Ji Eun yang sedang membereskan barang bawaannya, tiba-tiba merasa telinganya sungguh gatal. " Siapa yang sedang membicarakan aku?" ucapnya lirih. Tapi kemudian dia menggeleng cepat, karena dia yakin tidak akan ada yang memikirkannya.
Kediaman Perdana Menteri juga adem ayem, tidak ada seorang pun yang mencari berarti mereka tidak sadar bahwa Ji Eun sudah lama tidak kelihatan.
" Haaah, Kang Ji Eun, aku sungguh sangat kasian dengan mu. Aku jadi ragu kalau kamu itu anak kandung mereka?"
Ji Eun bergumam, ia sungguh tidak habis pikir dengan perlakuan semua orang terhadap pemilik tubuh asli. Kang Ji Eun lahir seperti tidak diharapkan. Saat seperti ini Ji Eun merasa nasibnya lebih baik dari pemilik tubuh asli. Sedari kecil Ji Eun sudah tidak tahu siapa orang tuanya. Ibarat kata, dia lahir di jalan.Tapi itu jelas lebih baik, dari pada memiliki orang tua tapi seakan-akan tidak punya.
" Ya ya ya, biarkan saja itu semua. AKu berjanji padamu Kang Ji Eun, bahwa aku akan membalas orang-orang yang sudah menyakitimu. Siapapun itu, mereka akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Yuhuuuu, istana i'm coming!!!"
Ji Eun mengangkat kedua tangannya ke udara. Semangatnya membara, dia sudah tidak sabar intrik apa yang akan muncul di sana.Ini akan jadi pengalaman yang hebat, jika biasanya Ji Eun akan langsung menghabisi musuhnya, kini dia harus menggunakan otak yang cerdas dalam mengahadapi mereka. Tentu ini bukanlah hal yang mudah, tapi Ji Eun merasa sangat tertantang.
Malam ini Ji Eun akan tidur lebih awal. Besok pagi-pagi sekali dia sudah harus menuju ke ibu kota. Meskipun tempatnya tidak jauh dari istana, tapi lumayan membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke sana.
" Seharunya hari ini aku sudah berangkat, dan mencari penginapan. jadi besok akan lebih mudah untuk pergi ke istana," gerutu Ji Eun. Tapi paling tidak dia merasa tenang. Pasalnya pria menyebalkan itu tidak akan datang. Ya, itu adalah julukan Ji Eun pribadi untuk Putra Mahkota Han So. Dia menyebutnya begitu karena Han So beberapa kali datang ke tempatnya saat malam.
Setelah malam itu, Han So beberapa kali datang. Dan setiap datang Ji Eun harus merelakan tempat tidurnya. Beruntung dari kemarin pria itu tidak muncul. Begitu pun dengan malam ini, tidak ada tanda-tanda bahwa Han So akan datang.
" Dia mungkin sedang sibuk untuk acara besok. Aish, untuk apa aku memikirkannya. Yang harus aku pikirkan adalah bagaimana aku besok berharap dengan para gadis itu."
Ji En menarik kain yang ia fungsikan sebagai selimut. Udara malam musim semi lumayan dingin. Dan tempat yang ia huni jelas tidak layak untuk menghadapi musim dingin. Beruntung sebentar lagi dia akan tinggal di istana. Meskipun begitu, Ji Eun juga tidak akan menetap di istana. Dia juga tidak berharap menang dalam sayembara ini karena tujuan utamanya hanya ingin membalas kedua kakak pemilik tubuh asli.
Malam bergulir, waktu berlalu dan pagi pun menjelang. Suasana istana terlihat begitu ramai. Halaman istana putri lebih sibuk, karena semua gadis yang masuk ke istana akan diarahkan ke istana putri.
" Areum, apakah semua persiapan sudah selesai? Sebentar lagi para nona itu akan datang," ucap Ratu Gyeo Wool.
" Sudah Ibunda, semua sudah sesuai dengan yang diarahkan oleh Ibunda," jawab Areum dengan sopan. Meskipun dia selalu berada bersama sang paman, namun etiket sebagai seorang putri raja dikuasai oleh Areum dengan angat baik. Dia sungguh anggun sebagai salah satu-satu nya putri Kerajaan Mae.
Di depan gerbang istana, rupanya para gadis sudah berdatangan. Mereka menunggu pintu di buka. Para nona itu datang bersama dengan masing-masing satu pelayan. Pun dengan Ji Hye dan Ji Ah. Hana, putri dari Mentri Choi Gu Hwa juga datang bersama dengan pelayannya. Dari situ terlihat jelas, mana yang nona bangsawan mana yang nona dari rakyat jelata. Nona dari rakyat jelata tidak membawa pelayan, jadi perbedaan tersebut sangat jelas.
