Bab 7 Mary Aurelius

Caroline berjalan melihat – lihat. Apakah ada toko pakaian lain.

“Jangan! Jangan ambil itu!” terdengar teriakan seorang wanita.

“Aku mohon! Aku akan segera membayarnya … percayalah padaku,” ucap wanita itu dengan tangisan memohon.

“Apa kau pikir aku akan percaya padamu?”

“Ambil barang – barang berharga yang ada didalam toko!” teriak seorang pria paruh baya memerintah bawahannya.

Pria itu menunduk dan menarik rambut gadis yang memegang kakinya. “Dengar … barang – barangmu ini bahkan tidak bisa menutup hutangmu yang-“

“DUK!” pria itu tersungkur kedepan.

“Ah … kau menghalangi jalanku dengan badan besarmu,” ucap Caroline sambil menggaruk telinganya dengan jari kelingking.

“Pffft …” terdengar suara Aland yang tidak bisa menahan tawa.

“Siapa kau?! Berani – beraninya kau menendang bokongku?!” teriak pria itu dengan wajah merah karena marah.

Caroline menunduk dan memegang kerah baju pria itu. “Kau berani denganku?” Caroline memberikannya wajah yang paling kejam yang bisa dia buta.

“Hiiiii!” pria itu merinding.

“K-kau … lihat saja nanti pembalasanku!!!” Pria itu berlari dengan ketakutan dan mengajak anak buahnya untuk pergi.

Melihat pria gemuk itu pergi, Caroline sedikit kecewa. “Apa ini? Sangat tidak asik.” Dia mengharapkan sebuah pertarungan. Sudah lama rasanya dia tidak melawan orang satu lawan satu.

“P-permisi.” Wanita yang menangis itu menghampiri Caroline.

“Terimakasih banyak!” wanita itu dengan tulus berterimakasih kepada Caroline.

Caroline meliriknya. “Aku tidak tahu apa masalahmu dengannya tapi berhati – hati lah dengan pria seperti itu,” ucap Caroline.

“Sebenarnya aku tidak memiliki masalah dengan pria itu … hanya saja.” wanita itu menggigit bibirnya.

“Orang tuaku menjualku kepada pria itu … menukarku dengan sejumlah uang.”

“Tetapi aku tidak mau dan kabur dari rumah membangun usahaku sendiri dan orang tuaku kabur dengan sejumlah uang yang didapat.”

“Aku tidak menyangka akan bertemu dengan pria itu disini.” Dia memilih kota ini karena jauh dari kampung halamannya dan kemungkinan kecil akan bertemu pria itu.

“Orang tuamu sangat tidak tahu malu,” ucap Caroline.

“yah … mereka orang tua yang buruk,” ucap wanita itu dengan wajah sedih.

“Aku juga memiliki orang tua yang buruk.” Caroline berbicara dengan santai. Memang benar ayahnya sangat buruk.

“Bukan hanya itu tapi seluruh keluargaku buruk kecuali ibuku.”

Aland yang mendengar ini segera mengepalkan kedua tangannya. Apa pernah dia bersikap baik kepada Caroline? Setelah di pikir – pikir selama ini Caroline selalu sendiri dan dia selalu dimarahi ayah mereka.

“Kalau begitu kita memiliki nasib yang sama,” ucap wanita itu.

“Yah … bisa dibilang begitu.” Caroline melipat kedua tangannya dan mengangguk setuju.

Caroline melihat kedalam toko , didalamnya terdapat banyak gaun yang dipajang.

Caroline sedikit terpesona. Gaun ini sesuai seleranya. “Apa kau yang membuat semua pakaian ini?” tanya Caroline.

“Yah … meskipun aku tidak terlalu ahli tapi aku cukup percaya diri dengan kemampuanku,” ucap wanita itu dengan malu – malu.

Caroline mengingat kembali apa yang ada didalam novel. Disana ditulis, ada seorang wanita yang memiliki status rakyat biasa. Dia mampu mengendalikan fashion dikalangan bangsawan, banyak bangsawan yang menginginkan baju yang dibuatnya

“Aku lupa memperkenalkan namaku … perkenalkan namaku Mary Aurelius,” ucap wanita itu.

Caroline terkejut dan seketika senang. Apakah dia wanita itu?

“Apa kamu sudah menjual beberapa bajumu?” tanya Caroline.

“Belum … tokoku belum berkembang dan tidak banyak yang mengetahuinya,” jawab Mary.

“Bagus … kalau begitu jadilah designer pribadiku,” ucap Caroline memegang pundak mary dengan sangat percaya diri.

