Bab 19 - Sakit Dan Rindu

Pagi pun tiba. Langit terbangun dan respon pertama yang ia ingat adalah Ara, putrinya. Tangannya menyentuh dahi, pipi dan leher Ara. Senyum terbit di wajah Langit saat termometer alami pada tubuhnya mendeteksi bahwa demam yang dialami Ara sudah menurun daripada semalam.

Namun mata Ara masih terpejam. Bibirnya juga masih sedikit pucat dan kering. Saat ini Langit begitu dekat dengan wajah Ara. Mendadak saat ia memperhatikan dengan seksama wajah Ara di dekatnya, justru yang teringat adalah wajah Nanda.

Bayangan masa lalu pun mendadak datang menyergapnya. Ia teringat kala dirinya pernah sakit demam. Bukan Binar yang datang dan membantunya pertama kali di kosan tetapi justru Nanda.

Sebagai sesama anak perantauan yang tinggal di kos-kosan saat kuliah di UGM, Nanda pernah merawatnya saat ia sedang sakit demam. Kala itu Nanda datang ke kosan Langit karena ingin mengembalikan buku milik sahabatnya tersebut. Dan teman kos Langit menyuruh Nanda masuk ke kamar Langit. Sebab teman tersebut memberitahu Nanda jika Langit tengah sakit di kamar.

Nanda yang mencintai Langit secara diam-diam, seketika terkejut mendengar belahan jiwanya tengah dirundung sakit. Bergegas ia memasuki kamar Langit. Ia tak peduli jika kosan tersebut khusus laki-laki. Biasanya tamu perempuan hanya diperbolehkan menunggu di ruang tamu saja.

Namun karena keadaan yang darurat, Nanda terpaksa melanggar aturan dan masuk ke kamar kos Langit. Toh ia juga tidak akan berbuat macam-macam di dalam kamar. Sebelum masuk kamar Langit, ia menyempatkan diri untuk menghubungi ibu kos Langit yang tinggal di sebelah. Dan sang ibu kos pun mengizinkan untuk waktu yang tidak lama.

"Kamu kok enggak bilang sih Lang kalau lagi sakit !" gerutu Nanda sambil mengompres dahi Langit.

"Aku enggak ingin ngerepotin siapa pun," jawab Langit lirih.

"Tapi kalau kamu sakit begini ujungnya yang susah ya kamu sendiri terus tetap juga merepotkan orang lain. Kita hidup di dunia itu enggak bisa sendirian, Lang. Butuh kehadiran orang lain. Kamu kan punya ponsel mahal dan canggih. Kamu bisa WA ke aku buat berkabar kalau sakit atau perlu apa gitu. Percuma punya ponsel mahal gambar buah apel kena gigit kalau yang punya masih kudet. Mending kayak aku ponselnya selalu setia dengan sejuta umat," ujar Nanda.

"Jangan ngomel mulu! Nanti aku lakban pakai cor-coran semen," balas Langit.

"Haha..." tawa Nanda yang akhirnya Langit pun ikut tertawa juga.

Sebelumnya, Nanda telah delivery bubur ayam kesukaan Langit yang ada tak jauh dari kosan. Bahkan Nanda pun dengan setia menyuapi Langit. Sebab lelaki itu mengatakan tubuhnya lemas dan pusing jika bangun dari tempat tidur.

"Ayo aaa dulu," pinta Nanda seraya menyuapi Langit dengan bubur ayam yang ia beli tadi.

Satu dua suap berhasil ditelan oleh Langit. Dan setengah porsi bubur ayam sudah berpindah ke dalam perut Langit.

"Udah, Nan. Aku udah kenyang," ujar Langit menolak suapan Nanda selanjutnya.

"Masih setengah porsi, Lang. Kamu pasti sakit gara-gara terlalu forsir kegiatan di kampus dan banyak begadang main game. Huft !!" omel Nanda mirip ibu-ibu yang tengah mengomeli anaknya. Namun terlihat menggemaskan.

"Ayo aaa lagi," bujuk Nanda.

Dan akhirnya Langit berhasil menghabiskan bubur tersebut dengan disuapi oleh Nanda yang sangat telaten padanya.

"Makasih ya, Nan."

"Tolong kamu jangan kasih tahu Binar atau orang tuaku tentang kondisiku. Aku enggak mau mereka cemas,"

"Beres pokoknya. Yang penting kamu cepetan sembuh. Ayo minum obatnya dulu terus tidur lagi. Nanti aku bawakan kamu makan malam sehabis pulang kuliah," ucap Nanda.

