Bab 19

"Mbok lagi buat apa? " tanya Rama yang sedang memperhatikan mbok sibuk di dapur.

Mbok Inah tersenyum. "Ini mbok sedang buat nasi liwet nak, buat kita sarapan. Kamu sudah ganteng saja nak. "

Rama yang sudah segar setelah mandi memang terlihat sangat rupawan.

"Ah mbok bisa aja kan aku laki yo aku ganteng toh hehehe. "

"Tadi kita beli saja atau suruh orang yang masak mbok, daripada mbok capek capek begini. "

"Enakan bikin sendiri nak Rama daripada beli, kan bisa buat banyak kalau bikin sendiri dan bisa buat sore juga makanan nya. "

"Iya sih mbok, tapi aku takut mbok kecapean. "

"Nggak nak, mbok ngerjain gini biar mbok ada kegiatan daripada mbok tiduran yang ada malah jadi pada sakit badan mbok nak. "

Rama pun hanya mengangguk mendengar ucapan mbok Inah.

Mbok Inah pun melanjutkan masaknya. Rama yang masih berada di dapur rumah mbok Inah terus memandangi wanita Sepuh itu. Rama sedang memikirkan saat nanti ia balik kejakarta siapa yang akan menjaga mbok Inah. Rama sangat khawatir takut terjadi apa apa terhadap mbok Inah bila mbok Inah sendirian di rumah. Bagi Rama mbok Inah itu seperti orang tuanya sendiri. Rama jadi rindu akan kedua orang tua nya yang sudah terlebih dahulu menghadap sang Khalik, kini Rama hanya seorang diri tanpa adanya saudara. Sehingga Rama lebih betah merantau ke jakarta dibandingkan tinggal di Desa.

"Mbok, Rama kedepan dulu ya. "

"Iya nak Rama tunggu didepan saja, ini jangan lupa di bawa teh hangat sama gorengan nya untuk cemilan pagi ini. "

Rama pun berjalan menuju teras rumah mbok Inah, ia pun membawa teh hangat beserta gorengan yang sudah disiapkan mbok Inah sebelum memasak. Rama pun duduk sambil menikmati udara desa yang sejuk tidak ada polusi udara. Di desa ini belum banyak yang mempunyai kendaraan bermotor, hanya orang orang tertentu saja yang mempunyai.

"Pagi mas Rama. " sapa warga yang lewat depan rumah mbok Inah.

"Pagi juga pak, mari mampir pak kita ngeteh bareng. "

"Makasih mas Rama, saya mau lanjut ke kebun sudah siang. " Bapak itu pun menolak secara halus ajakan Rama karena si bapak harus bekerja di kebun karet.

"Ohh gitu, yasudah hati-hati ya pak. "

Bapak pun mengangguk. "Mari mas bapak lanjut ke kebun. "

Rama pun mengangguk sambil tersenyum. Ia pun meminum teh manis buatan si mbok sambil memikirkan tentang Asih. Ia berfikir apa bisa ia mengungkap kematian Asih dan menemukan para pelaku dengan bukti bukti yang belum di dapat kan sama sekali.

"Assalamu'alaikum." Surti datang mengucapkan salam terlihat ia membawa tentengan di kresek hitam.

"Wa'alaikumussalam mbak, wah pagi pagi sudah ceria sekali mukanya. " goda Rama.

"iya dong mas pagi pagi itu harus ceria biar rezeki kita itu lancar terus dan baik untuk kesehatan juga, daripada pagi pagi sudah ditekuk itu muka kan nggak enak juga di lihat orang hehehe. " ucap Surti sambil melirik gorengan yang ada dimeja.

"Wih enak nih mas. " ucap Surti lagi.

"Ia nih, ayok mbak kita sarapan gorengan bareng. "

"Ah nggak mas nanti saja, si mbok mana mas? "

"Mbok di dapur mbak lagi masak. "

"Loh loh loh ko masak. "

"Nggak tau tuh mbak tadi mbok bilang mah mau makan nasi liwet buatan sendiri. Padahal aku bilang beli aja atau nyuruh orang untuk masak tapi si mbok nggak mau."

"Mungkin mbok kangen masakan nya mas, tau sendiri masakan mbok kan juara terus uenakkk banget. "

"Bisa jadi mbak. "

"Yasudah aku ke belakang dulu mas mau bantuin si mbok kasian masak sendirian. "

"Silahkan mbak. "

Surti pun ke dalam dan ia menuju dapur mbok Inah. Mbok yang sedang serius memasak pun tidak menyadari kehadiran Surti di dapur rumah nya.

