Ji Eun 09: Mendaftar

Keesokan harinya, halaman istana sungguh ramai. Satu persatu gadis muda mendatangi istana untuk mendaftarkan diri sebagai kandidat putri mahkota.

Keadaan ini tak ubahnya seperti undian, dari sekian banyak gadi di negara Mae hanya akan ada satu yang terpilih. Meskipun mereka sadar bahwa kesempatannya sangatlah kecil, namun mereka tetap bersemangat akan hal tersebut.

Keramaian juga terjadi di ruang rapat istana. Saat ini para pejabat sedang mengajukan protes mengenai keputusan sang raja. Mereka bersikukuh meminta Raja Hyeon untuk mencabut titah tersebut.

" Kami mohon Yang Mulia mempertimbangkan kembali."

Sekitar setengah anggota rapat mengucapkan hal tersebut secara serempak. Mereka membungkuk dalam.

" Tck, merepotkan. Apa yang aku putuskan tidak bisa lagi aku ambil. Sudahlah ikuti saja itu. Apa jangan-jangan kalian takut, putri kalian tidak sanggup mengikuti sayembara ini? Jangan anggap remeh keluarga kerajaan, kami akan membuat sayembara ini dengan sungguh-sungguh. Bahkan ujian yang diberikan akan langsung disusun oleh Ratu Gyeo Wool. Nah yang perlu kalian perhatikan adalah kemampuan putri kalian, bukannya sayembara itu sendiri. Rapat pagi ini aku sudahi."

Semua pejabat saling pandang. Rencana mereka mengajukan protes sudah gagal. Dan jika yang dikatakan bahwa Ratu Gyeo Wool akan turun tangan dalam seleksi, maka hal itu pasti tidak akan mudah. Mereka cukup tahu kemampuan ratu. Jika standar yang dipakai adlah kemampuan ratu, maka putri-putri mereka akan berjuang dengan sangat keras untuk mendapat posisi terebut.

" Sial, ini pasti tidak akan mudah. Tunggu, apakah nanti Ratu akan memasukkan ilmu bela diri dalam seleksinya? Jika benar ini sungguh akan merepotkan."

Lagi, seseorang bergumam pelan. Tangannya mengepal erat karena mengingat semua perkataan raja di ruang rapat. Ia langsung pulang dengan terburu. Banyak hal yang harus ia bicarakan dan rencanakan untuk bisa menjadikan putrinya sebagai putri mahkota.

Tap! Tap! Tap!

Braaak

" Ayah, ada apa ayah begitu terburu-buru?"

Seorang gadis cantik keluar dari dalam kediaman menyambut pria tersebut.

" Apakah kamu sudah mendaftar?"

" Sudah Ayah."

Mentri Dalam Negri Choi Gu Hwa, mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Pandangannya kemudian beralih kepada putri semata wayangnya Choi Hana. Putrinya itu termasuk cantik, tapi Hana adalah gadis yang lemah lembut.

" Kapan katanya panggilan dari istana kepada para semua kandidat?"

" Kata pihak istana sekitar 2 minggu lagi, Yah"

Choi Gu Hwa kembali merenung sejenak. Dia masih terdiam hingga beberapa saat. Hana yang tidak tahu apa yang dipikirkan sang ayah dan juga tidak berani bertanya akhirnya memilih untuk bangkit.

" Tunggu, duduklah. Kita harus membuat rencana agar kau bisa menempati posisi tertinggi," sergah Gu Hwa. Mau tidak mau dia Hana kembali duduk. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala gadis berusia 17 tahun itu. Tapi kembali, dia tidak berani mengajukannya kepada sang ayah.

" Kau sudah menguasai banyak ketrampilan. Hanya tinggal satu saja yang belum yakni pelatihan beladiri. Mulai besok kamu akan berlatih dengan ksatria yang akan ku pilih."

" Apa? Mengapa saya harus belajar beladiri ayah. Untuk apa?"

