Bab 17 - Saling Berpelukan

"Ma_ma..."

"Ma_ma..."

"Ma_ma..."

Ara terus bergumam lirih dengan terbata-bata dalam kondisi mata terpejam. Di dahinya telah tertempel plester khusus penurun demam untuk anak-anak. Sebelumnya, Langit sudah meminumkan Ara obat penurun demam. Bik Sari dengan setia duduk di samping ranjang Ara.

Sedangkan Langit semakin tak habis pikir dengan sang istri. Hari sudah malam namun batang hidung Kayla tak ada di rumah. Ia tahu dari Bik Sari jika Kayla pergi membawa mobil. Namun pergi ke mana, Bik Sari tak tahu.

Langit terus menghubungi Kayla namun tak ada jawaban dari ponsel istrinya tersebut.

"Ibu macam apa dia?"

"Anak lagi sakit eh malah keluyuran malam-malam begini. Enggak jelas ke mana perginya. Mana enggak pamit lagi sama suami!" gerutu Langit seraya memijit pelipisnya yang mendadak pusing.

Di tempat lain tepatnya di kediaman Nanda tiba-tiba...

PYARR !!

Suara gaduh datang dari gelas tanpa sengaja terjatuh hingga pecah di dapur rumah kontrakan Nanda. Sepulang kerja setelah masuk shift siang di hari pertama Elang pembelajaran di SLB Pelita Hebat, Nanda tengah membuatkan segelas susu coklat hangat untuk putranya tersebut.

Setiap malam sebelum tidur, Nanda sudah terbiasa membuatkan coklat hangat untuk Elang. Tentunya susu coklat dengan harga murah meriah yang mampu ia beli untuk Elang. Bagi Elang tak masalah harga susu coklatnya murah. Namun rasanya tetap nomor satu di lidahnya. Karena yang membuatkannya adalah Bundanya. Tak ada coklat hangat di luar sana yang senikmat rasa seperti buatan sang Bunda.

Elang yang mendengar suara benda terjatuh, ia segera keluar kamar.

"Ada apa, Bun? Apa ada yang pecah?" tanya Elang.

"Iya, Nak. Maafin Bunda ceroboh jadi enggak fokus pas nyeduh coklat hangat buat kamu. Bunda buatin lagi yang baru ya. Kamu tunggu saja di kamar ya sayang. Bunda enggak akan lama kok," jawab Nanda berusaha tersenyum di depan putranya agar Elang tidak khawatir padanya.

"Apa Bunda terluka?" tanya Elang.

Beruntung Nanda sudah selesai membersihkan lantai dapurnya dari pecahan gelas tadi. Ia tak mau putranya terluka akibat pecahan gelas yang masih berserakan.

"Enggak apa-apa sayang. Sudah, kamu segera ke kamar gih." Nanda sengaja mengusir secara halus putranya. Sebab ia akan melakukan sesuatu hal sebelum membuatkan coklat hangat yang baru untuk Elang.

Namun Elang tetaplah anak yang peka. Ia maju dan berjalan perlahan ke arah Nanda. Seketika tanpa basa-basi, ia memegang telapak tangan dan jari-jemari sang Bunda satu per satu. Tiba-tiba...

"Auchh..." jerit Nanda secara refleks karena Elang menekan tangannya yang sedikit melepuh akibat terkena cipratan air panas saat ia membuatkan coklat hangat barusan.

Ya, mendadak dirinya tadi tak fokus. Entah mengapa sebabnya, ia pun tak tahu. Sehingga saat ia menuangkan air panas dari teko ke dalam gelas, akhirnya mengenai jari tangannya. Lalu tanpa sengaja tangan Nanda yang terkena cipratan air panas, menyenggol gelas tersebut hingga terjatuh ke lantai.

"Tangan Bunda terluka," gumam Elang lirih.

"Kenapa harus menutupinya dari aku, Bun?" tanya Elang dengan nada yang mendadak berubah jadi sendu.

Nanda yang paham situasi, berusaha merangkul putranya tersebut yang suaranya sudah mulai serak. Tanda-tanda Elang akan menangis.

