chapter 14

Manusia memang hanya bisa berencana tapi Tuhan lah yang akan menentukan. Jalan hidup manusia memang tiada yang tahu, sekuat tenaga menolak jika Tuhan berkendak maka tidak ada yang bisa menolak nya. Dan satu hal yang harus kita yakini adalah Kehendak Tuhan adalah yang terbaik untuk kita.

Sekuat apapun Aisya menolak, perjodohan ini akan tetap berlangsung. Aisya bukan nya tidak bisa lari dari permasalahan ini, namun ada hati seorang Ibu yang harus dia jaga. Hati seorang Ibu yang sangat dia cintai dan sayangi, dia sangat menghormati Ibu nya karena bagi nya Ibu adalah pahlawan tanpa balas jasa, bahkan bagi nya Ibu adalah super hero dalam hidup nya. Bagaimana tidak Ibu nya memang selalu menjadi Ibu terbaik dan bahkan bisa menjadi Ayah yang harus menafkahi kedua anak nya. Berjuang sendiri tanpa pernah mengeluh dan mengenal lelah.

Aisya bangkit dari tempat tidur nya berjalan perlahan dan menarik handle pintu kamar nya.

"Iya mah Aisya mau Sholat dulu nanti setelah selesai Ais makan." Ucap Aisya kepada Mama nya yang menyuruh nya makan.

"Oke sayang." Ucap Mama sambil tersenyum dan berlalu pergi ke dapur.

Setelah selesai Sholat Aisya pergi ke dapur untuk makan dan dia duduk di meja makan.

Mama nya sudah menunggu di meja makan.

"Ais kamu jangan nangis terus nak cepatlah makan yang banyak sayang." Ucap Bu Ida dengan lembut.

"Iya mah." Jawab Aisya lemas.

"Ais maafkan mamah nak mamah sayang kamu, kamu harus mengerti ini adalah yang terbaik untuk mu sayang." Ucap Bu Ida sambil menggenggam tangan anak nya.

"Mah Ais tidak yakin ini yang terbaik, apa mamah sudah mengenal Mas raka dengan baik?" Tanya Aisya dengan selidik.

"Mamah sudah mengenal nya nak, bahkan ternyata nak Raka adalah anak teman baik Mamah dulu." Ucap Bu Ida dengan yakin.

"Apa? Orang Tua Mas Raka teman Mama?tapi Mama tidak tahu kelakuan Mas Raka yang menjijikan. Anak mu ini bahkan disakitinya Mah hiiikksss." Batin Aisya

"Ais,m kenapa kamu malah melamun?" Tanya Bu Ida yang melihat Aisya seperti melamun.

"E-eh gak kok Mah terarah Mama saja Ais masih bingung dengan semua ini.".m Ucap Aisya dengan sedih.

"Ya sudah sekarang habiskan dulu makan mu jangan sedih nak, kamu harus percaya sama mamah." Ucap Bu Ida.

Aisya mengangguk pelan lalu dia kembali ke kamar nya setelah selesai makan.

Hari berganti dengan cepat, Aisya hanya bermalasan di tempat tidur dengan membaca Novel yang sudah menjadi hoby nya sejak dulu.

Terdengar ketukan pintu dan Ucapan Salam dari pintu depan. Aisya segera bergegas memakai jilbab instan nya lalu keluar kamar untuk membuka pintu karena Aisya tahu belum ada yang akan membuka pintu, Mama nya entah kemana.

"Assalamu'alaikum." Ucapan Salam dan ketukan pintu kembali terdengar.

"Wa'alaikum Salam sebentar." Ucap Aisya sambil membuka pintu.

Aisya terhenyak kaget melihat siapa yang datang, jantung nya berdegup kencang. Ada perasaan bahagia di dalam hati nya melihat sosok pria yang ada di depan nya.

"Eh Ma-Mas Azam mau bertemu si-siapa?Ucap Aisya gugup.

"Eh Aisya Ibu ada?" Jawab Azam

"Ibu gak tau Mas, nanti saya cari dulu ke dapur silahkan Mas Azam masuk dulu. " Ucap Aisya dengan sopan dan tersenyum.

"Oh iya terimakasih." Ucap Azam sambil tersenyum.

Aisya dan Azam masuk ke dalam, Azam dipersilahkan duduk di ruang tamu, sementara Aisya pergi ke dapur mencari Ibu nya. Dan ternyata Mama Aisya ada di dapur habis mandi, pantas saja tidak mendengar ketukan pintu tadi.

"Mah ada Mas Azam bertamu." Ucap Aisya kepada Mama nya

"Mas Azam? Azam Guru mengaji mu Ais?" Tanya Bu Ida dengan heran

"Iya Mah." Jawab Aisya.

"Loh ada perlu apa nak Azam datang kesini tumben?" Ucap Bu Ida dengan heran dan mengernyitkan dahi.

