Bab.7

Nilam masuk kedalam rumah sambil menangis karena hinaan dari mertua nya, Dan juga Nilam yang sangat kecewa karena Bram yang dengan mudah nya meninggal kan diri nya. Ratna memang lebih segala nya dari Nilam, Harta yang di miliki sangat banyak.

Sehingga Ratna punya kuasa dan banyak yang mendukung, Walau pun kelakuan Ratna salah sekali pun. Masih juga banyak orang yang membela nya, Karena mereka mengharap kan timbal balik uang.

"Tega nya kamu Mas, Padahal ini adalah anak mu." Rintih Nilam pedih.

Lama ia menangis meratapi nasib nya yang sangat pedih, Nilam mengambil air yang ada di gelas bekas nya tadi. Ia menenggak nya habis karena tenggorokan nya karena serak.

****

Mak Lela terbungkuk menahan sakit pinggang nya karena terus menunduk menanam padi, Sehari bayaran nya adalah seratus ribu. Cukup untuk membeli sayur dan lauk pauk, Karena mereka juga menanam padi di lahan yang sedikit.

"Istirahat sudah, Lel Ayo kita pulang." Mak Bariyah mengajak teman nya pulang.

"Udah jam nya pulang to, Alhamdulilah besok kita tanam lagi." Mak Lela mengusap wajah nya yang berkeringat.

Kedua orang yang sudah mulai tua ini berjalan beriringan, Sambil bercanda mengingat masa muda nya. Usia mereka baru lima puluh enam, Wanita yang seusia mereka lain nya masih terlihat muda.

Karena mereka adalah orang tidak punya dan bekerja keras setiap hari, Bu Rita adalah teman mereka juga sebenar nya. Mereka satu sekolah, Namun akhir nya berpisah akibat suatu masalah.

"Kabar nya Nilam gimana to, Lel?" Tanya Mak Bariyah.

"Biar lah dia melahir kan dan tinggal bersama ku, Tidak akan ku izin kan dia kembali kerumah nya Rita." Sahut Mak Lela.

"Tapi apa ya Nilam nya mau? Dia kan sangat mencintai Bram." Ujar Mak Bariyah.

"Entah lah, Aku juga bingung! Kenapa mereka harus saling mencintai." Lirih Mak Lela.

Mak Bariyah juga ikut kasihan mendengar cerita Nilam yang di pulang kan karena di tuduh berselingkuh, Sekarang malah ketambahan Bram menikahi Ratna.

Entah sehancur apa perasaan nya Nilam, Membayang kan saja membuat dada mereka terasa sesak. Hanya bisa mengutuk orang yang telah memfitnah Nilam sekejab ini.

"Semoga saja Nilam melahir kan dengan sehat dan selamat kedua nya." Harap Mak Bariyah.

"Amin! Aku berharap tidak muluk muluk untuk Nilam, Yang penting anak itu bahagia." Mak Lela menghapus air mata nya.

"Andai saja saat itu kamu tidak tergoda dengan Malik, Pasti hubungan kita tidak akan begini." Ujar Mak Bariyah.

Mak Lela ingat bahwa Bapak nya Nilam lah yang membuat persahabatan mereka putus, Bu Rita adalah kekasih nya Malik. Namun Malik malah mencintai Lela yang memang jauh lebih cantik, Semula Lela terus menolak lamaran pria itu.

Namun orang tua Lela malah menerima pinangan Malik, Lela tak bisa lagi menolak pernikahan yang sudah orang tua nya atur. Ia hanya bisa pasrah ketika Rita datang pada nya sambil menangis dan memohon.

Cinta Rita sangat besar untuk Malik, Ia tidak bisa jika kehilangan pria ini. Namun Malik malah mengingkari janji nya untuk menikah dengan Rita, Ia sudah terlanjur jatuh cinta pada Lela.

Mulai saat itu hubungan mereka retak, Rita kerap menghina nya untuk melampias kan rasa sakit hati. Bahkan rumah Lela juga terbakar habis karena ulah orang suruhan nya Rita, Dendam nya tidak habis bahkan sampai tua.

