Menteri Li kembali sembuh

Akhirnya pejabat keamanan pun datang. Ada lima orang yang datang. Salah satunya seorang tabib.

"Ada masalah apa sebenarnya?" tanya sang pemimpin.

"Se_" belum juga Lin Hua melanjutkan ucapannya sudah dipotong oleh tabib Dao

"Wanita ini ingin memfitnahku tuan!" tunjuk tabib Dao pada Lin Hua.

Tabib Dao tidak akan membiarkan Lin Hua berbicara . Bisa-bisa semua yang sudah ia perjuangkan tidak mendapatkan hasil .

"Apa benar yang sudah diucapkan tabib Dao Nona?"

"Tidak."

"Mana ada maling ngaku tuan. Yang ada penjara penuh," sindir tabib Dao dengan congkak.

Tabib Dao memandang Lin Hua sinis. Sedangkan lima orang yang baru datang itu merasa bingung.

"Bisakah tuan-tuan ikut saya sebentar," pinta Lin Hua dengan sopan. Dia tidak menghiraukan sindiran tabib Dao.

"Kemana Nona?"

"Anda sudah mengetahui kan tujuan kami mengundang anda semua kesini?"

"Sebenarnya kami tidak begitu faham dengan penjelasan orang itu. Bolehkah nona menjelaskannya terlebih dulu ?"

"Sebenarnya saya putri dari menteri Li. Apa anda semua tahu?"

kelima orang itu saling pandang. Mereka sudah mendengar tentang kejadian yang membuatnya terusir dari rumah. Mereka pun mengangguk.

"Cih, anak buangan aja bangga!"

"Bolehkah anda diam dulu tabib Dao! Meski saya anak buangan tetapi saya anak sah dari menteri Li."

"Siapa bilang kamu anak sah. Kamu hanya anak haram yang lahir dari _"

"Bisakah kalian diam! Kami kesini bukan untuk mendengar perdebatan kalian tentang anak haram atau anak sah. Tapi kami kesini karena masalah menteri Li. Jadi jangan keluar jalur," ucap pimpinan dengan tegas. Tabib Dao sampai tidak bisa berkutik.

"Lanjutkan Nona!"

"Terimakasih Tuan. Sebenarnya sudah empat tahun ini saya tinggal di Xi'an. Seperti yang sudah dikatakan oleh tabib Dao, saya hanya seorang putri buangan."

Semua yang berada di ruangan itu terkejut mendengar pengakuan dari Lin Hua Termasuk tabib Dao.

"Tapi sudah beberapa bulan ini ayah pergi ke Xi'an untuk menjemput kami. Namun kami lebih suka tinggal di sana. Ayah pun tidak memaksa. Selama ini ayah bermain dengan kedua anak saya . Namun hampir sebulan ini Ayah tidak lagi berkunjung. Jadi kami memutuskan untuk datang kesini."

"..."

"Ternyata ayah sedang sakit. Kondisinya kritis."

"Jadi maksud anda?"

"Saya ingin meminta tabib untuk memeriksa kondisinya."

"Apa ini ada hubungannya dengan tabib Dao?"

"Bisa dibilang begitu."

"Jangan asal tuduh!" bantah tabib Dao tidak terima.

"Kalau begitu biarkan kami memeriksa kondisi Menteri Li," ucap tabib Yang. Dia merupakan tabib khusus yang bekerja untuk pihak keamanan.

Lin Hua pun membawa mereka ke kamar menteri Li. Tabib Dao tidak berani berkutik karena salah satu dari pihak keamanan berada tepat disampingnya sambil memberi peringatan.

Tabib Yang akhirnya memeriksa kondisi Menteri Li. Hasilnya seperti yang sudah diketahui oleh Lin Hua.

Tabib Dao tidak bisa berkutik setelah kepala pengawal memberi kesaksian. Dia mendapatkan hukuman berlapis karena tidak hanya berniat untuk membunuh menteri Li, namun juga menguasai harta bendanya. Semua bukti berada dalam kamar yang ia tempati.

Tabib Dao sebenarnya masih ada hubungan kekerabatan dengan Feng Yin. Ling ling lah yang membawanya secara pribadi untuk merawat menteri Li.

Ling Ling tidak menyadari jika sang paman memiliki sifat yang licik. Jadi tanpa curiga meminta sang paman untuk merawat ayahnya.

"Terimakasih atas bantuan tuan-tuan semua," ucap Lin Hua dengan tulus.

"Sudah menjadi tugas kami Nona. Namun anda harus mencari tabib lain untuk mengobati menteri Li," saran dari tabib Yang.

"Terimakasih atas perhatiannya tuan. Apa tabib Yang berkenan untuk mengobati ayah saya?"

"Maaf Nona. Tapi untuk saat ini saya masih banyak tugas. Anda masih bisa mencari tabib lain yang lebih bagus lagi."

"Baiklah kalau begitu."

Petugas keamanan akhirnya pergi membawa tabib Dao. Kini saatnya Lin Hua beraksi. Untung dia selalu membawa jarum akupunktur miliknya.

Jarum itu ia buat sudah agak lama. Meski begitu, Lin Hua baru menggunakannya untuk pertama kali. Semoga saja hasilnya memuaskan.

"Apa Anda yakin bisa mengobati tuan besar?"

"Aku tidak bertindak jika aku tidak bisa mengobatinya. Dari pada ganggu lebih baik , kau siapkan makanan buatku !"

"Anda tidak bercanda kan Nona?"

"Sudahlah, kamu bisa diam kan!" tekan Lin Hua dengan tegas.

