Chapter 17

Gedung kantor milik keluarga Darrel yang di Surabaya ini tak kalah besar dari kantor di ibukota. Tak heran keluarga suaminya dijuluki salah satu konglomerat terkaya di Asia. Cabang perusahaan mereka sampai luar negeri pun ada.

Ketika memasuki kantor bersama suaminya, beberapa orang berseragam rapi menyambut mereka di depan pintu masuk. Pandangan Hope melengak-lengok ke kiri kanan, melihat para karyawan yang sudah menyibukkan diri dengan pekerjaan masing-masing. Namun semuanya langsung berdiri menyapa Darrel begitu melihat kedatangannya.

Ternyata posisi suaminya sebagai CEO mampu membuat semua karyawan tunduk. Dia tunduk sebagai istri, dan orang-orang itu tunduk sebagai bawahan.

Hope melangkah lebar menyeimbangi langkah Darrel. Kakinya pendek jika dibandingkan dengan langkah pria itu. Ia sampai tidak menyadari para karyawan Darrel tengah memperhatikannya karena sibuk menyeimbangi langkah suaminya.

Brakk!

Akhirnya ia tak sengaja menabrak lelaki itu. Karena Darrel yang berhenti tiba-tiba dan ia tidak lihat.

"Maaf," ucap Hope. Mengatur napasnya yang tidak beraturan.

Banyak pasang mata terus menatap mereka. Dan penasaran siapa Hope, kenapa perempuan itu bisa berjalan bersama atasan mereka. Bisik-bisik tak bisa terhindarkan.

"Fokus kalau jalan." ucap Darrel pelan. Hanya Hope yang bisa mendengar suaranya.

"Ayo," kata pria itu lagi.

Hope mengikutinya masuk ke dalam lift. Ia melihat suaminya menekan tombol lift ke lantai 30. Mungkin ruangan suaminya berada di lantai tiga puluh. Ada orang lain yang masuk saat lift tersebut berhenti di lantai 9.

Mereka ada dua orang. Dua-duanya perempuan. Orang-orang berseragam rapi itu membungkuk hormat ke suaminya. Dan pria tersebut hanya membalas dengan sebuah anggukan tanpa senyum. Ciri khas seorang Darrel yang sudah sangat di hafal oleh Hope.

Hope menggeser badannya, memilih berdiri di belakang Darrel. Ini kantor, ia takut kalau terlalu dekat karyawan-karyawan suaminya akan bergosip. Hope berpikir pasti Darrel tidak ingin orang-orang kantornya tahu bahwa mereka adalah pasangan  suami istri, jadi dia tidak boleh terlalu keliatan menempel pada suaminya.

Suasana di dalam lift terasa tegang. Hope melihat dua karyawan perempuan yang berdiri berjajar dengannya terus mencuri-curi pandang ke suaminya. Lalu berbisik-bisik. Pasti mereka terpesona dengan ketampanan Darrel. Hope tersenyum bangga, suaminya memang tampan dan berkharisma.

"Hope,"

"Hope ..."

Saking sibuk melamun, wanita itu bahkan tak sadar Darrel memanggilnya dua kali. Ia baru sadar saat melihat dua karyawan perempuan yang berdiri di sampingnya menatapnya.

Saat Hope menatap ke depan, ia melihat Darrel menghadapkan kepala pria itu padanya. Kedua tangannya tetap setia di dalam saku celananya.

"Hmm?" sahut Hope refleks.

"Berikan ponselku, ada di dalam tas kerjaku." kata Darrel. Pandangan Hope turun ke tas hitam yang sedang dia pegang kemudian mengeluarkan ponsel milik Darrel dari dalam sana dan memberikannya ke pemiliknya cepat-cepat.

"Ini ma ... Pak ... Bos!"

Hampir keceplosan. Ia hampir memanggil mas tadi. Bisa gawat karena ada orang lain di dalam sini. Dia tersenyum ketika Darrel menatapnya dengan pandangan yang aneh.

Jangan hadap sini lagi mas. Jangan lihat aku. Mas cuman bikin dua perempuan di sebelah aku penasaran sama hubungan kita. Hadap depan mas, hadap depan ...

Hufft ...

Ia bernapas lega saat suaminya menghadap depan lagi. Lalu lift berhenti di lantai 28 dan kedua perempuan tersebut keluar. Mereka terus menatap Hope, tapi Hope pura-pura tidak sadar.

"Panggil aku seperti biasa. Aneh rasanya mendengarmu memanggilku bos." kata Darrel saat lift kembali beroperasi.

"Hah?"

