Sudah 3 hari aku beristirahat dirumah. Seperti biasa, setiap pagi pak Raihan datang ke apartemenku. Malam hari dia mengecek keadaanku, memastikan aku baik-baik saja. Andai saja dia itu mas Ridho. Sejujurnya aku merindukan sosok pria yang selalu melindungiku. Semoga Tuhan mempertemukanku dengan jodohku tidak lama lagi.
*****
Ini adalah hari minggu, kebetulan sekali di hari minggu aku sudah baikan. Aku memutuskan untuk berbelanja pakaian sesuai perintah Pak Raihan, jangan pakai celana. Oke mungkin pilihanku akan jatuh pada rok span nantinya.
Aku menghias diri, dan ku cek ponselku setelahnya, rupanya ada pesan masuk dari Pak Raihan.
"Airin, tolong jemput Chacha di John petshop"
Akupun membalasnya
"*Chacha siapa pak?"
"Anjingnya Felicia, tolong ya*."
Ya Tuhan cobaan apalagi ini? Aku takut anjing , tapi aku tak berani membantah perintah bosku.
"*Baik pak, diantar kemana?"
"Bawa ke Clau Aesthetic Clinic , kamu tunggu di depan sampai Felicia selesai*" Lumayan lah nggak begitu jauh, aku bisa sambil jalan kaki bawanya.
Sepertinya rencanaku belanja sedikit tertunda, aku menuju petshop yang Pak Raihan maksud. Kemudian menjemput Chacha si anjing pudel mini berwarna cokelat.
"Permisi, saya mau jemput Chacha" Kataku pada seorang pria berbadan kekar berkulit sawo matang.
"Sekertarisnya Tuan Raihan ?" Tanyanya , akupun mengangguk.
"Maaf, apakah Chacha galak?" Pria itu terbahak mendengar pertanyaan polosku.
"Nona bercanda? Anjing selucu ini masa sih galak. Chacha penurut kok, apa Nona takut anjing?" Aku mengangguk cepat , memang kenyataannya aku takut pada anjing.
"Baiklah , saya akan mengeratkan talinya. Nanti nona bawa berjalan saja. supaya tidak perlu menggendongnya. Hehehe" Apa gendong? yang benar saja. Aku memutuskan untuk membeli sarung tangan latex yang ada di petshop tersebut. Takut-takut tanganku tidak sengaja terjilat Chacha.
Kemudian aku berjalan keluar dari petshop, sekarang tujuanku adalah klinik kecantikan tempat Felicia merawat diri. Oh iya aku lupa menceritakan bahwa Felicia adalah nama kekasih Pak Raihan.
Aku duduk di kursi dekat parkiran, karena tidak diperbolehkan membawa anjing masuk. Hampir satu jam setengah akhirnya Felicia si cantik itu keluar dari Klinik besar yang lumayan terkenal di Ibukota.
"Udah lama ? Sorry banget ya" Felicia meraih tali yang ku genggam, kemudian membawa Chacha pergi tanpa mengucapkan terimakasih.
Apakah orang kaya harus sesombong itu? apa susahnya bilang makasih? Sungguh menyebalkan pacar Pak Raihan.
Aku memutuskan untuk menunggu taksi di pinggir jalan, namun rupanya beberapa taksi yang melewatiku sudah terisi penumpang.
Tak lama kemudian sebuah mobil Lexus RX berwarna putih berhenti tepat di depanku.
"Jingga, mau kemana?" Rupanya Zayn, Dokter yang memeriksaku beberapa hari lalu.
"Mau ke Mall XX dok"
"Bareng yuk, saya juga mau cari sepatu" Ajaknya dengan senyum ramah. Aku berusaha menolaknya namun Zayn tetap memaksa. Baiklah itung-itung hemat ongkos.
"Kamu habis ngapain tadi?"
"Nganterin anjingnya non Felicia dok"
"Saya kira habis perawatan hehe, Feli masih pelihara anjing ternyata. Kamu tadi pegang anjing dong?"