Bahkan Nanda membantu membereskan kamar kos Langit yang berantakan. Dan hampir setiap hari Nanda bertandang di kosan Langit untuk membawakan makanan dan obat serta merawat Langit hingga sembuh.

Seketika puzzle ingatan manis itu memenuhi pikiran Langit. Ya, ia baru tersadar jika Nanda lah yang sering bersamanya dan membantunya secara tulus tanpa pamrih sejak dulu. Namun cinta dan perhatian tulus dari Nanda padanya tertutup oleh rasa obsesinya pada Binar. Sehingga orang yang selalu ada setiap dirinya membutuhkan sesuatu, baru ia tahu arti kehadirannya saat orang tersebut menghilang dari kehidupannya.

"Nan, aku rindu kamu. Apa kabarmu sekarang dan di mana kamu, Nan?" batin Langit sendu.

☘️☘️

Bu Mila cukup heran melihat absen hari ini di kelasnya bahwa Elang dan Ara yang kemarin duduk berdekatan, justru hari ini keduanya tidak masuk secara bersamaan.

"Kenapa Bu Mila?" tanya Bu Riska yang juga guru di SLB Pelita Hebat. Ia sedikit penasaran saat melihat mimik wajah Bu Mila menatap kertas absen begitu serius.

"Oh, enggak apa-apa kok Bu Riska. Ini kebetulan murid saya yang namanya Elang dan Ara, hari ini sama-sama enggak masuk. Alasan orang tuanya tadi pagi menghubungi saya lewat telepon juga sama. Kebetulan mereka kemarin duduk berdekatan. Jadi saya cukup tergelitik mereka terlihat kompak sekali saat enggak masuk," jawab Bu Mila.

"Alasannya kenapa, Bu?" tanya Bu Riska.

"Sama-sama sakit demam," jawab Bu Mila.

"Wah kompak sekali. Teman sebangkunya enggak masuk karena sakit demam eh sebelahnya ketularan juga. Kayak saudara kembar saja. Padahal beda orang tua. Hehe..." ujar Bu Riska seraya tersenyum kecil.

☘️☘️

Rumah kontrakan Nanda.

"Anak ganteng Bunda kenapa? Kok tiba-tiba demam. Padahal semalam sehat-sehat saja,"

Saat terbangun pagi hari, Nanda begitu terkejut ketika mengetahui jika Elang mendadak sakit demam. Tubuh putranya panas dan pucat.

Dengan cepat Nanda langsung mengompres dahi Elang dan memberikan obat penurun demam khusus anak-anak. Elang terus mengigau memanggil seseorang.

"A_yah..."

"A_yah..."

"A_yah, Elang ka_ngen."

Nanda yang ada di samping Elang pun mendengar gumaman sang putra. Seketika hatinya ikut merasakan perih tak kasat mata atas kerinduan mendalam putranya yang tak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, Langit Gemintang Laksono.

Air mata Nanda pun luruh tanpa disuruh. Membasahi wajah ayunya. Bulu mata lentiknya pun ikut basah. Tatkala bibir Elang terus bergumam merindukan sang ayah. Ia berusaha menggigit bibirnya sendiri guna menahan isak tangisnya.

"Maafkan Bunda, Nak. Maaf, jika Bunda belum bisa mempertemukanmu dengan dia. Maaf..." batin Nanda seraya terisak pilu.

Jika Elang meminta mainan mahal pun padanya, sebagai seorang ibu apa pun akan ia lakukan demi putranya tersebut. Bahkan jika harus berhutang pada tetangga atau bank keliling pun ia rela melakoninya. Namun ia tak bisa melakukan hal yang satu itu yakni mempertemukan Langit Gemintang Laksono dengan Elang Perwira Legenda, putranya.

Walaupun sebenarnya ia bisa saja meminta bantuan Alden. Namun ia masih teringat dengan jelas ancaman keluarga Langit terutama dari Ayu, ibu kandung Langit, agar dirinya menjauh dari kehidupan ayah kandung putranya tersebut. Lagi pula ia tak mau kehadiran dirinya dan putranya, nanti akan membuat rumah tangga Langit dan istrinya berantakan.

