"Bagaimana Pa?" Tanya Bella yang saat ini tengah duduk bersandar di ranjang rawat nya seraya menerima suapan dari sang Mama.
"Papa sudah menyelidiki nya sayang, kecelakaan kamu murni karena kesalahan sopir truk yang sedang dalam kondisi mengantuk itu" Jelas Ricard pada putri nya.
Mendengar itu Bella mengangguk mengerti, tetapi lain hal nya dengan Casey.
"Kenapa tiba-tiba kamu meminta Papa untuk menyelidiki kasus kecelakaan mu?" Tanya wanita itu.
Mendapat pertanyaan seperti ini membuat Bella terdiam sesaat. Apakah ia harus berkata jujur bahwa Gama, mantan kekasih nya itu menuduh sepupu nya sendiri atau tidak?.
"Sayang?" Tegur Casey saat melihat Bella hanya diam.
"Emm.." Selama beberapa saat Bella memainkan selimut nya, sebelum akhirnya wanita itu menatap kedua orang tua nya.
"Aku sudah putus dengan Gama. Ma, Pa" Jujur Bella.
Terlihat ekspresi wajah Casey yang terkejut mendengar itu, namun lain hal nya dengan Ricard yang terlihat tenang.
"Kenapa? Apa dia bermain di belakang mu?" Tanya Ricard dingin.
Sungguh jika benar itu terjadi Ricard tidak terima dan akan menghabisi pria berumur dua puluh tujuh tahun itu dimana pun dia berada.
Bella mengangguk samar dan geraman penuh emosi pun langsung keluar dari mulut Ricard.
"Papa akan habisi pria tidak tahu diri itu! Berani-berani nya menyakiti putri kesayangan papa!" Marah Ricard yang hendak melangkah.
"Dia juga menuduh kak Ivy sebagai dalang dari kecelakaan ku" Lanjut Bella menunduk.
Tatapan tajam Ricard langsung tertuju pada Bella, bukan nya marah pada putri nya tetapi emosi nya sudah tidak tertahankan saat mendengar keponakan nya juga di tuduh.
"Bagaimana mungkin Ivy sejahat itu, selama ini Ivy menjaga mu!" Seru Casey yang juga ikut marah.
Bella mengangguk dan menatap kedua orang tua nya dengan mata berkaca-kaca.
"Maka dari itu aku tidak terima kak Ivy di tuduh, kak Ivy begitu baik dan menyayangi ku"
"Brengsek!" Maki marah Ricard yang kemudian pria itu langsung berlalu pergi.
Casey atau pun Bella tidak menahan Ricard yang mungkin akan mencari Gama.
"Mama benar-benar tidak menyangka Gama akan seperti ini dan sejahat ini sampai membawa-bawa Ivy" Ucap Casey seraya mengusap kepala putri nya.
Bella kembali menangis di sana, tentu rasa sakit hati itu masih ada dan tidak akan sembuh dalam beberapa hari saja.
*
*
Mendengar bahwa Papa dari kekasih nya datang mencari nya, tentu saat ini dengan tubuh tegap Gama berdiri di depan meja kerja nya menunggu pintu ruangan terbuka.
Hingga akhir nya pintu itu terbuka menampilkan asisten nya yang masuk bersama Ricard.
"Tuan" Sapa pria setengah baya yang menjadi asisten Gama itu.
"Keluarlah dan buatkan minuman--"
"Tidak perlu" Potong dingin Ricard, tatapan nya begitu menghunus tajam.
Sejenak melihat tatapan itu Gama terdiam hingga akhirnya pria itu memberi kode agar asisten nya keluar.
"Ada apa Om--"
Bugh!
Ucapan Gama terhenti dan berganti dengan ringisan saat tiba-tiba tangan terkepal milik Ricard melayang memukul rahang nya.
"Apa hak mu untuk menyakiti putri ku, hah!" Teriak murka Ricard.
Kemudian pria itu menarik kerah kemeja Gama dan kembali melayangkan pukulan nya.
"Dan apa maksud mu menuduh keponakan ku dalam kecelakaan Bella hah?! Apa kamu berniat merusak keluarga kami?!"
Tidak terbayangkan seberapa marah nya Ricard saat ini, pria itu terus memukuli Gama yang belum sempat bersuara atau pun mengelak pukulan nya.
Ricard pun menghempaskan tubuh Gama setelah emosi nya sedikit mereda, namun tidak dengan tatapan tajam nya.
