Tepat 100 orang gadis yang masuk ke dalam istana. Dan masing-mading mendapatkan dayang, hari ini tidak ada hal yang mereka lakukan. Setelah datang ke istana, mereka diminta untuk istirahat, dan kegiatan atau kompetisi pertama akan dilakukan besok.
Tidak ada yang tahu jenis kompetisi yang akan dilakukan. Semua menunggu instruksi yanga kan disampaikan secara mendadak. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecurangan. Mengembalikan pelayan juga merupakan salah satu untuk menghindari hal tersebut.
" Haaah, sungguh tempat yang nyaman," gumam Ji Eun lirih. Dia melihat sekeliling istana saat masuk tadi. Dan semuanya hampir mirip dengan apa yang ia lihat di televisi.
Tok! Tok! Tok!
" Nona, ini saya Hongja. Saya datang membawakan pakaian nona yang akan dikenakan untuk nanti malam."
" Aah ya, silakan masuk."
Seorang dayang dengan pakaian berwarna merah muda pada bagian atasnya dan navy di bagian bawahnya itu masuk dengan sopan. Ia lalu meletakkan beberapa baju di atas meja yang ada di pojok kamar.
" Kalau begitu saya permisi Nona."
" Tunggu, duduklah di sini. Aku ingin bicara dengan mu. Apakah kamu ada pekerjaan lain?"
" Tidak Nona, saya memang ditugaskan untuk melayani Anda. Jadi itu adalah tugas utama saya."
Ji Eun tersenyum, ia bisa melihat bahwa gadis yang ada di depannya ini adalah gadis yang baik. Dan usianya juga masih muda.
" Berapa umurmu Hongja?"
" Saya 16 tahun Nona."
" Aaah kamu hanya terpaut usia 1 tahun dengan ku. Oh iya, istana ... bagaimana dengan istana?"
Ji Eun mencari informasi melalui pembicaraannya dengan dayang yang bernama Hongja. Terlihat anak itu ramah dan banyak berbicara. Ji Eun senang, setidaknya memang cara istana ini memperlakukan orang tidaklah diskriminasi. Semua gadis yang masuk di istana tidak dibeda-bedakan. Ji Eun merasa begitu nyaman, dan sedikit banyak dia mendapatkan banyak hal melalui Hongja.
Malam mulai mengantikan siang, suasana istana menjadi sepi. Tidak ada lalu lalang dayang ataupun pegawai istana. Ini adalah kesempatan bagi Ji Eun untuk menyelinap keluar. Mengapa? Karena dia haru memeriksa para gadis itu dengan seksama, terlebih kedua kakaknya. Ya, tujuan utamanya masuk istana adalah Ji Ah dan Ji Hye, maka dari itu dia harus mencari titik untuk memupuskan harapan kedua 'saudarinya' tersebut.
Tap! Tap! Tap!
Ji Eun membuat suara seminimal mungkin. Ia berjalan mengendap untuk menghindari para prajurit penjaga yang sedang berpatroli. Tempat tinggalnya dengan Ji Ah dan Ji Hye, berbeda gedung. Jadi, Ji Eun harus melewati sebuah taman untuk sampai ke gedung sebrang.
" Fiuuuuh, aman. Sekarang, tinggal mencari kamar di kamar mana Ji Ah dan Ji Hye tinggal."
Semua kamar sudah gelap, Ji Eun sedikit kesulitan saat mengintip satu per satu kamar melalui celah jendela. Dan, setelah mencari beberapa saat akhirnya ia mendapatkan keberadaan Ji Ah dan Ji Hye. Teryata Ji Ah belum tidur, terlihat dia sedang bicara terhadap seseorang.
" Bagaimana dia bisa mengundang seseorang di tengah malam begini, di dalam istana lagi," gumam Ji Eun lirih. Ia tidak ingin tahu lebih lanjut apa yang dibicarakan Ji Ah dengan orang lain itu, Ia memilih untuk segera pergi dari tempat itu.
" Kita harus segera menjalankan rencananya. Itu akan semakin membuat peserta sedikit."
" Tapi, bagaimana cara kita akan memasukkan benda itu ke istana. Pengawalan istana sangat ketat, lagi pula para pelayan sudah dipulangkan."
