Han So terus berkuda, memang biasanya dengan cara ini dia melepaskan rasa kesalnya. Jelas dia tidak bisa membantah apa yang sudah dititahkan oleh sang raja, meskipun itu adalah ayah kandungnya sendiri. Tapi titah raja bersifat mutlak, Han So tentu hanya bisa pasrah menerima.
" Arghhhh, ayahanda benar-benar kelewatan. Ku kira dia hanya sekedar menggertak saja, tapi siapa sangka akan melakukannya bahkan secepat ini, huh!" gerutu Han So sambil terus memacu kudanya. Ia tidak menyangka bahwa sayembara yang sempat dibicarakan di kediaman utama tempo hari, kini benar-benar dilaksanakan.
" Huh, mau kayak apa nanti istana. Apakah ayah sebegitu nya ingin segera lengser? Bukankah beliau masih sangat sehat. Jika raja-raja yang lain ingin memerintah sampai ajal menjemput, ayahanda sungguh sangat berbeda. Haish, sungguh diluar dugaan."
Apa yang digerutukan oleh Han So tidak salah memang. Kebanyak seorang pemimpin akan menjabat selama mungkin. Namun tidak dengan Raja Hyeon, beliau seperti sudah sangat tidak tertarik dengan kepemimpinan. Bahkan setiap rapat istana, Raja Hyeon selalu membawa Putra Mahkota Han So untuk ikut dan tidak jarang meminta sang wangseja untuk memutuskan suatu hal.
" Eeh, siapa itu. Ditengah hutan seperti ini, apa yang dia lakukan? Bukankah itu pakaian prajurit ya?"
Han So menghentikan langkah kudanya. Ia pun turun dari tubuh kuda untuk melihat seseorang yang tengah sibuk membangun sebuah gubuk.
" Sepetinya aku pernah melihat prajurit itu, tapi dimana ya?"
Han So bergumam lirih, dia berjalan sambil menuntun kuda miliknya menuju ke tempat di mana orang yang dilihatnya.
" Apa yang kamu lakukan!"
" Aaaaah!"
Bruk
Orang yang dilihat oleh Han So itu terjatuh dari papan kayu yang dia injak. Sebenarnya Han So sedikit heran, bagaimana pria bisa bertubuh kecil seperti itu. Apalagi jelas bisa ia ketahui bahwa pria itu adalah seorang prajurit.
" Y-yang Mulia Putra Mahkota, ke-kenapa Anda di sini?" ucap Ji eun terkejut. Ya, orang yang dilihat oleh Sang Putra Mahkota adalah Ji Eun. Dia memang sedang membuat sebuh 'rumah' di dalam hutan sebagi tempat tinggalnya. Ji Eun memutuskan untuk tidak sering pulang ke rumah.
" Apa ada masalah aku mendatangi wilayahku sendiri? Apakah aku harus meminta izin?"
Glek!
Ji Eun kehabisan kata, orang yang berdiri di depannya adalah seorang putra mahkota. Dia yang akan jadi raja selanjutnya, jadi pertanyaannya sungguh tidak tepat.
" Kamu adalah prajurit yang waktu itu tenggelam di danau kan? Kenapa kamu bisa tenggelam di danau istana?" Han So akhirnya ingat mengenai wajah prajurit yang sekarang ada di depannya.
" Aaah iya benar Yang Mulia, saya adalah prajurit yang waktu Anda selamatkan. Nama saya Ji Kang, saya mengucapkan banyak terimakasih atas pertolongan Yang Mulia Putra Mahkota. Soal itu ... Ehmm saya kepleset Yang Mulia," jawab Ji Eun. Dia tidak bisa membuka fakta bahwa dirinya hendak dicelakai.
Ji Eun lalu membungkukkan tubuhnya saat mengucapkan rasa terimakasih. Waktu itu Ji Eun memang tidak mengucapkan terimakasih dengan benar karena putra mahkota langsung pergi meninggalkannya.
Setelah berbasa-basi sedikit, Pangeran Han So menanyai mengenai apa yang dilakukan oleh Ji Eun di tempat tersebut. Dia pun terkejut karena Ji Eun mengatakan bahwa sedang membangun sebuah rumah.
