Malam semakin larut, dan hawa dingin mulai merasuk. Namun, entah mengapa Ji Eun merasa lebih merasa tenang berada di sebuah gubuk kecil di pinggiran hutan ketimbang tinggal di kamarnya. Ia bahkan bisa bernafas lega dan tidak merasa sesak sama sekali.
" Apakah sebenarnya kamu menginginkan kehidupan yang bebas ini?" gumam Ji Eun. Sisi lain dari dirinya merasa begitu sangat lega. Perasaan damai yang ia rasakan sangat berbeda ketika ia berada di kediaman Perdana Mentri Kang. Ji Eun menganggap bahwa ini adalah perasaan si pemilik tubuh asli.
" Sebentar, jika aku menempati tubuhmu lalu kamu dimana? Apakah kamus sudah meninggal ketika tercebur ke dalam danau waktu itu?"
Pertanyaan itu baru muncul dalam benak Ji Eun. Dia merasa kasihan terhadap Kang Ji Eun yang asli, belum merasakan kehidupan yang nyaman tetapi harus meninggal di usia muda dalam keadaan yang mengenaskan.
Ya, aku sudah mati. Aku sudah tidak ada dalam tubuh itu. Dan tubuh itu adlah milikmu sekarang, namun jika aku boleh memohon, tolong balas kan semua rasa sakit ku terhadap orang-orang itu. Aku akan sangat berterimakasih dan juga, aku bisa meninggalkan dunia ini dengan tenang.
Deg!
Ji Eun terkejut ketika mendengar suara yang awalnya samar-samar namun lambat laun menjadi jelas. Dia melihat ke semua arah namun tidak menemukan sumber suara itu.
" Kang Ji Eun, apakah itu kau!"
Ya, ini aku. Kamu tidak akan bisa melihatku. Kamu hanya bisa mendengar ku. Jiwa ku begitu lemah, jadi aku tidak bisa menampakkan wujudku.
Ji Eun awalnya merasa merinding mendengar suara itu. Tapi selanjutnya, dia sungguh ingin melihat Kang Ji Eun.
" Baiklah, lalu bagaimana aku bisa membantu mu Kang Ji Eun?"
Saat ini kerajaan mengadakan sayembara untuk memilih putri mahkota, aku mohon kamu ikutlah. Kedua kakak ku juga ikut, aku berharap kamu bisa mengalahkan mereka berdua. Tidak perlu menjadi putri mahkota, harapanku hanya ingin mereka berdua gagal mendapatkan apa yang mereka inginkan. Itu saja Ji Eun, aku harap kamu mau mengabulkan keinginanku.
" Tapi ... Kang Ji Eun, aku mana bisa. Hey ... Kamu pergi kah? Hallo, Kang Ji Eun ... "
Wussss
Angin berhembus dan Ji Eun tidak lagi bisa mendengar suara kang Ji Eun lagi. Sepertinya Kang Ji Eun langsung pergi setelah mengatakan keinginannya.
Kini hanya Ji Eun yang tertinggal di tempat itu seorang diri. Ia mengacak rambutnya dengan kasar, mengikuti sayembara menjadi putri mahkota itu bukan perkara mudah. Meskipun di kehidupan sebelumnya dia jago berakting untuk mendekati target yang akan dibunuh, tapi ini adalah soal lain.
Masuk ke istana, maka dia paling tidak harus tahu etiket bangsawan dan juga sopan santun di sana. Sedangkan Ji Eun tidak pandai melakukan itu. Ia lebih suka mengangkat senjata dan menghabisi lawan saat itu juga.
" Ah elaah Kang Ji Eun, mending kau minta aku membunuh kedua kakakmu dan ibu mu itu dari pada begini. Lagi pula menjadi putri mahkota, bukankah itu aku akan menjadi istri dari pria dingin dan kaku itu. Arghhhh! Kang Ji Eun, kau memberi pekerjaan yang tidak ingin aku lakukan."
Ji Eun mengomel sendirian. Membayangkan saja dia sudah tidak sanggup apalagi benar-benar melakukannya. Tapi hati kecilnya merasa bahwa dia harus melakukan itu. Jie Eun sadar bahwa dirinya sudah menempati tubuh dari pemilik asli, maka dia harus membalas hal tersebut.
" Baiklah, aku akan mengabulkan keinginanmu. Dan kebetulan aku memiliki banyak koin emas. Ini akan cukup untuk mengubah penampilan. Aissh, baru saja aku merasa nyaman dengan hidupku di gubuk ini. Haaah, ini lah pertarungan yang sebenarnya. Untung aku suka nonton drama saeguk, jadi paling tidak aku tahu harus berbuat apa. Arggg, persaingan wanita di kerajaan. Kang Ji Eun, mari kita kalahkan dua kakak mu itu!!"
Sepertinya tekad Ji eun sudah bulat. Meskipun awalnya dia sangat enggan, tapi demi balas budi, dia akan melakukan keinginan terkahir dari pemilik tubuh asli.