"Bunda enggak apa-apa kok, Nak. Cuma luka kecil saja. Ini Bunda mau obatin," tutur Nanda.

"Hiks...hiks...hiks..."

"Maafin aku, Bun. Mulai besok biar aku belajar sendiri buat coklat hangatnya. Aku enggak mau Bunda terluka. Huhu..." tangis Elang mendadak pecah padahal Nanda hanya mengalami luka kecil. Entah bagaimana nantinya jika kelak di masa depan ia mengetahui luka besar di hati sang Bunda dan penyebabnya.

"Jangan menangis sayang. Kalau Elang sedih nanti Bunda ikut sedih," ucap Nanda seraya berlutut di depan Elang. Tak lupa ia menghapus air mata yang membasahi pipi putranya tersebut.

"Malam ini aku enggak mau minum coklat hangat. Aku mau bobok dipeluk Bunda saja," rengek Elang.

Ia sangat takut kehilangan Bundanya. Ia tak mau Bundanya terluka walau sekecil apa pun. Terlebih luka itu karena dirinya.

"Ya sudah. Ayo kita bobok. Mendadak kepala Bunda juga pusing. Uh..." ucap Nanda seraya memijit pelipisnya.

Entah mengapa malam ini mendadak hatinya diliputi rasa sakit dan khawatir akan sesuatu. Namun tidak jelas hal itu apa. Sehingga kepalanya juga merasakan pusing secara tiba-tiba. Padahal dirinya juga tidak telat makan. Sungguh aneh.

"Ayo Bun, kita tidur. Aku pijitin Bunda biar enggak pusing lagi," ujar Elang. Nanda begitu terharu mendengar kalimat yang terlontar dari bibir putranya barusan.

Alhasil malam ini, Nanda yang tengah dininabobokkan oleh Elang bukan sebaliknya. Bahkan Elang memijit kepala Bundanya yang mengatakan sedang pusing. Nanda dan Elang pun tidur dengan saling berpelukan di bawah satu selimut yang sama.

☘️☘️

Hari semakin larut dan saat ini sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Langit menyuruh Bik Sari untuk istirahat. Malam ini Langit ingin menemani putrinya tersebut. Sebagai Ayah, ia ingin menebus rasa bersalahnya pada Ara.

Baru satu tahun terakhir ini dirinya mendekati putrinya tersebut. Sebelumnya ia lebih mempercayakan segala urusan Ara pada Kayla. Bahkan membacakan dongeng atau menemani tidur seperti ini dulu-dulu tak pernah ia lakukan.

Langit menutup pintu kamar putrinya. Perlahan ia mendekati ranjang Ara. Hatinya begitu tersayat perih saat melihat wajah Ara yang pucat. Ia meyakini jika Ara demam karena guyuran air atas hukuman dari istrinya tadi siang. Ditambah traumatik fisik yang diterima oleh putrinya dari ibu kandungnya, Kayla, tentu menyisakan luka menganga di hati bocah sekecil ini yang tak tahu apa-apa.

Tangannya mendadak terulur tanpa dikomando. Ia mengelus dengan lembut pipi Ara. Ia melihat wajah putrinya dalam jarak begitu dekat dan seksama.

"Maafkan Papa, Nak. Papa banyak salah sama kamu, sama Mama kamu juga. Pasti dia berlaku kasar sama kamu karena marah pada Papa. Maafkan Papa ya sayang. Percayalah Papa akan berusaha menjaga kamu mulai detik ini. Bakalan sayang dan perhatian sama Ara. Semoga kelak di masa depan, Ara tetap sayang ke Papa. Enggak marah ke Papa dan juga Mama," batin Langit sendu.

Dan pada akhirnya Langit pun terlelap dalam satu selimut yang sama dengan putrinya, Ara. Keduanya tidur tanpa sadar saling berpelukan hangat.

☘️☘️

Cafe and lounge ternama di Bandung.

"Kay, tolong kamu tungguin Silvia sampai dijemput suaminya. Soalnya suamiku sudah jemput aku di lobby hotel," ucap Debora.

