Keadaan perkemahan tempat perburuan dilakukan semakin ramai saat ketiga pangeran datang dengan membawa hasil buruan mereka. Dan yang paling riuh adalah saat putra mahkota mendapatkan hasil buruan paling besar. Sebuah beruang hitam besar di dapatkan oleh sang wangseja.
" Tidak diragukan lagi, Yang Mulia Putra Mahkota pasti akan jadi pemenang. Kemampuannya selalu mengagumkan," puji Perdana Menteri Kang.
Raja Hyeon hanya tersenyum simpul, dia tentu tahu bagaimana kemampuan putra pertamanya. Tapi Raja Hyeon tidak puas, keinginannya agar Putra Mahkota Han So agar segera menikah masih menggebu.
" Buat apa bisa menaklukkan beruang tapi menaklukan wanita saja tidak bisa. Haishh, anak itu benar-benar membuatku khawatir. Aku ingin segera pensiun, tapi dia sama sekali tidak ada tanda-tanda mau segera menikah. Sepertinya rencana itu harus segera dilakukan," keluh Raja Hyeon.
Sang raja kemudian membisikkan sesuatu kepada istrinya. Awalnya Ratu Gyeo Wool menghela nafasnya, tapi pada akhirnya ibu negara tersebut mengangguk kecil. Keinginan sang suami begitu kukuh, dia tidak lagi bisa menahannya. Jika kemarin-kemarin Ratu Gyeo Wool masih bisa mengulur rencana itu, tapi sepertinya sekarang sudah tidak bisa lagi.
" Jika itu yang Yang Mulia inginkan, maka saya pun tidak bisa lagi menghalangi. Panggil Kasim Ho saja untuk mengumumkan hal tersebut. Ini adalah hal yang baik mengingat para gadis bangsawan juga hadir di sini," papar Ratu Gyeo Wool. Suaminya itu benar-benar tidak sabaran. Walaupun ratu tahu betul alasan suaminya ingin segera meletakkan tahta, akan tetapi ia tetap masih tidak mengerti isi kepala sang Raja.
Di saat Raja Hyeon memanggil Kasim Ho, di sisi lain para pangeran sedang menikmati makanan mereka sambil beristirahat. Tapi ada satu hal yang aneh dilihat oleh Putra Mahkota Han So. Sang adik Han Baek atau pangeran kedua terlihat celingukan.
" Ada apa, siapa yang kamu cari Baek?" tanya Han So.
" Aah, aku sedang mencari seorang prajurit hyung. Tadi pagi kami berjanji akan jadi satu tim, tapi sepertinya dia lupa. Kami terpisah bahkan sebelum acara berburu mulai," jelas Baek.
Han So mengerutkan alisnya, tumben sekali adik pertamanya itu peduli akan prajurit. Tapi kemudian dia acuh. Adik-adiknya memang kadang ajaib, dan dia sama sekali tidak tertarik dengan hal tersebut. Baginya yang selalu bersikap serius, ulah para adiknya hanya akan membuat dirinya pusing kepala.
Dan itu terjadi sekarang, Han Yoon berlari dari arah luar dan masuk ke tenda dengan terengah-engah. Adik kedua yang merupakan pangeran ketiga tersebut pasti akan membawa sebuah kabar. Dia sudah seperti tukang gosip. Apapun berita atau rumor yang tersebar pasti diketahui oleh Yoon dengan cepat.
" Hyung, aku punya dua berita besar. Eeh, satu besar dan satu kecil," ucap Yoon sambil mengatur nafasnya.
Han So jelas tidak peduli tapi berbeda dengan Han Baek. Dia langsung mengambilkan segelas air minum untuk adiknya sebelum Han Yoon melanjutkan cerita.
" Cepat katakan, ada apa?" desak Baek.
" Berita kecilnya adalah, ada seorang prajurit yang berhasil mendapatkan hewan buruan paling cepat. Sebuah rusa besar, bahkan dia diberi hadiah seribu koin emas oleh ayahanda. Padahal tubuh prajurit itu kecil, tapi dia begitu kuat dan hebat. Kalau tidak salah dia putra bungsu dari Perdana Mentri Kang," jelas Yoon.
Baek hanya manggut-manggut, tapi sebenarnya dia sangat penasaran. Terlebih saat Yoon menceritakan ciri-ciri prajurit itu. Baek seakan mengenal prajurit yang dibicarakan oleh Yoon.
