Kekasih Amnesiaku Ternyata Konglomerat
"Huh, semoga hari ini aku mendapatkan pekerjaan!" ucap pelan seorang pria muda dengan tinggi 180 cm.
Pria bernama Andra itu melangkah melewati jalanan yang rusak dan jarang dilalui para pengendara. Dia terpaksa karena sepi dan angkutan umum biasanya ia naiki berada di ujung jalan.
Hampir 20 menit, ia berjalan ditambah langit mulai gelap. Andra mendongakkan kepalanya melihatnya dan bergumam, "Tuhan, kali ini tolong berpihak padaku!" hatinya mengiba.
Dan benar saja, langit yang gelap bersiap akan menurunkan hujan mendadak cerah. Matahari beberapa detik lalu tertutup menunjukkan wajahnya. Seketika senyuman di bibir Andra merekah. Batinnya terus mengucapkan syukur karena doanya diijabah.
Andra terus berjalan, sekitar 400 meter lagi ia akan segera menaiki kendaraan umum menuju perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.
Kreek.....
Langkah Andra terhenti, ia menoleh ke kanan dan kiri mencari asal suara.
Kreek...
Andra membalikkan badannya, ia melihat sebatang dahan yang jatuh masih diselimuti dedaunan bergoyang.
"Siapa di sana?" tanya Andra tanpa mendekat.
Daun tersebut masih bergerak, ditambah suara rintihan kesakitan dibelakangnya.
"Hei, jangan-jangan main denganku!" bentak Andra padahal dirinya sudah ketakutan. Bayangkan saja, jalan dilaluinya adalah kebun-kebun milik warga dan jauh dari pemukiman.
Batang pohon itu bergeser, terdengar kembali suara erangan kesakitan. Andra memiringkan kepalanya memastikan siapa ada dibaliknya.
Tampak sebuah telapak tangan yang diyakini adalah milik seorang perempuan.
Andra yang benar-benar penasaran, memberanikan diri mendekat dan menggeser batang pohon. Matanya membulat ketika mengetahui sosok dibelakangnya. Ya, seorang wanita penuh luka di wajah dan beberapa anggota tubuhnya.
Wanita yang sulit bangkit melihat ke arah Andra dengan mata sayu. "Tolong!" lirihnya.
Andra mendekat, "Kamu siapa?"
Belum sempat menjawab, wanita itu pingsan lagi.
Andra melangkah dekat dan menyentuh kulit tangan wanita lemah tersebut dengan jemarinya, "Jangan main-main! Aku tidak suka begini!"
Wanita malang itu tak meresponnya.
"Hei, kamu benar-benar pingsan?" Andra meyakinkannya lagi.
"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Tak mungkin membiarkan dia sendiri. Ayo cari cara, Andra!" gumamnya. Ia sangat kebingungan.
Andra akhirnya mengambil keputusan membawanya ke rumahnya. Membuka kemeja yang dipakainya lalu membalutkannya di tubuh wanita itu kemudian mengangkatnya.
Hampir 20 menit menggendong, Andra tiba di rumahnya. Kebetulan jalanan kampung tampak sepi karena penduduknya sedang bekerja.
Pekerjaan para warga di kampungnya Andra adalah berkebun, bertani, pengajar dan sebagian lagi merantau ke luar kota.
Beruntung perkebunan yang tadi Andra lewati sedang tidak ada pekerja di sana, jadi ia tak perlu meladeni beberapa pertanyaan.
Andra membaringkan wanita dengan hidung mancung dan kulit putih itu di ranjangnya. Ia bergegas ke dapur mengambil baskom dan mengisi air.
Andra membuka lemari, mengambil handuk kecil dan mencelupkannya ke dalam air. Perlahan ia mengelap wajah dan tangan wanita malang itu. "Kasihan sekali kamu!" gumamnya sembari memandangnya.
Setelah membersihkannya, Andra bingung untuk membuka pakaiannya. "Apa aku harus melakukannya?" lagi-lagi ia tampak berpikir.
"Lebih baik aku tunggu ibu saja!" ucapnya lirih.
-
Tepat jam makan siang, ibunya Andra pulang dari kebun. Ia terkejut melihat putranya sudah berada di rumah. Padahal tadi pagi pamitnya mau mencari pekerjaan di kota.
"Kamu kenapa sudah di rumah?" tanya wanita paruh baya bernama Laila.
"Ceritanya panjang, Bu. Sekarang ikut aku!" Andra menjawab sembari menarik tangan ibunya menuju kamarnya.
Andra membuka pintu kamarnya, Laila melihat ada seorang wanita tertidur di ranjang putranya tampak terkejut.