"Jangan pernah menemui putri saya lagi dan jauhkan keluarga kami!" Tekan marah Ricard berbalik dan melangkah ke arah pintu.
"Anda tidak tau seberapa bahaya nya keponakan anda, tuan Ricard" Ucap Gama yang mampu menghentikan gerakan Ricard.
"Wanita ular itu lebih berbahaya dari--"
"Diam brengsek, Ivy wanita yang baik dan sangat menyayangi Bella!" Potong marah Ricard.
"Jika sampai kakak ku tau bahwa putri nya di tuduh seperti ini, mungkin kamu hanya tinggal nama!"
Brak!
Ricard menutup kasar pintu ruangan itu saling emosi nya pada pria yang masih terbaring di lantai itu.
Jika Ricard tidak menahan diri, mungkin saat ini kondisi sangat mengenaskan.
"Astaga tuan.." Seru kaget asisten Gama yang baru saja memasuki ruangan sang bos. Dengan cepat pria itu membantu bos nya untuk berdiri.
"Anda di serang, kita perlu lapor polisi" Ucap pria bernama Danton itu seraya mengeluarkan handphone nya.
"Jangan" Tahan Gama terbatuk-batuk.
"Tapi tuan--"
"Selidiki saja kasus kecelakaan Bella dengan benar" Potong Gama.
"Sejauh ini memang dugaan terkuat jatuh pada sopir truk yang dalam kondisi mengantuk itu, tuan" Jelas Danton.
Tangan Gama terkepal, ia tidak percaya karena kecelakaan itu terjadi tepat setelah ia menemui Ivy hari itu.
*
"Wow.." Ivy menutup mulut nya terkejut saat melihat wajah tampan dengan kelopak mata yang terpejam itu dipenuhi memar membiru.
Bahkan bibir kesukaan Ivy yang dimiliki pria itu terluka. Tentu terlihat menyakitkan.
Duduk di tepi kasur kemudian Ivy mengusap sangat pelan memar di wajah tampan itu.
"Aku tidak akan sejauh ini kalau dari awal kamu menurut pada ku, honey"
Gama tertidur, ah tetapi entah lah pria itu benar-benar tertidur atau tidak. Yang pasti saat ini jam sudah menunjukkan pukul dua pagi.
Dimana dengan kegilaan nya untuk kesekian kali nya Ivy menerobos masuk ke dalam kamar pria itu.
Cup..
Ivy mengecup lama sudut bibir Gama kemudian setengah berbaring dan memeluk tubuh pria itu.
"Jangan pura-pura tidur honey, aku tau kamu sudah bangun saat aku masuk" Ucap pelan Ivy seraya membentuk pola abstrak di atas dada bidang berlapis piyama tidur itu dengan jari telunjuk nya.
Hingga akhir nya gerakan tangan Ivy terhenti saat tangan kekar pria itu menahan tangan nya. Lebih tepat nya seperti sebuah genggaman.
Ivy mengangkat kepala nya kemudian menatap bola mata yang terlihat begitu indah dimata nya.
"Kenapa kamu tidak berbicara bahwa kamu lah dalang dari kecelakaan Bella?" Tanya serak Gama.
Kamu? Mendengar kata itu keluar untuk pertama kali nya dari mulut Gama tentu memuat jantung Ivy beredar tidak karuan.
Sampai berakhir dengan membenamkan wajah nya di dada pria itu lalu mendusel di sana.
"Katakan kamu lah dalang nya" Desak Gama.
Ivy kembali mengangkat kepala nya dan mengecup kuat bibir terluka itu hingga membuat sang pemilik mengerang kesakitan.
"Yes honey, it was my fault" Bisik Ivy tepat di depan bibir Gama.
"Huh? Bicara lebih keras aku tidak mendengar" Seru Gama membalas tatapan wanita itu.
Ivy tersenyum miring kemudian mengangkat tangan nya yang memegang alat perekam.
"Ingin bermain?"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
dewi
yeeee, ketauan deh
2024-03-30
0
Dwi Winarni Wina
Gama merekam ivy berbicara kecelakaan bella itu adalah perbuatan ivy dalangnya dan bukti akan diberikan bella dan orgtuanya betapa licik dan jahatnya ivy ular berbisa....
2024-02-09
4
Vanni Sr
seruuuuuu sekali inii
2024-02-09
0