Ji Eun berjalan menjauh dari tempat pendaftaran. Dia merasa sangat tidak menyenangkan berada di tempat itu berlama-lama. Terlebih banyak nona bangsawan yang datang. Meskipun tidak ada yang akan mengenali dirinya, tapi setidaknya dia harus menghindar dari orang-orang yang hendak mencari masalah. Seperti pelayan salah satu nona yang ia tahu sangat sengaja mencari musuh.
Pluk!
Bahu Ji Eun ditepuk oleh seseorang. Tubuhnya sedikit bergetar ketika melihat siapa yang melakukan itu.
" Aku seperti mengenalmu, tapi dimana ya?"
" Hormat kepada Yang Mulia Pangeran Kedua Han Baek, Semoga Pangeran kedua panjang umur dan sehat selalu."
Ji eun langsung memberikan hormat, ia membungkuk dalam. Dadanya bergemuruh, ia berusaha setenang mungkin dan tentu berharap agar Pangeran Han Baek tidak mengenalinya.
Tenang, Ji Eun. Wujud asli mu adalah seorang wanita, jadi pasti dia tidak akan mengenalimu sebagai prajurit. Ji Eun berbicara dalam hati. Dia sungguh merasa gelisah, takut jika dirinya dikenali.
Sedangkan Han Baek yang disapa oleh Ji Eun masih terus diam, sehingga Ji Eun pun tidak bisa segera menegakkan tubuhnya.
Huh, sampai kapan dia tidak menjawab salam ku. Pinggangku sudah pegal ini, gerutu Ji Eun pelan.
" Aah maaf, ya terimakasih. Hmmm sepertinya aku hanya salah lihat. Apakah kamu juga akan ikut sayembara itu? Jika kamu terpilih, maka kamu akan jadi kakak iparku dong. Hmmm baiklah, kita pasti akan bertemu lagi nona. Semoga berhasil. hwaiting!"
Han baek langsung pergi meninggalkan Ji Een. Tapi Ji Eun malah bernafas lega. Pasalnya dia tidak akan berlama-lama berhadapan degan Baek. Bisa-bisa pangeran kedua itu bisa mengenali siapa dirinya jika terus mengobrol lama.
" Haah, aku sudah berada di kota. Sebaiknya aku membeli beberapa perlengkapan untuk rumah ku itu. Astaga, aku lupa. Aku kan tetap harus melapor ke barak."
Ji Eun menepuk keningnya sendiri. Dia kemudian mengangkat rok nya dan berlari sekencang mungkin untuk menuju barak prajurit. Dia sungguh melupakan hal tersebut. Prajurit yang tidak tinggal di barak militer wajib melakukan lapor pagi. Setelah itu mereka juga harus melakukan latihan secara rutin.
" Hosh ... hosh ... hosh ... Lapor, prajurit Divisi I Ji Kang melapor."
" Tck kau terlambat. Hukumannya, lari mengitari lapangan latihan sebanyak 100 kali."
Ji Eun tidak terkejut dengan hukuman itu. Di masa lalu dia sudah terbiasa dengan hal tersebut. Pendidikan sebagai tentara dan pembunuh bayaran tidaklah mudah. Tubuhnya sudah ditempa oleh latihan sejak dari usia 7 tahun. Maka dari itu, hukuman lari kali ini tentu bukanlah hal yang besar untuk Ji Eun.
" Bagus, ini bisa digunakan untuk melatih tubuh yang lemah ini."
Tanpa penolakan, Ji Eun langung mengambil ancang-ancang untuk berlari. Semua tentu langsung melihat apa yang saat ini Ji Eun lakukan. Beberapa prajurit bahkan ada yang bertaruh bahwa Ji Eun akan pingsan dalam beberapa putaran saja.
" Lihatlah badannya yang kurus kecil itu, aku yakin dia akan ambruk pada putaran ketiga."
" Aku tidak percaya dengan ucapanmu, bukankah kemarin dia mendapat hadiah dari yang mulia raja karena mendapat hewan buruan paling cepat?"
" Aaah aku percaya itu hanya sekedar beruntung."
Beberapa prajurit sepertinya meragukan kemampuan Ji Eun, dan Ji Eun mendengar jelas apa yang mereka bicarakan. Namun, dia acuh. Saat ini bukan saatnya untuk dirinya menghiraukan perkataan mereka. Dia memilih untuk fokus berlari menjalani hukumannya.
Setelah beberapa saat berlalu, beberapa prajurit bersorak menyemangati Ji Eun. Mereka tidak menyangka Ji Eun sudah mengelilingi lapangan lebih dari setengah jumlah hukuman yang diberikan.
" Ayo ... Prajurit Ji Kang! Kamu pasti bisa!"
" Ji Kang! Ji Kang! Ji Kang!"
Semua berteriak memanggil nama Ji Eun, area pelatihan tersebut menjadi riuh. Hampir seisi tempat latihan prajurit menghentikan latihan mereka dan memilih melihat aksi Ji Eun. Bukan tanpa alasan mereka melakukan itu, sebelum Ji Eun, tidak ada yang berhasil memutari lapangan sejumlah 100 kali. Mereka jelas kagum dengan stamina Ji Eun. padahal tubuh Ji Eun kecil dan kurus, seperti itu lah anggapan para prajurit lainnya.
" Ada apa ini, mengapa prajurit tidak ada yang berlatih!"
" Hormat kepada Putra Mahkota, Matahari Kecil Kerajaan Mae, semoga Yang Mulia Putra Mahkota selalu sehat dan panjang umur. Itu, mereka ... ."
Belum selesai Komandan Prajurit Ahn Chen menjelaskan, Han So sudah berjalan menjauh dari dirinya dan mendekat ke arah keramaian terjadi. Han So sedikit terkejut saat melihat Ji Eun yang masih berlari memutari lapangan.
" Mengapa dia berlari begitu?" tanya Han So dengan suaranya yang berat tapi tetap terasa menekan.
" Aaah itu Yang Mulia, itu adalah tradisi di barak prajurit. Barang siapa yang telat datang melapor, maka akan dikenai hukuman untuk berlari 100 kali memutari lapangan," jawab Ahn Chen. Hal itu memanglah sudah lama diterapkan oleh barak prajurit. Maka dari itu semua juga sudah mengerti. Han So pun paham, tapi dia tidak menyangka bahwa Ji Eun akan mengalaminya.
" Apa dia bangun kesiangan? Mengapa dia bisa telat melapor, apa gubuknya itu membuat dirinya tidak bisa tidur? Atau, ada yang terjadi di sana semalam," gumam Han So lirih.
Ahn Chen mengerutkan keningnya ketika mendengar gumaman Han So. Tapi dia tidak bisa mendengarnya dengan jelas karena Han Son berucap begitu lirih.
" Komandan Ahn, minta anak itu menghadap ku setelah ia selesai menjalani hukumannya."
" Baik Yang Mulia Putra Mahkota."
Han So segera meninggalkan tempat itu dan menuju ke ruangannya. Ya, di sana ia juga memiliki ruangan pribadi. Bagaimanapun Han So sudah ikut berperang dari usia muda, jadi barak prajurit ini sudah menjadi rumah kedua baginya. Bahkan Han So lebih suka berada di tempat itu ketimbang di istana putra mahkota.
" Wohoooo Kau hebat Prajurit Ji Kang!"
" Ya, benar. kau berhasil menyelesaikannya!"
" Siapa sangka tubuh kecil kurus mu itu sangat kuat!"
Pujian demi pujian di terima oleh Ji Eun, ia hanya tersenyum tipis. Terlebih saat beberapa orang menepuk bahunya. Sebenarnya ini hampir sama seperti kehidupan sebelumnya, dimana dia selalu menonjol diantara para tentara bayaran yang lainnya, meskipun dia seorang wanita.
" Huh, aku jadi merindukan mereka, Apakah mereka menangisi kematianku ya?" gumam Ji Eun lirih.
" Prajurit Ji Kang, Yang Mulia Putra Mahkota memintamu untuk menghadap beliau di ruangannya, segera?"
" Eeeh, aku?"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Nanik Kusno
G ada yang menangisi kematianmu....perut karetmu yg membuat mu mati....😏😏😏
2024-12-08
1
Shinta Dewiana
he...he..he...temen2 di masa depan pasti bingung krn kamu mati keselek tulang ayam....abis kebanyaan makan sihh...jadinya pindah alam....😊
2024-07-16
6
Disya♡💕
pasti teman² mu di duniamu itu pada bingung mau sedih apa ketawa,soalnya meninggal nya kerena keselek tulang ayam 🤣🤣🤣
2024-06-11
2