Ji Eun 11: Mendapat Izin

Sepanjang jalan menuju ke ruangan Han So, Ji Eun terus memikirkan banyak praduga. Dari bisik-bisik para prajurit, belum pernah ada yang dipanggil ke ruangan pribadi putra mahkota jika bukan komandan.

" Apa kamu takut?" tanya Komandan Ahn Chen.

Ji Eun tidak bisa membuka mulutnya ia hanya mengangguk lalu menggeleng. Ji Eun sendiri tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Waktu bertemu di danau dan di hutan, Putra Mahkota Han So bukanlah orang yang seperti di rumorkan ataupun seperti ingatan pemilik tubuh asli. Walaupun dia memang selalu bersikap dingin tapi dia bukanlah orang yang kejam.

" Sampaikan kepada Yang Mulia bahwa Prajurit Ji Kang sudah di sini?" perintah Ahn Chen kepada ajudan yang berjaga di depan ruangan Han So.

Seorang ajudan sekaligus ksatria pelindung Han So masuk dan memberitahu apa yang diminta oleh Komandan Ahn Chen.

" Silakan masuk, tapi hanya Prajurit Ji Kang saja yang diperbolehkan," ucap sang ajudan.

" Masuklah Ji Kang."

Ji Eun masuk sendirian. Dadanya bergemuruh saat melihat Han So yang duduk dengan wajah serius. Aura milik Han So sangat berbeda dari pada waktu sebelumnya ia bertemu. Wajahnya begitu tegas, tubuhnya terlihat tegap dan gagah meskipun duduk di balik meja.

" Aaah kau sudah datang. Duduklah."

" Salam kepada matahari kecil kerajaan Mae. Semoga Yang Mulia Putra Mahkota panjang umur dan selalu mendapat keberkahan dari Dewa."

" Tck, tidak perlu memberi salam resmi. Cepat duduklah. Bukankah kamu lelah karena habis di hukum?"

Currrr

Ji Eun sungguh bingung dengan apa yang dilakukan putra mahkota. Han So menyuruhnya datang ke ruangan hanya agar dia istirahat. Dan sekarang bahakan pria itu menuangkan teh untuknya. Ji Eun sampai bergidik, terlebih saat teringat dengan kata-kata para prajurit yang membicarakan bagaimana kejamnya sang putra mahkota.

" Nah, minumlah. Apa kamu sudah makan? Mengapa kamu bisa terlambat? Apa tidurmu tidak nyaman? Apa kubilang, itu tidak layak dikatakan rumah. Bahkan gubuk pun tidak, itu tuh kandang. Haish, dengan kandang kuda milikku pun masih bagus kandang kuda ku."

Han So terus mengomel. Tapi setelah itu dia terdiam saat merasa bahwa sedari tadi Ji Eun memerhatikannya. Han So sendiri bingung, bagaimana dia bisa berkata panjang lebar tersebut kepada orang lain. Selama ini hanya kepada keluarganya lah ia bisa berbicara banyak.

" Jangan gede rasa, aku hanya khawatir kau tidak akan bisa melaksanakan tugasmu sebagai prajurit. Sebaiknya kau menuruti ucapanku untuk tinggal di barak. Itu akan memudahkan kamu dan pastinya kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali," imbuh Han So. Dia berbicara dengan nada rendah yang santai sambil meminum teh yang belum lama ia tuang.

Sedangkan Ji Eun, sedari tadi dia hanya bisa diam. Tentu saja bukan karena apa-apa, tapi dia memilih cari aman. Bukankah memotong ucapan anggota keluarga kerajaan bisa mendapat hukuman? Setidaknya itu lah isi kepala Ji Eun. Hal tersebut ia ketahui karena ia sering melihat drama di televisi sekaligus komik kesukaannya di handphone.

" Mengapa diam saja!"

" Eeeh maaf Yang Mulia. Saya hanya sedang memerhatikan ucapan Anda. Tapi sekali lagi saya mohon maaf karena tidak bisa tinggal di barak. Saya jamin kejadian ini tidak akan terulang kembali. Oh iya, Yang Mulia, bisakah saya mengajukan cuti? Sekitar 2 minggu lagi saya harus pergi ke luar ibu kota. Saya hendak mengunjungi kakek saya."

Han So mengusap wajahnya kasar. Baru saja mulutnya menutup setelah meminta Ji Eun untuk tinggal di barak. Prajurit di depannya itu jelas menolak keras, dan sekarang malah mengajukan cuti. Tapi anehnya Han So tidak merasa marah. Padahal dalam hidupnya tidak pernah menerima penolakan dalam bentuk apapun.

" Haaah,terserah kau lah. Sana pergi, mengganggu waktuku saja."

" Waaah terima kasih Yang Mulia. Saya pamit undur diri."