Padahal faktanya, rumah tangga tersebut sejatinya memang sudah salah sejak awal hingga pecah dan berantakan seiring berjalannya waktu. Keping-keping yang pecah dalam rumah tangga Langit dan Kayla entah bisa diperbaiki atau justru semakin hancur dan jatuh ke jurang nestapa yang tak akan mereka bayangkan.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

karena dari awal Kayla juga ga bisa menentang kedua ortunya yah, jadi dia juga menikah karena dijodohkan oleh mereka

2024-04-12

2

🌹Fina Soe🌹

🌹Fina Soe🌹

apa El dan Ara kembar ya...

2024-02-25

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

hanya author yang tau Bu

2024-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Perundungan
2 Bab 2 - Bunda Jangan Nangis
3 Bab 3 - Daftar Sekolah
4 Bab 4 - Hinaan
5 Bab 5 - Membacakan Dongeng
6 Bab 6 - Penyesalan
7 Bab 7 - Bertemu Pria Baik Hati
8 Bab 8 - Mulutmu Harimaumu
9 Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
10 Bab 10 - Ara vs Elang
11 Bab 11 - Kemiripan
12 Bab 12 - Kawan Lama
13 Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
14 Bab 14 - Ara Si Anak Spesial Yang Malang
15 Bab 15 - Emosi
16 Bab 16 - Ara Sakit
17 Bab 17 - Saling Berpelukan
18 Bab 18 - Mantan Kekasih
19 Bab 19 - Sakit Dan Rindu
20 Bab 20 - Tetangga Julid
21 Bab 21 - Tamparan
22 Bab 22 - Benih Cinta Kita
23 Bab 23 - Berbagi Bekal
24 Bab 24 - Siapa Nama Papamu ?
25 Bab 25 - Bermain Bersama
26 Bab 26 - Cinta Terlarang
27 Bab 27 - Who Is She?
28 Bab 28 - Kehilangan Jejak
29 Bab 29 - Rencana Kayla
30 Bab 30 - Bertemu Bu Merry
31 Bab 31 - Musibah Membawa Berkah
32 Bab 32 - Pertemuan Perdana Edo dan Ara
33 Bab 33 - Syok
34 Bab 34 - Pertengkaran
35 Bab 35 - Keluarga Sastro
36 Bab 36 - Menghabisi Atau Dihabisi ?
37 Bab 37 - Elang Rindu Ara
38 Bab 38 - Jogjakarta
39 Bab 39 - Sahabat Rasa Saudara
40 Bab 40 - Kampus Penuh Kenangan
41 Bab 41 - Pertemuan Perdana Setelah Sekian Lama
42 Bab 42 - Cemburu Tak Kasat Mata
43 Bab 43 - Alden Oh, Alden
44 Bab 44 - Porak Poranda
45 Bab 45 - Hampir Tenggelam
46 Bab 46 - Hamil Lagi ?
47 Bab 47 - Sidang Ala Binar
48 Bab 48 - File
49 Bab 49 - Nasehat Binar
50 Bab 50 - Jejak Digital
51 Bab 51 - Drama Megalodon
52 Bab 52 - Map Usang
53 Bab 53 - Kenyataan Pahit
54 Bab 54 - Mertua vs Menantu Kesayangan
55 Bab 55 - Egois
56 Bab 56 - Ara Menghilang
57 Bab 57 - Mencari Ara
58 Bab 58 - Pertemuan Tak Terduga
59 Bab 59 - Momen Terakhir Bersama Charlie
60 Bab 60 - Wasiat
61 Bab 61 - Masih Sebatas Dugaan
62 Bab 62 - Skakmatt !!
63 Bab 63 - Perubahan Elang
64 Bab 64 - Semakin Kacau
65 Bab 65 - Masuk IGD
66 Bab 66 - Janda Tajir
67 Bab 67 - Langit vs Alea
68 Bab 68 - Rekaman CCTV
69 Bab 69 - Maafkan Papa
70 Iklan Sejenak
71 Bab 70 - Tamu di Rumah Komandan
72 Bab 71 - Kondisi Ara
73 Bab 72 - Kecurigaan ?
74 Bab 73 - Golongan Darah
75 Bab 74 - Perselingkuhan
76 Bab 75 - Bersiap Pergi
77 Bab 76 - Menjenguk Ara