"Yah, kok aku sih! Kamu saja yang nungguin Silvia dijemput suaminya," ucap Kayla.

"Kali ini please, Kay. Suamiku nanti marah kalau aku enggak buru-buru nyamperin dia. Makasih ya Kay," ujar Debora dengan nada terburu-buru seraya bergegas pergi meninggalkan Silvia yang tengah mabuk berat.

Malam ini Kayla hanya meminum sedikit sehingga ia tak mabuk seperti Silvia. Kayla dan Silvia masih berada di dalam bar. Ia duduk di pojokan.

"Aduh, kenapa harus aku yang nungguin Silvia dijemput Mas Edo sih !!"

"Aku lagi enggak mau ketemu Mas Edo. Gawat kalau sampai anak buah Papi tahu. Nanti dikira aku masih punya hubungan sama Mas Edo. Tapi, lama juga enggak ketemu dia. Kata Silvia, suaminya banyak berubah. Lebih tampan dan sukses daripada dulu. Hem, jadi kangen saat masih sama Mas Edo. Apa dia sudah lupain cintanya yang dulu buat aku?" batin Kayla.

Tiba-tiba ada langkah kaki seseorang yang mendekat pada meja yang tengah ditempati oleh Silvia dan Kayla. Silvia dalam posisi rebahan dan mata terpejam. Namun bibirnya terus meracau tidak jelas. Sedangkan Kayla tengah duduk dalam posisi cemas tak karuan. Hatinya antara gugup, grogi bercampur rindu.

"Kay_la," sapa seorang pria bertubuh tinggi tegap dan berparas tampan secara tiba-tiba.

Kayla seketika mendongak dan menatap pria tersebut. Lamunannya langsung buyar. Ia terkejut bukan main melihat sosok pria di masa lalunya tengah berdiri di hadapannya saat ini. Mantan kekasih yang sejatinya ia tahu jika laki-laki itu sekarang telah menjadi suami temannya, Silvia.

Hanya saja Silvia tak tahu jika suaminya dan Kayla adalah mantan kekasih di masa lalu.

"Mas E_do," ucap Kayla dengan nada terbata-bata.

Kayla begitu tercengang melihat mantan kekasihnya saat ini seperti yang diobrolkan oleh Silvia di WAG. Bahwa sosok Edo banyak berubah terutama dari segi fisik dan penampilan. Lebih terawat, tampan, dan terlihat gagah perkasa.

Apalagi Silvia selalu membahas dan meminta pendapat mengenai gaya bercinta yang cocok agar segera hamil pada Kayla dan Debora. Sebab di antara mereka bertiga, hanya Silvia yang belum pernah merasakan hamil dan punya anak.

Hal ini tanpa sadar semakin membuat Kayla iri pada Silvia. Terlebih Langit mengalami impo*ten. Tentunya hasratnya menjadi tak bisa tersalurkan dengan semestinya. Padahal Kayla sangat butuh hal itu. You know what I mean^^.

Bersambung...

🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

apa nanti akan ada clbk diantara mereka, kasihan Silvia yah kalo benar

2024-04-12

1

MakBarudakh

MakBarudakh

Kayaknya bakal2 perselingkuhan nih...CLBK hhhh

2024-04-19

1

ati

ati

Benar sekali…

2024-04-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Perundungan
2 Bab 2 - Bunda Jangan Nangis
3 Bab 3 - Daftar Sekolah
4 Bab 4 - Hinaan
5 Bab 5 - Membacakan Dongeng
6 Bab 6 - Penyesalan
7 Bab 7 - Bertemu Pria Baik Hati
8 Bab 8 - Mulutmu Harimaumu
9 Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
10 Bab 10 - Ara vs Elang
11 Bab 11 - Kemiripan
12 Bab 12 - Kawan Lama
13 Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
14 Bab 14 - Ara Si Anak Spesial Yang Malang
15 Bab 15 - Emosi
16 Bab 16 - Ara Sakit
17 Bab 17 - Saling Berpelukan
18 Bab 18 - Mantan Kekasih
19 Bab 19 - Sakit Dan Rindu
20 Bab 20 - Tetangga Julid
21 Bab 21 - Tamparan
22 Bab 22 - Benih Cinta Kita
23 Bab 23 - Berbagi Bekal
24 Bab 24 - Siapa Nama Papamu ?
25 Bab 25 - Bermain Bersama
26 Bab 26 - Cinta Terlarang
27 Bab 27 - Who Is She?
28 Bab 28 - Kehilangan Jejak
29 Bab 29 - Rencana Kayla
30 Bab 30 - Bertemu Bu Merry
31 Bab 31 - Musibah Membawa Berkah
32 Bab 32 - Pertemuan Perdana Edo dan Ara
33 Bab 33 - Syok
34 Bab 34 - Pertengkaran
35 Bab 35 - Keluarga Sastro
36 Bab 36 - Menghabisi Atau Dihabisi ?
37 Bab 37 - Elang Rindu Ara
38 Bab 38 - Jogjakarta
39 Bab 39 - Sahabat Rasa Saudara
40 Bab 40 - Kampus Penuh Kenangan
41 Bab 41 - Pertemuan Perdana Setelah Sekian Lama
42 Bab 42 - Cemburu Tak Kasat Mata
43 Bab 43 - Alden Oh, Alden
44 Bab 44 - Porak Poranda
45 Bab 45 - Hampir Tenggelam
46 Bab 46 - Hamil Lagi ?
47 Bab 47 - Sidang Ala Binar
48 Bab 48 - File
49 Bab 49 - Nasehat Binar
50 Bab 50 - Jejak Digital
51 Bab 51 - Drama Megalodon
52 Bab 52 - Map Usang
53 Bab 53 - Kenyataan Pahit
54 Bab 54 - Mertua vs Menantu Kesayangan
55 Bab 55 - Egois
56 Bab 56 - Ara Menghilang
57 Bab 57 - Mencari Ara
58 Bab 58 - Pertemuan Tak Terduga
59 Bab 59 - Momen Terakhir Bersama Charlie
60 Bab 60 - Wasiat
61 Bab 61 - Masih Sebatas Dugaan
62 Bab 62 - Skakmatt !!
63 Bab 63 - Perubahan Elang
64 Bab 64 - Semakin Kacau
65 Bab 65 - Masuk IGD
66 Bab 66 - Janda Tajir
67 Bab 67 - Langit vs Alea
68 Bab 68 - Rekaman CCTV
69 Bab 69 - Maafkan Papa
70 Iklan Sejenak
71 Bab 70 - Tamu di Rumah Komandan
72 Bab 71 - Kondisi Ara
73 Bab 72 - Kecurigaan ?
74 Bab 73 - Golongan Darah
75 Bab 74 - Perselingkuhan
76 Bab 75 - Bersiap Pergi
77 Bab 76 - Menjenguk Ara
78 Bab 77 - Siapa Namanya ?
79 Bab 78 - Permintaan Maaf Elang
80 Bab 79 - Saksi Bisu Malam Itu
81 Bab 80 - Sudah Pindah
82 Bab 81 - Sepucuk Surat
83 Bab 82 - Saran Komandan
84 Bab 83 - Hasil Tes DNA
85 Bab 84 - Mendesak Kayla Berbicara
