Bab.10

Pak Malik berangkat hanya dengan saudara nya saja, Tidak ada warga yang mau menemani menjaga kuburan Nilam. Tahlilan saja mereka tak mau datang, Apa lagi sampai begadang di area pemakaman.

"Jangan di pikir kan terus, Lik. Semua sudah takdir nya Allah." Nasihat Maman.

"Aku loh ya merasa bersalah, Man." Sahut Malik mengusap wajah nya kasar.

"Bukan nya aku menuduh, Tapi firasat ku mengatakan bahwa kematian Nilam adalah ulah mereka. Entah itu perbuatan Rita, Atau bisa juga perbuatan Ratna." Cetus Mansyur yang agak paham dengan ilmu.

"Sudah lah, Kau ini kok malah menambahi begitu." Sergah Maman.

Ketiga saudara ini lah yang berjaga dengan membuat tenda, Tidak ada rasa takut sama sekali. Padahal kuburan Nilam juga berada di dalam tenda, Perbekalan lengkap semua agar mereka tak perlu pulang kerumah lagi.

"Nina bobo....Oh Nina bobo.

Mereka terdiam karena mendengar suara nyanyian yang menidur kan bayi nya, Suara itu terdengar sangat dekat. Jika suara nya dekat, Maka kuntilanak itu berada jauh dari mereka.

"Opo meneh iki gusti?" Keluh Maman.

"Itu pasti, Nilam. Biar kan saja dia membalas dendam kepada mereka." Cetus Mansyur.

"Ndak usah ngomong gitu terus, Kau mau keponakan mu selalu di cemoh orang? Para warga nanti pasti akan mengatakan jika Nilam tidak di terima bumi dan sekarang gentayangan." Maman sangat emosi.

Malik terdiam karena merasa ucapan Adik nya benar, Terbersit rasa penyesalan karena sudah melakukan hal yang tidak semesti nya.

Nanti orang orang pasti akan mengatakan bahwa Nilam sungguh mendapat azab dari Allah, Sudah mati nya dengan cara yang amat tragis. Dan sekarang malah jadi hantu pula.

"Itu pasti bukan dia." Sergah Malik membaring kan tubuh di tikar.

Sambil mengelus batu nisan sang putri, Bunga yang mereka tabur tadi siang masih segar. Air mata pria ini luruh karena membayang kan penderitaan Nilam.

Sudah pasti selama ini, Rita sering mencemoh dan menyiksa Nilam selama jadi menantu nya. Padahal dulu, Malik menolak lamaran nya Bram.

Alasan ya karena memang takut jika putri nya hanya di jadikan budak saja, Ternyata dugaan Malik benar. Rita tak pernah memberikan restu, Karena dendam lama nya belum tuntas.

Sreeekk.

"Opo kae, Syur?" Maman agak kaget karena tadi ia sedang termenung.

"Paling cuma anjing, Cari bekas makanan." Jawab Mansyur cuek.

Kali ini Maman merasakan hal yang berbeda, Punggung nya terasa dingin. Namun sama sekali tidak ada apa pun di belakang nya, Maman sebenar nya agak penakut. Hanya karena kasihan kepada Abang nya, Maman mau menjaga makam walau agak ketar ketir.

"Astagfirullah haladzim." Pekik Mansyur ketika ada tangan yang menarik kaki nya dari luar tenda.

"Ada apa, Syur?!" Malik ikut kaget karena mendegar teriakan sang Adik.

"Itu tadi ada tangan yang menarik kaki ku." Mansyur mulai pucat karena takut.

"Ojo ganggu Paklek mu, Nduk." Malik berkata sambil menatap pusara Nilam.

Mansyur terengah engah karena kaget dan juga takut, Sempat di lihat kalau tangan itu berlumuran dengan darah. Bahkan kaki nya juga ada noda darah yang tertinggal.

"Minta lap, Man." Mansyur ingin menghilang kan noda darah.

Maman memberikan lap yang sebenar nya itu adalah sarung, Mereka mulai was was karena seperti nya. Nilam sungguh bangkit membawa dendam.

...****************...

