Iri hati ... dan itu merupakan hal yang langsung terlintas di dalam pikiran Je Xi mendengar penuturan Lan Ming. Namun Je Xi sendiri tidak ingin menghakimi Lan Ming karena sepertinya, kata-kata Dewa Angin itu ada benarnya.
Tidak akan pernah ada dua orang hebat dalam satu tempat yang sama. Jika ada, tentu salah satunya harus mengalah dan pergi.
Lan Ming jelas sepertinya memahami konsep itu dengan jelas. Tindakannya sesuai dengan prinsip yang ia anut.
"Terima kasih untuk penjelasanmu. Sebagai temanmu aku hanya bisa memberi dukungan padamu," ucap Je Xi bangkit dari bangku.
"Huh maaf apakah kita berteman?"
Je Xi hampir marah mendengar kata-kata tersebut keluar dari mulut Lan Ming. Namun kemarahannya itu seketika sirna, begitu mendengar suara jeritan wanita yang begitu ia kenali.
"Terjadi sesuatu pada Ibumu!" Je Xi hendak berlari namun begitu menoleh ia, sudah tidak mendapati Lan Ming di sebelahnya. Rupanya Dewa Angin itu sudah pergi mendahului dirinya.
***
Di dalam rumah, Ying tampak ketakutan mendapati sosok wanita tua berparas menyeramkan tampak menakut-nakuti dirinya.
"Bi Kwe hentikkan apa yang ingin kau lakukan pada Ibuku?!" hardik Lan Ming. Dewa Angin itu langsung menyadari sosok penyamaran Dewi Pencuri tersebut.
Bi Kwe tersenyum, kemudian ia merapal mantra dan membuat Ying tertidur pulas. "Aku tidak akan melukainya, aku berniat menjadikannya sebagai umpan," katanya yang kini telah kembali berubah ke wujud aslinya.
Alis Lan Ming terangkat sebelah. "Apa maksudmu?" tanyanya tidak mengerti.
"Lihat saja." Bi Kwe menyeringai lebar, begitu mendapati sosok Je Xi yang telah masuk ke dalam rumah. Bi Kwe mengeluarkan selendang saktinya, dan memerintahkan selendang sakti itu untuk menahan tubuh Je Xi.
"Apa yang kau ingin kau lakukan lepas!" ronta Je Xi mendapati tubuhnya dililit oleh selendang sakti milik Bi Kwe. Je Xi bukanlah tipe dewi yang bisa bertarung karena kemampuannya yang lebih condong mengarah pada keindahan, alih-alih petarungan. Jelas dirinya dengan mudah tertangkap oleh selendang sakti milik Bi Kwe.
"Aku hanya ingin suara indahmu. Setelah mengambil suaramu aku akan melepaskanmu." Bi Kwe mengeluarkan gulungan kertas yang melayang di udara yang siap, mencuri suara milik Je Xi.
"Bi Kwe hentikan ini sudah keterlaluan! Lepaskan dia! Aku akan mengabulkan semua keinginanmu jika kau mau melepaskannya," tegur Lan Ming berusaha sabar. Ada kalanya candaan Bi Kwe kerap memancing emosinya. Dewi Pencuri itu benar-benar nakal dan suka sekali membuat keributan bahkan di antara para dewa lainnya.
"Tidak mau. Aku bukan pesuruhmu," tolak Bi Kwe yang bersiap untuk mencuri suara indah milik Je Xi.
Je Xi sendiri meronta-ronta mencoba melepaskan diri, meski hasilnya nihil. Harus diakui menjadi seorang dewi yang hanya mengandalkan kekuatan keindahan, membuat dirinya tidak memiliki kemampuan dasar untuk bertarung.
"Kau benar-benar mengujiku kali ini, Bi Kwe." Lan Ming berjalan mendekati Bi Kwe, berniat untuk menghentikkan perbuatan Dewi Pencuri tersebut.
DUAK
Tubuh Lan Ming terhempas cukup jauh. Jika saja Lan Ming, tidak menahan tubuhnya dengan tangan di permukaan lantai, ia bisa saja terhempas ke dinding pondok.
"Jangan kira aku lemah. Selama ini aku tidak hanya hidup untuk mencuri saja. Aku juga melatih diri dan mempelajari teknikmu!" Bi Kwe menunjukkan rasa bangganya.
Selama ini Bi Kwe secara diam-diam, mengamati latihan yang dilakukan oleh Lan Ming. Diam-diam dewi tanpa gelar resmi itu, mencuri ilmu Lan Ming dan melatih dirinya sendiri.
"Kau berkembang dengan sangat baik Bi Kwe. Melihatmu seperti ini, aku percaya bahwa kau punya potensi untuk diakui sebagai seorang dewi dengan gelar resmi yang jauh lebih baik, dari ini," puji Lan Ming yang ikut bangga atas perkembangan Bi Kwe.
"Diam! Jangan memujiku tanpa alasan jelas. Kau itu musuhku!" seru Bi Kwe marah namun anehnya pipinya berubah menjadi merah merona seperti warna khas amplop angpao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Dewi kok pencuri
2024-02-20
0