Akad Nikah

Aku telah selesai dengan belanjaanku, aku tetap memilih barang-barang dengan harga terjangkau. Karena bukan sifatku jika harus menghambur-hamburkan uang apalagi bukan uangku. Soal pakaian dalam dari dulu seleraku tidak pernah membuat Alm suamiku kecewa. Tenang saja !

Aku menuju food court di lantai 6, aku mengedarkan pandanganku ke kanan dan kekiri. Tak ku temukan sosok yang kucari. Kemudian aku masuk lebih dalam lagi, aku menyaksikan pemandangan yang membuat mataku perih. Aku memang bukan wanita yang kamu inginkan mas, Jika bukan karena keluarga kita. Aku juga tidak mau menikah denganmu. Felicia sedang memeluk mas Raihan dengan isak tangisnya. Aku segera membalik tubuhku, aku memutuskan untuk menunggunya di basement tempat mobil mas Raihan parkir. Tak lama kemudian mas Raihan menghubungiku.

"Assalamualaikum Airin dimana? kenapa lama?"

"Basement mas, tadi aku ke food court tapi tiba-tiba mataku perih. Jadi aku langsung turun" sindirku halus.

"Baiklah tunggu sebentar" tak lama kemudian mas Raihan tiba dan membantuku memasukan belanjaanku ke mobil. Setelah itu kami masuk kedalam mobil. Mas Raihan mulai melajukan mobilnya pelan "Mau makan dulu Airin?" aku menggeleng, sebenarnya aku lapar. Tapi aku masih kesal dengannya. Sudah punya calon istri bisa bisanya menemui wanita lain. Meskipun aku tidak diinginkannya harusnya dia sedikit menjaga perasaanku !

Aku tiba dirumah tanpa melihat mas Raihan aku segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku.

Aku hanya tidak ingin melihatnya. Benar-benar menjengkelkan.

"Bunda? Om itu jadi ayah Kinan beneran?" tanya Kinanti polos

"Iya sayang, Kinan harus sayang sama ayah ya. Ayah Kinan orang baik loh." Kinanti mengangguk kemudian memelukku. Ibu tiba-tiba masuk ke kamarku dan mengajaku berbincang sedikit.

"Kamu kok nggak nemuin Raihan dulu, kan dia mau pulang Jingga"

"Ngga papa bu, tadi Jingga mules jadinya langsung naik. hehe"

"Oh kirain ada apa, barang-barang kamu mulai di packing semua aja. Setelah nikah kamu pindah ke rumah Raihan"

"Kinan gimana bu?"

"Ibu nggak bisa deh biarin Kinan ikut kamu, Ibu belum yakin. Ibu mau kalian saling mencintai dulu baru Ibu bolehin kamu bawa Kinan" aku mengangguk setuju karena aku juga memikirkan hal yang sama. Aku takut mas Raihan tidak memperlakukanku dengan baik. Aku tidak ingin Kinanti melihatnya.

"Bu? Ini beneran Jingga di pingit? Kaya baru pernah nikah aja"

"Nggak usah bantah deh"

"Bu aku pengin ke makam mas Ridho bu"

"Setelah nikah aja, kamu ajak Raihan kesana"

ibu sepertinya belum tahu sifat mas Raihan bagaimana. Baiklah aku tidak akan membantah lagi.

******

Hari-hari berlalu, aku sudah menyampaikan semua undangan pada teman-temanku. Aku mengundang kurang lebih 200 orang. Karena aku hanya mengabari orang yang akrab denganku saja. Lagipula ini pernikahan kedua ku.

Pagi buta aku sudah berada di kamar hotel, mami sengaja menyewa MUA Profesional yang terkenal di kalangan artis untuk merias wajahku. Setelah usai, aku melihat diriku di cermin. Aku memang cantik ! Tapi sayangnya pria yang akan ku nikahi hari ini belum mencintaiku. Mami, Ibu ,Mba Ayu, bahkan Delisa memuji kecantikanku.