" Nah berita besarnya adalah, ayahanda mengumumkan sayembara untuk mencari istri bagi Putra Mahkota Han So."
" Apa!!! Apa kau bilang?"
Putra Mahkota Han So yang sedari tadi acuh dengan cerita pangeran ketiga itu, kini langsung membulatkan matanya. Bahkan ia mencengkeram kedua lengan Yoon. Yoon yang awalnya terkejut atas tindakan sang kakak kini tidak lagi, ia malah bisa menjelaskan secara gamblang tentang apa yang terjadi.
" Kau tidak bohong kan Yoon?" desak Han So.
" Hyungnim, aku tidak bohong. Aku dengar sendiri apa yang dikatakan oleh Kasim Ho. Bahkan Kasim Ho mengatakan bahwa itu titah raja. Pengumuman itu juga sekarang sudah ditempel di alun-alun kota."
Penjelasan dari Yoon membuat putra mahkota seperti kehilangan tulangnya. Ia jatuh lemas terduduk. Han So sama sekali tidak menyangka bahwa ayahnya--Raja Hyeon akan melakukan idenya itu. Han So pikir sang ayah hanya sekedar bergurau saja saat mengatakan akan membuat sayembara pencarian istri putra mahkota.
" Sebenarnya apa yang ayah pikirkan? Mengapa ayah melakukan ini semua, bukankah akan sangat merepotkan. Aargh kepala ku rasanya ingin pecah saja, baru membayangkan begitu banyak wanita yang memasuki istana sudah membuat kepala ku berdenyut. Bagaimana jika itu benar terjadi, arghhh!"
Han So terlihat frustasi, sedangkan kedua adiknya hanya terkekeh geli. Terkadang mereka bersyukur karena tidak lahir menjadi anak pertama. Jika iya, maka pastilah mereka merasakan apa yang saat ini kakak pertama mereka rasakan.
Menjadi wangseja sejak dini membuat kehidupan Han So tidak lah bebas. Dia mulai mendapat pendidikan sebagai penerus sedari kecil, baik pendidikan mengenai pemerintahan maupun ketrampilan bersenjata. Han So juga turun ke medan perang saat usianya baru menginjak 12 tahun. Sungguh tidak mudah bagi Baek ataupun Yoon.
" Untung aku bukan wangseja," ucap Baek penuh dengan kelegaan.
" Haah, setuju. Lihatlah, Hyungnim begitu frustasi. Aku yakin tidak mudah menjadi beliau. Apalagi bagi diriku yang gemar berbuat sesuka sendiri. Mungkin inilah yang menjadikan Hyungnim pribadi dingin dan tanpa ekspresi. Tekanan terhadap dirinya begitu besar. Sebagai putra mahkota, dirinya selalu disorot dan dituntut menjadi sempurna," imbuh Yoon.
Meskipun terkadang Yoon kesal dengan Han So, tapi dia paham betul bahwa hidup kakaknya menjadi putra mahkota tidaklah mudah. Pernah suatu ketika Han So menawarkan kepada Baek dan Yoon untuk menggantikan dirinya. Tapi kedua adiknya itu tidak mau. Baik Baek maupun Yoon memang tidak tertarik dengan tahta dan pemerintahan. Bagi keduanya hidup seperti saat ini sudahlah cukup baik. Baek akan memilih ikut berperang ketimbang duduk diatas tahta, pun dengan Yoon.
" Makanya Hyung, seharusnya Hyung cari kekasih. Jadi kan ayahanda tidak begini," gurau Baek.
" Tck, anak kecil tahu apa. Memangnya mudah cari kekasih," sahut Han So cepat.
" Astaga, Hyung ini tidak pernah bercermin apa? Wajah tampan Hyungnim ini begitu memikat para wanita. Tidak akan ada yang menolak ketampanan dan kegagahan putra mahkota."
Han So membuang wajahnya saat Baek mengatakan hal tersebut. Dia malah langsung melenggang keluar dari tenda. Rasanya dia butuh menjernihkan otak untuk saat ini, dan satu-satunya cara adalah pergi berkuda menyusuri hutan. Hal itu memang yang biasa Han So lakukan jika pikirannya tengah sumpek.
" Semua menjadi kacau, dan mulai besok pasti semakin kacau," gerutu Han So sepanjang dirinya memacu kuda nya membelah hutan.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
kodo itu indah
asal bukan kepala lain yang berdenyut 🤭
2025-02-06
1
kodo itu indah
😂😂
2025-02-06
1
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-03-06
3