Seorang pria baru saja memasuki kamar nya, menutup pintu nya lalu menyala kan lampu kamar nya.
Tetapi begitu berbalik dan melihat ke arah kasur pria itu langsung terdiam di tempat nya dengan rahang mengetat saat melihat sosok wanita yang kini tengah duduk menatap diri nya.
"Sibuk mengajak sepupu ku makan bersama hmm?" Ucap wanita itu yang tak lain adalah Ivy.
"Anda benar-benar telah melewati batas, nona muda Livingston" Geram pria bernama lengkap Gamariel Vier Huston itu.
Ivy beranjak dari posisi nya mendekati Gama kemudian mengangkat tangan nya hendak mengusap pipi pria itu, namun dengan cepat Gama menyentak nya.
"Apa anda benar-benar tidak waras? Sampai kapan anda akan menganggu kekasih sepupu anda sendiri, nona?"
Ivy terkekeh pelan dengan gerakan lincah nya wanita itu mencuri kecupan di pipi Gama, tentu hal itu membuat pria tersebut mengepalkan tangan nya dan langsung menjauh.
"Kamu menggemaskan, sudah aku bilang bicara dengan santai dan panggil aku. Ivy" Kekeh wanita itu yang menekan di akhir kalimat nya.
Gama diam membuang pandangan nya, menahan untuk tidak memukul wanita di depan nya yang benar-benar nekad dan gila.
"Apa perlu aku singkirkan Bella seperti wanita lain yang mencoba mendekati mu?" Tanya Ivy tersenyum miring.
"Berani kau!" Bentak tertahan Gama.
"Tentu" Sahut santai Ivy, kembali mendekati Gama dan memperhatikan tubuh pria itu. "Aku bisa melakukan apa saja demi mendapatkan mu, honey" Bisik nya memajukan wajah nya.
Tidak tahan lagi Gama pun mendorong tubuh Ivy yang siialnya wanita itu langsung menarik dasinya hingga kini dirinya ikut terjatuh menindih tubuh Ivy di atas kasur.
"Katakan jika ingin bersentuhan dengan ku, maka aku akan senang hati memberikan sentuhan terbaik ku" Bisik Ivy.
Gama meremat seprai nya dengan kuat kemudian langsung berguling ke samping dan berdiri.
"Wanita murahann!" Hina Gama menatap jijik pada Ivy. "Aku kira keturunan Livingston sangat terhormat, tetapi ternyata--"
"Stt.. Jangan membawa-bawa keturunan keluarga ku, honey. Aku seperti ini karena kamu lebih memilih Bella dibanding aku" Potong tajam Ivy.
Gama memejamkan mata nya, semenjak bertemu dengan Ivy. Mulai hari itu lah ketenangan nya terganggu.
"Keluar dari sini sekarang juga!" Tekan geram Gama.
Ivy bangkit kemudian kembali mendekati Gama dan lagi-lagi pria itu kecolongan saat Ivy dengan gerakan kilat nya mengecup bibir nya.
"Shiit!!" Umpat kuat Gama mengusap kasar bibir nya, menatap Ivy penuh kebencian.
"Bersiap lah untuk kejutan besok, honey" Bisik berat Ivy.
Setelah nya dengan langkah santai nya Ivy pun berjalan ke arah balkon lalu melompat membuat mata Gama melotot.
Dengan langkah terburu-buru Gama pun menuju balkon dan melihat ke bawah.
"Siall! kamu ingin mati, Ivy?!" Maki nya saat tidak mendapati Ivy di bawah sana.
Padahal jelas-jelas baru saja wanita itu melompat dari balkon lantai dua kamar Gama, seharusnya wanita itu berada di bawah dan menjerit kesakitan karena kegilaan nya.
Menajamkan pengelihatan nya, Gama pun berhasil menemukan tubuh kecil wanita itu yang tengah menaiki pagar rumah nya.
......................
"Good morning all" Sapa riang Ivy yang baru saja memasuki ruang makan.
Wanita itu mengecup pipi sang Daddy, Mommy serta Grandma nya.
"Om gak dapat nih?" Tanya kecewa Ricard.
"Aduh aduh om ku yang tampan, sini"
Dengan cepat Ricard pun membungkukkan sedikit tubuh nya agar keponakan nya itu bisa mengecup pipi nya.
Dan.. Puk!.