"Nggak dok, saya pake sarung tangan kayak punya dokter. Tapi tadi udah dibuang setelah Chacha dibawa non Feli"
"Bagus deh, umur kamu berapa Jingga?"
"Otw 25 tahun dok" Jawabku santai, aku merasa Zayn tidak seperti kakaknya . Pak Raihan terlalu kaku dalam berbicara.
"Serius? Aku kira 22 tahunan loh"
"Loh iya serius dok, mau 25 tahun."
"Wajah saya yang terlalu boros atau kamu yang baby face ya? Saya merasa seperti om om jadinya. Hahaha" Rupanya seperti ini tawa dokter Zayn? Lucu sekali. Aku ikut tertawa karena memang tawa Zayn sangat amat menular.
"Umur Dokter berapa memangnya?"
"30 sebentar lagi, tapi nanti bang Raihan pastinya yang bakal lebih dulu menua"
"Kok bisa dok?"
"Kan kepala bang Raihan yang duluan nongol. Jadi dia tua duluan dong. Kamu gimana sih Jingga? Hahahahaha"
"Ya Allah, saya kira apaan dok. Hahaha" Aku benar-benar terkejut rupanya Zayn sangat , sangat dan sangat berbeda dengan Pak Raihan. Zayn sangat humoris, rupanya kembar tidak mesti memiliki sifat yang sama.
"Udah sampe nih, karena saya datangnya sendiri. Kamu temani saya belanja, setelah itu saya temani kamu. Gantian, Gimana?"
Sebenarnya aku tidak nyaman berbelanja dengan orang yang baru ku kenal, berhubung di adik pak Raihan maka kurasa tidak apa-apa menerima tawarannya. Aku dan Zayn masuk ke dalam Mall, Zayn mengajaku masuk ke store brand terkenal KREMES (di plesetin) .
Zayn berkeliling kesana kemari, sedangkan aku cukup duduk karena aku sadar diri. Melihat-lihat hanya akan membuatku menelan saliva saja. Tak lama kemudian Zayn membayar barang belanjaanya, sekarang aku berdiri tepat di belakangnya.
"Totalnya 239juta"
"Apa !!!!!!!" Mataku terbelalak mendengar total belanjaan Zayn. Apa isinya? Apa yang dibeli? Ya Allah jiwa miskin ku meronta-ronta. Pengunjung selain kamipun terkejut melihat aksiku yang berteriak spontan tadi. Kecuali Zayn, dia malah terkekeh dan menggetok kepalaku.
"Ini bukan hutan Jingga, jangan teriak-teriak" bisiknya pelan. Zayn mengeluarkan black card dari dompetnya. Aku hanya menelan salivaku kasar, benar-benar horang kayah.
"Yuk Jingga? Kenapa bengong?" Zayn melangkahkan kaki keluar diikuti aku dibelakangnya. Zayn menarik tanganku mensejajarkan langkahnya denganku.
"Kamu mau belanja dimana?" Aku langsung menunjuk salah satu store kecil, yang sebelumnya sudah ku browsing di instagr*am. Itu adalah store yang menjual pakaian kerja terjangkau juga ada fashion import bangkok disana. Daripada membeli barang harga jutaan seperti Zayn. Aku tidak ingin menghamburkan uangku demi gengsi semata.
Zayn mengikutiku masuk, aku benar-benar merasa risih.
"Dokter nggak tunggu diluar aja?" Aku berharap Zayn bilang ya dan segera keluar, menungguku didepan.
"Tadi saya bilang apa ? kamu temani saya, dan saya temani kamu kan ? udah kamu belanja aja anggap saja saya pengunjung lain" Zayn menyeringai setelah mengatakan itu. Sungguh benar-benar aku harus mengabaikannya.
Ku pilih beberapa rok dan blouse, ku tempelkan satu persatu ditubuhku menghadap cermin tanpa menggunakannya.