" Kau bilang ini rumah! ini lebih tepatnya seperti kandang, memangnya kamu tidak punya rumah sampai membuat gubuk di tengah hutan begini. Di hutan ini masih banyak binatang buas lho, dan namamu tadi siapa , Ji Kang? Kamu bukannya putra dari Perdana Mentri Kang Hoon?"
Deg!
Ji Eun terkejut saat Han So mengetahui identitasnya. Ternyata tadi di kamp perburuan Han So mendengar perihal putra perdana mentri yang mendapat hadiah dari sang raja karena berhasil mendapatkan binatang buruan tercepat.
" Aaah iya benar, saya hanya sedang tidak ingin pulang ke rumah karena lebih nyaman tinggal sendiri. Ehmmm, saya adalah anak yang tidak disayang oleh ibu saya, jadi tinggal begini membuat saya lebih nyaman."
Penjelasan Ji Eun membuat Han So terkejut. Dalam pikiran anak yang banyak mendapat limpahan kasih sayang seperti dirinya, cerita Ji Eun tersebut tentu tidak membuatnya percaya.
" Jika kamu tidak suka tinggal bersama keluargamu, bukankah kamu bisa tinggal di kamp prajurit? Aku akan membawamu ke sana sekarang juga, kebetulan pimpinan prajurit utama adalah pamanku Kyung Sam, aku akan mengatakan kepada beliau kalau ~"
" Tidak, tidak perlu Yang Mulia. Saya lebih suka begini saja," potong Ji Eun cepat. Dia jelas tidak bisa berada di kamp prajurit. Selain sang ibu pasti akan menolak keras, identitas asli Ji Eun pastilah terungkap.
Han So hanya bisa mendengus, ia tidak menyangka bahwa Ji Eun lebih memilih tempat lusuh yang dibuat ala kadarnya itu sebagi tempat berteduh ketimbang rumah seorang perdana menteri dan juga kamp prajurit. Ini membuatnya merasa ada yang tidak beres dengan keluarga itu.
" Kehidupan seperti apa yang dijalani pemuda kurus kecil ini, sampai dia tidak suka berbaur dengan orang lain?" gumam Han So lirih. Seketika dia merasa simpati dengan Ji Eun yang berperan sebagai Prajurit Ji Kang. Padahal Han So terkenal sebagi pribadi yang dingin dan tidak terllau memerhatikan orang lain.
Pada akhirnya Han So malah membantu Ji Eun. Ia merasa bahwa melakukan perkejaan itu membuat pikirannya merasa ringan dan permasalahan sayembara yang dibuat ayahnya tidak lagi terpikirkan.
" Y-yang Mulia, apa yang Anda lakukan. Silakan duduk saja biar hamba yang mengerjakan ini. Semua ini adalah rumah yang akan saya tempati, jadi Anda jangan melakukan perkejaan kasar begini," tukas Ji Eun dengan begitu terkejut saat melihat Han So mengangkat kayu dan membantunya.
" Tck, aku hanya sedang tidak ada kerjaan. Sudah jangan cerewet, tubuh kecil mu tidak akan sanggup mematahkan ranting pohon sekalipun. Heran aku, kok bisa kamu diterima menjadi prajurit dengan tubuh mu yang kecil kurus itu!"
Ji Eun hanya bisa membuang nafasnya kasar, entahlah dia sungguh kalah beradu mulut dengan Han So. Tapi apa yang dikatakan oleh Han So memang benar adanya, dia terlihat kecil dan lemah.
" Tunggu, kenapa ada darah di lenganmu? Apa kamu terluka?"
" Aaah ini, eeeh tadi saya terjatuh saat menebang pohon. Tapi sudah tidak apa-apa kok Yang Mulia."
Ji Eun hampir saja ketahuan, pasalnya Han So ingin memeriksa lukanya. Tapi beruntung dia bisa meyakinkan pria itu bahwa lukanya tidak lah parah.
Sebenarnya ada alasan aku tidak pulang ke rumah sekarang, orang itu pasti sekarang sedang memberi laporan. Mari kita lihat apa yang akan dilakukan ke depannya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
kodo itu indah
👍👍
2025-02-06
1
Nanik Kusno
Kapan Jie Un jada wanita???
2024-12-08
1
Fifid Dwi Ariyani
trussehsr
2024-03-06
3