Chapter 19

"Hope?"

Seorang perempuan berambut kuning menghampiri Hope. Awalnya dia ragu-ragu kalau perempuan yang dia lihat sedang duduk sendirian di bawah pohon tersebut adalah Hope. Namun setelah memastikan, ia pun mendekat. Hope menatap ke arah datangnya suara.

"Melan?" ia ikut surprise melihat Melan, teman sekelasnya sewaktu sekolah. Kebetulan sekali mereka ketemu di sini. Tapi setelah diingat-ingat, Melan memang pindahan dari Surabaya sebelum ke sekolahnya.

"Kamu kok ada di sini? Ngapain di Surabaya?" Melan mendekatinya dan bertanya dengan antusias. Hope sedikit merasa canggung karena dia dan Melan sebenarnya tidak dekat waktu sekolah.

Di sekolah Melan adalah seorang primadona yang disukai banyak cowok dan berasal dari keluarga kaya. Semua teman-temannya adalah orang-orang populer. Dan Melan tidak pernah bergaul dengannya. Menyapanya saja jarang sekali. Bahkan Hope pikir Melan tidak akan mengenalinya lagi. Namun ternyata dia salah besar. Melan masih mengenalinya.

"Itu, aku kerja di sini." jawab Hope seadanya. Ice cream yang dia makan tadi untungnya sudah habis.

"Kerja? Kamu nggak kuliah?"

"Mm. Aku sekarang sibuk ngurusin ..."

"Apa karena nggak mampu bayar?" Potong Melan, lalu bertanya dengan nada yang sengaja menyudutkan Hope. Hope sampai tidak tahu mau berkata apalagi dan akhirnya memilih diam saja. Ia memaksakan seulas senyum ke gadis itu.

"Padahal kuliah itu asyik banget loh. Apalagi kalau kamu kuliahnya dikampus unggulan dan berprestasi, pas selesai bisa kerja dikantor besar. Kamu tahu gedung besar di depan kita ini nggak?" Hope mengikuti arah pandang Melan yang menunjuk ke gedung besar di seberang.

Jelaslah Hope tahu. Orang itu perusahaan suaminya sendiri, masa dia nggak tahu.

"Besar dan mewah kan? Itu adalah perusahaan besar dengan gaji tinggi. Mereka hanya mengerjakan lulusan-lulusan dari kampus terbaik. Aku berniat ajuin magang di sana, biar selesai kuliah bisa langsung kerja di perusahaan itu. Aku yakin aku pasti bakal ke terima. Kamu tahu dari dulu, selain terkenal cantik, aku juga pintar kan?" kata Melan dengan percaya diri. Keliatan sekali pamernya.

Hope hanya senyum-senyum karena tidak tahu dia mau menanggapi bagaimana. Jelas-jelas Melan ini hanya mencoba pamer di depan dia.

"Oh ya Hope, kamu kerja di mana? Kerja apa? Bukan yang aneh-aneh kan?" kali ini Melan menanyakan pekerjaannya. Bahkan cara bertanya-nya terkesan negatif.

Ya ampun, memangnya penting? Paling setelah ini mereka tidak akan ketemu lagi.

"Itu aku ..."

"Hope,"

Hope berbalik saat mendengar seseorang memanggil namanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat suaminya sudah berdiri di sana. Melan sendiri terpesona melihat laki-laki itu. Matanya melekat pada sosok tinggi dan pemilik wajah tampan bak dewa yunani itu.

Garis rahangnya sempurna. Hidungnya mancung, dagunya lancip, matanya, caranya menatap, dan tubuhnya sangat atletis impian rata-rata wanita penyuka pria seksi. Melan menatapi wajah itu tanpa berkedip sedikitpun.

Wajah tampan di depan mereka ini tampak tidak asing. Melan pernah lihat, tapi di mana ya? Anehnya, mata laki-laki tersebut hanya tertuju pada Hope. Melan pun hanya bisa menonton interaksi keduanya.

"Mas Darrel," Hope menyebut nama suaminya dengan raut wajah tidak enak. Kenapa laki-laki ini bisa berada di luar sini ya?

"Aku menelponmu tapi kau tidak angkat-angkat." ucap Darrel. Mendengar itu Hope pun langsung memeriksa ponselnya. Ia melihat ada lima panggilan tak terjawab dari lelaki itu. Dan dia jadi tidak enak.

"A ... Aku nggak liat mas," lirihnya.

"Ayo kembali, sepuluh menit lagi aku ada rapat."