" Tck, jangan membantah. Lakukan saja apa yang jadi perintahku," kata Chai Gu Hwan dengan nata yang menatap tajam.

" Baik ayah," jawan Hana. Pada akhirnya gadis itu hanya bisa menuruti perintah sang ayah. Sudah sejak dari lama Mentri Cho Gu Hwa memilik obsesi terhadap kerajaan. sejak kelahiran Hana dia sudah bertekad untuk menjadikan putri satu-satunya itu menjadi ratu.

" Aku yakin pasti hanya aku yang mengetahui hal ini. Dan aku yakin bahwa putriku akan bisa menjadi ratu masa depan."

Keyakinan yang sangat luar biasa dimiliki oleh Choi Gu Hwa. Bahkan dia sudah memiliki banyak rencana jika Hana menempati posisi sebagai putri mahkota dan juga kemudian menjadi ratu.

Di sisi lain, Ji Eun sedikit terkejut saat melihat pengumuman yang ditempel di alun-alun kota. Semua yang dia dengar dari jiwa pemilik tubuh asli sungguh benar adanya.

" Woaaah, aku merasa Sang Raja pasti adalah orang yang menyenangkan. Ini secara tidak langsung mengejar anaknya untuk menikah. Ha ha ha, aku bisa membayangkan betapa frustasinya Putra Mahkota mengahadapi ini semua. Aah iya, aku juga harus segera ikut mendaftar. Tapi sebelumnya aku harus membeli pakaian terlebih dulu."

Ji Eun melenggang menuju ke are pasar yang ada di sebelah pusat kota. Ia beruntung karena di sana apa yang ia cari sudah tersedia semua. dari pakaian, sepatu, bahkan alat merias diri.

Ji Eun sedikit kebingungan saat menggunakan pakaian dan alat make up. Semua sungguh berbeda dari jamannya.

" Seharusnya aku melihat tutorial di youtube waktu masih di kehidupan dulu. Sehingga aku tidak bingung. Tapi terserahlah, kan hanya untuk mendaftar. Aku harus bisa membuat orang-orang yang mengenalku menjadi tidak mengenaliku."

Ji Eun melakukan semuanya sebisa mungkin. Dirasa sudah pas, ia langsung berjalan menuju ke istana. Di halaman, ternyata masih sangat ramai para gadis yang melamar. Menurut pengelihatan Ji eun, di sana banyak terdapat gadis dari berbagai golongan. Hal tersebut bisa ia pastikan melalui pakaian yang dipakai oleh para gadis tersebut.

" Hmmm, tidak di dunia modern dan dunia sekarang, ternyata kekayaan seseorang bisa dilihat dari cara berpenampilan. Haaah, aku yakin pasti nanti di dalam sana juga tidak akan mudah."

Bruuk!

" Heh, dasar gadis kampung. Minggir, kamu menghalangi jalan nona kami."

Ji Eun mengerutkan alisnya saat ada seseorang yang mendorong tubuhnya. Jika ia lihat secara seksama, tampaknya orang yang mendorongnya itu adalah seorang pelayan.

" Waah Nona, sepertinya gadis kampung ini benar-benar tuli dan bisu. Heh,aku bilang minggir. Kamu menghalangi jalan kami."

Ji Eun bergeming, dia sangat enggan meladeni orang-orang model begitu. Di kehidupan sebelumnya dia sudah cukup hapal siapa mereka.

tanpa menjawab dan juga melihat, Ji Eun memilih segera pergi menuju tempat pendaftaran. Dia tidak mau memperburuk situasi. Terlebih banyak orang yang melihat.

" Nona, tuliskan alamat Nona. Itu kami butuhkan untuk mengirim surat resmi pemanggilan masuk ke istana."

Ji Eun terdiam sejenak. Dia kembali berpikir untuk hal tersebut. Tidak mungkin dia menggunakan kediaman Perdana Mentri Kang, itu akan membuatnya ketahuan.