“Apa?! tapi aku-“ Mary ingin pakaiannya dikenal banyak orang dan dibeli oleh orang kalangan kelas atas.

Caroline tahu pikirannya. “Kau boleh menjual pakaian … tetapi khusus untukku designnya berbeda dari yang lain,” ucap Caroline.

Mary tanpa berpikir panjang dia setuju dengan tawaran Caroline.

“Baiklah … aku setuju,” jawabnya dengan semangat.

Caroline senang. Ini seperti memenangkan lotre.

“Apa itu tadi … kau ingin dia menjadi pembuat bajumu?” tanya Aland.

“Ya …. Menurutku baju yang dia buat sangat bagus.” Caroline telah membeli beberapa pakaian untuknya.

“Yah … terserah saja,” ucap Aland.

“Ayo kita pulang.”

Aland dan Caroline pulang dengan kereta kuda. Caroline sangat puas hari ini, dia bisa menikmati hidupnya tanpa harus berjuang antara hidup dan mati setiap harinya.

“Kita sudah sampai.” Pengawal pribadi putra mahkota mengetuk pintu kereta

“Bagus aku akan mencoba baju baruku.” Caroline melompat keluar kereta dengan semangat.

“Biar aku bantu membawa barang bawaanmu.” Aland menawarkan diri untuk membawa barang bawaan Caroline.

“Baiklah jika kau mau.” Segera Caroline memberika barang bawaannya kepada Aland.

Uggh!! Berat sekali. Aku kira tidak cukup berat karena dia membawanya dengan sangat mudah.

“Ada apa? apa ini sangat berat untukmu?” tanya Caroline.

“Tidak aku-“

“Yang mulia biarkan saya membawanya,” ucap Pengawal.

“Aku bisa membawanya sendiri.” Aland segera berjalan.

“Apa dia akan baik – baik saja?” tanya Caroline.

Aland berjalan menuju istana Caroline. Dia melihat sekeliling, tidak ada siapapun disekitar sini. Dimana para pengawal dan pelayan?

“kita sudah sampai … ayo masuk, aku akan membuatkan teh untukmu,” ucap Caroline sambil membuka pintu. Dia cukup percaya diri dengan kemampuannya membuat the. Dikehidupan sebelumnya dia mengikuti kelas pembuat the dan mulai membuat racikan tehnya sendiri, teh yang sangat enak dan baik untuk kesehatan.

“Baiklah.” Aland masuk dan melihat kedalam kamar Caroline. Ini sangat biasa? Jika itu kamar Edelyn maka akan ada banyak hiasan bunga dan juga barang – barang baru serta ruangan yang besar.

Caroline mengambil teh yang ada di atas meja. “Ini adalah teh khusus yang aku racik untuk memulihkan staminamu,” ucap Caroline.

Aland tidak menjawab, dia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.

“Dimana para pelayan dan pengawal?” tanya Aland.

Caroline melihat Aland dengan heran. Bukankah dia tahu kalau orang – orang membencinya?

“Tidak ada yang melayaniku disini, mereka hanya datang untuk membersihkan istanaku saja,” ucap Caroline dengan santai. Yah … setidaknya aku tidak perlu mencuci dan membersihkan ruangan ini.

“Minumlah selagi hangat.” Caroline menaruh teh didepan Aland.

Aland berpikir, apa ayah begitu membenci Caroline?

“Kakak apa kau perna melakukan kesalahan?” tanya Aland. tidak mungkin ayah membencinya tanpa alasan.

Caroline berpikir. “Tidak ada … apa kau ingin meminumnya atau tidak?” tanya Caroline tidak sabar.

“Ah iya aku akan meminumnya.” Aland segera menyesap teh yang dibuat oleh Caroline sendiri.

Setelah menyesap sedikit, Aland terkejut dengan rasanya. Ini sangat berbeda dengan buatan istana!

“Bagaimana kau membuat ini?!” tanya Aland.

“Haha … kau terkejut? Ini adalah salah satu hobi ku yang lain.”

“Meracik the.” Caroline membusungkan dadanya dengan bangga.

“Kalau kau bertanya resepnya aku tidak akan memberitahumu, ucap Caroline menatap Aland dengan tajam.

“Tidak … aku tidak menginginkannya,” jawab Aland. dia tidak bisa membuat teh.

“Tuan Putri … yang mulia raja memanggil anda ke ruang aula.” Terdengar suara teriakan pengawal dari luar.

Caroline mengerutkan kening. Apa ini sudah saatnya?

“Sepertinya kita harus pergi.” Caroline berdiri dari kursinya.