Ji Eun bersorak. Izin sudah didapat, ia sebenarnya tidak ada rencana meminta izin seperti tadi. Hal tersebut tiba-tiba saja muncul di kepalanya saat teringat soal pemilihan putri mahkota. Ji Eun keluar dari ruangan Han So dengan wajah yang riang.

" Siapa sangka semuanya terlihat begitu mudah. Apakah ini adalah tanda bahwa tujuanku akan tercapai? Tapi, jika aku berhasil maka aku akan jadi istri pria itu. Hiiih, membayangkan saja sudah membuatku merinding. Sepertinya dia masuk dalam kategori pria tsunder. Aaah gampang, kalau aku yang menang ya tinggal kabur aja. Kembali menjadi prajurit Ji Kang . Tidak akan ada yang mengenaliku juga."

Ji Eun melenggang dengan hati yang ringan. Gadis itu memang ikut sayembara bukan untuk menempati posisi sebagai istri Han So. Dia hanya melakukan apa yang diminta oleh Kang Ji Eun-- sebagai pemilik tubuh asli. Tanpa ia sadari akan banyak hal yang terjadi di luar keinginannya itu. Bukan hanya mengenai Han So tapi juga Han Baek yang setelah bertemu dengannya menjadi kepikiran terus.

Saat ini Han Baek sedang berada di ruang bacanya bersama sang adik, Han Yoon. Namun, dia tidak seperti biasanya. Baek dari tadi hanya diam dan tidak sekalipun menanggapi ucapan Yoon.

" Hyungnim, ada apa? Dari tadi Hyung tidak mendengarkan ceritaku ya?" tanya Yoon. Dia sudah tidak dalam mood yang baik karena diacuhkan.

" Hhhh, maaf. Aku sedang banyak pikiran," jawab Baek singkat.

Yoon langsung terkejut, seorang Baek yang hidupnya santai tiba-tiba memiliki banyak pikiran? Itu adalah hal yang di luar kebiasaan.

" Woaaah rame nih, emangnya Hyung sedang berpikir apa?" Yoon terlihat penasaran. Dia yang awalnya kehilangan mood nya tiba-tiba menjadi antusias.

" Tadi pagi aku bertemu seorang gadis. Dia ikut mendaftar menjadi calon istri kakak pertama. Tapi, aku merasa pernah melihat gadis itu. Wajahnya tidak asing."

Mendengar ucapan Baek, Yoon langsung mengerutkan kedua alisnya. Ia juga menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Selama ini Baek memang terkenal ramah terhadap siapapun. Banyak pula yang mengidolakan Baek, ia cukup populer di kalangan para gadis. Tapi tidak pernah sekalipun Baek tertarik dengan para gadis itu.

" Apakah mungkin itu putri-putri pejabat dan bangsawan yang sering masuk dalam acara di istana? Atau mungkin temannya Areum?" tebak Yoon.

" Tidak, dia bukan putri-putri itu. Dan juga bukan teman Areum. Kau juga tahu kan, adik bungsu kita itu lebih suka berteman dengan tanaman herbal ketimbang orang. Waktunya dia habiskan di apotik istana bersama Paman Jae Hwan."

Yoon mengangguk cepat, apa yang dikatakan oleh kakak keduanya itu memang benar adanya. Adik bungus perempuan satu-satunya itu tidak suka ikut dalam pergaulan bangsawan. Dia lebih sering bersama Lee Jae Hwan--tabib hebat milik kerajaan Mae sekaligus kakak dari Ratu Gyeo Wool.

" Aah sudah tidak perlu dipikirkan. Aku yakin akan bisa bertemu lagi dnegan gadis itu," tukad Baek cepat. Ia memang penasaran tapi sata ini tidak ada gunanya terus mengingat. Baek yakin akan bisa kembali bertemu dengan wanita yang membuatnya sangat penasaran itu.

TBC

Terpopuler

Comments

Bagus Prakoso

Bagus Prakoso

bungsu ya?

