Semua gadis yang sudah mendaftar akan dipanggil oleh pihak istana. Itu adalah keputusan mutlak dari Ratu Gyeo Wool. Awalnya Han So tidak setuju, ia berusaha untuk menyeleksinya sesuai usia dan juga latar belakang keluarga. Han So ingin mengeluarkan gadis yang keluarganya memiliki reputasi kurang bagus. Juga yang memiliki indikasi mengenai keluarga pemberontak akan ia singkirkan, tapi ibunya menolak keras.
" Tidak, semua harus diundang ke istana. nanti seleksi alam yang akan membuat mereka keluar dengan sendirinya," tegas Ratu Gyeo Wool.
Tatapan bingung tertampak pada raja Hyeon dan keempat anaknya. Mereka saat ini memang sedang mengadakan pertemuan pribadi sebagai 'keluarga' bukan sebagai keluarga kerajaan. Posisi yang ada saat ini bukanlah raja, ratu, pangeran dan putri, melainkan hanya ayah, ibu dengan keempat anaknya.
" Yeobo*, maksudmu bagaimana?" tanya Hyeon kepada sang istri. Sorot mata keempat anak mereka pun menegaskan bahwa mereka memiliki pertanyaan yang sama.
" Haaah, suamiku, kamu sendiri kan yang meminta aku untuk mengurus sayembara ini, maka dari itu semua harus sesuai pengaturan ku. Aku tidak akan menerima protes ataupun masukan tidak masuk akan dari pejabat istana. Ingat, sayembara ini sudah diserahkan kepadaku jadi, aku lah penentunya."
Penjelasan Gyeo Wool ditanggapi dengan anggukan kepala oleh semua yang hadir di sana. Ternyata saat seperti ini tahta tertinggi dipegang oleh sang ibu. Hyeon pun tidak lagi bisa berkutik.
" Bu, lalu apa saja yang akan menjadi tes bagi mereka? bukankah nanti dia akan jadi ratu selanjutnya, berarti dia harus pintar juga?" tanya Yoon. pangeran ketiga itu lebih dulu angkat bicara. Yang memiliki hajat, yakni putra mahkota hanya diam sambil memainkan rambut milik Areum.
" Nah Areum, untuk sementara kamu tidak boleh bersama Paman Jae Hwan, kamu harus membantu ibu nanti. Jadi untuk tes nya ibu akan ... ."
Areum mengangguk patuh, sebagai adik dia juga ingin kakak pertamanya mendapatkan istri yang sesuai. Sesuai dalam hal ini adalah sang calon istri bisa membersamai Han So dalam mengurus kerajaan seperti sang ibu.
" Oh ya Bu, apakah ibu juga akan memasukkan ilmu beladiri dalam tes di sayembara ini?" tanya Baek, dia baru ingat akan hal itu.
" Harus, aku ingin dia jadi seperti Ibu, yang bisa mengangkat pedang, menggunakan panah dan tombak. Tapi jika semua itu tidak sanggup dikuasi, paling tidak dia bisa melindungi dirinya sendiri, dan tidak mudah di teror. Menjadi seorang putri mahkota dan selanjutnya menjadi ratu adalah hal yang sangat riskan terhadap ancaman bahaya," sahut Han So cepat. Dia memang menginginkan pendampingnya nanti memiliki kemampuan seperti sang ibu.
" Nah, yang bersangkutan sudah memutuskan. Jadi mari masukkan itu dalam sayembara."
Gyeo Wool tersenyum, setidaknya putra pertamanya itu sedikit antusias ditengah rasa tidak pedulinya. Pada akhirnya pertemuan malam itu terus berlanjut. Mereka bicara banyak hal dan juga saling bercanda. Bahkan mereka memilih untuk tidur bersama malam itu.
Sungguh hal yang tidak pernah terjadi dalam kasus keluarga kerajaan kebanyakan. Namun, seperti itulah keluarga kerajaan yang dikepalai oleh Raja Hyeon. Raja yang begitu mencintai istri dan juga anak-anaknya. Dia juga tidak pernah memaksa anak-anaknya dalam menjalankan suatu hal kecuali keinginannya yang satu itu, yakni pernikahan Han So.
Tap! Tap! Tap!
Han So bangkit dari posisi tidurnya, ia membenarkan selimut adik-adiknya dan kemudian berjalan menyelinap keluar. Sebuah hembusan nafas berat keluar dari mulut dan hidung Han So. Agaknya pemilihan calon putri mahkota ini memang sangat membebaninya.
