revita kerumah anggar

''Eh, iya maaf dek! Mas cuma mau bantuin buka kadonya.'' Ucap suami Revita yang menjauhkan tangannya dari bungkusan yang tergeletak di meja.

''Nggak usah mas, Revita bawa beberapa aja ke atas biar Revita yang buka sendiri. Mas silahkan kalau mau mandi dulu.'' Tukas Revita sambil berjalan kearahnya, karena kado yang ia bawa beberapa tadi ada didekat suaminya. Ia tak mau bungkusan dari Diana tadi sampai dilihat oleh suaminya. Karena pesan Diana harus Revita yang buka bungkusan itu. Entah apa isinya, Revita juga tidak terlalu curiga. Karena Diana tidak mengatakan apapun, dan langsung pergi dengan dalih buru-buru.

Suami Revita pun langsung pergi mandi tanpa mempermasalahkan isi dari bungkusan itu. Yang ia pikir hanya bungkusan kado dari beberapa teman atau kerabat yang di undang, jadi tidak terlalu dipikirkan.

Seusai suami Revita masuk kamar mandi, Revita bergegas mencari bungkusan atas nama Diana. Sengaja Revita membawa beberapa kado agar suaminya tidak curiga. Digunting nya kertas yang membungkus kado tersebut, saat dibuka Revita tidak terlalu mempedulikan isinya. Ia fokus pada selembar amplop yang ada didalamnya. Saat dibuka dan membaca isi amplop itu air mata Revita mengalir tanpa disuruh.

'' ... Aku beberapa kali menghubungimu Rev, tapi nomormu tidak aktif. Entah apa sebabnya kita semua juga tidak tau kenapa kamu ninggalin mas Anggar dan menikah tanpa sepengetahuan kita semua. Sesuai janjiku aku tidak akan bilang siapapun kalau kamu sudah menikah, hanya satu pintaku, cepat atau lambat tetap kasih tau mas Anggar. Jangan sampai ia menunggumu Rev. Revita tetap sahabatku yang cantik dan baik, aku tidak akan marah padamu karena aku tidak berhak untuk itu. Walau aku kecewa tapi aku tau, pasti kamu punya alasan atas ini semua. Walau aku dulu begitu berharap kamu bisa bersama mas Anggar selamanya.''  Beberapa isi surat dari Diana yang mengabarkan soal Anggar.

Didalam surat yang ditulis Diana mengatakan bahwa Anggar drop atau sakit sudah hampir sebulan. Badannya kurus dan selalu mengurung diri didalam kamar. Anggar juga sudah pulang ke pemalang kerumah orangtuanya. Mendengar kabar itu Revita langsung lemas seolah hancur dunianya. Ia mengira Anggar akan menerima perpisahan ini, tak pernah mengira Anggar akan Sampek down seperti ini. Rasa bersalah bersarang terus menerus dipikiran Revita.

Dirinya juga sempat drop selama seminggu karena menerima kenyataan pahit ini. Ia tidak pernah cerita pada siapapun, hanya memendam sendiri masalah ini. Sehingga membuat tensinya langsung turun dan kepala nya pusing sehingga dirawat selama seminggu dirumah sakit. Saat itu ia hanya mengirim pesan pada Diana soal hari pernikahan, karena Diana lah yang paling dekat dengannya dari beberapa teman Revita. Revita mengatakan untuk merahasiakan pernikahan nya pada siapapun.

Terdengar pintu kamar mandi dibuka, Revita pun langsung menyembunyikan lembaran surat yang digenggamnya. Revita juga langsung menenggelamkan badannya ke dalam selimut. Ia masih shock dan lemas mendengar kabar itu.

''Mau langsung tidur dek,'' sapa suaminya yang berdiri disampingnya dengan menggunakan handuk saja yang dililit diperutnya.

Revita yang melihat pemandangan itupun sontak langsung menutupi kepalanya dengan selimut. ''Iya mas, Revita sakit kepala,'' ucapnya masih menutup dirinya dalam selimut.

Suaminya yang melihat kelakuan Revita hanya tersenyum. Ia pun segera ganti baju dan segera menyusul Revita untuk tidur. Karena serangkaian acara selama dua hari ini begitu membuatnya lelah.

###

''Ma, Revita mau ketemu teman dulu ya sebelum pindah ke Jakarta,'' ucap Revita tiba-tiba.

''Untuk apa nak,'' sahut mamanya sambil me nyendokan nasi goreng di mulutnya.