"Ck, sudah kubilang kau harus fokus. Sekarang kau sedang kerja. Jangan memikirkan hal lain, mengerti?"

"Mm ..." wanita itu mengangguk pelan.

Ketika pintu lift terbuka di lantai 30, mereka keluar. Lantai ini sangat sepi. Berbeda dengan lantai-lantai sebelumnya. Hanya ada sekitar lima orang karyawan yang duduk di meja kerja mereka masing-masing. Meski awalnya mereka tampak sibuk di depan komputer, namun ketika ia dan suaminya lewat, mereka langsung berdiri dan menyapa hormat.

Darrel terus berjalan dengan langkah panjang. Mereka berhenti di sebuah ruangan yang di depannya duduk seorang wanita seksi berambut panjang.

Woow ...

Bisakah masuk kantor dengan rok sependek itu?

"Apa kau sekretaris CEO sebelumnya?" Darrel bertanya ke wanita seksi itu.

"I ... Iya pak. Nama saya Runi." jawab wanita itu malu-malu. Ia menyelipkan rambutnya ke belakang, berusaha terlihat imut di depan bos baru mereka yang ternyata tampan sekali itu.

Runi adalah sekretaris mantan CEO sebelumnya yang mengundurkan diri karena mau berobat keluar negeri.

"Mulai besok pihak SDM akan mengatur posisi baru untukmu. Aku tidak pernah memiliki sekretaris seorang wanita. Kau pasti sudah melihat laki-laki yang datang bersamaku kemarin bukan? Dia adalah sekretaris yang sudah bekerja denganku bertahun-tahun. Hari ini bersihkan mejamu dan kau boleh pulang beristirahat."

Senyuman di wajah wanita seksi bernama Runi itu menghilang seketika. Ekspresinya tampak kecewa.

"Tapi pak ..."

"Aku tidak akan mengatakan dua kali. Meja ini akan ditempati sekretarisku." tegas Darrel kemudian masuk ke ruangannya. Runi terdiam. Pandangannya berpindah ke Hope. Wanita itu masih berdiri, tidak ikut masuk ke dalam.

Ia cukup iba melihat wanita seksi ini. Kasihan juga. Ternyata Darrel bukan hanya dingin padanya. Hope tersenyum ke Runi yang dilihatnya sudah berkaca-kaca, tetapi Runi balas memandanginya dengan raut tidak bersahabat.

"Hope,"

Panggilan suaminya mengalihkan pandangannya.

"Iya?"

"Apa yang kau lakukan di situ? Masuk." perintah Darrel. Hope berlari kecil masuk ke ruangan tersebut. Ia melihat Darrel menutup pintu.

Saat pintu tertutup, orang-orang yang berada di luar langsung berbisik-bisik. Salah satu dari mereka mendatangi Runi yang akhirnya tak mampu lagi menahan tangisannya.

"Pak Darrel memang kejam. Laki-laki berdarah dingin. Tenang Runi, kan kamu nggak sampe di pecat kok." kata wanita berambut pendek menenangkan Runi yang sesenggukan. Satu temannya lagi datang mendekati mereka.

"Ngomong-ngomong, perempuan yang datang bersama pak Darrel tadi siapa sih? Kayak diperhatiin banget."

Mereka melihat ke dalam ruangan Darrel. Sayangnya tidak ada yang bisa di lihat sama sekali. Karena terhalang dengan tembok permanen.

Sementara itu di dalam ruangannya, Hope terus berdiri menatap suaminya yang kini sibuk menatap ke layar komputer.

"Mas,"

"Mm?" Darrel menyahut tanpa melihat orangnya.

"Tempat kerjaku di mana?"

Harusnya dia punya meja kerja sendiri bukan?

Darrel mengangkat kepalanya.

"Aku sudah menghubungi orang untuk membawakan mejamu ke sini. Kau tunggu saja. Sebentar lagi datang. Duduk di sofa dulu dan lakukan kegiatanmu sendiri."

"Meja kerjaku di sini? Dalam ruangan mas?" Hope heran.

"Kenapa, keberatan?" Darrel menatapnya lekat-lekat. Dan Hope pun menggeleng cepat. Wanita itu berbalik duduk di sofa ruangan tersebut.

Terpopuler

Comments

Taryumi 2003

Taryumi 2003

itu mah bakal kerjaan jadi ga beres karna ga fokus..

2025-01-16

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

tentu aja hope,,kamu kan asisten plus bininya 🤣

2025-01-08

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

ya iyalah hope... kamu istri merangkap sekretaris

2024-10-04

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 End
88 i'm sorry i love you
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 End
88
i'm sorry i love you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!