Akad nikah dan resepsi diselenggarakan dihari dan waktu yang sama. Abah dan Ibu menggandengku menuju aula KJ Hotel yang amat megah. Aku berjalan di atas karpet merah bersama kedua orang tuaku. Si kecil Kinanti ikut mengiringi langkahku bersama keluargaku dibelakang. Banyak wartawan diluar pintu memotretku, mereka tidak diperbolehkan masuk. Hanya beberapa wartawan yang sudah kenal dekat dengan mas Raihan yang ada di dalam. Setelah masuk kedalam pandanganku tertuju pada pria tampan yang berdiri di samping uti ku. Ku kira Muhammad tidak pulang, aku ingin menangis dan memukulnya sekarang ! Lihat yang akan mbak lakukan padamu anak nakal !

Mas Raihan menatapku dengan tatapan lain sekarang, aku kembali fokus pada langkahku. Aku benar-benar gugup. Entahlah perasaanku saat ini sungguh campur aduk.

Aku duduk berjarak beberapa meter dari mas Raihan, sesuai permintaan ibu. Akad pun dimulai, Abah menjabat tangan mas Raihan.

“Ananda Tengku Raihan Khairi Bin Tengku Sulaiman Khairi Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya ananda Airin Langit Jingga Binti Rus Gunaraksa dengan maskawinnya berupa logam mulia seberat 50 kilogram dan seperangkat alat sholat, tunai.”

"**SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA AIRIN LANGIT JINGGA BINTI RUS GUNARAKSA DENGAN MAS KAWINNYA YANG TERSEBUT TUNAI."

"Sah ?"

"Saahh !!!! " "Saaahhh**!"

Dengan satu tarikan nafas mas Raihan resmi menjadi suamiku, aku dipersilahkan duduk di sebelahnya lalu aku mencium punggung tangannya. Mas Raihan mengecup keningku lembut. Suasana haru menyelimuti acara hari ini. Entah ada atau tanpa cinta di hati mas Raihan, yang jelas mulai hari ini aku akan mencintaimu suamiku.

Tanpa sadar air mataku menetes saat pembacaan doa. Ya Allah , limpahkanlah kebahagiaan untuk rumah tangga kami.

Aku dan Mas Raihan menuju pelaminan yang sudah terhias bunga hidup sebagai dekorasinya. Aku berdiri sambil menyalami tamu undangan yang berdatangan, sesekali berfoto ria.

"Kamu ternyata cantik ya Airin" mas Raihan membuat pipiku bersemu merah. Aku sudah biasa dengan pujian semacam itu namun rasanya sudah lama sekali jantungku tidak bergemuruh ketika dipuji seorang pria.

"Jingga, kamu jahat sekali." Bastian datang menyalamiku dengan wajah sendu. Aku tahu apa sebabnya, dia menyukaiku sejak kami masih kuliah bersama. Aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ternyata kakak cinlok ya, gue gak nyangka lo jadi bini bos sendiri kak . Hahaha" ucap Fia dan Dina tertawa bersama. Aku memeluk mereka berdua "Kalian cepet nyusul ya"

"Jingga peluk juga dong" ucap Bastian membuat mas Raihan membelalakan matanya. "Hehe bercanda bos jangan marah" Bastian nyengir merapatkan giginya.

*****

"Mandi dulu Rin" perintah mas Raihan memberikan handuk padaku. Saat ini kami berada di kamar hotel, nanti malam lanjut sesi ke dua.

"Iya mas" aku melangkahkan kakiku menuju bathub, aku sengaja berendam lama untuk merilekskan tubuhku. Rasanya lelah sekali menjadi ratu sehari.

Eh tunggu, baru setengah hari maksudku !

Ku raih ponselku kemudian ku telfon adik bandelku.

"Muhammaaaaaaaaaad!!!!! Jahat sama mbak"

"Ampun mbak, aku cuma mau kasih surprize. Tapi nanti malam setelah resepsi kedua aku berangkat lagi mbak. Lagi repot repotnya"

"Jahat beneran kamu dek!"