"Assalamu'alaikum mbok. "

"Ehh Surti, waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. "

"Mbok lagi ngapain? "

"Mbok lagi buat nasi liwet nih Sur, tiba-tiba mbok pengen makan nasi liwet. "

"Kenapa mbok nggak bilang Surti? kan nanti bisa Surti buatin. "

"Mbok lagi pengen masak sendiri Sur. "

"Oia ini mbok ada tambahan lauk tadi Surti masak banyak. " Surti meletakkan plastik yang ia bawa di meja dapur rumah mbok Inah.

"Terimakasih Sur, mbok jadi ngerepotin kamu terus. "

"Nggak mbok, kan Surti yang mau ngasih. Sini mbok Surti bantu masak. "

Akhirnya mbok Inah dan Surti memasak bersama. Tidak lama masakan pun sudah matang, Surti pun memindahkan lauk lauk ke dalam piring untuk di sajikan. Surti pun menata lauk yang sudah siap di meja makan rumah mbok Inah.

"Alhamdulillah selesai. " ucap Surti melihat makanan yang sudah tersaji di meja makan.

"Panggil nak Rama Sur, kita makan bersama. " titah mbok Inah.

"Ia mbok sebentar lagi. " kata Surti yang sedang mengisi teko untuk mereka minum. Setelah selesai barulah ia memanggil Rama yang sedang asik di depan.

"Mas Rama, dipanggil mbok disuruh sarapan mumpung masih anget. "

"Ia mbak sebentar. " Rama yang sedang asik merokok pun segera mematikan rokok nya dan masuk ke dalam rumah.

"Sini nak Rama kita sarapan bersama. "

"Iya mbok. "

"Surti juga ayo ambil piringnya, kita sarapan. "

"Iya mbok. "

Surti pun mengambil piring kosong untuknya tak lupa juga untuk si mbok dan Rama.

Mereka pun mengambil sarapan masing-masing sesuai porsi mereka. Banyak lauk yang tersaji dan juga lalapan beserta sambal nya. Mereka pun makan dengan lahap kadang juga mereka melemparkan guyonan di sela sela makan mereka.

Setelah selesai makan Surti dan Rama membereskan peralatan makan yang kotor Surti juga mencuci piring. Sedangkan si mbok mereka suruh Istirahat.

"Nggak usah di cuci Sur. "

"Nggak apa apa mbok, biar rapih kembali. "

"Ya sudah terserah kamu, mbok kan jadi enak. "

"Iya mbok, mbok istirahat aja sana. "

"Ya sudah mbok ke depan aja deh. "

"Iya mbok kedepan aja biar urusan dapur Surti yang bereskan. "

Setelah mbok Inah ke depan Surti meneruskan cuci piring. Sedangkan mbok Inah beristirahat. Semua sudah beres Surti pun menuju teras rumah ternyata di sana sudah ada Rama yang sedang merokok kata orang yang suka merokok sehabis makan kalau tidak merokok tuh rasanya ada yang kurang.

Surti duduk tak jauh dari Rama ia pun menanyakan kelanjutan apakah Rama sudah menemukan titik terang kematian Asih atau belum.

"Gimana mas sudah dapat informasi? "

"Belum mbak saya tanya tanya ke warga sekitar jawaban nya sama semua. "

"Terus rencana mu apa sekarang? "

"Belum ada mbak. "

"Kalau mas punya kenalan polisi sebaiknya mas minta bantuan mereka aja siapa tau mereka tau solusinya. "

"Wah boleh juga tuh mbak nanti coba saya tanyakan teman saya. Oia mbak beberapa kali saya ketemu Asih mbak, saya juga menanyakan siapa pelaku yang tega menghilangkan nyawa nya. "

"Kamu sudah ketemu Asih? "

"Iya mbak. "

"Kamu nggak takut? "

Rama hanya menggeleng.

"Terus ada yang Asih bilang nggak mas? "

"Ada mbak tapi dia cuma bilang kalau dia mau balas membalas dendam sendiri mbak, Rama nggak boleh ikut campur. "

"Waduh......!!! "

Terpopuler

Comments

🥑⃟🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡɴͣᴀ 🅳🅻🆄🅽🅰

🥑⃟🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡɴͣᴀ 🅳🅻🆄🅽🅰

oalah /Hey/

2024-05-05

1

ghina amd

ghina amd

kayanya pelakunya temen2nya andre

2024-04-21

1

💜Bening🍆

💜Bening🍆

ttp aja kamu hrs bantu rama.. kasian asih...

2024-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!