“Kenapa ayah memanggilmu?” tanya Aland. apa ayah ingin mengambil mana Caroline lagi?

“Aku akan ikut bersamamu.” Aland meminum semua tehnya. Ini sangat disayangkan kalau tidak dihabiskan.

Caroline melihat Aland. “Ubah dulu penampilanmu,” ucap Caroline.

Aland melihat dirinya. Aku lupa masih dalam wujud ini.

Beberapa saat kemudian Caroline dan Aland telah sampai di aula istana. Disana terlihat raja dan ratu duduk di tahta mereka serta Edelyn yang berdiri di sebelah Ratu.

“Aland … kebetulan sekali kau juga berada disini,” ucap yang mulia raja.

“Aland kemarilah,” ucap Edelyn.

Aland ragu – ragu untuk pergi kesana, dia melihat Caroline terlebih dahulu.

“Pergilah,” ucap Caroline dengan senyum diwajahnya.

Aland akhirnya pergi berdiri di sebelah raja.

“Caroline,” panggil raja.

“Saya menghadap yang mulia.”Caroline memberi hormat.

“Apa kau tahu kenapa aku memanggilmu?” tanya Raja.

Caroline diam sebentar. “Tidak yang mulia,” jawab Caroline.

“Aku memerintahkanmu untuk pergi keperbatasan untuk berperang!” ucap Raja dengan suara lantang.

“Apa?!” teriak Aland.

“Ayah ini-“

“Putra Mahkota tidak perlu ikut campur.” Raja menatap putra mahkota dengan tatapan dingin.

“Saya menerima titah raja,” Caroline memberi hormat sebagai tanda dia menerima perintah raja.

“Kakak!” Aland tidak menyangka ini akan terjadi.

Edelyn dan Ratu Bianca sangat senang mendengar ini, mereka hanya tersenyum diam.

Setelah itu Caroline pamit undur diri.

“Haha … saatnya aku menemui calon suamiku,” ucap Caroline.

Akhir dari Bab 7.