" Aah Choi Hana, ternyata kamu ikut juga ya?" sapa Ji Ah, dia berjalan menuju ke arah Hana berdiri.
" Salam Eonie, ia saya juga ikut andil. Semoga kita bisa bersaing dengan baik," sahut Hana sambil membungkukkan tubuhnya. Usia Hana dibawah Jo Ah. Tahun ini Ji Ah berusia 21 tahun, Ji Hye 20 tahun, sedangkan Hana 17 tahun. Dan sebenarnya Hana dan Ji Eun seumuran.
" Heh, jangan harap kamu bisa melebihi kemampuanku," imbuh Ji Ah dengan rasa percaya diri. Hana hanya menghembuskan nafasnya pelan, dia tahu bahwa sejak dari awal pun para putri dari keluarga Perdana Mentri Kang tidak menyukainya. Semua itu berawal dari kedua ayah mereka yang terlihat begitu agresif dalam pencalonan putri masing-masing sebagai kandidat. Jika Ji Ah sangat berambisi, maka tidak dengan Hana. Gadis itu sebenarnya sama sekali tidak ingin menjadi putri mahkota.
" Semua Nona, silakan memasuki istana."
Duk! Duk! Duk!
Sebuah genderang ditabuh sebanyak 3kali, itu merupakan sebuah tanda bahwa dari masuk saja sayembara sudah dimulai. Ini merupakan salah satu aturan dari ratu, mereka tidak akan memberi tahu secara lisan, tapi dengan masuknya kaki mereka ke dalam istana maka kompetisi sudah dilakukan. Dan, semua itu hanya akan diketahui oleh orang-orang yang memiliki pikiran cerdas.
" Aaah, jadi sudah dimulai ya. Sungguh cara yang cerdas," gumam Ji Eun. Ya, dia sudah hadir di sana dari tadi, dan dia juga melihat apa yang kakak nya lakukan. Tapi Ji Eun tidak ada niatan untuk menyapa kedua kakaknya itu.
" Selamat datang para nona di istana, semua yang ikut di sayembara ini akan mendapat perlakuan yang sama. Dari mana pun asal kalian semua akan diperlakukan sama. Satu hal lagi, setelah masuk ke dalam istana maka apa yang kalian bawa akan ditinggalkan, termasuk pelayan. Pihak istana akan menyediakan satu dayang untuk setiap nona, selain itu semua kebutuhan nona akan diberikan oleh istana. Jadi, silakan meminta pelayan kalian untuk kembali bersama barang-barang yang kalian bawa. Bagi yang tidak punya pelayan, barang kalian bisa dititipkan kepada petugas yang ada di sebelah kanan kalian."
Doeengggg
Semua orang nona bangsawan yang mendengar hal tersebut tentu sangat terkejut. Terlebih Ji Ah dan Ji Hye, mereka sudah bekerja keras untuk menyiapkan pakaian terbaik mereka, tapi siapa sangka itu semua hanya akan sia-sia.
Sesaat, halaman istana putri menjadi sedikit ramai. Mereka saling berbicara satu sama lain. Ada yang mengeluh pastinya, tapi tidak dengan gadis yang berasal dari rakyat jelata dan juga Ji Eun pastinya, mereka jelas tidak masalah dengan hal tersebut.
" Woaaah, Ibunda memang terbaik," ucap baek. Ternyata para pangeran melihat peristiwa tersebut. Jika Yoon mengangguk-anggukkan kepalanya, Han So hanya diam saja dan menatap lurus ke arah para nona.
" Hyung, apa sudah ada yang menarik perhatian?" goda Yoon.
" Cih, semua hanya gadis yang gila kedudukan. Aku tidak menyukainya dan tidak akan tertarik dengan mereka," tukas Han So cepat.
Yoon hanya cemberut mendengar jawaban ketus sang kakak pertama.
" Jangan begitu Hyung, nanti beneran ada yang disukai lho. Dan Hyung akan mengejarnya karena dianya tidak mua," ledek Baek.
" Tidak, tidak akan pernah terjadi yang begitu!" tegas Han So. Dia mengatakan hal tersebut dengan pandangan mata yang tajam ke arah Baek. Han So pun berlalu, dia meninggalkan kedua adiknya itu. Baginya melihat kedatangan para gadis itu adalah kegiatan yang membuang waktu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
kata kata adalah do'a pangeran, nanti takutnya kemakan sama omongan sendiri
2025-02-07
0
Nanik Kusno
Han So... mulutmu adalah harimaumu.... nanti akan berbalik menerkammu
2024-12-08
0
Oi Min
awas lu Han So...... kemakan omongan sendiri nyaho' lu....
2024-05-24
2