5. Ingin Dimandikan

Devan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menuju kawasan rumah elite yang ditinggali istri pertamanya. Rumah itu berjarak lumayan jauh dari rumah Beverly, sehingga wanita itu tidak curiga.

Namun tanpa sepengetahuan pria itu, ia yang terlalu semangat bertemu Kinan sampai tak sadar kalau sedari tadi ada kendaraan lain yang mengikuti mobilnya.

Dan saat Devan sudah masuk ke dalam gerbang, mobil yang dikendarai orang suruhan Beverly sudah tak bisa menguntit lagi.

“Nona, Tuan Devan memasuki sebuah rumah mewah di kawasan X.” Ucap Jo pada sambungan telepon tersebut.

“Cari tahu siapa pemilik rumah itu, Jo.”

“Tapi itu melanggar privasi, Nona.”

“Aku percaya kau akan melakukan yang terbaik, Jo.” Dan sambungan itu terputus. Jo menatap rumah elite tersebut, dia akan menyelidikinya karena tak bisa menolak permintaan Nona Beverly.

Sedangkan di rumahnya, Beverly yang awalnya akan pergi ke kantor mengurungkan niatnya. Ia menjadi overthinking pada Devan. Mulai berpikir apakah mungkin kalau Devan benar - benar selingkuh.

Seperti biasa setiap sore Devan mengunjunginya istri pertamanya, memasuki rumah yang ia berikan pada Kinan dengan wajah semringah.

Kinan yang sedang memasak di dapur mendengar deru mobil suaminya tiba. Sontak ia berlari hendak menyambut dan Devan langsung mendekapnya erat. Perempuan itu menghirup dalam aroma tubuh Devan sehabis pulang kerja yang anehnya selalu ia suka.

“Mau mandi atau makan dulu?” Tawarnya pada sang suami dengan tersenyum lembut. Masih berada dalam dekapan Devan dan wajahnya yang mendongak menatap pria tampan tersebut.

Tangan Devan mengelus pemilik wajah cantik itu. “Aku mau mandi tapi kau yang harus memandikanku.” Ucapnya dengan tersenyum nakal.

Kinan tersipu malu dan memukul pelan dada suaminya. “Ish, kau sudah besar. Mandi sendiri.”

“Tidak mau.”

Dan Kinan tak habis pikir dengan tingkah suaminya itu. Di kalangan para karyawan, dia terkenal dingin dan super ambisius soal pekerjaan. Tapi lihatlah tingkah manjanya saat bersamanya.

“Kau tahu kak, kalau para karyawanmu itu tahu sifat aslimu mereka pasti akan tertawa.” Celetuk Kinan yang saat ini sudah bergandengan tangan dengan suaminya menuju kamar mereka.

“Siapa yang akan tahu, aku begini saat bersamamu saja.” Balas Devan.

Jawaban itu membuat Kinan memandang suaminya, “Apa kau tidak bersikap seperti ini saat bersama Nona Beverly?” Tanyanya memastikan.

Dan Devan tak menyahut pertanyaan itu, karena menurutnya Kinan sudah tahu jawabannya. Ia menarik wanita itu masuk dalam kamar mereka.

Saat suaminya tengah membersihkan diri di dalam kamar mandi, dengan cekatan Kinan menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya tersebut. Walaupun Devan hanya akan memakainya beberapa jam saja saat di rumah ini karena saat pulang nanti, pria itu akan kembali menggunakan pakaian kotornya yang sudah dipakai seharian. Agar Beverly tak curiga.

Kinan tak masalah harus serumit ini untuk bertemu suaminya, karena begitu mencintai pria itu tak masalah baginya kalau statusnya sebagai istri pertama harus disembunyikan.

Walau dunia mengenal Beverly sebagai istri Devan. Tapi dalam hati pria itu hanya ada dirinya seorang. Jadi tidak masalah. Itulah yang ditanamkannya dalam benaknya sendiri agar bisa menghilangkan segala keresahannya selama ini.

Panggilan Devan dari dalam kamar mandi membuyarkan lamunan perempuan itu.

Merasa suaminya memerlukan bantuan, Kinan mendekat ke pintu kamar mandi.

“Ada apa, kak? Kau butuh bantuan?”

“Aku lupa membawa handuk.” Balas lelaki itu dari dalam sana.

Kinan menggeleng kecil dan segera mengambilkan apa yang dibutuhkan sang suami. Ia membuka sedikit pintu dan menyodorkan benda tersebut.

“Ini kak.”

Namun Kinan terkesiap saat tangannya yang menjulur ke dalam ditarik secara tiba - tiba. Hingga tubuhnya dan sang suami saling berdempetan. Kinan memejamkan matanya malu karena tahu kalau pria itu masih dalam keadaan polos.

“Kak,” panggilnya manja.

Dan ekspresi seperti ini yang selalu membuat Devan gemas dan senang menggoda perempuan itu.

“Kita sudah setahun menikah, kenapa kau masih malu melihatku tela njang, hem?”

Kinan menahan dada pria itu saat merasa pinggangnya dielus lembut.

“Sudah sana selesaikan mandinya, aku akan keluar.” Ia mendongak dan mengecup sekilas rahang pria itu. Tanpa melihat ke bawah sama sekali. Kinan hendak melepas dekapan suaminya tapi ia kalah tenaga.

“Sudah aku katakan aku ingin dimandikan.”

Kinan membulatkan matanya, ia tak menyangka ucapan tadi serius. Hingga akhirnya pria itu mengangkat tubuhnya menuju bath up. Dan tentunya kalian sudah tahu apa yang terjadi diantara pasangan tersebut.