"Jangan yang itu deh, terlalu pendek. Ini aja bagus" Zayn mengambil rok span berwarna mocca. Aku menurutinya, kemudian aku memutuskan untuk membeli 7 warna dengan panjang yang sama. Ketat namun panjangnya menutupi lutut pas, aku juga memilih 5 blouse untuk menambah koleksiku.
"Sudah selesai?" Tanya Zayn , dan aku mengangguk.
Aku menuju kasir , meletakan semua barang belanjaanku.
"Totalnya dua juta sembilan ratus dua puluh tujuh ribu" Kata kasir tersebut, aku buru-buru mengambil dompetku namun Zayn lebih dulu memberikan kartunya pada kasir tersebut. Kali ini kartu yang lain bukan yang tadi dipakainya belanja.
"Dokter jangan" Aku menarik lengan Zayn pelan
"Pakai ini saja, jangan pakai punya dia. Udah expired" Kata Zayn pada kasir tersebut.
"Enak aja expired, walaupun tidak sebanyak uang dokter tapi saya ada uang kok" Aku menggerutu kesal, aku benar-benar tidak nyaman dengan tindakan pak Zayn. Bagaimana kalau bosku tahu ? Aku takut dikira memanfaatkan adiknya.
"Nih bawa sendiri" Zayn memberikan tas belanjaanku. "Bawaanku sudah banyak, kalau tidak sih sudah kubawakan belanjaanmu itu" Katanya sambil terkekeh.
"Dok? Saya mau bayar baju yang tadi"
"Nggak usah, aku traktir anggep aja ini sebagai tanda pertemanan kita Jingga"
"Dok, saya nggak enak"
"Kamu nggak enak? Sini coba saya kunyah kepala kamu. Hahaha"
"Dok saya serius. Saya nggak enak pakai uang dokter sebanyak itu"
"Cuma segitu nggak bakal bikin saya miskin Jingga. Lucu banget sih kamu" Zayn malah tersenyum melihat wajahku yang cemas. Baiklah aku akan menerimanya , lagipula bagi orang seperti Zayn mungkin uang segitu terbilang jumlah yang kecil.
"Jingga, kalau diluar panggil nama saja. Jangan pake dok dok dok, nanti orang lain kira kamu panggil saya Kodok lagi"
"Hahahaha apa? kok kepikiran sampe situ sih dok?"
"Tuhkan nggak enak di dengernya, Panggil Zayn aja mulai sekarang"
"Waduh nggak sopan dong pak dokter"
"Yaudah pake Kakak, Abang, atau Mas deh terserah kamu"
"Mas Zayn, kak Zayn , bang Zayn. Paling enak pake bang ternyata. Baiklah bang Zayn mulai sekarang" Ucapku pelan.
Tak terasa berjalan sambil mengobrol sudah membawa kami sampai di basement.
Setelah meletakan barang belanjaan, kami masuk ke dalam mobil.
"Jingga , nomor kamu" Zayn memberikan ponselnya padaku. Baiklah dokter kita berteman mulai hari ini.
"Ini dok.. eh bang"
"Makan dulu yuk ? mau makan apa nih ?"
"Apa aja dok"
"Dok lagi" Zayn menghempas nafasnya halus
"Iya bang Zayn , maaf."
"Japanesse food suka nggak?"
"Saya pemakan segala bang"
"Yasudah ke Ichib*n ya?"
"Oke bang"
"Jalan sekarang ya" Ucap Zayn
"Tarik baanggggg" Celotehku membuat Zayn terbahak.
"Hahahahaha Jingga"
10 menit kemudian kami tiba di sebuah restaurant Jepang yang amat megah. Kami makan dan kemudian Zayn mengantarkanku pulang ke apartemen.
"Kamu tinggal disini juga? Bareng bang Raihan dan Bhumi?"
"Bhumi siapa bang?"
"Loh kamu nggak kenal sama asistennya bang Raihan?"
"Oh namanya Bhumi?"
Zayn mengangguk, aku turun dari mobil membawa belanjaanku sendiri. Tak lupa aku mengucapkan salam dan terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments