" Ha ha ha, bagus. Kamu melakukannya dengan baik. lalu mengapa kamu bisa terluka parah seperti ini?"
" Maaf Nona Ji Ah, dia bisa melawan. Maka dari itu saya mendapatkan luka ini. Tapi saya berhasil melukainya seperti permintaan Anda."
Ji Ah melempar sekantong kepingan emas kepada orang tersebut. Dan orang yang suruhan itu langsung pergi dari tempat mereka bertemu. Senyum Ji Ah mengembang sempurna ketika rencana yang disusunnya berhasil. Ya, dalang dibalik penyerangan Ji Eun saat di arena perburuan itu adalah Ji Ah. Sebenarnya dia sangat ingin ikut di acara tersebut adalah untuk memastikan bahwa rencananya berhasil. Melukai dan memastikan bahwa Ji Eun tidak lagi bisa bergerak bebas.
" Percobaan pertama memang gagal, siapa sangka dia diselamatkan oleh putra mahkota. Tapi yang kedua berhasil. Aku harap dia benar-benar menghilang dari dunia ini."
Kebencian yang dimiliki Ji Ah terhadap Ji Eun sungguh besar. Padahal sedari kecil Ji Eun sama sekali tidak pernah mengganggu Ji Ah. Sedikitpun Ji Eun tidak pernah melakukan hal yang menyinggung Ji Ah, tapi Ji Ah sangat tidak menyukai Ji Eun. Semua itu hanya karena dia mendengar ramalan kalau Ji Eun akan menjadi orang besar yang disanjung dan dihormati di seluruh kerajaan Mae ini. Ji Ah jelas tidak bisa terima, dan dia sellau mencari celah untuk menyakiti Ji Eun.
" Haaah, seharusnya aku minta sekalian dia dihabisi. Tapi itu tidaklah menyenangkan. Dia harus merasakan penderitaan hingga memohon untuk kematiannya."
Ji Ah memutuskan untuk segera kembali ke rumah. Senja mulai datang, gurat kuning kemerahan tampak di ufuk barat menandakan pergantian dari siang ke malam sebentar lagi. Ji Ah sampai di rumah tepat sebelum Perdana Mentri Kang tiba.
" Salam hormat ayah, semoga ayah selalu sehat dan panjang umur." Ji Ah menyampaikan salam saat Perdana Mentri Kang saat memasuki rumah, awalnya So Jung ingin marah kepada putri pertamanya itu karena pergi tanpa izin. Namun setelah melihat sang suami pulang, ia pun urung.
" Ada berita yang bisa dikatakan baik namun juga buruk secara bersamaan. Yang Mulia Raja Hyeon mengumumkan mengenai pemilihan calon putri mahkota. Dan semua gadis di kerajaan ini boleh mengikuti pemilihan tersebut," ucap Perdana Mentri Kang.
So Jung dan Ji Ah saling pandang. Mereka sedikit terkejut namun merasa senang dan juga khawatir dalam waktu bersamaan. Pemilihan putri mahkota diadakan menggunakan cara sayembara dimana semua gadis pasti bisa ikut. Hal itu tentu membuat mereka risau karena kesempatan terpilih akan semakin kecil.
" Bisa-bisanya Yang Mulia Raja melakukan hal itu!"
" Tutup mulut mu So Jung, kamu mau ditangkap dengan ucapan sembarangan mu itu?"
Perdana Mentri Kang langsung memotong ucapan sang istri. Meskipun ia juga terkejut dengan keputusan raja, namun hal tersebut tentu tidak bisa diungkapkan secara sembarangan. Bagaimanapun sayembara itu adalah titah. Dan itu hukumnya mutlak.
" Jangan membuat keributan. Hal yang perlu kita lakukan adalah segera mendaftarkan Ji Ah."
So Jung dan Ji Ah mengangguk setuju. Ibu dan anak itu tentu tidka mau menyia-nyiakan kesempatan di depan mata. Terlebih Ji Ah yakin bahwa dirinya memenuhi kualifikasi menjadi seorang putri mahkota.
" Kalau begitu aku juga kan ikut!"
Semua menatap ke arah sumber suara. Seorang gadis keluar dari balik pintu. Dia adalah Ji Hye, putri kedua Perdana Mentri Kang dan sekaligus kakak kedua Ji Eun.
Melihat Ji Hye yang datang mendekat ke arah ketiga orang yang tengah berbicara itu, membuat Ji Ah kesal. Dia berpikir, sejak kapan adik keduanya itu mendambakan posisi putri mahkota. Selama ini Ji Hye tidak pernah aktif dalam kegiatan sosial kelas atas. Dan sekarang, tiba-tiba gadis yang lebih muda satu tahun dari Ji Ah itu berkata ingin ikut dalam sayembara tersebut.
" Kamu! Mengapa kamu tiba-tiba mau ikut mendaftar untuk jadi kandidat juga!" teriak Ji Ah. Wajahnya menegang karena merasa begitu kesal dnegan sang adik. Ji hye yang selama ini diam dan tidak melakukan apa-apa itu entah sejak kapan menjadi ikut berambisi.
" Cih, memangnya hanya Eonie saja yang boleh ikutan. Bukankah sayembara itu diperuntukkan bagi seluruh gadis di kerajaan ini? Jadi, tidak ada salahnya aku ikut kan." sahut Ji Hye dengan santainya. Ternyata keduanya juga tidaklah akur satu sama lain. Meskipun mereka selalu sepakat untuk mengganggu Ji Eun, tapi rupanya baik Ji Hye maupun Ji Ah tetaplah saling berambisi dan ingin menjatuhkan satu sama lainnya.
" Kau ... ."
" Cukup! So Jung, atur kedua anakmu itu. Aku sudah cukup pusing. Semua gadis bisa ikut, jadi kalian berdua tidak perlu meributkan hal ini."
Perdana Mentri Kang langsung bangkit dari duduknya dan pergi dari tempat itu. Ji Ah dan Ji Hye terdiam, mulut mereka terkunci rapat ketika melihat sang ayah yang berteriak keras. Selama ini mereka tidak pernah melihat Perdana Mentri Kang semarah itu. Ada rasa takut juga yang hinggap dalam diri Ji Ah dan Ji Hye.
" Apa yang dikatakan ayah kalian benar, kalian berdua bisa bersaing di istana karena sayembara ini adalah milik semua gadis."
" Tapi Bu~"
Ji Ah hendak melakukan protes, tapi So Jung terlebih dulu sudah mengangkat tangannya sebagai tanda dia tidak mau menerima perlawanan dalam bentuk apapun. Ji Ah pun menyerah, tapi tatapan sinis ia tujukan kepada Ji Hye. Sedangkan Ji Hye, dia hanya bersikap acuh. putri kedua Kang Hoon itu memilih untuk meniggalkan tempat mereka berbicara dan menuju ke kamar.
" Jangan harap kamu bisa mendapatkan posisi itu!" tegas Ji Ah tajam.
" Cih, jangan congkak. Jika aku tidak bisa mendapatkannya, Apakah berarti Eonie juga bisa? Ingat, di kerajaan ini masih banyak orang yang lebih segalanya ketimbang Eonie, jadi khawatirkan dirimu sendiri," sahut Ji Hye.
Sebenarnya bukan hanya di kediaman Perdana Mentri Kang keributan itu terjadi, seluruh kerajaan menjadi sedikit ricuh saat melihat pengumuman sayembara yang dibubuhi stempel milik raja Hyeon. Awalanya warga pikir itu adalah ulah iseng seseorang, tapi ketika melihat deretan prajurit yang mengawal Kasim Ho saat menempelkan pengumuman, semua orang pun percaya.
Kini semua gadis memiliki harapan bisa masuk ke dalam istana Kerajaan Mae. Bahkan jika mereka tidak mampu menjadi pendamping dari putra mahkota, mereka rela untuk dijadikan selir atupun gundik.
" Raja Hyeon sungguh mengambil keputusan yang sembarangan. Apa bisa begini, bagaimana jika putri mahkota nanti di dapat dari rakyat biasa?"
" Ya benar, kami juga tidak bisa menerimanya. Bukankah ini semacam penghinaan bagi para bangsawan. Memangnya sudah tidak ada lagi putri bangsawan yang pantas sehingga beliau mengadakan sayembara. Ini sungguh kekanak-kanakan."
" Tampaknya kita harus mengadakan protes kepada Yang Mulia Raja."
Ternyata beberapa pejabat dan bangsawan tengah berkumpul membahas sayembara tersebut. terlihat diantara banyak pejabat tidak menyetujui keputusan raja. Bahkan mereka bersiap mengadakan protes saat rapat kerajaan esok paginya.
" Ini sungguh tidak bisa dibiarkan. Aku sudah menyiapkan putri ku untuk menjadi kandidat unggul sebagai putri mahkota. Seharusnya dnegan putriku menjadi ratu nanti, maka aku bisa mendapatkan sedikit kuasa di kerjaan," gumam salah seroang pejabat. Dia lah yang menjadi provokator untuk mengajukan protes mengenai keputusan sayembara yang dicetuskan oleh Raja Hyeon.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ᭄
nah bener kan itu ulah kakak lucknut nya 😡
2025-02-07
0
kodo itu indah
😄
2025-02-06
1
kodo itu indah
belum tentu
2025-02-06
1