2024-04-04

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-03-06

0

Miss Typo

Miss Typo

makin seru, Ji Eun gk bakalan bisa kabur dari Han So 😁

semangat semangat thor 💪💪

2024-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Ji Eun 01: Isekai
2 Ji Eun 02: Rencana Raja
3 Ji Eun 03: Serangan
4 Ji Eun 04: Hadiah Dari Raja
5 Ji Eun 05: Kekacauan Akan Dimulai
6 Ji Eun 06: Bertemu
7 Ji Eun 07: Obsesi Kakak Beradik
8 Ji Eun 08: MInta Bantuan
9 Ji Eun 09: Mendaftar
10 Ji Eun 10: Hukuman
11 Ji Eun 11: Mendapat Izin
12 Ji Eun 12: Tamu Tak Diundang
13 Ji Eun 13: Han So Tidak Mengerti
14 Ji Eun 14: Carilah Gadis Yang Kau Suka, Lalu Menangkan Dia!
15 Ji Eun 15: Mencari Ji Kang a.k.a Ji Eun
16 Ji Eun 16: Masuk Istana
17 Ji Eun 17: Apa Itu?
18 Ji Eun 18: Babak Pertama Sayembara
19 Ji Eun 19: Apakah Ibu Punya yang Ditargetkan?
20 Ji Eun 20: Tidak Terima
21 Ji Eun 21: Rencana dan Protes
22 Ji Eun 22: Alasan Ji Eun Dibenci
23 Ji Eun 23: Tidak Terpesona
24 Ji Eun 24: Benda Mencurigakan
25 Ji Eun 25: Bahaya Yang Mulia!
26 Ji Eun 26: Kegelisahan Ji Eun
27 Ji Eun 27: Semua Berterimakasih
28 Ji Eun 28: Rencana Lain
29 Ji Eun 29: Tertidur Sejenak
30 Ji Eun 30: Aku Harus Pergi
31 Ji Eun 31: Iblis Mimpi Buruk
32 Ji Eun 32: Gadis Yang Menarik
33 Ji Eun 33: Kekuatan Suci?
34 Ji Eun 34: Masalah di Kamp Militer
35 Ji Eun 35: Ironi Kehidupan
36 Ji Eun 36: Curiga
37 Ji Eun 37: Mengancam Menggunakan Keluarga?
38 Ji Eun 38: Apakah Sudah Menetapkan Putri Mahkota?
39 Ji Eun 39: Menyelinap Keluar
40 Ji Eun 40: Rahasiakan, Jangan Sampai Keluar!
41 Ji Eun 41: Siapa Kamu?
42 Ji Eun 42: Kau Tidak Pantas Dipanggil Ibu!
43 Ji Eun 43: Han So Datang!
44 Ji Eun 44: Ji Eun Tidak Sadar
45 Ji Eun 45: Minum Obat
46 Ji Eun 46: Harus Apa Sekarang?
47 Ji Eun 47: Tidak Sadar Juga
48 Ji Eun 48: Tidak Punya Hati
49 Ji Eun 49: Aku Yakin Ji Eun Berbeda
50 Ji Eun 50: Pemanggilan Keluarga Kang dan Fakta Terkuak
51 Ji Eun 51: Alasan Ji Eun Pergi
52 Ji Eun 52: Pengejaran Terhadap 2 Orang
53 Ji Eun 53: Han So Tidak Mencari Ku Kan?
54 Ji Eun 54: Eksekusi
55 Ji Eun 55: Bukan Kang Tapi Lee
56 Ji Eun 56: Iblis Pemakan Jantung?
57 Ji Eun 57: Rencana Han So
58 Ji Eun 58: Ketemu!
59 JI Eun 59: Rencana Ji Eun
60 Ji Eun 60: Aksi Ro Naa
61 Ji Eun 61: Sebuah Mimpi
62 Ji Eun 62: Pengosongan Penginapan
63 Ji Eun 63: Dia Gagal
64 Ji Eun 64: Bukan Berasal Dari Dunia Yang Sama
65 Ji Eun 65: Tinggal Sementara
66 Ji Eun 66: Ingin Kau Ada Di Sisi Ku
67 Ji Eun 67: Kena Kalian!
68 Jo Eun 68: Bertamu Ratu
69 Ji Eun 69: Tindakan Tegas
70 Ji Eun 70: Aku Menyukaimu
71 Ji Eun 71: Apa Ini?
72 Ji Eun 72: Dua Kemungkinan
73 Ji Eun 73: Tidak Salah Mencoba
74 Ji Eun 74: Ambruk Bersama
75 Ji Eun 75: Penyempurnaan Kekuatan
76 Ji Eun 76: Benar-benar Pulang
77 Ji Eun 77: Mari Selesaikan
78 Ji Eun 78: Izin Menghadapi Iblis
79 Ji Eun 79: Rencana Ji Eun
80 Ji Eun 80: Kamu Tetaplah Ji Eun
81 Ji Eun 81: Tidak Sabar Memakanmu
82 Ji Run 82: Sesi Pertama Versus
83 Ji Eun 83: Memancing Emosi
84 Ji Eun 84: Kami Minta Maaf
