Eeemhhh."

Ratna melipat bibir nya karena takut terdengar orang, Rangsangan yang ia terima sangat lah luar biasa. Jika bersama Bram dia lah yang menjadi pemimpin, Namun jika dengan mahluk ini. Justru Ratna yang di main kan, Tubuh nya bergejolak menahan kenikmatan yang melanda nya.

Bahkan rasa nya jauh lebih nikmat dari permainan bersama Bram, Nafas yang terengah engah juga terdengar di telinga Ratna.

"Hossh, Hossshh."

Tubuh bagian bawah nya terasa sesak dan penuh, Namun nikmat nya jangan di tanya lagi. Bahkan bisa di bilang kalau Ratna telah kecanduan dengan rudal nya mahluk ini.

"Oohh,Aaahhh."

Hentakan yang sangat brutal sehingga membuat seluruh tubuh wanita ini terguncang, Kedua gunung nya juga tak luput dari hisapan yang sangat membuat nya mengelijang hebat.

"Ssshh, Oohh nikmat nya." Keluh Ratna ketika mendapat pelepasan.

Tidak memikir kan bagai mana nanti akibat yang akan ia terima karena bersekutu dengan iblis, Bahkan tubuh nya pun di jadikan sebagai umpan.

...****************...

Pos ronda juga sepi karena memang tidak ada orang yang berjaga akibat mereka ketakutan dengan muncul nya sosok kuntilanak, Bu Warti mengajak Eni mampir dulu kepos ronda karena menantu nya terlihat sangat lemas dan pucat.

"Aku tidak kuat lagi, Bu." Lirih Eni hampir pingsan.

"Ya Allah gimana ini? Mana ndak ada orang juga mau di mintai tolong." Bingung Bu Warti.

Untung nya mereka membawa sarung, Eni pun di ikat dengan tubuh mertua nya agar tidak sampai jatuh. Motor yang mereka kendarai melaju kencang, Sambil terus berzikir karena hati Bu Warti sangat was was.

Braaak.

Mendadak ada orang yang nyebrang jalan dan tertabrak motor yang di kendarai bu Warti, Orang itu mencelat dan pun telentang di jalanan yang sangat gelap. Hanya tersinari dengan cahaya motor.

Sedetik kemudian orang itu merangkak dengan tubuh terbalik, Wajah nya hancur dan penuh dengan darah. Baju yang putih itu pun perlahan menjadi merah karena darah.

"Tolong jangan ganggu Ibu, Nilam. Ibu tidak punya salah padamu." Hiba bu Warti ketika Nilam berdiri menyeringai di hadapan nya.

Glek, Glek.

Kelapa Nilam melongok kearah belakang punggung nya orang tua ini, Eni lah yang di incar oleh Nilam. Mungkin saja karena bau darah yang sangat menyengat.

"Maaf kan mulut nya, Eni. Ibu mohon kepada mu, Nak!" Pinta Bu Warti memelas.

"Ihihihi....

Nilam tertawa kencang dan menghilang dari pandangan mata, Bu Warti mengira bahwa sudah lepas dari gangguan mahluk halus. Tidak pernah menyangka jika malah kedatangan Bu Kiki dengan jalan nya yang pincang itu.

Bu Warti yang sadar segera tancap gas dan melaju kencang, Di belakang nya wanita itu mengejar dengan lari yang amat sangat cepat, Bukan seperti manusia pada umum nya.

Mulut Bu Warti berkomat kamit membaca ayat kursi agar bisa lepas dari mereka, Namun Bu Kiki sama sekali tidak bergeming dan masih saja mengejar nya sambil tangan terjulur karena ingin meraih tubuh nya Eni.

Braaakk.

Motor mereka menabrak pohon beringin yang sangat besar itu, Bu Warti hilang kesadaran karena kepala nya terbentur sangat keras. Sama sekali sudah tidak ingat dengan yang terjadi, Para warga juga sama sekali tidak ada yang keluar walau satu pun.

****

Maulana yang pagi ini akan berangkat kesawah jadi kaget setelah melihat keadaan nya Bu Warti yang tergolek di bawah pohon beringin, Ia berusaha membangun kan nya dan mengecek apa kah ada yang terluka parah.

Untung nya sama sekali tidak ada, Hanya lecet karena gesekan aspal dan kepala nya membiru karena terbentur lumayan keras.

"Ya Allah kepala ku sakit sekali." Keluh Bu Warti ketika Maulana sudah membwa nya masuk rumah.

"Alhamdulilah Ibu sudah sadar, Mari minum dulu." Maulana memberi kan segelas air.

Bu Warti meminum air yang Maulana berikan, Ia baru ingat dengan menantu nya yang sama sekali tidak kelihatan wujud nya.

"Bagai mana dengan Eni, Nak?" Tanya Bu Warti cemas.

"Mbak Eni? Mungkin beliau di rumah Bu." Jawab Maulana.

"Lah kok di rumah? Kamu tadi ndak nolongin dia juga." Pekik Bu Warti.

"Nolongin gimana, Kan Ibu cuma sendirian! Sampean mau kemana to?" Bingung Maulana karena dia memang tidak melihat ada nya Eni yang bersama Bu Warti.

Bu Warti berlari keluar rumah dengan kaki nya yang pincang karena sakit, Sosok Eni memang tidak ada sama sekali. Entah kemana menantu nya pergi, Padahal jelas sekali bahwa malam itu ia pergi bersama Eni untuk berobat.

Terpopuler

Comments

duta sampo

duta sampo

sebesar apa coba rudal nya 🗿

2024-04-13

0

A B U

A B U

.next

2024-04-02

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

nauzubillah....

2024-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!