"Mana Ais tahu Mah, sudah mamah temuin aja dulu Mas Azam nya kasian nunggu." Ucap Aisya.

"Iya Iya Mamah pakai baju dulu, kamu ambilkan minum dulu buat Azam." Ucap Bi Ida

"Iya Mah." Jawab Aisya.

Aisya lalu menyiapkan minum dan makan ringan buat Azam, lalu menghampiri Azam dan menaruh nya di meja.

"Mas Azam ditunggu sebentar ya, Mama lagi di baju dulu sebentar." Ucap Aisya dengan sopan.

"Oh iya Aisya tidak apa-apa ini terimakasih jadi merepotkan bawa minum segala." Ucap Azam

"Oh tidak merepotkan Mas, justru cuman seadanya mohon di maklum Mas." Ucap Aisya

Tidak lama Bu Ida datang menghampiri Aisya dan Azam

"Assalamualaikum nak Azam." Ucap Bu Ida

" Wa'alaikum Salam." Jawab Azam.

Lalu Azam mengulurkan tangan dan mencium punggung tangan Bu Ida.

"Oh iya Nak Azam ada perlu apa sama Ibu?" Tanya Bu Ida langsung tanpa basa basi.

"Mohon Maaf saya mengganggu waktu Ibu dan Aisya, sebenarnya ada yang saya mau bicarakan kepada Aisya dan Ibu." Ucap Azam dengan sopan.

"Oh iya nak silahkan mau bicara apa?" Jawab Bu Ida.

Azam terlihat menunduk dan menghela nafas dalam bersiap untuk berbicara yang terlihat akan serius.

"Bu saya Mohon Maaf apabila ini terlalu mendadak,atau bahkan sangat lancang, sebenarnya kedatangan saya kemari adalah saya ingin melamar Aisya untuk menjadi istri saya, walaupun Aisya belum siap menikah saat ini saya ingin mengkhitbah Aisyah dan kita melangsungkan ta'aruf terlebih dahulu." Ucap Azam dengan mantap.

Aisya dan Mama nya saling pandang.

Aisya sangat bahagia orang yang selama ini Aisya kagumi dan berharap jodoh nya kini melamar nya. Hati nya berbunga angan nya melayang seperti terbang. Namun seketika angan nya terhempas jatuh ke dasar bumi, hancur berserakan hati nya terasa sesak dada nya serasa di remas bahkan dada nya terlihat naik turun menahan tangis yang ingin meledak sekencang-kencang nya.

Azam terlihat panik melihat reaksi Aisya yang seperti itu, dia melihat ada bulir air mata yang menetes yang di seka berulang-ulang oleh Aisya.

"Maafkan saya Aisya jika ucapan saya barusan membuat Aisya tidak nyaman, maafkan saya yang bodoh ini." Ucap Azam terlihat menyesal.

Bu Ida terlihat bingung dan mencerna semua kejadian ini, dia melihat ada cinta di mata Aisya. Aisya beberapa kali memuji Guru mengaji nya. Bahkan dia mengatakan bahwa Azam adalah sosok yang ingin jadi jodoh nya.

"Mas Azam." Aisya berbicara sambil menahan tangis nya, namun air mata dan suara isak nya masih terlihat dan terdengar, Aisya lalu melanjutkan ucapan nya dengan sedih

"Kenapa Mas Azam baru datang hari ini?selama ini saya hanya menjadikan momen seperti ini adalah mimpi dan berharap menjadi kenyataan." Aisya berhenti sejenak mengatur nafas nya.

"Mas Azam, andai Mas datang sebelum hari kemarin, saya akan dengan sangat bahagia menerima lamaran dari orang yang saya kagumi selama ini." Ucap Aisya dengan menangis tersedu-sedu.

Aisya berlari dengan tangis yang semakin menjadi, dia berlalu pergi ke kamar nya. Menangis sejadi-jadi nya di tempat tidur dan di tutup dengan bantal agar tidak menimbulkan suara. Hati nya sakit batin nya perih angan nya melayang jauh dan tak bertepi.

Terimakasih sudah membaca kehaluan author yang remahan ini🤗

Dukungan kalian adalah segala nya buat ku😘

Jejak like, komentar, serta rate 5 ya🙏

Vote dan gift jika berkenan dan seikhlas nya🤗😍

Terpopuler

Comments

🍃༺𝕳𝖚𝖏𝖆𝖓༻🥬🍒

🍃༺𝕳𝖚𝖏𝖆𝖓༻🥬🍒

huuuaaaa😭😭😭

2022-01-24

1

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Sampean lambat mas Azam semoga ada jodoh kalau jodoh mah nggak bakalan kemana

2021-12-19

1

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

⨀⃝⃟⃞☯æ⃝᷍𝖒 𖣤​᭄Mamakeᶬ⃝𝔣🌺

duhhhh ikutan nyeseg ini thorrr🤧🤧🤧

2021-12-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!