78 Bab 77 - Siapa Namanya ?
79 Bab 78 - Permintaan Maaf Elang
80 Bab 79 - Saksi Bisu Malam Itu
81 Bab 80 - Sudah Pindah
82 Bab 81 - Sepucuk Surat
83 Bab 82 - Saran Komandan
84 Bab 83 - Hasil Tes DNA
85 Bab 84 - Mendesak Kayla Berbicara
86 Bab 85 - Talak
87 Bab 86 - Syok
88 Bab 87 - Tahi Lalat
89 Bab 88 - Edo dan Kayla (1)
90 Bab 89 - Edo dan Kayla (2)
91 Bab 90 - Darah
92 Bab 91 - Bed Rest
93 Bab 92 - Menemui Binar
94 Bab 93 - Senyumlah Syukuri Hidupmu
95 Bab 94 - Dilarikan ke Rumah Sakit
96 Bab 95 - Minta Sun
97 Bab 96 - Menceritakan Semuanya
98 Bab 97 - Butuh Kesabaran
99 Bab 98 - Maafkan Bunda, Sayang.
100 Bab 99 - Masih Dalam Kebekuan
101 Bab 100 - Adik Kandung Abang (Saudara Kembar)
102 Bab 101 - Butuh Waktu
103 Bab 102 - Ayah
104 Bab 103 - Berita Viral
105 Bab 104 - Tak Ingin Hancur Sendirian
106 Bab 105 - Resmi Bercerai
107 Bab 106 - Di Ujung Tanduk (Pernikahan Edo dan Silvia)
108 Bab 107 - Bersimbah Darah
109 Bab 108 - Semakin Frustasi (Edo)
110 Bab 109 - Mendadak Drop
111 Bab 110 - Janji Suci Pernikahan
112 Bab 111 - Mega Skandal (Aib Masa Lalu)
113 Bab 112 - Klarifikasi
114 Bab 113 - Operasi
115 Bab 114 - Setelah Operasi
116 Bab 115 - Maaf dan Air Mata Penyesalan
117 Bab 116 - Acara Syukuran
118 Bab 117 - Kebebasan Rahmat
119 Bab 118 - Bias Ara di Masa Lalu
120 Bab 119 - Tabur Tuai
121 Bab 120 - Kebahagiaan Sejati (LADA with ERA)
122 INFO & GA
123 Extra Chapter 1 - Persiapan ke Bali
124 Extra Chapter 2 - The Island of Paradise
125 Extra Chapter 3 - Buah Dari Kesabaran
126 Extra Chapter 4 - Paris Van Java
127 Extra Chapter 5 - Acara Lamaran Yumna dan Alden
128 Extra Chapter 6 - Hamil
129 Last Bonus Chapter - Permata Hatiku
130 Spoiler Next Novel Othor Tidak Solehot
131 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Bab 1 - Perundungan
2
Bab 2 - Bunda Jangan Nangis
3
Bab 3 - Daftar Sekolah
4
Bab 4 - Hinaan
5
Bab 5 - Membacakan Dongeng
6
Bab 6 - Penyesalan
7
Bab 7 - Bertemu Pria Baik Hati
8
Bab 8 - Mulutmu Harimaumu
9
Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
10
Bab 10 - Ara vs Elang
11
Bab 11 - Kemiripan
12
Bab 12 - Kawan Lama
13
Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
14
Bab 14 - Ara Si Anak Spesial Yang Malang
15
Bab 15 - Emosi
16
Bab 16 - Ara Sakit
17
Bab 17 - Saling Berpelukan
18
Bab 18 - Mantan Kekasih
19
Bab 19 - Sakit Dan Rindu
20
Bab 20 - Tetangga Julid
21
Bab 21 - Tamparan
22
Bab 22 - Benih Cinta Kita
23
Bab 23 - Berbagi Bekal
24
Bab 24 - Siapa Nama Papamu ?
25
Bab 25 - Bermain Bersama
26
Bab 26 - Cinta Terlarang
27
Bab 27 - Who Is She?
28
Bab 28 - Kehilangan Jejak
29
Bab 29 - Rencana Kayla
30
Bab 30 - Bertemu Bu Merry
31
Bab 31 - Musibah Membawa Berkah
32
Bab 32 - Pertemuan Perdana Edo dan Ara
33
Bab 33 - Syok
34
Bab 34 - Pertengkaran
35
Bab 35 - Keluarga Sastro
36
Bab 36 - Menghabisi Atau Dihabisi ?
37
Bab 37 - Elang Rindu Ara
38
Bab 38 - Jogjakarta