Percakapan Ji Ah bersama orang lain itu akhirnya menarik perhatian ji eun. Ia pun tidak jadi meninggalkan tempat itu dan mencuri dengar lebih banyak lagi. Sekitar 15 menit berlalu, orang itu meninggalkan kamar Ji Ah. Ji Eun melihat orang tersebut pergi meninggalkan gedung yang ditinggali Ji Ah dan menuju gedung yang sama dengan tempat tinggalnya.
" Aaaah, ternyata dia juga merupakan salah satu peserta sayembara. Apakah mereka berdua bekerja sama, apa keuntungan yang ditawarkan Ji Ah sehingga seorang pesaing bisa menjadi rekan? Dan apa maksudnya dengan 'barang' itu?"
Ji eun kini merasa mendapatkan misi lain. Ia harus tahu apa yang akan Ji Ah lakukan bersama sekutunya itu. Ada sedikit rasa kekhawatiran dalam diri Ji Eun mengenai Ji Ah yang bisa saja melukai para gadis tidak bersalah itu. mengingat, dia bahkan tega merencanakan pembunuhan terhadap adiknya, maka menyingkirkan para gadis itu tentu dia tidak akan berpikir dua kali.
Ji Eun akan mencari tahu esok, dia memutuskan kembali ke kamar melalui jendela agar tidak ada yang mengetahui pergerakannya.
Di tempat lain, saat ini Han So tengah menemui sang ibu. Tampak sekali wajah kesal dari raja Hyeon karena putra pertamanya itu tidak kunjung pergi dari kamar istrinya.
" Heh bocah, sampai kapan kau akan berad di sini," geram Hyeon. Ia bahkan sudah mendaratkan sebuah pukulan pada kepala sang putra.
" Issh, masih banyak yang ingin aku bicarakan kepada Ibu mengenai sayembara. Bu, aku tidak perlu kan muncul di awal-awal. Aku yakin mereka sudah paham dengan wajahku, jadi sangat tidak berguna untuk ku menunjukkan wajah."
" Halaah, bilang saja kau malas. Bagaiman akan mendapatkan wanita yang kau sukai jika kau tidak melihatnya."
Hyeon memotong ucapan putranya dengan begitu cepat. Ia tahu mengapa Han So berkata demikian, putranya itu memang sangat enggan berurusan dengan hal begitu.
Sang Raja membuang nafasnya kasar, padahal sebelumnya dia sudah berkata untuk Han So mencari gadis yang disukai, tapi sepertinya anaknya itu belum benar-benar mengerti apa yang ia ucapkan.
" Sudah, kalian berdua jangan membuatku pusing. So, kembali ke kamar mu. Tunggu saja perintah Ibu, dan Anda Yang Mulia, mau sampai kapan Anda akan di sini?" Ratu Gyeo Wool berkata tegas terhadap anak dan suaminya. Jika Han So langsung meninggalkan kamar, tidak dengan Raja Hyeon. Pria itu masih tetap berada di kamar, bahkan saat ini sudah berada di belakang sang ratu dan memeluknya dengan erat.
" Istriku, kamu sungguh tega mengusirku? Aku sangat merindukanmu. Beberapa waktu ini kamu sungguh sibuk menyiapkan sayembara. Kau melupakan suamimu ini," rajuk Hyeon.
" Eeeeh, siapa yang memulai. Anda kan yang mencetuskan ide itu Yang Mulia."
" Hahaha baiklah, maafkan aku istriku. Jangan marah, mari kita tidur."
Hyeon menciumi wajah Gyeo Wool, rasa cinta yang hadir lebih dari dari 20 tahun itu masih terjaga hingga sekarang. Meskipun banyak pertentangan yang datang karena Hyeon sama sekali tidak mengambil selir, tapi Hyeon tidaklah pernah goyah. Dan hingga usia mereka mencapai angka setengah abad lebih, Hyeon tetap setia dengan satu istri yakni Ratu Lee Gyeo Wool.
" Aku harap putra kita mendapatkan gadis yang disukai dan menyukainya," harap," Gyeo Wool.
" Ya, aku juga berharap begitu. Meski itu tidak akan mudah. Kau paham betul bagaimana perangai putra pertama kita itu," sahut Hyeon.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nanik Kusno
Semoga Ji Eun bisa menggagalkan rencana licik Ji Ah...
2024-12-08
0
Shinta Dewiana
jiah mau berbuat curang hisss..
2024-07-16
2
Miss Typo
Han So nanti kalau dah ketemu pawangnya pasti jinak 😁
semangat semangat thor 💪💪
2024-02-23
3