Bab.8

POV Nilam.

Aku merasakan seolah dunia runtuh menimpa kepala ku, Suami yang sangat aku cintai. Kini menikah lagi dengan gadis yang lebih segala nya dari ku.

Padahal saat dia memulang kan aku, Hati ini masih berharap bahwa kami akan bersatu lagi. Harapan itu pupus seketika setelah tahu dia menikah dengan Ratna.

Gadis yang memang mencintai suamiku sejak dulu, Rasa nya sakit sekali hati ini. Di tambah dengan berbagai macam hinaan Ibu, Aku semakin terpuruk dengan musibah yang datang.

Selama ini, Aku masih berusaha terus bertahan karena cinta ku yang amat besar pada Mas Bram. Walau pun Ibu memperlakukan ku seperti pembantu, Memang di rumah nya ada pembantu. Tapi aku lah yang melaksana kan semua pekerjaan rumah.

Susah payah aku membawa perut besar yang sangat membuat ku engap, Hingga fitnah yang datang itu telah memisah kan aku dan Mas Bram.

Apa lagi tadi ketika aku melihat pria yang ku cintai tengah mengucap kan ijab kobul, Sudah tidak ada harapan lagi bahwa aku akan bisa bersama nya.

"Bagai mana nanti aku akan membesar kan anak ini, Ya Allah." Ku usap air mata yang terus jatuh.

Satu gelas air yang bekas ku tadi pun langsung habis masuk kedalam tenggorokan, Rasa takut jika nanti anak ku akan di cemoh oleh para tetangga karena orang orang sudah percaya bahwa aku hamil anak haram.

"Ssshh, Sakit sekali." Ku usap perut yang sangat besar ini.

Rasa sakit yang semula pelan, Kini semakin menjadi. Bahkan ketika perut ku buka, Muncul seperti bentolan yang meletup letup.

Niat hati ku ingin keluar minta tolong kepada tetangga, Namun kaki ini sudah tidak bisa di gerakan lagi. Tenggorokan ku seperti di cekik dengan sesuatu, Bahkan mau bernafas saja tidak bisa.

"Ya Allah sakit sekali." Aku menjerit kencang.

Seseorang berpakaian serba hitam datang di hadapan ku yang sudah terbaring kesakitan, Bocah ini menginjak perut ku hingga meledak. Kaki nya masuk kedalam perut dan tembus sampai punggung.

Aku hanya bisa menggapai gapai minta tolong jika ada orang yang melihat, Sementara bocah ini terus menginjak perut ku dan mencabik nya dengan pisau. Aku bersumpah akan membalas orang yang sudah menyakiti ku seperti ini, Mereka akan merasakan sakit yang aku alami.

******

Bram yang sudah mandi keramas kini sedang santai meminum kopi buatan istri muda nya, Ia sangat menikmati masa masa pengantin baru. Tidak ingat kalau istri nya yang tua pun masih ada.

"Kamu minum ramuan ini dulu ya, Mas." Ratna memberikan segelas air.

"Ramuan apa ini, Sayang?" Bram melihat isi gelas.

"Biar kuat untuk nanti malam, Kata nya mau tiga ronde." Ratna mengelus pipi suami nya.

Sudah lama ia memimpi kan untuk sedekat ini dengan Bram, Baru sekarang ia bisa menikmati nya. Pria yang sangat ia cintai, Hingga rela mengorban kan semua nya.

"Kita pindah saja ya Mas kalau sudah seminggu." Ajak Ratna.

"Mau pindah kemana?" Bram menatap wajah istri nya yang terlihat sangat cantik di mata nya.

"Rumah sendiri dong, Kan ndak enak kalau tinggal sama mertua." Ucap Ratna.

"Kalau kita pindah, Kasihan Ibu dong." Bram masih berat melepas kan rumah ini.

Sedang kan Ratna merasa tidak akan betah jika tinggal bersama mertua nya, Tidak sanggup bila harus mengurus keperluan Bu Rita dan selalu berpura pura baik dan tulus.