Ivy menepuk pipi sang om dengan cengiran khas nya saat mendengar pria setengah tua itu mengadu kesakitan.
"Halah lebay" Cibir Casey yang baru saja meletakkan piring berisi makanan diatas meja makan tersebut.
"Ihh sayangg.." Rengek pria berkepala lima itu tak tahu malu.
Orang-orang yang berada di ruang makan itu hanya terkekeh ringan melihat tingkah Ricard yang tidak berubah sama sekali.
"Dimana Bella?"
Pertanyaan itu mampu mengalikan fokus dan membuat pasang mata menatap ke arah pria mapan bernama Atlanta Cenz Livingston yang tak lain adalah anak pertama dari Ricard dan Casey.
"Oh iya, dimana Bella?" Timpal Ricard yang tersadar bahwa putri nya belum hadir di ruang makan ini.
"Seperti nya Bella masih tidur" Tebak Casey.
"Astaga anak itu.." Gumam menggeleng Ricard. "Biar aku panggil dulu"
Casey mengangguk setuju dan Ricard yang hendak melangkah pun langsung di hentikan oleh keponakan cantik nya.
"Om di sini saja, biar aku yang memanggil Bella" Tahan Ivy dengan cengiran khas nya.
Ricard tersenyum kemudian mengacak-acak rambut Ivy membuat wanita bibir itu mengerucut kesal.
"Ih om!! Rambut aku udah rapih lho!" Kesal nya.
Tidak merasa bersalah pria itu dengan santai nya duduk. "Sana panggil Bella" Titah Ricard.
Tanpa mengatakan apapun lagi Ivy pun langsung melangkah menuju kamar sepupu nya itu.
Tok.. Tok.. Tok..
"Bell ini aku, ayo kita sarapan" Ketuk Ivy pada pintu kamar Bella.
Selama beberapa saat tidak ada sahutan dan Ivy pun kembali mengetuk hingga akhirnya pintu pun terbuka menampakan sosok kacau sang pemilik kamar.
"Kak Ivy.." Panggil wanita bernama lengkap Bellanca Quil Livingston, yang tak lain adalah anak kedua dari Ricard dan Casey.
Ivy melotot kaget kemudian langsung memeluk tubuh Bella dan tentu langsung di sambut tangisan oleh wanita itu hingga dengan pelan Ivy menuntun Bella untuk kembali masuk ke kamar.
"Kamu kenapa Bell? Kenapa menangis?" Tanya cemas Ivy yang mengurai pelukan nya dan menyeka air mata wanita itu.
"Gama hikss.. Dia selingkuh hikss.." Jelas terisak wanita berusia dua puluh tahun itu yang masih duduk di bangku universitas.
Ivy memasang ekspresi terkejut dan tidak percaya, terlebih lagi saat Bella menunjukkan beberapa foto yang di kirimkan oleh nomor tidak di kenal.
Dimana di dalam foto itu terdapat Gama yang sedang menindih seorang wanita dan terlihat tengah menikmati leher wanita itu.
"Astaga aku tidak menyangka dia akan seperti itu" Ucap lirih Ivy kembali memeluk Bella yang semakin terisak.
Namun lain hal nya dengan Ivy yang menyunggingkan senyum penuh kemenangan.
"Kejutan untuk mu, honey.." Batin Ivy yang saat ini masih memegang handphone Bella dan terlihat di layar nya saat ini Gama terus menelpon wanita di pelukan nya.
"Padahal hikss.. Semalam saat dinner Gama berkata akan melamar ku di hari wisuda ku hikss,, tapi dia selingkuh hikss" Isak Bella.
"Melamar?"
Bella mengangguk tanpa mengetahui ekspresi memerah dari wanita yang saat ini ia peluk di belakang nya.
"Aku harus apa kak?" Tanya Bella seraya mengurai pelukan nya.
Seketika ekspresi wajah Ivy pun berubah, sungguh pesandiwara yang handal!.
"Aku tidak bisa mengatakan apapun, semua ada pada mu" Jawab Ivy tersenyum sendu dengan tangan yang menggenggam erat handphone Bella, menahan amarah nya.
...****************...
Hai semua, author update lagi nih. Jangan lupa dukungan nya yaa🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
lvy sangat teropsesi pacar sepupunya sendiri ivy kasian tahu bella sampe sedih gitu.....
2024-02-08
1
+86
mwehehehehehe 🌚🌚🌚
2024-02-07
0