AGNI AHAMKARA

AGNI AHAMKARA

PROLOG

Di sebuah ruangan kecil, pengap dengan pencahayaan minim. Hanya biasan cahaya redup berasal dari bulan sabit, menerobos masuk melalui lubang-lubang kecil jendela yang tertutup tirai putih.

"Lo mau bahagia kan Za?" tanya remaja berhoodie hitam, dengan tudung kepala yang menyamarkan wajahnya, bibirnya tersenyum smirk saat menyaksikan lawan bicaranya itu menganggukkan kepala.

"Ya... ya! Gue mau bahagia! Tolong, bantu gue!" jawabnya seperti orang tidak waras.

"Tentu saja, tentu saja sayang. Gue bakal bantu lo," balasnya sembari memegang dagu anak tersebut, yang posisinya tengah duduk di kursi tua dengan kondisi rambut acak-acakan.

Lalu, berjalan beberapa langkah ke belakang, membentangkan tirai putih yang menutupi jendela sampai terlihat pemandangan langit malam.

"Lo lihat bintang-bintang yang ada di sana Za," ujarnya. "Kata orang, kalau lo berhasil menjadi salah satu dari mereka, itu artinya lo bahagia," sambung remaja berhoodie hitam itu, sembari menolehkan kepalanya kepada anak tersebut. "Gue akan bantu lo menjadi salah satu dari mereka."

Mengeluarkan pistol dari dalam saku, "anggap aja pistol ini adalah malaikat baik, yang akan membantu lo meninggalkan dunia mengerikan ini. Lo mau bahagia kan?"

"Pistol..... malaikat baik?" batin anak itu terbelalak.

"Ya... YA!!! YA! BUNUH GUE SEKARANG, TEMBAK GUE SEKARANG!!!" teriaknya sangat keras.

"BUAT GUE BAHAGIA! GUE MAU BAHAGIA! ANTAR GUE MENJADI BINTANG, MENGGUNAKAN MALAIKAT BAIK LO ITU!!! LAKUKAN SEKARANG!!!"

"Hm, dengan senang hati," lirihnya tersenyum smirk.

//DOR DOR DOR//

"Selamat tidur sayang, sekarang keinginan lo sudah tercapai. Hm, semoga."

...********...

Satu tahun kemudian.....

Di perpustakaan sekolah.

Samar-samar, gelitik suara seseorang memanggil-manggil namaku, semakin lama semakin mengeras. Suara yang berat namun juga lembut.

Benar-benar malas, untuk membuka kelopak mata ku sebentar saja. Hingga sang empu pemilik suara berat itu, mendaratkan tangan kanannya tepat di atas kepalaku.

"Kay bangun! Lo mau tidur di perpustakaan," bisiknya kesal, aku bisa tahu dari deru nafasnya.

Aku menguap lebar, tubuhku menggeliat meregangkan kedua tangan. "Levi, lo ada di sini," ujar ku serak-serak basah sembari mengusap-usap kedua mata, hal pertama yang diriku lihat adalah laki-laki jangkung mengenakan jaket hitam geng motor itu, dengan logo tiga kepala serigala di bagian belakangnya.

"Iya, lo ngapain masih ada di sini? Haah, lo baca koran itu lagi," Levi menghela napas berat, setelah melihat diriku—Kayla. Memegang selembar koran dengan judul berita 'ditemukannya beberapa potong tubuh manusia setengah membusuk di rumah tua'.

Setahun yang lalu, berita tersebut sempat menggemparkan seisi kota. Bagaimana tidak, beberapa potong tubuh manusia hasil mutilasi dari pelaku yang tidak bertanggung jawab, berceceran di dalam rumah tua yang lokasinya tak jauh dari sekolah kami. Saat polisi datang mengotopsi tempat tersebut, daging nya sudah dalam kondisi setengah membusuk.

Hal ini menyebabkan polisi cukup kesulitan untuk mengetahui identitas korban, ditambah lagi tidak ada lagi bukti yang berhasil mereka temukan. Lambat laun kasus tersebut tidak ada perkembangan, sampai terpaksa harus ditutup begitu saja.

Namun, walaupun begitu. Aku tetap merasa penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada malam itu, ditambah lagi semenjak kejadian tersebut sahabat ku—Faza dikabarkan menghilang.

"Stop baca koran ini Kay!" kesal Levi merebut paksa selembar koran itu dari tangan ku. "Mental lo bisa terganggu, kalau terus-terusan baca berita kriminal," khawatir nya menatap cemas ke arah ku.

"Huh iya-iya, bawel," jawab ku cemberut.

"Jangan ngambek, gue cuman khawatir sama kesehatan lo. Gue gak mau cewek gue sampai sakit, cuman gara-gara mikirin berita macam ini," ucap Levi.

Mendengar perkataan itu, aku memasang raut muka datar. Aku sudah hapal dengan apa yang Levi katakan, ya kadang aku merasa heran. Kenapa orang-orang bisa sesantai itu? Bukankah ini adalah sebuah rahasia yang mesti diungkap, apa mereka tidak penasaran sama sekali?

Menyaksikan ekspresi Kayla yang berubah menjadi badmood, seketika mode childish Levi pun muncul. Anak itu berjalan sedikit mendekat kepada Kayla, lalu jongkok di hadapan gadis tersebut.