Kata Darrel melirik sekilas ke Melan tanpa menyapa, karena merasa tidak penting. Pria itu pun berbalik, berjalan meninggalkan tempat itu. Sebelah tangannya dimasukan ke dalam saku.

"Mel, aku harus pergi." kata Hope ke Melan.

"Laki-laki itu siapa?" Melan bertanya. Ia penasaran sekali. Masa dirinya yang primadona sekolah bisa kalah sama seorang anak sopir. Melan sangat bisa menilai sosok laki-laki di depan sana. Dari penampilannya, dia tahu pasti bahwa laki-laki tersebut bukan orang sembarangan.

"Mm, bos aku." jawab Hope menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Bukannya tidak mau pamer dia punya suami bak pangeran ke Melan, hanya saja menurutnya tidak terlalu penting. Lagian dia dan mantan teman sekolahnya ini pasti tidak akan bertemu lagi.

"Hope," Darrel menghentikan langkahnya dan kembali berbalik memanggil Hope.

Hope cepat-cepat mengikuti sang suami, meninggalkan Melan yang cepat-cepat membuka hapenya. Pokoknya dia harus tahu siapa pria itu.

"Tadi anak sopir itu memanggilnya Darrel." kata Melan sambil mengetik-ngetik pencarian di internet. Dia ragu bakal dapat sih, tapi apa salahnya mencoba.

"Darrel apa ya? Ah ketik pengusaha aja." perempuan itu pun mengetik dan keluarlah semua pengusaha bernama Darrel di pencarian.

Melan menscroll ponselnya ke atas sampai mendapati foto laki-laki yang mirip dengan laki-laki tadi. Wanita itu tersenyum puas. Usahanya tidak sia-sia.

"Ketemu juga akhirnya." matanya fokus membaca profil Darrel. Dan begitu tahu siapa sosok laki-laki itu, matanya melebar tidak menyangka.

"Darrel Wezumo? Jadi dia putra sulung konglomerat kaya raya itu? Pantesan kayak kenal. Astaga." seru Melan menutup mulutnya. Ia tak berhenti-berhenti tercengang. Dan jadi iri berat pada Hope. Bagaimana caranya Hope bisa kenal orang sepenting itu coba?

Otak Melan mulai berpikir mencari akal. Dia harus mendekati Hope, memanfaatkan perempuan itu untuk mendekati Darrel Wezumo. Wanita itu pun tersenyum licik dan berbalik pergi.

_______________

"Siapa wanita tadi?" Darrel menyamakan langkah dengan Hope dan bertanya. Bukan karena dia tertarik, ia cukup heran saja Hope ada teman di kota ini.

"Teman sekelas aku waktu SMA mas, dia aslinya memang dari Surabaya. Kebetulan kami bertemu mas." jawab Hope. Raut wajah Darrel tetap datar.

"Kamu beli ice cream?" kali ini Darrel menanyakan hal yang lain. Kenapa dia bisa tahu?

Tentu saja karena ada laporan pembelanjaan yang masuk di hapenya, karena Hope melakukan transaksi dengan kartu yang dia kasih ke sang istri.

Hope menganggukkan kepala. Saat suaminya berhenti melangkah, dia juga secara otomatis menghentikan langkahnya dan menatapi Hope lama.

Apakah ada yang salah dengan wajahku?

Hope bertanya-tanya dalam hati. Ia sampai malu di tatap terus oleh suaminya sendiri. Tak lama kemudian tangan Darrel menyentuh wajahnya. Menggosok bagian di dekat bibirnya mengenakan ibu jari.

"Lain kali perhatikan cara makanmu, jangan belepotan seperti anak kecil."

Oh, jadi yang di lihat sang suami adalah kotoran bekas ice cream di area mulutnya? Ya ampun, dia malu sekali.

Hope tersenyum malu. Darrel pun melanjutkan langkahnya habis menyeka kotoran di area mulut Hope, dan Hope mengekor dari belakang.

Terpopuler

Comments

Taryumi 2003

Taryumi 2003

melan, melan .. Lo sombong Ama istrinya yg punya perusahaan besar... pas tau ntar nyesek loh..

2025-01-16

0

Taryumi 2003

Taryumi 2003

ya jelas matanya hanya tertuju pada hope lah... org dia manggilnya nama hope...

2025-01-16

0

Sumiati Suminta

Sumiati Suminta

ya ampiuuun hope iih gemeees

2024-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 End
88 i'm sorry i love you
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 End
88
i'm sorry i love you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!