"Nasi sudah jadi bubur, Kita tidak bisa juga mau memperbaiki nya." Ujar Mak Bariyah akhir nya.

"Tapi memang ini salah Malik dan aku, Andai saja kami tidak bersama." Mak Lela menunduk sedih.

"Sudah lah, Mau di sesali bagai mana pun. Semua sudah terjadi." Mak Bariyah mengusap pundak sahabat nya.

"Ayo mampir kerumah ku, Ada sedikit ketan." Ajak Mak Lela.

Mak Bariyah pun mengangguk senang, Mereka memang kerap berbagi hasil panen satu sama lain. Saling mencicipi agar hubungan ini tetap awet selayak nya saudara.

...****************...

Kedua orang tua ini masuk kedalam rumah lewat pintu samping, Pak Malik juga kebetulan baru pulang dari kota karena merantau mencari uang. Mak Lela hanya menatap sekilas pada suami nya, Wanita ini meras bersalah sekarang.

"Kemana si Nilam, Kok sepi sekali?" Heran Mak Bariyah.

"Iya, Pintu juga ndak di tutup." Sahut Mak Lela.

"Loh Nilam ada di sini? Mau melahir kan di rumah kita ya Mak. Pak Malik bertanya heran.

"Dia di usir oleh mertua nya, Mereka menuduh Nilam selingkuh dengan Aldi." Ujar Mak Lela pelan.

Malik menggeram karena putri nya di perlakukan seburuk ini, Ia bergegas mencari sosok nya Nilam yang masih belum kelihatan.

"Nilam!"

Mak Lela yang mendorong pintu kamar anak nya jadi terpaku, Tidak bisa berteriak apa lagi bergerak. Pemandangan yang sangat memilu kan hati, Mak Bariyah yang penasaran pun ikut melongok.

"Ya Allah, Nilaaaam!"

Jeritan Mak Bariyah sangat nyaring terdengar para tetangga, Nilam terbaring dengan mata mendelik dan tubuh yang membiru. Perut nya pecah dan tampak juga bayi nya yang sudah meninggal.

Darah membasahi dipan kayu hingga menggenang di lantai, Bau busuk mayat menyebar dari badan wanita yang meninggal dalam keadaan hamil ini.

Bruukk.

Mak Lela pingsan karena tidak kuat melihat keadaan anak nya, Yang ternyata punggung Nilam juga bolong. Berdesir darah Mak Bariyah melihat kematian wanita hamil sesadis ini.

Tubuh yang membiru kehijauan, Dan bagai mana mungkin bau nya sudah seperti mayat yang sudah di kubur kan. Belum lagi bau amis darah menyeruak kedalam hidung mereka.

"Ya Allah, Kuat kan kan mereka." Mak Bariyah mengangkat tangan nya sambil berdoa.

Tanpa rasa jijik karena harus memegang darah, Mak Bariyah mengumpul kan isi perut Nilam yang berceceran keluar. Memasukan kembali kedalam perut nya, Ada bekas seperti benda tajam di perut Nilam.

"Sesakit apa derita mu, Nak? Semoga kau tenang di surga bersama jabang bayi mu." Batin Mak Bariyah menetes kan air mata.

Lagi pula siapa yang tidak kasihan melihat keadaan Nilam yang separah ini, Perlahan Mak Lela bangun dari pingsan nya. Ia berharap bahwa ini cuma mimpi saja.

Namun melihat Mak Bariyah yang sangat sibuk mengurus Nilam, Ia yakin bahwa ini memang nyata. Tidak kuat mau bangun, Mata nya melihat ada sepasang kaki anak yang berada di seberang dipan.

"Siapa yang sudah membawa anak?" Batin Mak Lela.

"Ayo bangun Mak, Kuat kan diri mu." Pak Malik merah padam karena menahan kesedihan nya.

Dengan di bantu sang suami, Mak Lela bangun dan langsung menggerung keras menubruk mayat putri nya yang sudah dingin.

Terpopuler

Comments

A B U

A B U

next

2024-04-02

1

Ass Yfa

Ass Yfa

ya Allah.... kejem bngt

2024-03-25

0

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

sungguh kejam sekali si Ratna

2024-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!