86 Bab 85 - Talak
87 Bab 86 - Syok
88 Bab 87 - Tahi Lalat
89 Bab 88 - Edo dan Kayla (1)
90 Bab 89 - Edo dan Kayla (2)
91 Bab 90 - Darah
92 Bab 91 - Bed Rest
93 Bab 92 - Menemui Binar
94 Bab 93 - Senyumlah Syukuri Hidupmu
95 Bab 94 - Dilarikan ke Rumah Sakit
96 Bab 95 - Minta Sun
97 Bab 96 - Menceritakan Semuanya
98 Bab 97 - Butuh Kesabaran
99 Bab 98 - Maafkan Bunda, Sayang.
100 Bab 99 - Masih Dalam Kebekuan
101 Bab 100 - Adik Kandung Abang (Saudara Kembar)
102 Bab 101 - Butuh Waktu
103 Bab 102 - Ayah
104 Bab 103 - Berita Viral
105 Bab 104 - Tak Ingin Hancur Sendirian
106 Bab 105 - Resmi Bercerai
107 Bab 106 - Di Ujung Tanduk (Pernikahan Edo dan Silvia)
108 Bab 107 - Bersimbah Darah
109 Bab 108 - Semakin Frustasi (Edo)
110 Bab 109 - Mendadak Drop
111 Bab 110 - Janji Suci Pernikahan
112 Bab 111 - Mega Skandal (Aib Masa Lalu)
113 Bab 112 - Klarifikasi
114 Bab 113 - Operasi
115 Bab 114 - Setelah Operasi
116 Bab 115 - Maaf dan Air Mata Penyesalan
117 Bab 116 - Acara Syukuran
118 Bab 117 - Kebebasan Rahmat
119 Bab 118 - Bias Ara di Masa Lalu
120 Bab 119 - Tabur Tuai
121 Bab 120 - Kebahagiaan Sejati (LADA with ERA)
122 INFO & GA
123 Extra Chapter 1 - Persiapan ke Bali
124 Extra Chapter 2 - The Island of Paradise
125 Extra Chapter 3 - Buah Dari Kesabaran
126 Extra Chapter 4 - Paris Van Java
127 Extra Chapter 5 - Acara Lamaran Yumna dan Alden
128 Extra Chapter 6 - Hamil
129 Last Bonus Chapter - Permata Hatiku
130 Spoiler Next Novel Othor Tidak Solehot
131 Launching Novel Baru
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Bab 1 - Perundungan
2
Bab 2 - Bunda Jangan Nangis
3
Bab 3 - Daftar Sekolah
4
Bab 4 - Hinaan
5
Bab 5 - Membacakan Dongeng
6
Bab 6 - Penyesalan
7
Bab 7 - Bertemu Pria Baik Hati
8
Bab 8 - Mulutmu Harimaumu
9
Bab 9 - Hari Pertama Sekolah
10
Bab 10 - Ara vs Elang
11
Bab 11 - Kemiripan
12
Bab 12 - Kawan Lama
13
Bab 13 - Tokcer Banget Euyy
14
Bab 14 - Ara Si Anak Spesial Yang Malang
15
Bab 15 - Emosi
16
Bab 16 - Ara Sakit
17
Bab 17 - Saling Berpelukan
18
Bab 18 - Mantan Kekasih
19
Bab 19 - Sakit Dan Rindu
20
Bab 20 - Tetangga Julid
21
Bab 21 - Tamparan
22
Bab 22 - Benih Cinta Kita
23
Bab 23 - Berbagi Bekal
24
Bab 24 - Siapa Nama Papamu ?
25
Bab 25 - Bermain Bersama
26
Bab 26 - Cinta Terlarang
27
Bab 27 - Who Is She?
28
Bab 28 - Kehilangan Jejak
29
Bab 29 - Rencana Kayla
30
Bab 30 - Bertemu Bu Merry
31
Bab 31 - Musibah Membawa Berkah
32
Bab 32 - Pertemuan Perdana Edo dan Ara
33
Bab 33 - Syok
34
Bab 34 - Pertengkaran
35
Bab 35 - Keluarga Sastro
36
Bab 36 - Menghabisi Atau Dihabisi ?
37
Bab 37 - Elang Rindu Ara
38
Bab 38 - Jogjakarta
39
Bab 39 - Sahabat Rasa Saudara
40
Bab 40 - Kampus Penuh Kenangan
41
Bab 41 - Pertemuan Perdana Setelah Sekian Lama
42