"Nanti aku pikir kan lagi ya." Janji Bram.

"Lagian kan kita pindah nya cuma berjarak sedikit Mas, Masih bisa lah melihat Ibu." Kekeh Ratna.

"Iya, Sayang." Angguk Bram akhir nya.

Satu gelas air yang berisi kan pelet darah perawan itu masuk kedalam tubuh nya Bram, Selanjut nya ia akan manut saja apa yang Ratna katakan. Bahkan ketika Ratna berkata agak keras, Maka Bram sudah panik tak karuan.

Dahsyat nya pelet darah perawan ini tidak main main, Darah haid yang pertama kali Ratna dapat kan di kala itu. Romo menyimpan nya karena pasti akan berguna, Bisa di taruh pada minum dan sama sekali tidak ada rasa nya.

******

Mak Lela masih tidak bisa menerima jika anak nya meninggal seperti ini, Sudah pasti ada yang mencelakai Nilam. Namun sama sekali tidak ada bukti, Apa lagi mereka adalah orang susah. Sehingga susah untuk mencari keadilan.

"Huhuhu...Ini salah ku, Semua salah ku." Pak Malik menangis karena merasa bersalah.

"Untuk apa kau menangisi masalah itu lagi? Kejadian nya juga sudah lama." Cetus Bariyah.

"Ini pasti ulah nya Rita! Orang tua gadis itu adalah dukun hebat." Pak Malik menduga bahwa Romo nya Ratna adalah orang yang menyakiti Nilam.

Para pelayat sudah datang setelah kematian Nilam di umum kan di masjid, Namun mulut mereka tetap lah kurang ajar. Mereka masih mencela Nilam dan mengatakan bahwa ini semua adalah karma nya.

"Padahal sudah enak, Tapi masih saja selingkuh! Itu lah karma nya wanita tukang zinah." Inem sangat lancar mengatai orang.

"Ngeri ya, Mati nya juga sangat sadis kata nya." Sahut Eni.

"Bisa kah kalian berhenti? Dia sudah meninggal pun masih saja kalian katai." Geram Sari.

"Kamu kok terus belain si Nilam to?!" Heran Inem.

"Aku bicara yang sebenar nya, Belum tentu juga kalian itu lebih sempurna dari dia." Sari berkata sedikit membentak.

Inem dan Eni diam karena mereka segan juga kepada Sari, Sudah pasti karena Sari adalah anak orang yang cukup terpandang di desa ini.

"Kalau kalian hanya ingin mencela Kakak ku, Sebaik nya pulang saja." Usir Risa.

"Kami juga tidak mau berlama lama di rumah kalian yang jelek ini." Hina Eni.

"Jangan banyak lagak kau, En! Rumah ini biar pun jelek milik ku, Kau saja hidup ngontrak." Kesal Risa.

Eni terdiam mendapat balasan dari Risa secara telak, Ia memang masih ngontrak karena tidak punya uang untuk membangun rumah. Namun mulut nya sudah seperti orang kaya yang tidak akan kehabisan uang saja.

"Pergiii."

Tisa tidak bisa mengontrol emosi nya seperti Risa, Air bekas yang untuk memandikan Nilam tadi. Ia siram kan kepada Eni dan Inem, Mereka meloncat loncat karena ketakutan.

"Dasar anak kecil tak tau sopan! Kau pasti tidak akan lama lagi menyusul Kakak mu yang mati karena azab." Sentak Inem.

"Kau yang akan mendapat azab karena terus mencela orang." Tisa masih menyahut.

Risa cepat mengambil ember di tangan adik nya, Berusaha menenang kan agar tidak terjadi keributan lagi. Kasihan kepada Emak yang terduduk lemas sambil terus menangis.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

.next

2024-04-02

2

A B U

A B U

masaallah pelet itu gak obat,

2024-04-02

1

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Awas saja Inem sama Eni bakal dihantui kamu sama Nilam,mulut kok gak punya rem pengen tak kruwes🙄🙄

2024-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!