Terpopuler

Comments

Rafinsa

Rafinsa

disuruh perang malah senang .. dr pada di istana yg isinya orang gila...🤣

2024-11-09

2

Elly Christina

Elly Christina

Badas girls... suka dengan karakter no menye2

2024-10-22

0

ira yang beruntung & kaya raya

ira yang beruntung & kaya raya

teh bukan the

2024-08-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Memasuki Tubuh Orang Lain
2 Bab 2 Dunia didalam Novel
3 Bab 3 Demon
4 Bab 4 Saudara
5 Bab 5 Keluar Istana
6 Bab 6 Pusat Perbelanjaan
7 Bab 7 Mary Aurelius
8 Bab 8 Pelayan
9 Bab 9 Duke Cedric
10 Bab 10 Monster
11 Bab 11 Serigala besar
12 Bab 12 Rencana Raja
13 Bab 13 Sihir Hitam
14 Bab 14 Menuju Perbatasan
15 Bab 15 Batu di Goa
16 Bab 16 Perjalanan hari pertama
17 Bab 17 Melanjutkan perjalanan
18 Bab 18 Tanaman Merambat
19 Bab 19 Batu Monster
20 Bab 20 Evan Davis
21 Bab 21 Camp perbatasan
22 Bab 22 Strategi
23 Bab 23 Menjadi Tawanan?
24 Bab 24 Camp Kerajaan Argentum
25 Bab 25 Goa
26 Bab 26 Pedang
27 Bab 27 Strategi
28 Bab 28 Perisapan Perang
29 Bab 29 Penyerangan
30 Bab 30 Menyerah dan kalah
31 Bab 31 Menuju Istana Eldoria
32 Bab 32 Titah Raja Argentum
33 Bab 33 Sebelum keributan
34 Bab 34 Sebelum keributan (2)
35 Bab 35 Ratu Bianca
36 Bab 36 Perselingkuhan
37 Bab 37 Perselingkuhan (2)
38 Bab 38 Istana Dingin
39 Bab 39 Pesta Dansa
40 Bab 40 Pesta Dansa (2)
41 Bab 41 Brian La Frins
42 Bab 42 Rencana selanjutnya
43 Bab 43 Berangkat
44 Bab 44 Cyrus Wise
45 Bab 45 Palace Blossom
46 Bab 46 Lily
47 Bab 47 Gosip
48 Bab 48 Roke
49 Bab 49 Line dan Riric
50 Bab 50 Berburu monster lagi
51 Bab 51 Surat undangan
52 52 Istana Argentum
53 Bab 53 Istana Argentum (2)
54 Bab 54 Pembicaraan dengan Raja
55 Bab 55 Pelayan pribadi
56 Bab 56 Ani
57 Bab 57 Resor
58 Bab 58 Hari Pernikahan
59 Bab 59 Hari Pernikahan 2
60 Bab 60 Persaingan
61 Bab 61 Putra Mahkota Cyrus
62 Bab 62 Tarian Pedang
63 Bab 63 Abu Krystal
64 Bab 64 Melihat Cahaya
65 Bab 65 Teman lama
66 Bab 66 Sabrina Luves
67 Bab 67 Saingan
68 Bab 68 Bangun
69 Bab 69 Hari - hari biasa
70 Bab 70 Surat
71 Bab 71 Hukuman
72 Bab 72 Oci
73 Bab 73 Menemui Raja
74 Bab 74 D'zem Lor
75 75 Meracik Ramuan
76 76 Ruang yang di sembunyikan
77 Bab 77 Hewan Dewa
78 Bab 78 Sebelum badai datang
79 Bab 79 Padang pasir
80 Bab 80 Sihir Hitam
81 Bab 81 Membersihkan Sampah
82 Bab 82 Ramuan Obat
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Bab 1 Memasuki Tubuh Orang Lain
2
Bab 2 Dunia didalam Novel
3
Bab 3 Demon
4
Bab 4 Saudara
5
Bab 5 Keluar Istana
6
Bab 6 Pusat Perbelanjaan
7
Bab 7 Mary Aurelius
8
Bab 8 Pelayan
9
Bab 9 Duke Cedric
10
Bab 10 Monster
11
Bab 11 Serigala besar
12
Bab 12 Rencana Raja
13
Bab 13 Sihir Hitam
14
Bab 14 Menuju Perbatasan
15
Bab 15 Batu di Goa
16
Bab 16 Perjalanan hari pertama
17
Bab 17 Melanjutkan perjalanan
18
Bab 18 Tanaman Merambat
19
Bab 19 Batu Monster
20
Bab 20 Evan Davis
21
Bab 21 Camp perbatasan
22
Bab 22 Strategi
23
Bab 23 Menjadi Tawanan?
24
Bab 24 Camp Kerajaan Argentum
25
Bab 25 Goa
26
Bab 26 Pedang
27
Bab 27 Strategi
28
Bab 28 Perisapan Perang
29
Bab 29 Penyerangan
30
Bab 30 Menyerah dan kalah
31
Bab 31 Menuju Istana Eldoria
32
Bab 32 Titah Raja Argentum
33
Bab 33 Sebelum keributan
34
Bab 34 Sebelum keributan (2)
35
Bab 35 Ratu Bianca
36
Bab 36 Perselingkuhan
37
Bab 37 Perselingkuhan (2)
38
Bab 38 Istana Dingin
39
Bab 39 Pesta Dansa
40
Bab 40 Pesta Dansa (2)
41
Bab 41 Brian La Frins
42
Bab 42 Rencana selanjutnya
43
Bab 43 Berangkat
44
Bab 44 Cyrus Wise
45
Bab 45 Palace Blossom
46
Bab 46 Lily
47
Bab 47 Gosip
48
Bab 48 Roke
49
Bab 49 Line dan Riric
50
Bab 50 Berburu monster lagi
51
Bab 51 Surat undangan
52
52 Istana Argentum
53
Bab 53 Istana Argentum (2)
54
Bab 54 Pembicaraan dengan Raja
55
Bab 55 Pelayan pribadi
56
Bab 56 Ani
57
Bab 57 Resor
58
Bab 58 Hari Pernikahan
59
Bab 59 Hari Pernikahan 2
60
Bab 60 Persaingan
61
Bab 61 Putra Mahkota Cyrus
62
Bab 62 Tarian Pedang
63
Bab 63 Abu Krystal
64
Bab 64 Melihat Cahaya
65
Bab 65 Teman lama
66
Bab 66 Sabrina Luves
67
Bab 67 Saingan
68
Bab 68 Bangun
69
Bab 69 Hari - hari biasa
70
Bab 70 Surat
71
Bab 71 Hukuman
72
Bab 72 Oci
73
Bab 73 Menemui Raja
74
Bab 74 D'zem Lor
75
75 Meracik Ramuan
76
76 Ruang yang di sembunyikan
77
Bab 77 Hewan Dewa
78
Bab 78 Sebelum badai datang
79
Bab 79 Padang pasir
80
Bab 80 Sihir Hitam
81
Bab 81 Membersihkan Sampah
82
Bab 82 Ramuan Obat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!