" Apa yang kamu pikirkan?"
" Ayah!"
Han So terkejut saat melihat raja Hyeon yang sudah berdiri di sampingnya. Ia sama sekali tidak bisa merasakan kedatangan sang ayah.
" Insting dan kepekaan mu harus ditingkatkan lagi. Aku datang pun kau bahkan tidak menyadarinya, bagaimana jika aku ini musuh. Kau pasti sudah mati di tanganku."
Han So menunduk dalam, apa yang dikatakan oleh Hyeon itu memang benar adanya. Satu-satunya yang ia tidak bisa menyadari kehadiran seseorang yakni adalah saat sang ayah datang. Entahlah, ia tidak pernah bisa tahu akan hal itu. Satu hal yang Han So bisa simpulkan, bahwa kemampuan tenaga dalam dirinya masih sangat jauh dibawah Hyeon.
" Sekarang jawab, apa yang kau pikirkan? Apa tentang para gadis itu yang bahkan kamu belum melihatnya?"
" Apa lagi Ayah, karena keinginan Ayah yang terburu-buru itu membuatku begitu pusing. Yah, aku hanya menjalin kehidupan berumah tangga dengan wanita yang aku cintai. Seperti ibu dan ayah. Aku tidak mau menikah hanya karena kepentingan politik."
Hyeon tertawa keras saat mendengar ucapan putra pertamanya itu. Ia jadi teringat masa lampau, dimana dia menikah dengan ratunya juga karena politik. ( Naah, yang pengen tahu cerita Raja Hyeon dan ratu Gyeo Wool silakan baca di sebelah ya, judul: THE UNLOVED QUEEN REVENGE)
" Haaah, kamu kan sudah dengar cerita tentang kami. Ayah dan juga Ibu mu ini dulu menikah juga karena politik. Tidak ada cinta diawal, tapi kami mulai memupuknya. Nah, kamu juga besok begitu lah. Coba lihat, adakah wanita yang menarik, jika sudah ketemu yang cocok maka buatlah dia jadi putri mahkota," papar Hyeon.
Han So mengerutkan alisnya, ia tentu tahu bahwa tujuan sayembara ini adalah putri mahkota yang akan jadi istrinya. Tapi kata-kata sang ayah baru saja seperti menyiratkan suatu yang lain.
" Apa maksud Ayah adalah pemenang bukanlah tujuan? Maksudku, kalau aku suka, maka aku bisa membuat gadis itu menang, begitu?" Han So menebak apa yang Hyeon ucapkan, walaupun dia belum sepenuhnya mengerti.
" Yaa, kau pikir saja lah sendiri. Sudahlah, aku mau menyusul istriku dulu. Haish, kalian berempat suka sekali mengganggu waktu ku dengan istriku."
Mulut Han So hanya bisa menganga mendengar ucapan Hyeon. Kini dia paham, sebenarnya maksud dari sayembara ini adalah agar dirinya bisa menemukan gadis yang cocok sesuai kemauannya. Dan setelah itu, dengan berbagai cara gadis itu pasti akan menang.
Rupanya semua itu ada maksud tersembunyi. Bukan licik tapi cerdas, jika tidak ada sayembara ini maka para pejabat akan mengirimkan putri mereka, dan mau tidak mau Hyeon harus memilih satu diantaranya. Dan dengan sayembara ini para pejabat hanya bisa pasrah jika putrinya tidak terpilih.
" Ayah memang cerdas, sudah lewat beberapa hari aku baru bisa memahami maksud dari ayah. Baiklah, mari kita lihat, dari sekian banyak gadis itu apakah ada yang menarik perhatianku? kita lihat saja nanti."
Han So tersenyum tipis, dengan sangat lirih dia mengucapkan kata terimakasih kepada sang Ayah. hyeon yang masih belum jauh ternyata masih bisa mendengarnya. Pria paruh baya itu mengangkat tangannya dan melambaikannya tanpa membalikan badannya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
kodo itu indah
👍👍👍
2025-03-27
1
Nanik Kusno
Raja gitu loh .... pemikirannya sudah jauuuuh ke depan....👍👍👍👍👍👍👍👍
2024-12-08
1
Shinta Dewiana
he...he...he...benar2 cerdas....raja..
2024-07-16
3