Selesai melepaskan dahaga yang ada dalam diri keduanya, kedua manusia itu keluar dari dalam kamar menuju meja makan. Dengan Kinan yang digendong manja oleh sang suami, perempuan itu meletakan dagunya pada pundak Devan selagi pria itu membopongnya menuruni tangga.

Sesuai permintaan pria itu, tersaji begitu banyak olahan seafood diatas meja. Kinan berkutat di dapur tanpa henti setelah pulang dari mall. Dan Devan selalu tersentuh dengan usaha yang diberikan istrinya hanya untuk menyambutnya setiap hari.

Bahkan Beverly tak akan mampu memasak sebanyak ini dalam waktu singkat.

“Bagaimana pekerjaanmu hari ini, kak?” Tanya perempuan itu saat mereka sudah selesai menghabiskan semua makanan yang tersaji.

“Semuanya baik, hanya saja-“

“Apa ada masalah?”

“Kennyra.”

“Kenapa dengannya?”

“Dia semakin susah diatur, banyak sekali tingkahnya belakangan ini. Bahkan dia tidak peduli aku yang melarangnya berhubungan dengan pacarnya itu.”

Diantara ketiga adiknya, Kinan tahu kalau Kennyra adalah yang paling susah diatur dan suka melanggar aturan.

Karena ayah dan ibunya sibuk dengan karir mereka masing - masing, jadi Devan mengambil tanggung jawab untuk menjaga Kennyra. Kadang ia kasihan dengan suaminya itu yang sudah pusing mengurus perusahaan, harus mondar mandir kesana kemari untuk mengunjunginya, juga direpotkan karena tingkah adiknya yang satu itu.

“Mungkin dia merasa dikekang, kak? Karena kau melarangnya berhubungan dengan lelaki.” Tebak Kinan.

“Kau tahukan, aku sudah janji pada mama Aisha akan menjaga kenny dengan baik. Dia pria berandal yang hanya akan membuat adikku semakin membangkang.” Balas Devan.

“Kalau begitu coba carikan lelaki yang baik untuk Kenny, mungkin dengan begitu ia akan berubah.”

Berbicara dengan Kinan dan menumpahkan semua unek - uneknya selalu berhasil membuat pria itu lebih lega. Seakan sebagian beban yang dipikul di pundaknya berkurang ketika ia membaginya dengan istri pertamanya.

Devan mendekatkan wajahnya, menangkup wajah istrinya lantas melumat lembut bibir ranum itu. Kinan mengelus lembut dada bidang pria itu dan membalasnya. Jangan pikir dia tak pandai berciuman, sebelumnya dia memang gadis polos namun setelah setahun menikah Devan mengajarinya banyak hal.

Pertautan itu sepertinya akan berlanjut seiring dengan keduanya yang beralih menuju sofa. Devan membaringkan tubuh gemulai itu dan menatap mata indah istrinya dengan intens. Dikecupnya kening wanita itu lama, sebagai awal permainan mereka.

Setelah lebih dari setengah jam kembali mengarungi surga dunia, lelaki itu kembali memakai pakaian yang sama saat datang kemari. Ia berniat pulang karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Sebelumnya Devan sempat mengambilkan selimut dan menyelimuti istrinya yang masih tertidur di sofa.

Setelah itu ia mengecup pipi perempuan yang tengah terlelap itu dan sedikit menggoyangkan bahu polosnya pelan.

“Sayang, aku akan pulang.”. Bisiknya tepat ditelinga Kinan.

Wanita yang baru saja terkuras tenaganya itu menggeliat pelan, mengerjapkan matanya dan mendapati sang suami yang sudah berpakaian lengkap. Entah mengapa mendadak ia seperti enggan ditinggal sendiri malam ini.

Namun tentu saja ia tak berani mengutarakan keinginannya pada Devan. Cukup tahu diri kalau pria itu juga punya istri lain yang menunggunya dirumah.

“Kakak mau pulang?”

Devan mengangguk singkat, ia duduk di sebelah istrinya karena sofa itu masih muat untuk berdua.

“Aku pulang, ya?”

Kinan menenggelamkan wajahnya pada perut suaminya tanpa mengatakan apa pun. Ia benar-benar tak mau ditinggal tapi juga tak berani melarang Devan.

Dan Devan mengira sikap Kinan karena wanita itu masih ingin lama-lama dengannya.

“Aku akan datang lagi besok.” Bujuknya.

“Kau memang selalu datang kak.”

“Aku harus pulang.” Ucapnya lembut seraya mengelus rambut hitam nan panjang itu.

Mendengar itu Kinan menjauhkan kepalanya.

“Hati-hati di jalan.” Ucapnya datar tanpa ada senyuman seperti yang biasa ia suguhkan saat si dekat Devan.

Pria itu kembali menangkup wajah wanitanya dan melabuhkan kecupan di bibir. Lalu ia hendak bangkit dari sana.

“Tidurlah lagi, ini sudah malam.”

Kinan mengamati punggung suaminya yang bergerak menjauh. Devan akan pulang.

Entah mengapa perkataan Vivi tadi siang berputar di kepalanya.

Mengapa ia mulai merasa apa yang dikatakan sahabatnya ada benarnya.

Kinan merasa seperti wanita pemuas yang didatangi saat sang pria butuh pelepasan lalu setelah itu ditinggal pergi.

Kinan menepuk pipinya dan menggelengkan kepala.

“Apa yang aku pikirkan, kak Devan sangat mencintaiku. Hanya aku saja.”

Wanita itu memutuskan melupakan keresahan sesaatnya karena ucapan Vivi tadi siang. Ia kembali mencoba memejamkan mata walaupun rasanya sungguh sulit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!