''Urusan sedikit kok ma,''

Sedari tadi suami Revita yang diam saja akhirnya menyahut juga, ''Nanti biar saya temani Revita ma.''

Revita yang mendengar pernyataan suaminya pun melotot tak percaya.

''Revita biar sendiri mas,'' sahut Revita.

''Biar ditemani suami Rev, kan sekarang sudah bersuami'' sahut pak Anton papa Revita.

Akhirnya selesai serapan pagi Revita pun siap-siap untuk pergi yang ditemani suaminya. Sebenarnya Revita takut suaminya marah kalau ia akan menemui laki-laki, tepatnya Anggar. Tapi Revita tidak mau selalu kepikiran terus nanti kalau sudah pindah dari sini. Merasa belum tenang kalau belum melihat keadaan Anggara.

''Sebenarnya mau kemana dek?'' Tanya suami Revita.

''Ke Pemalang mas,'' jawab Revita sedikit merasa tak enak.

''Apa penting?''  tanyanya dengan nada dingin.

''Sebenarnya Revita mau ketemu mas Anggar, dia sakit.''

''Ohh ... '' jawab suaminya cuek.

''Gak apa-apa kan mas?''  tanya Revita lagi.

''Tidak,''  jawabnya dingin sambil memainkan ponselnya.

Mereka pun berangkat ke Pemalang, sebenarnya rencana suami Revita sekalian nanti pulang ke Jakarta mampir. Tapi Revita menolak karena Diana mau ikut.

Ddrrrttttt... ddrrrttttt

Diana yang serapan terjingkat mendengar dering handphone nya di meja.

''Hallo,''

''Hallo na, udah siap? Revita udah jalan kesana.''

'' Udah Rev, aku tunggu ya.'' 

Diana pun menyudahi makannya dan mengambil tas dikamar nya. Saat menaiki tangga ia dikagetkan suara mamanya.

''Mau kemana sayang, buru-buru amat.'' 

''Mau ke pemalang Ma sama Revita, dia udah jalan kesini.''

''Nggak pulang malam kan?''

''Tidak ma, sore mungkin sudah sampai nanti.''

Revita pun sampai di rumah Diana, dan pamit kepada mama Revita. Mama Diana sedikit kaget melihat laki-laki yang bersama Revita. Karena ia memang tidak tau kalau Revita sudah menikah. Dan setau mama Diana Revita bukan sama laki-laki ini, melainkan sama laki-laki yang nama nya Anggar yang biasa diajak main kerumah Diana.

''Jangan kaget ma, itu suami Revita dia baru menikah seminggu yang lalu.'' Bisik Diana pada mamanya sambil mencium punggung tangan mamanya.

Mama Revita melotot tak percaya mendengar apa kata anaknya barusan.

Revita pun pamit kepada mama Diana, ia janji akan balik sebelum malam.

...

Diana yang menaiki mobil Revita pun kaget setengah mati, ternyata di dalam ada suami Revita. Ia pikir Revita berangkat sendiri, ternyata bersama suami. Revita yang menyadari Diana nampak kaget, ia pun menjelaskan.

''Suamiku iku na, gak apa ya.'' 

''Eehh ... i ... iyaa Rev, gak apa-apa.'' 

Suami Revita tanpa bicara apapun pun langsung melajukan mobilnya.

''Dingin banget tuh cowo, kaya kulkas.'' batin Diana.

Revita pun tak banyak ngobrol sama Diana, tak ada ruang buat cerita apapun karena ada suami Revita. Mereka berdua memutus kan untuk tidur, karena perjalanan lumayan jauh.

Saat memasuki kota Pemalang suami Revita membangunkan Revita.

''Dek, bangun.'' sambil menggoncang bahu Revita.

''Udah sampai mas?''

''Ya belum, ini makanya nanya arahnya kemana.'' 

Revita pun menjelaskan dan menunjukan arah kerumah Anggar. Terus terang hati Revita sudah merasa deg-deg an. Antara takut dan tidak kuasa melihat keadaan Anggara. Apalagi masih ada cinta yang belum bergeser sedikitpun di hati Revita.

Setelah beberapa menit menunjukan arah, akhirnya sampai juga dirumah Anggar. Entah kenapa kaki Revita begitu berat untuk turun dari mobil.

''Mas tunggu disini ya, mau telpon dulu,'' ucap suami Revita.

''Ayo Rev, turun.'' ajak Diana.

Mereka pun turun tanpa suami Revita. Langkah kaki Revita terasa berat mau melangkah.

''Na, aku takut.''  ucap Revita sambil memegangi kuat tangan Diana.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!