85 Ji Eun 85: Semakin Cepat Semakin Baik
86 Ji Eun 86: Terimakasih Mau Menjadi Rumah Ku
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Ji Eun 01: Isekai
2
Ji Eun 02: Rencana Raja
3
Ji Eun 03: Serangan
4
Ji Eun 04: Hadiah Dari Raja
5
Ji Eun 05: Kekacauan Akan Dimulai
6
Ji Eun 06: Bertemu
7
Ji Eun 07: Obsesi Kakak Beradik
8
Ji Eun 08: MInta Bantuan
9
Ji Eun 09: Mendaftar
10
Ji Eun 10: Hukuman
11
Ji Eun 11: Mendapat Izin
12
Ji Eun 12: Tamu Tak Diundang
13
Ji Eun 13: Han So Tidak Mengerti
14
Ji Eun 14: Carilah Gadis Yang Kau Suka, Lalu Menangkan Dia!
15
Ji Eun 15: Mencari Ji Kang a.k.a Ji Eun
16
Ji Eun 16: Masuk Istana
17
Ji Eun 17: Apa Itu?
18
Ji Eun 18: Babak Pertama Sayembara
19
Ji Eun 19: Apakah Ibu Punya yang Ditargetkan?
20
Ji Eun 20: Tidak Terima
21
Ji Eun 21: Rencana dan Protes
22
Ji Eun 22: Alasan Ji Eun Dibenci
23
Ji Eun 23: Tidak Terpesona
24
Ji Eun 24: Benda Mencurigakan
25
Ji Eun 25: Bahaya Yang Mulia!
26
Ji Eun 26: Kegelisahan Ji Eun
27
Ji Eun 27: Semua Berterimakasih
28
Ji Eun 28: Rencana Lain
29
Ji Eun 29: Tertidur Sejenak
30
Ji Eun 30: Aku Harus Pergi
31
Ji Eun 31: Iblis Mimpi Buruk
32
Ji Eun 32: Gadis Yang Menarik
33
Ji Eun 33: Kekuatan Suci?
34
Ji Eun 34: Masalah di Kamp Militer
35
Ji Eun 35: Ironi Kehidupan
36
Ji Eun 36: Curiga
37
Ji Eun 37: Mengancam Menggunakan Keluarga?
38
Ji Eun 38: Apakah Sudah Menetapkan Putri Mahkota?
39
Ji Eun 39: Menyelinap Keluar
40
Ji Eun 40: Rahasiakan, Jangan Sampai Keluar!
41
Ji Eun 41: Siapa Kamu?
42
Ji Eun 42: Kau Tidak Pantas Dipanggil Ibu!
43
Ji Eun 43: Han So Datang!
44
Ji Eun 44: Ji Eun Tidak Sadar
45
Ji Eun 45: Minum Obat
46
Ji Eun 46: Harus Apa Sekarang?
47
Ji Eun 47: Tidak Sadar Juga
48
Ji Eun 48: Tidak Punya Hati
49
Ji Eun 49: Aku Yakin Ji Eun Berbeda
50
Ji Eun 50: Pemanggilan Keluarga Kang dan Fakta Terkuak
51
Ji Eun 51: Alasan Ji Eun Pergi
52
Ji Eun 52: Pengejaran Terhadap 2 Orang
53
Ji Eun 53: Han So Tidak Mencari Ku Kan?
54
Ji Eun 54: Eksekusi
55
Ji Eun 55: Bukan Kang Tapi Lee
56
Ji Eun 56: Iblis Pemakan Jantung?
57
Ji Eun 57: Rencana Han So
58
Ji Eun 58: Ketemu!
59
JI Eun 59: Rencana Ji Eun
60
Ji Eun 60: Aksi Ro Naa
61
Ji Eun 61: Sebuah Mimpi
62
Ji Eun 62: Pengosongan Penginapan
63
Ji Eun 63: Dia Gagal
64
Ji Eun 64: Bukan Berasal Dari Dunia Yang Sama
65
Ji Eun 65: Tinggal Sementara
66
Ji Eun 66: Ingin Kau Ada Di Sisi Ku
67
Ji Eun 67: Kena Kalian!
68
Jo Eun 68: Bertamu Ratu
69
Ji Eun 69: Tindakan Tegas
70
Ji Eun 70: Aku Menyukaimu
71
Ji Eun 71: Apa Ini?
72
Ji Eun 72: Dua Kemungkinan
73
Ji Eun 73: Tidak Salah Mencoba
74
Ji Eun 74: Ambruk Bersama
75
Ji Eun 75: Penyempurnaan Kekuatan
76
Ji Eun 76: Benar-benar Pulang
77
Ji Eun 77: Mari Selesaikan
78
Ji Eun 78: Izin Menghadapi Iblis
79
Ji Eun 79: Rencana Ji Eun
80
Ji Eun 80: Kamu Tetaplah Ji Eun
81
Ji Eun 81: Tidak Sabar Memakanmu
82
Ji Run 82: Sesi Pertama Versus
83
Ji Eun 83: Memancing Emosi
84
Ji Eun 84: Kami Minta Maaf
85
Ji Eun 85: Semakin Cepat Semakin Baik
86
Ji Eun 86: Terimakasih Mau Menjadi Rumah Ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!