Keesokan harinya, semua peserta sayembara masuk ke sebuah ruang perjamuan. Mereka akan diberitahu apa yang akan dilakukan saat ini. Banyak dari mereka yang sudah memperlihatkan persekutuan. Ya, para gadis itu mulai mencari teman yang akan mereka ajak untuk berkoalisi mengalahkan lawan. Agaknya mereka lupa, pada akhirnya nanti mereka juga akan saling menggigit satu sama lain.
Dan Ji Eun tentu tidak peduli akan hal itu, dia tidak perlu mencari kawan karena semuanya adalah lawan di sini. Meskipun sebenarnya Ji Eun tidak peduli persaingan di sini. Sekali lagi, memenangkan sayembara ini bukanlah tujuannya, karena sasaran utama Ji Eun adalah kedua saudara perempuannya.
" Baiklah, Sepertinya aku harus mendengar dan melihat dengan seksama apa yang akan dilakukan nanti setelah sarapan besar ini."
Ji Eun berbicara dalam hati, dia yakin bahwa acara makan pagi yang dilangsungkan bersama di suatu tempat ini bukanlah hanya sekedar menikmati santapan, melainkan ada maksud.
Menurut cerita dari Hongja---dayang yang melayani Ji Eun, Ratu kerajaan Mae adalah seorang wanita yang hebat. Bukan hanya cerdas tetapi juga kuat. Sejarah mencatat bahwa sang ratu pernah mendatangi Yang Mulia Raja di daerah lain untuk membantu dalam menyelesaikan perang wilayah. Ji Eun langsung kagum dengan Ratu meskipun ia belum pernah melihat seara langsung.
" Haaah, aku sungguh tidak sabar melihat beliau. Pasti akan terlihat begitu menawan dan memesona," gumam Ji eun lirih.
Sarapan akhirnya usai. Peralatan makan sudah ditarik oleh para dayang, dan hanya tersaji teh di depan mereka. Tidak ada suara yang keluar. Keadaan sunyi saat itu bukan sesuatu yang menyenangkan, tapi malah terasa sedikit mencekam.
" Yang Mulia Ratu Lee Gyeo Wool dan Yang Mulia Putri Han Areum masuk ke dalam ruangan."
Suara kasim yang menggelegar itu membuat semua gadis terkejut, tidak memakai pengeras suara apapun tapi sungguh terasa jelas dan menggema memenuhi ruangan.
Semua mata terpana melihat kecantikan ratu dan putri. Keduanya berjalan dengan sangat anggun. Ji eun yang melihat sepeti ada cahaya yang bersinar di sekeliling dua wanita cantik beda usia itu.
Para gadis memberi hormat dan menundukkan kepala, tapi tidak dengan Ji Eun. Kepala Ji Eun masih tegap melihat lurus ke arah ratu. Bukanya dia bersikap tidak sopan, Ji Eun hanya merasa sangat takjub melihat kecantikan alami yang terpancar dari wanita nomor satu di kerajaan ini.
" Aaah, mati aku. Bodoh bodoh bodoh, seharusnya aku tidak bersikap begini. Haah sudahlah, calon-calon gagal sebelum melakukan apapun," gerutu Ji Eun. Dia menyadari kesalahannya, dan segera menundukkan kepala serta membungkukkan kepala. ia juga memukul-mukul kepalanya sendiri karena kebodohan yang dilakukan.
Semua tingkah polah Ji Eun tidak lepas dari pandangan ratu, dan ratu hanya tersenyum kecil. Pun dengan Areum.
" Ibunda, gadis itu sungguh lucu. Aku suka dengan dia," bisik Areum.
" Ya, kamu benar sayang. Gadis yang menarik," sahut Ratu Gyeo Wool.
Ternyata ibu dan anak itu tidak menganggap apa yang Ji Eun lakukan tadi sebagai tindakan tidak sopan. Mereka malah merasa tertarik dengan Ji Eun. Akan tetapi tidak dengan pesaing Ji Eun, terutama Ji Ah dan Ji Hye. Sebagian dari mereka mengutuk Ji Eun yang telah melakukan kesalahan fatal.
" Aku yakin dia akan dikeluarkan."
" Dasar gadis kampungan, dia jelas tidak tahu tata krama."
" Apa yang bisa diharapkan oleh gadis seperti itu?"
Beberapa dari mereka berkata buruk mengenai Ji Eun. Namun Ji Eun tidak peduli. Jika dia memang akan didiskualifikasi maka ia akan menggunakan cara lain untuk menyiksa Ji Ah dan Ji Hye. Seperti itu lah yang akan jadi rencana cadangan Ji Eun.
Acara selanjutnya yakni adalah pengumuman dari ratu perihal sayembara yang akan diadakan. Semua sudah di berikan kepada Kasim Nan, dia yang akan mengungkapkan pertandingan pertama.
" Babak awal, semua Nona akan diminta untuk menyiapkan santapan makan siang yang akan dinilai langung oleh Yang Mulia Ratu dan Tuan Putri. Di sini akan diberlakukan sistem gugur. Yang mendapatkan nilai buruk akan langsung gagal melaju ke babak selanjutnya dan juga keluar dati istana hari ini juga. Semua makanan sudah di persiapkan, para Nona hanya tinggal memilih makanan mana dan cara penyajian yang bagaimana yang akan disajikan kepada Ratu dan Tuan Putri."
Semua langsung gaduh, meskipun hanya berbisik-bisik namun terdengar jelas beberapa gadis mengeluh. Terlebih gadis yang berasal dari keluarga bangsawan. Mereka jelas tidak pernah melayani orang lain sebelumnya, maka dari itu terlihat wajah-wajah kebingungan di antara mereka.
Ji Eun hanya terkekeh kecil, dia merasa geli dengan atmosfer yang saat ini berada di ruangan tersebut. Sebenarnya ini menguntungkan untuk para gadis dari kalangan biasa dan rakyat jelata, hanya saja mereka tidak tahu selera para bangsawan terlebih Keluarga Kerajaan.
" Ho ho ho, ini adalah salah satu keuntunganku yang datang dari dunia modern. Meskipun aku tidak tahu apa kesukaan Ratu dan Putri, tapi paling tidak aku pernah menonton drama kerajaan sehingga aku bisa menyajikan makanan yang layak untuk keluarga Kerajaan."
Ji Eun tersenyum puas sekarang, entah benar atau tidak hidangan yang ia sajikan nanti, yang penting dia tahu apa yang akan dilakukan. Senyum Ji Eun semakin lebar ketika melihat wajah Ji Ah dan Ji Hye. Kedua kakaknya itu menggertakkan giginya. Meskipun tidak terdengar tapi jelas sekali gerak wajah mereka.
Ji Eun yakin saat ini Ji Ah dan Ji Hye tengah kebingungan setengah mati. Keduanya adalah putri yang manja, mereka sama sekali tidak pernah melakukan hal-hal tersebut.
" Baiklah, mari kita lihat. Ini akan menjadi hal yang begitu menyenangkan," gumam Ji Eun.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Semangat Ji Eun.... kamu sudah dilirik ma Ratu dan putrinya....👏👏👏👏💪💪💪
2024-12-08
0
Kios Flio
cerita mu beda thor dg yg selama ini ak baca...👍👍👍👍👍👍
2024-12-02
1
Shinta Dewiana
mantap...
2024-07-16
3