Penyakit yang diderita ayahnya bukan penyakit sembarangan. Dia butuh konsentrasi yang tinggi . Salah sedikit saja taruhannya nyawa.

Kepala pelayan pun diam. Dia memperhatikan gerakan Lin Hua yang sedang melakukan akupunktur. Ada rasa takjub sebenarnya.

Saat Lin Hua sedang fokus melakukan pengobatan, salah satu pelayan kepercayaan Ling-ling keluar dari rumah . Dia berniat untuk melapor pada Ling Ling. Sayangnya Ling-ling sedang berkunjung ke rumah kerabat sang suami.

Akupunktur yang dilakukan oleh Lin Hua berhasil .Keesokan harinya menteri Li mulai sadar. Hal tersebut tentu saja membuat Lin Hua dan yang lain senang.

Kepala pelayan tidak menyangka jika nona mudanya mempunyai keahlian yang menakjubkan.

"Kamu disini?" tanya menteri Li dengan mata berbinar.

"Bukan itu saja tuan besar. Nona Lin'er juga yang sudah mengobati tuan besar hingga Anda kembali sadar," jawab kepala pelayan dengan antusias.

Dia dengan semangat menceritakannya. Sampai melupakan kesopanan.

"Benarkah?"

Menteri Li sangat terkejut. Ternyata perubahan putrinya sangat menakjubkan.

Bukan hanya mampu bisnis, namun juga mampu dalam ilmu pengobatan. Menteri Li sungguh menyesal pernah menyia-nyiakan keberadaannya.

"Terimakasih Sayang. Ayah tidak tahu dengan apa bisa membalasnya."

"Apa yang ayah bicarakan. Jika seorang putri masih menginginkan sesuatu untuk menyelamatkan nyawa ayahnya, buat apa dia dilahirkan?" tekan Lin Hua tidak senang. Meski dia bukan putri kandungnya namun ia tulus mengobatinya.

"Maaf, Ayah tidak bermaksud berkata seperti itu. Ayah hanya tidak menyangka jika Kamu masih mau menolongku. Padahal Ayah pernah melakukan kesalahan padamu," ucap menteri Li sambil menunduk.

"Bukan hanya ayah yang memiliki kesalahan. Aku pun tak lepas dari kesalahan. Namun apa karena kesalahan itu kita tidak berhak untuk diberikan kesempatan kedua ?"

"..."

Menteri Li terdiam. Apa yang sudah diucapkan Lin Hua memang benar. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak pernah melakukan kesalahan. Meski kesalahannya tidak sama.

"Kok Jia dicuekin sih," protes Jia Yi dengan cemberut.

"Kalau ada olang tua sedang bicala jangan suka ikut-ikutan,"ujar Jin Hai dengan bijak.

Mau tidak mau Lin Hua dan menteri Li tersenyum. Suasana yang tadinya cukup dingin langsung menjadi hangat.

"Terimakasih sudah mau berkunjung ke rumah kakek. Maaf, Kakek belum bisa main sama kalian."

"Tidak papa kakek. Yang penting kakek sehat dulu," ucap Jin Hai sambil tersenyum.

"Oh iya, jika yang mengobati ku Lin'er . bagaimana dengan tabib Dao?"

"Sebenarnya..."

Lin Hua menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi. Semua itu dibenarkan oleh kepala pelayan. Tentu saja semua itu membuat Menteri Li shock.

Lin Hua meminta menteri Li untuk tidak terlalu banyak berfikir. Itupun jika menteri Li masih punya keinginan untuk sembuh. Menteri Li menurut. Apalagi ia sudah tidak sabar untuk bermain dengan si kembar.

Karena kondisi Menteri Li yang masih memerlukan penanganannya, dia meminta sang kusir untuk kembali ke rumah terlebih dulu. Dia akan kembali pulang jika menteri Li benar-benar sudah sembuh.

Lin merawat ayahnya dengan sangat baik. Setelah beberapa kali akupunktur dan minum obat secara teratur, kondisi Menteri Li berangsur sembuh.

Semua yang ada di rumah menteri Li sangat takjub akan kehebatan Lin Hua. Tidak ada lagi orang yang berani membuat masalah dengannya.

Jia Yi dan Jin Hai juga mereka perlakukan dengan baik. Tidak ada lagi yang mengucapkan kata-kata buruk meski hanya diam-diam.

Tidak terasa dua minggu sudah Lin Hua dan si kembar tinggal di kediaman menteri Li. Kondisi Menteri Li juga semakin membaik. Meski begitu Menteri Li masih harus mengkonsumsi ramuan hingga kondisinya benar-benar pulih.

Hari ini menteri Li mengajak si kembar untuk makan di luar. Ada restoran kecil yang tidak jauh dari rumahnya.

Lin Hua memilih tinggal di rumah. Dia tidak ingin mengganggu momen kakek dan dua cucunya bermain.

Yang tidak Lin Hua ketahui, si kembar dan menteri Li bertemu dengan mantan kekasih Lin Hua bersama dengan ayah dari kembar.

Terpopuler

Comments

Cahaya yani

Cahaya yani

nah lho akhr ny brtmu am bpk ny

2024-02-25

1

Ayu Septiani

Ayu Septiani

ayo lanjut up lagi kak author....
semangat ya... 💪💪😍😍😍😍😍

2024-02-24

1

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

wah pertemuan ayah dan anak itu ntar, dag dig dug derrrrr
lanjut crazy up thor💪💪💪💪

2024-02-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!