" Aah baiklah, ke sini saja."

Penjaga bagian pendaftaran itu terkejut saat membaca alamat yang dituliskan oleh Ji Eun. Tapi si penjaga tidak bertanya, karena itu bukanlah urusan dia. Bagi nya yang terpenting pada pendaftaran memenuhi syarat pendaftaran.

Ji Eun buru-buru pergi dari tempat itu, dia tidak mau berurusan dnegan nona bangsawan yang datang bersama pelayannya tai. Bisa Ji Eun rasakan bahwa pelayan tadi masih berusaha mencari masalah dengannya. Maka dari itu dia berjalan cepat keluar dari halaman istana.

" Huuuh, hampir saja. Padahal aku masih ingin menikmati istana yang selama ini aku tonton di drama. Sialan, kalau tidak banyak orang sudah aku hancurkan mulutnya itu."

Pluk!

" Aku sepertinya mengenalmu, tapi dimana ya?"

Deg!

TBC

Terpopuler

Comments

kodo itu indah

kodo itu indah

👍👍

2025-02-07

1

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Lanjuuut Kak

2024-12-08

1

🌸 Airyein 🌸

🌸 Airyein 🌸

Tau tuh. Kalau puteri kelen berkualitas mah gaperlu ketar ketir keles. Owhh pasti putri kelen skill nya ga seberapa nah 🙃

2024-05-17

5

lihat semua
Episodes
1 Ji Eun 01: Isekai
2 Ji Eun 02: Rencana Raja
3 Ji Eun 03: Serangan
4 Ji Eun 04: Hadiah Dari Raja
5 Ji Eun 05: Kekacauan Akan Dimulai
6 Ji Eun 06: Bertemu
7 Ji Eun 07: Obsesi Kakak Beradik
8 Ji Eun 08: MInta Bantuan
9 Ji Eun 09: Mendaftar
10 Ji Eun 10: Hukuman
11 Ji Eun 11: Mendapat Izin
12 Ji Eun 12: Tamu Tak Diundang
13 Ji Eun 13: Han So Tidak Mengerti
14 Ji Eun 14: Carilah Gadis Yang Kau Suka, Lalu Menangkan Dia!
15 Ji Eun 15: Mencari Ji Kang a.k.a Ji Eun
16 Ji Eun 16: Masuk Istana
17 Ji Eun 17: Apa Itu?
18 Ji Eun 18: Babak Pertama Sayembara
19 Ji Eun 19: Apakah Ibu Punya yang Ditargetkan?
20 Ji Eun 20: Tidak Terima
21 Ji Eun 21: Rencana dan Protes
22 Ji Eun 22: Alasan Ji Eun Dibenci
23 Ji Eun 23: Tidak Terpesona
24 Ji Eun 24: Benda Mencurigakan
25 Ji Eun 25: Bahaya Yang Mulia!
26 Ji Eun 26: Kegelisahan Ji Eun
27 Ji Eun 27: Semua Berterimakasih
28 Ji Eun 28: Rencana Lain
29 Ji Eun 29: Tertidur Sejenak
30 Ji Eun 30: Aku Harus Pergi
31 Ji Eun 31: Iblis Mimpi Buruk
32 Ji Eun 32: Gadis Yang Menarik
33 Ji Eun 33: Kekuatan Suci?
34 Ji Eun 34: Masalah di Kamp Militer
35 Ji Eun 35: Ironi Kehidupan
36 Ji Eun 36: Curiga
37 Ji Eun 37: Mengancam Menggunakan Keluarga?
38 Ji Eun 38: Apakah Sudah Menetapkan Putri Mahkota?
39 Ji Eun 39: Menyelinap Keluar
40 Ji Eun 40: Rahasiakan, Jangan Sampai Keluar!
41 Ji Eun 41: Siapa Kamu?
42 Ji Eun 42: Kau Tidak Pantas Dipanggil Ibu!
43 Ji Eun 43: Han So Datang!
44 Ji Eun 44: Ji Eun Tidak Sadar
45 Ji Eun 45: Minum Obat
46 Ji Eun 46: Harus Apa Sekarang?
47 Ji Eun 47: Tidak Sadar Juga
48 Ji Eun 48: Tidak Punya Hati
49 Ji Eun 49: Aku Yakin Ji Eun Berbeda
50 Ji Eun 50: Pemanggilan Keluarga Kang dan Fakta Terkuak
51 Ji Eun 51: Alasan Ji Eun Pergi
52 Ji Eun 52: Pengejaran Terhadap 2 Orang
53 Ji Eun 53: Han So Tidak Mencari Ku Kan?
54 Ji Eun 54: Eksekusi
55 Ji Eun 55: Bukan Kang Tapi Lee
56 Ji Eun 56: Iblis Pemakan Jantung?
57 Ji Eun 57: Rencana Han So
58 Ji Eun 58: Ketemu!
59 JI Eun 59: Rencana Ji Eun
60 Ji Eun 60: Aksi Ro Naa
61 Ji Eun 61: Sebuah Mimpi
62 Ji Eun 62: Pengosongan Penginapan
63 Ji Eun 63: Dia Gagal
64 Ji Eun 64: Bukan Berasal Dari Dunia Yang Sama
65 Ji Eun 65: Tinggal Sementara
66 Ji Eun 66: Ingin Kau Ada Di Sisi Ku
67 Ji Eun 67: Kena Kalian!
68 Jo Eun 68: Bertamu Ratu
69 Ji Eun 69: Tindakan Tegas
70 Ji Eun 70: Aku Menyukaimu
71 Ji Eun 71: Apa Ini?
72 Ji Eun 72: Dua Kemungkinan
73 Ji Eun 73: Tidak Salah Mencoba
74 Ji Eun 74: Ambruk Bersama
75 Ji Eun 75: Penyempurnaan Kekuatan
76 Ji Eun 76: Benar-benar Pulang
77 Ji Eun 77: Mari Selesaikan
78 Ji Eun 78: Izin Menghadapi Iblis
79 Ji Eun 79: Rencana Ji Eun
80 Ji Eun 80: Kamu Tetaplah Ji Eun
81 Ji Eun 81: Tidak Sabar Memakanmu
82 Ji Run 82: Sesi Pertama Versus
83 Ji Eun 83: Memancing Emosi
84 Ji Eun 84: Kami Minta Maaf
85 Ji Eun 85: Semakin Cepat Semakin Baik
86 Ji Eun 86: Terimakasih Mau Menjadi Rumah Ku
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Ji Eun 01: Isekai
2
Ji Eun 02: Rencana Raja
3
Ji Eun 03: Serangan
4
Ji Eun 04: Hadiah Dari Raja
5
Ji Eun 05: Kekacauan Akan Dimulai
6
Ji Eun 06: Bertemu
7
Ji Eun 07: Obsesi Kakak Beradik
8
Ji Eun 08: MInta Bantuan
9
Ji Eun 09: Mendaftar
10
Ji Eun 10: Hukuman
11
Ji Eun 11: Mendapat Izin
12
Ji Eun 12: Tamu Tak Diundang
13
Ji Eun 13: Han So Tidak Mengerti
14
Ji Eun 14: Carilah Gadis Yang Kau Suka, Lalu Menangkan Dia!
15
Ji Eun 15: Mencari Ji Kang a.k.a Ji Eun
16
Ji Eun 16: Masuk Istana
17
Ji Eun 17: Apa Itu?
18
Ji Eun 18: Babak Pertama Sayembara
19
Ji Eun 19: Apakah Ibu Punya yang Ditargetkan?
20
Ji Eun 20: Tidak Terima
21
Ji Eun 21: Rencana dan Protes
22
Ji Eun 22: Alasan Ji Eun Dibenci
23
Ji Eun 23: Tidak Terpesona
24
Ji Eun 24: Benda Mencurigakan
25
Ji Eun 25: Bahaya Yang Mulia!
26
Ji Eun 26: Kegelisahan Ji Eun
27
Ji Eun 27: Semua Berterimakasih
28
Ji Eun 28: Rencana Lain
29
Ji Eun 29: Tertidur Sejenak
30
Ji Eun 30: Aku Harus Pergi
31
Ji Eun 31: Iblis Mimpi Buruk
32
Ji Eun 32: Gadis Yang Menarik
33
Ji Eun 33: Kekuatan Suci?
34
Ji Eun 34: Masalah di Kamp Militer
35
Ji Eun 35: Ironi Kehidupan
36
Ji Eun 36: Curiga
37
Ji Eun 37: Mengancam Menggunakan Keluarga?
38
Ji Eun 38: Apakah Sudah Menetapkan Putri Mahkota?
39
Ji Eun 39: Menyelinap Keluar
40
Ji Eun 40: Rahasiakan, Jangan Sampai Keluar!
41
Ji Eun 41: Siapa Kamu?
42
Ji Eun 42: Kau Tidak Pantas Dipanggil Ibu!
43
Ji Eun 43: Han So Datang!
44
Ji Eun 44: Ji Eun Tidak Sadar
45
Ji Eun 45: Minum Obat
46
Ji Eun 46: Harus Apa Sekarang?
47
Ji Eun 47: Tidak Sadar Juga
48
Ji Eun 48: Tidak Punya Hati
49
Ji Eun 49: Aku Yakin Ji Eun Berbeda
50
Ji Eun 50: Pemanggilan Keluarga Kang dan Fakta Terkuak
51
Ji Eun 51: Alasan Ji Eun Pergi
52
Ji Eun 52: Pengejaran Terhadap 2 Orang
53
Ji Eun 53: Han So Tidak Mencari Ku Kan?
54
Ji Eun 54: Eksekusi
55
Ji Eun 55: Bukan Kang Tapi Lee
56
Ji Eun 56: Iblis Pemakan Jantung?
57
Ji Eun 57: Rencana Han So
58
Ji Eun 58: Ketemu!
59
JI Eun 59: Rencana Ji Eun
60
Ji Eun 60: Aksi Ro Naa
61
Ji Eun 61: Sebuah Mimpi
62
Ji Eun 62: Pengosongan Penginapan
63
Ji Eun 63: Dia Gagal
64
Ji Eun 64: Bukan Berasal Dari Dunia Yang Sama
65
Ji Eun 65: Tinggal Sementara
66
Ji Eun 66: Ingin Kau Ada Di Sisi Ku
67
Ji Eun 67: Kena Kalian!
68
Jo Eun 68: Bertamu Ratu
69
Ji Eun 69: Tindakan Tegas
70
Ji Eun 70: Aku Menyukaimu
71
Ji Eun 71: Apa Ini?
72
Ji Eun 72: Dua Kemungkinan
73
Ji Eun 73: Tidak Salah Mencoba
74
Ji Eun 74: Ambruk Bersama
75
Ji Eun 75: Penyempurnaan Kekuatan
76
Ji Eun 76: Benar-benar Pulang
77
Ji Eun 77: Mari Selesaikan
78
Ji Eun 78: Izin Menghadapi Iblis
79
Ji Eun 79: Rencana Ji Eun
80
Ji Eun 80: Kamu Tetaplah Ji Eun
81
Ji Eun 81: Tidak Sabar Memakanmu
82
Ji Run 82: Sesi Pertama Versus
83
Ji Eun 83: Memancing Emosi
84
Ji Eun 84: Kami Minta Maaf
85
Ji Eun 85: Semakin Cepat Semakin Baik
86
Ji Eun 86: Terimakasih Mau Menjadi Rumah Ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!