Ratna rasa nya akan mengamuk sangking kesal nya mendengar rintihan sang Ibu, Malam ini ia tidur di rumah orang tua nya bersama Bram juga. Karena sebenar nya, Ratna tidak betah tinggal di rumah sang mertua.

Bram yang sudah terkena cekok pun menurut saja apa yang istri nya katakan, Tidak berani membantah satu kata pun dari Ratna. Karena itu bagai kan ucapan dari bos yang harus di laksana kan.

"Suruh Ibu diam lah, Romo. Aku tidak bisa tidur kalau begini, Nanti Mas Bram juga terganggu." Kesal Ratna mendatangi kamar orang tua nya.

"Ibu mu sedang dapat ganguan, Kamu jangan marah terus to." Romo berkata sabar.

"Gimana aku ndak marah, Suara Ibu tuh ganggu banget." Ratna merutuk panjang lebar.

Ibu nya Ratna terus saja menggerang sambil mata nya menatap keatas dan tangan nya juga bergerak kaku, Romo tahu jika istri nya sedang di ganggu mahluk halus.

Bukan nya Romo tidak menghalau nya, Namun mahluk ini terlihat sangat kekeh ingin mengusik mereka. Mata Ibu Ratna mendelik keatas dan sampai berurat berwarna merah.

"Ibu lebih baik segera ngomong lah, Apa pantangan nya susuk itu! Dari pada hidup cuma nyusahin Romo aja, Mendingan mati." Ketus Ratna.

"Jaga bicara mu, Ratna! Dia adalah orang yang sudah melahir kan mu." Bentak Romo.

"Aku tuh ya, Paling benci kalau Romo sangat membela dia! Padahal jelas sekali kalau Ibu sering bermain dengan banyak pria." Geram Ratna.

Romo hanya menghembus kan nafas kasar karena ucapan putri nya benar, Bu Kiki sering selingkuh dengan banyak pria di waktu sehat.

Meski usia nya sudah hampir tujuh puluh tahun, Namun kecantikan nya tak pernah luntur. Tentu saja karena susuk yang dia pasang untuk mempengaruhi lawan jenis, Sedang kan Romo sama sekali tak pernah menyentuh wanita lain.

Braaak.

Pintu rumah mereka mendadak terbuka lebar dan lampu juga padam, Ratna ketakutan karena mata nya menangkap sosok yang melayang terbang menggunakan baju putih.

"Ada kuntilanak, Romo." Pekik Ratna.

"Jaga Ibu mu, Romo akan melihat keluar." Romo pun bergegas keluar rumah.

Energi kuntilanak ini sangat besar di rasakan oleh Romo, Di atas pohon kelapa sudah duduk wanita dengan menggendong bayi nya di dalam gendongan.

"Ihihihihi....

Tawa nya sangat nyaring namun seperti sangat jauh, Padahal jelas jelas kuntilanak nya ada di depan mata. Romo berkomat kamit membaca mantra yang dia hapal.

Dalam sekejab saja, Nilam sudah hilang dari pandangan. Lampu kembali menyala terang, Romo mengusap wajah nya dan kembali masuk kedalam rumah.

Ini lah yang membuat Romo enggan menyantet Nilam, Dendam wanita yang meninggal saat hamil sangat lah besar. Apa lagi jika ada campur tangan orang lain, Dan tentu nya para lelembut juga tertarik untuk mendekat.

"Di mana Ibu mu, Ratna?!" Pekik Romo ketika kembali masuk kamar.

"Hah? Tadi ada kok di sini." Ratna juga kaget menyadari sang Ibu sudah tidak ada.

Hanya ada bekas nya di kasur yang berbau busuk, Bahkan ada juga belatung kecil yang terjatuh dari luka di punggung Bu Kiki.

"Kuntilanak sialan, Kau sengaja memancing ku." Romo menggeram marah.

Dugaan nya adalah Bu Kiki di bawa pergi oleh kuntilanak Nilam, Romo berlari keluar mencari sosok istri nya.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

Nilam ...,, semangat utk membalas dendam mu,, tp sama yg jahatin kamu saja ya,, yg baik sama kamu jangan,, apalagi keluargamu

2024-02-14

0

A B U

A B U

.next

2024-04-02

1

Yach Yulianah

Yach Yulianah

tegang Thor🥺

2024-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!