Bab 42 - Cemburu Tak Kasat Mata
43
Bab 43 - Alden Oh, Alden
44
Bab 44 - Porak Poranda
45
Bab 45 - Hampir Tenggelam
46
Bab 46 - Hamil Lagi ?
47
Bab 47 - Sidang Ala Binar
48
Bab 48 - File
49
Bab 49 - Nasehat Binar
50
Bab 50 - Jejak Digital
51
Bab 51 - Drama Megalodon
52
Bab 52 - Map Usang
53
Bab 53 - Kenyataan Pahit
54
Bab 54 - Mertua vs Menantu Kesayangan
55
Bab 55 - Egois
56
Bab 56 - Ara Menghilang
57
Bab 57 - Mencari Ara
58
Bab 58 - Pertemuan Tak Terduga
59
Bab 59 - Momen Terakhir Bersama Charlie
60
Bab 60 - Wasiat
61
Bab 61 - Masih Sebatas Dugaan
62
Bab 62 - Skakmatt !!
63
Bab 63 - Perubahan Elang
64
Bab 64 - Semakin Kacau
65
Bab 65 - Masuk IGD
66
Bab 66 - Janda Tajir
67
Bab 67 - Langit vs Alea
68
Bab 68 - Rekaman CCTV
69
Bab 69 - Maafkan Papa
70
Iklan Sejenak
71
Bab 70 - Tamu di Rumah Komandan
72
Bab 71 - Kondisi Ara
73
Bab 72 - Kecurigaan ?
74
Bab 73 - Golongan Darah
75
Bab 74 - Perselingkuhan
76
Bab 75 - Bersiap Pergi
77
Bab 76 - Menjenguk Ara
78
Bab 77 - Siapa Namanya ?
79
Bab 78 - Permintaan Maaf Elang
80
Bab 79 - Saksi Bisu Malam Itu
81
Bab 80 - Sudah Pindah
82
Bab 81 - Sepucuk Surat
83
Bab 82 - Saran Komandan
84
Bab 83 - Hasil Tes DNA
85
Bab 84 - Mendesak Kayla Berbicara
86
Bab 85 - Talak
87
Bab 86 - Syok
88
Bab 87 - Tahi Lalat
89
Bab 88 - Edo dan Kayla (1)
90
Bab 89 - Edo dan Kayla (2)
91
Bab 90 - Darah
92
Bab 91 - Bed Rest
93
Bab 92 - Menemui Binar
94
Bab 93 - Senyumlah Syukuri Hidupmu
95
Bab 94 - Dilarikan ke Rumah Sakit
96
Bab 95 - Minta Sun
97
Bab 96 - Menceritakan Semuanya
98
Bab 97 - Butuh Kesabaran
99
Bab 98 - Maafkan Bunda, Sayang.
100
Bab 99 - Masih Dalam Kebekuan
101
Bab 100 - Adik Kandung Abang (Saudara Kembar)
102
Bab 101 - Butuh Waktu
103
Bab 102 - Ayah
104
Bab 103 - Berita Viral
105
Bab 104 - Tak Ingin Hancur Sendirian
106
Bab 105 - Resmi Bercerai
107
Bab 106 - Di Ujung Tanduk (Pernikahan Edo dan Silvia)
108
Bab 107 - Bersimbah Darah
109
Bab 108 - Semakin Frustasi (Edo)
110
Bab 109 - Mendadak Drop
111
Bab 110 - Janji Suci Pernikahan
112
Bab 111 - Mega Skandal (Aib Masa Lalu)
113
Bab 112 - Klarifikasi
114
Bab 113 - Operasi
115
Bab 114 - Setelah Operasi
116
Bab 115 - Maaf dan Air Mata Penyesalan
117
Bab 116 - Acara Syukuran
118
Bab 117 - Kebebasan Rahmat
119
Bab 118 - Bias Ara di Masa Lalu
120
Bab 119 - Tabur Tuai
121
Bab 120 - Kebahagiaan Sejati (LADA with ERA)
122
INFO & GA
123
Extra Chapter 1 - Persiapan ke Bali
124
Extra Chapter 2 - The Island of Paradise
125
Extra Chapter 3 - Buah Dari Kesabaran
126
Extra Chapter 4 - Paris Van Java
127
Extra Chapter 5 - Acara Lamaran Yumna dan Alden
128
Extra Chapter 6 - Hamil
129
Last Bonus Chapter - Permata Hatiku
130
Spoiler Next Novel Othor Tidak Solehot
131
Launching Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!