"Kan mbak bisa bulan madu ke Yogya hahaha"

"Gak mau, masa ke Yogya"

"Loh, mbak nggak kangen suasana Yogyakarta?"

"Airin gantian jangan lama cepet!" teriak seseorang dibalik pintu.

"Iya mas"

"Dek udah dulu ya, mau mandi. "

Tut

Aku segera menyelesaikan ritual mandiku kemudian kugunakan bathrobe berwarna putih.Aku merasa Mas Raihan tak melirikku sedikitpun. Yaiyalah kan dia enggak cinta sama aku!

Aku melepas handukku cepat dan menggunakan dress panjang. Aku mengistirahatkan tubuhku sejenak di ranjang.

Tak tahu berapa lama kupejamkan mata, ku denger suara ketukan pintu. "Jingga satu jam lagi siap-siap ya nak" Suara Mami terdengar dibalik pintu. "Iya mi" Teriakku membuat seseorang menepuk punggungku dari belakang. "Airin berisik!" Ku balikan tubuhku, ku lihat pria tampan yang sekarang sudah resmi menjadi suamiku. Tampan sekali !

"Jangan kelamaan liatnya, nanti kamu naksir saya lagi" ucapnya masih memejamkan mata.

"Naksir sama suami sendiri nggak papa kali mas" mas Raihan mencebikan bibirnya. "Kamu kok nggak kaget ya se ranjang sama pria asing, Oh lupa kan ini bukan malam pertama kamu ya Rin" Bener mas, bener banget. Kamu nikah sama Janda bukan perawan!

Aku memilih mengacuhkan perkataan mas Raihan. Aku segera bangun dan mandi kemudian melaksanakan Ibadahku. Kami sholat sendiri-sendiri. Detik kemudian MUA masuk ke kamarku meriasku untuk sesi ke 2.

*****

Kami sudah berada di aula hotel untuk yang ke dua kalinya. Suasana malam ini lebih ramai daripada siang tadi. Teman-temanku kebanyakan datang di malam hari. Mereka naik ke panggung pelaminan menyalamiku dan mas Raihan. Tidak sedikit dari teman dan Kolega bisnis mas Raihan memuji kecantikanku.

"Raihan, pinter banget cari istrinya. Cantik begini"

"Bapak bisa aja, namanya juga jodoh pak. Hehehe"

mas Raihan menjawab dengan santainya.

Semakin malam mulai banyak teman-teman wanita mas Raihan , mereka menggunakan gaun sexy kemudian naik ke pelaminan. Cipika cipiki? Oh jadi gini aturan mainnya. Oke !

Ada beberapa dari mereka yang memilih melewatiku, aku tahu mungkin saja mereka memiliki perasaan terhadap mas Raihan.

Malam semakin larut, tiba-tiba para wartawa memotret seorang wanita yang baru saja tiba. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Siapa?

Beberapa menit kemudian wanita itu semakin mendekat. "Selamat ya beb, semoga kamu nggak bahagia !" dia mengatakan itu lantang-lantang. Membuat telingaku sakit saja. "Dan kamu janda nggak tahu malu, sebaiknya kamu siap-siap jadi janda untuk yang ke dua kalinya. Nggak usah mimpi jadi nyonya deh !" Felicia memutar bola matanya malas kemudian turun dari panggung pelaminan.

Keluarga mas Raihan melihat ke arahku, seolah memberi support dan menenangkanku.

Mas Raihan tidak bicara sepatah kata pun, aku benar-benar ingin menangis. Mereka sepertinya sengaja membuatku sakit hati. Jika begitu cara mainnya, baiklah akan ku ladeni kalian.

Terpopuler

Comments

Naraa

Naraa

Semangat 💪💪

Aku mampir dan udh boom like, kalau berkenan mampir juga ya😁😁

2020-07-30

1

xiao qian

xiao qian

lanjut baca kak

2020-07-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!