Keduanya lantas mendekat.
"Siapa dia, An?"
"Aku tidak tahu, Bu. Tapi aku menemukannya di pinggir jalan dekat kebun singkong."
"Kenapa kamu bawa pulang? Bagaimana jika ada yang menuduh kita melakukan percobaan penculikan?" tanya Laila.
"Aku kasihan dengannya," jawab Andra.
"Ibu tidak mau tahu, sekarang kamu bawa dia ke tempat semula. Jangan sampai ini menjadi masalah buat kita," ucap Laila.
"Apa Ibu tidak kasihan dengannya? Lihatlah tubuhnya penuh luka, sepertinya kita adalah orang yang dipilih untuk menolongnya," bujuk Andra.
"Ibu tidak mau nantinya menjadi masalah, Andra!" kata Laila dengan nada pelan, ia berharap putranya mau mendengar ucapannya.
"Aku yang akan bertanggung jawab, Bu. Jika dia sadar pasti kita akan menemukan jawabannya," ujar Andra menyakinkan ibunya.
Laila menghela napas pasrah.
Andra tersenyum senang, ibunya akhirnya mau menerima wanita yang dibawanya.
-
Hingga sore hari, wanita yang telah diganti pakaiannya dan lukanya sudah diobati namun belum juga sadar. Andra berusaha membangunkannya dengan berbagai cara, mulai mengajaknya berbicara dan menyentuh tangannya.
Laila masuk ke kamar putranya membawa secangkir teh hangat dan segelas air putih. "Bagaimana? Apakah dia sudah merespon?"
"Belum, Bu."
"Apa napasnya masih ada?" tanya Laila duduk di ujung ranjang.
Andra meletakkan jemarinya di ujung hidung wanita itu, lalu menjawab pertanyaan ibunya, "Masih, Bu."
"Kamu tunggu sajalah kalau begitu, Ibu mau memasak buat makan malam kita," ucap Laila.
Andra mengangguk mengiyakan.
_
Selesai makan malam, Andra kembali ke kamar dan melihatnya lagi. Tapi belum ada tanda-tanda dia sadar.
Andra menatap wajah wanita itu yang menurutnya sangat sempurna. "Dia sangat cantik," ceplosnya.
Andra mulai merasa kantuk, ia lantas berdiri dan keluar kamar. Karena tak mungkin dirinya tidur seranjang dengan wanita yang bukan istrinya. Ia membentangkan tikar tepat di depan televisi dan meletakkan bantal di atasnya. Memakai sarung lalu merebahkan tubuhnya.
Laila dari 10 menit lalu sudah berada di kamar untuk beristirahat.
Andra yang bosan menyalakan televisi, hal itu dilakukannya agar mudah tertidur. Ia akan terbangun ditengah malam dan mematikan benda elektronik itu.
Jarum jam terus berputar, Andra belum juga tertidur padahal berulang kali ia menguap. Andra lantas bangkit dan duduk mengarahkan pandangannya ke dinding.
"Kenapa sulit sekali aku tidur?" gumamnya karena tak terbiasa seperti ini.
Andra teringat wanita yang ditolongnya. "Apa karena dia belum sadar makanya aku tidak bisa tertidur?" tanyanya lirih.
Andra akhirnya memutuskan untuk ke kamarnya melihat kondisi wanita itu. Ia berharap segera sadar dan ia dapat memulangkannya kepada keluarganya.
Di depan kamar, Andra menghentikan langkahnya. Ia ragu apakah akan masuk atau tidak. "Pasti dia masih tertidur?" tebaknya dalam hati.
Andra membalikkan badannya dan berniat kembali ke ruang tengah rumahnya, namun telinganya mendengar suara ranjang bergerak. Ia lantas memutar dan membuka kenop pintu.
"Argghh......"
...----------------...
Hai Semua....
Apa Kabar?
Ini Karyaku Selanjutnya Di Noveltoon, Aku Mohon Dukungannya Untuk Memberikan Like, Komen, Poin dan Vote..
Selama Menunggu Update Selanjutnya. Kalian Boleh Mampir Ke Karyaku Lainnya Yang Tak Kalah Seru.
Dan Aku Berharap Kalian Menyukai Cerita Aku Yang Ini.
Selamat Membaca ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
HARTIN MARLIN
siapa sebenarnya perempuan itu 🤔🤔
2024-03-05
1
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟぁん🏘⃝Aⁿᵘ𒈒⃟ʟʙᴄ
ikut mampir ya thor
2024-03-03
1
Murni Zain
mampir ya Thor... kasihan bgt tu perempuan yg d tolong Andra.
2024-02-04
1