39
Bab 39 - Sahabat Rasa Saudara
40
Bab 40 - Kampus Penuh Kenangan
41
Bab 41 - Pertemuan Perdana Setelah Sekian Lama
42
Bab 42 - Cemburu Tak Kasat Mata
43
Bab 43 - Alden Oh, Alden
44
Bab 44 - Porak Poranda
45
Bab 45 - Hampir Tenggelam
46
Bab 46 - Hamil Lagi ?
47
Bab 47 - Sidang Ala Binar
48
Bab 48 - File
49
Bab 49 - Nasehat Binar
50
Bab 50 - Jejak Digital
51
Bab 51 - Drama Megalodon
52
Bab 52 - Map Usang
53
Bab 53 - Kenyataan Pahit
54
Bab 54 - Mertua vs Menantu Kesayangan
55
Bab 55 - Egois
56
Bab 56 - Ara Menghilang
57
Bab 57 - Mencari Ara
58
Bab 58 - Pertemuan Tak Terduga
59
Bab 59 - Momen Terakhir Bersama Charlie
60
Bab 60 - Wasiat
61
Bab 61 - Masih Sebatas Dugaan
62
Bab 62 - Skakmatt !!
63
Bab 63 - Perubahan Elang
64
Bab 64 - Semakin Kacau
65
Bab 65 - Masuk IGD
66
Bab 66 - Janda Tajir
67
Bab 67 - Langit vs Alea
68
Bab 68 - Rekaman CCTV
69
Bab 69 - Maafkan Papa
70
Iklan Sejenak
71
Bab 70 - Tamu di Rumah Komandan
72
Bab 71 - Kondisi Ara
73
Bab 72 - Kecurigaan ?
74
Bab 73 - Golongan Darah
75
Bab 74 - Perselingkuhan
76
Bab 75 - Bersiap Pergi
77
Bab 76 - Menjenguk Ara
78
Bab 77 - Siapa Namanya ?
79
Bab 78 - Permintaan Maaf Elang
80
Bab 79 - Saksi Bisu Malam Itu
81
Bab 80 - Sudah Pindah
82
Bab 81 - Sepucuk Surat
83
Bab 82 - Saran Komandan
84
Bab 83 - Hasil Tes DNA
85
Bab 84 - Mendesak Kayla Berbicara
86
Bab 85 - Talak
87
Bab 86 - Syok
88
Bab 87 - Tahi Lalat
89
Bab 88 - Edo dan Kayla (1)
90
Bab 89 - Edo dan Kayla (2)
91
Bab 90 - Darah
92
Bab 91 - Bed Rest
93
Bab 92 - Menemui Binar
94
Bab 93 - Senyumlah Syukuri Hidupmu
95
Bab 94 - Dilarikan ke Rumah Sakit
96
Bab 95 - Minta Sun
97
Bab 96 - Menceritakan Semuanya
98
Bab 97 - Butuh Kesabaran
99
Bab 98 - Maafkan Bunda, Sayang.
100
Bab 99 - Masih Dalam Kebekuan
101
Bab 100 - Adik Kandung Abang (Saudara Kembar)
102
Bab 101 - Butuh Waktu
103
Bab 102 - Ayah
104
Bab 103 - Berita Viral
105
Bab 104 - Tak Ingin Hancur Sendirian
106
Bab 105 - Resmi Bercerai
107
Bab 106 - Di Ujung Tanduk (Pernikahan Edo dan Silvia)
108
Bab 107 - Bersimbah Darah
109
Bab 108 - Semakin Frustasi (Edo)
110
Bab 109 - Mendadak Drop
111
Bab 110 - Janji Suci Pernikahan
112
Bab 111 - Mega Skandal (Aib Masa Lalu)
113
Bab 112 - Klarifikasi
114
Bab 113 - Operasi
115
Bab 114 - Setelah Operasi
116
Bab 115 - Maaf dan Air Mata Penyesalan
117
Bab 116 - Acara Syukuran
118
Bab 117 - Kebebasan Rahmat
119
Bab 118 - Bias Ara di Masa Lalu
120
Bab 119 - Tabur Tuai
121
Bab 120 - Kebahagiaan Sejati (LADA with ERA)
122
INFO & GA
123
Extra Chapter 1 - Persiapan ke Bali
124
Extra Chapter 2 - The Island of Paradise
125
Extra Chapter 3 - Buah Dari Kesabaran
126
Extra Chapter 4 - Paris Van Java
127
Extra Chapter 5 - Acara Lamaran Yumna dan Alden
128
Extra Chapter 6 - Hamil
129
Last Bonus Chapter - Permata Hatiku
130
Spoiler Next Novel Othor Tidak Solehot
131
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!