"Apa? Gak mau!" tolak ku, sudah mengerti apa maksud dari perubahan sikap laki-laki tampan itu.

"Kay, Levi pingin!" pinta Levi berlagak seperti anak kecil.

"Gak," tolak ku sekali lagi, raut wajah Levi sungguh menggemaskan mirip anak kucing, aku ingin lebih lama lagi menyaksikan ekspresi imut ini.

"Kaylaaa, Levi mau puk puk!" rengek Levi menggoyang-goyangkan pelan paha Kayla, sembari terus memohon kepadanya.

"Iya," angguk ku yang akhirnya pasrah, lalu mendaratkan tangan kanan ku di atas kepala Levi dan mengelusnya dengan lembut. Aku menikmati jari-jemari ku yang mengacak gemas rambut laki-laki itu, terasa lembut dan halus.

Pandangan ku lalu menunduk, beralih ke arah logo jaket Levi. 'ALPHA WOLF GANG' begitulah tulisan yang terpampang di punggung jaket hitam itu, bibirku tersenyum miring, Levi adalah pemimpin geng motor paling ditakuti di kota Azura ini.

Namun, kenapa si raja menyeramkan bagi semua orang itu bisa begitu lunak bahkan sangat manja jika berhadapan dengan diriku? Entahlah, padahal pertemuan kami berdua dulu juga cukup buruk.

...#Flash back#...

Malam itu, lebih tepatnya pukul delapan malam. Ibu menyuruh ku untuk membeli kopi dan gula di warung, dengan mengenakan hoodie abu-abu dan celana training hitam. Aku pun pergi keluar melewati gang-gang kecil yang lumayan sepi.

Jujur, aku sangat takut, pencahayaan yang redup serta kondisi gang yang sempit, semakin membuat isi pikiran ku berkecamuk tak karuan. Deru angin malam membelai halus permukaan kulit, membuat bulu kuduk ku merinding.

"Gue harus cepet-cepet keluar dari sini," gumam ku mencoba mempercepat langkah, rasanya seperti ada sesuatu yang mengintai dari arah belakang.

//Bam// satu hentakan besar, berasal dari pria bertubuh gempal dengan tato-tato sangar memenuhi lengan dan lehernya. Pria berkepala botak itu tersenyum cabul kepada ku, sial! aku membenci suasana ini.

"Halo cewek, sendirian aja nih," ucapnya menggelikan, mencoba memegang genit dagu wajahku. Namun dengan cepat, aku langsung menepisnya.

"Diem lo! Jangan macem-macem! Atau gue teriak," balasku berusaha tetap berani.

Preman itu tertawa terbahak-bahak, "hahahaha, teriak aja, memang siapa yang bakal denger? Gang ini sepi, gue penguasa tempat ini," ucapnya tersenyum lebar.

"Haha, daripada ngelawan lebih baik lo nurut aja, gak baik jadi cewek nakal," sambung preman tersebut lalu kembali mencoba menyentuh ku.

"Woy galon!" sahutan suara dari seseorang, sontak membuat perhatian kami berdua teralihkan kepadanya.

Sesosok laki-laki bertubuh tinggi, mengenakan jaket hitam berlogo tiga kepala serigala 'ALPHA WOLF GANG' berdiri memandang remeh ke arah kami berdua, mungkin lebih tepatnya ditujukan kepada preman itu.

"Woy bocah! Siapa yang lo panggil galon hah!" bentak pria itu tidak terima.

"Heh, ya lo lah.... sampah," lirihnya tersenyum smirk, lalu tiba-tiba berlari kencang menuju pria bertubuh gempal tersebut dan menghadiahkan pukulan uppercut tepat di bawah dagu. Lalu menyebabkan preman itu tumbang tak sadarkan diri.

"Kalau lo penguasa tempat ini, maka gue raja di kota ini," ucapnya tajam, sembari memandang rendah ke arah korban.

Aku yang menyaksikan langsung perkelahian singkat itu, rasanya seluruh tubuh ku membeku, mulut ku terbungkam bisu. "Apa-apaan ini?" batin ku merasakan aura begitu mengerikan menjalar keluar dari tubuh laki-laki tersebut.

bahu ku sedikit bergetar, saat tatapan tajam tersebut melakukan kontak mata dengan ku. "Ma-makasih."

"Hm? Cuman makasih doang?" tanyanya berjalan beberapa langkah menghampiri diriku. "Gue gak butuh kata terima kasih dari lo," sambungnya terdengar menyakitkan.

"Terus?" balas ku bingung.

"Gue mau lo jadi pacar gue, gue gak menerima kalimat penolakan," ucapnya mampu membuat diriku terkejut bukan main.

"What?!"

"Nama gue Levi, mulai sekarang lo jadi kekasih gue. Jangan sampai lo gak ingat nama pacar lo sendiri," tambahnya tak merubah ekspresi dingin itu sama sekali.

Terpopuler

Comments

Rara Reynand

Rara Reynand

𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐧𝐢𝐚𝐧, 𝐛𝐚𝐝 𝐛𝐨𝐲, 𝐮𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡/Facepalm/

2024-03-07

1

Ucu Borneo.

Ucu Borneo.

hadir..

2024-03-01

0

Nia࿐

Nia࿐

wah seru nih, aku suka cerita misteri

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!