Satu hal yang pasti, dengan kemunculannya nanti pasti akan semakin menambah hasrat membunuh Ji Ah. Ya, setelah mengetahui bahwa dalang di balik penyerangannya adalah kakak pertama, Ji Eun sebenarnya sudah menyusun rencana. Namun rencananya itu kini harus diubah.
Dia akan memprovokasi Ji Ah nanti di istana sehingga membuat Ji Ah kehilangan kontrol terhadap dirinya. Melalui ingatan pemilik tubuh asli, Ji eun dapat mengetahui karakter Ji Ah. Ji Ah adalah gadis ambisius yang tidak sabaran. Dia juga akan melakukan segala sesuatu yang bisa melancarkan jalannya untuk mencapai sebuah tujuannya.
" Aaah iya, aku harus tampil cantik agar dia terkejut saat melihatku nanti. Sempurna. Tapi sekarang, aku harus tidur terlebih dulu. Hari esok akan lebih berat dari pda sekarang."
Ji Eun merebahkan tubuhnya, menikmati tidur yang sangat nyaman meskipun berada di tempat yang kurang layak. Itu adalah ungkapan dari Sang Putra Mahkota Han So ketika membantu Ji Eun tadi siang.
Dan, saat ini pria itu sedang merengek kepada ibu nya. Sungguh pemandangan yang tidak biasa. Pangeran pertama atau sang wangseja yang biasanya bersikap dingin dan acuh itu kini terlihat seperti anak kecil manja di depan Ratu Gyeo Wool.
" Ayolah Bu, katakan pada ayah untuk membatalkan rencana itu," rengek Han So. Ketika tengah berdua seperti ini dia tidak memanggil ratu dnegan panggilan resmi. Dan Gyeo Wool sungguh sangat menyukai ketika anak-anaknya memanggilnya seperti itu.
" Tck, kau kan tau So kalau ayahmu sudah berkehendak maka tidak lagi bisa dicegah. Lagi pula kamu suruh menikah saja tidak mau," elak Gyeo Wool.
" Laah, mau menikah bagaimana kalau aku tidak menyukai wanita satu pun. Bu, aku akan menikah dengan wanita yang mencintaiku dan aku juga mencintainya."
" Nak, di di keluarga kerajaan kita akan sulit mendapatkan itu. Awalnya ayah dan ibu juga tidak saling mencintai, tapi seiring berjalannya waktu kami bisa mendapatkan rasa itu."
Han So terdiam, apa yang dikatakan oleh ibu nya itu memang benar adanya. Hal tersebut pun pernah diceritakan oleh kedua paman mereka Paman Ji Sang dan paman Kyung Sam, mereka sangat tahu bagaimana kisah cinta Hyeon dan Gyeo Wool.
" Yang Mulia Raj hyeon datang."
Pemberitahuan dari kasim yang berjaga di depan pintu kamar ratu tidak diindahkan oleh Han So. Dia malah sengaja memeluk sang ibu erat, ia tahu ayahnya tidak akan suka jika melihat hal tersebut.
" Hei bocah tengik, menjauh lah dari istriku!"
" Halah ayah, dia kan ibu ku juga. Jangan pelit begitu."
Hyeon tentu tidak tinggal, dia menarik baju sang putra dan melemparkannya ke arah lain. meskipun usianya tidak muda, tapi kekuatan Hyeon masihlah sangat luar biasa.
Bruk
Auuuh
" Hahaha rasakan, siapa suruh menganggu istriku."
Di luar acara resmi dan diluar acara kerajaan, mereka selalu bersikap santai seperti ini. Tidak ada batasan antara anak dan ayah,mereka bersikap layaknya keluarga pada umumnya. Dan ini lah yang diharapkan oleh Han So. Dia ingin memiliki istri yang sesungguhnya, bukan seorang istri yang ada karena pernikahan politik.
Kehidupan rumah tangga ayah dan ibu nya menjadi role modelnya. Ia ingin menjadi seperti keduanya yang saling mencintai, dan bukannya sekedar saling hormat karena kedudukan.
" Apakah Ayah tidak bisa mencabut keputusan itu?" pinta Han So lagi.
" Tidak, tetap lakukan. Lalu tugasmu menemukan istri diantara para gadis itu. Aku tidak akan peduli mengenai asal usulnya, yang jelas kamu suka maka jadikan dia istrimu."
Tampaknya apa yang jadi keputusan Hyeon sudah tidak bisa digoyahkan lagi. Han So pun hanya bisa pasrah. Ia keluar dari kediaman Ratu Gyeo Wool dengan wajah yang lesu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
kodo itu indah
😄
2025-02-07
1
kodo itu indah
😳🥺
2025-02-06
1
murniati cls
mgkn emang tubuh itu milik ji Eun masa dpn,dia dilatih dimasa depan biar dia seperti diramalkan,mknya jiwa yg tlh mati lemah,mknya diramalkan BKN seperti sbnrnya dia lemah,bila drmalkan sbnrnya tak cocok dgn jiwanya
2024-06-27
2