Chapter 12

Paginya,

"Good morning, nyonya Darrel."

Seorang wanita dewasa seumuran Darrel menyapa Hope dengan senyuman ramah. Hope baru saja keluar dari kamar, saat terbangun ia merasa tenggorokannya kering, jadi ia keluar untuk minum.

Ketika Hope membuka pintu kamar, hendak keluar menuju dapur, langkahnya terhenti karena melihat keberadaan orang asing. Seorang wanita berpenampilan menarik, dan pastinya usianya jauh lebih matang darinya. Bahkan mungkin sedikit lebih tua dari suaminya. Pokoknya wajah wanita itu sudah terlihat dewasa.

Tak jauh dari wanita itu duduk suaminya. Lelaki tersebut masih memakai baju tidur, pandangannya fokus ke i-ped di tangannya.

Ternyata ada di sini. Aku pikir mas Darrel kemana. Siapa wanita itu?

Hope berkata dan bertanya-tanya dalam hatinya.

Apa mereka pasangan kekasih? Tidak, tidak mungkin. Mas Darrel tega sekali kalau berani membawa kekasihnya terang-terangan bertemu dengan istri sah-nya.

Walau Hope merasakan ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya, ia tetap berusaha bersikap normal.

"Pa ... Pagi," ia balas menyapa, bersikap sesopan mungkin. Mau itu kekasih suaminya atau bukan, kalau sampai muncul di sini pasti perannya cukup penting bukan?

Darrel yang sejak tadi fokus ke i-ped, kini mengangkat wajah. Mendongak ke Hope. Ia meletakkan benda yang dia pegang di atas meja sofa.

"Karena kau sudah bangun, aku akan langsung memperkenalkan kalian berdua." ucap pria itu.

Hope menahan napas. Jangan sampai, jangan sampai apa yang dia pikirkan tadi benar. Kalau benar, hari ini akan menjadi mimpi buruk yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

"Lina, dia adalah Hope Emilia, isteriku. Kau pasti masih ingat, karena kau juga hadir di pernikahan kami waktu itu. Hope, ini Lina. Wanita yang akan mengajarimu menjadi pekerja kantoran."

Kekhawatiran Hope menghilang seketika begitu mendengar Darrel menjelaskan. Ternyata bukan seperti dugaannya, dia saja yang terlalu berpikir berlebihan.

"Aku Lina, kau ingin aku memanggilmu Hope saja atau nyonya Darrel?" Lina mengulurkan tangannya ke depan Hope.

Hope menyambutnya.

"Hope, panggil Hope saja." katanya cepat. Ia tidak enak dipanggil nyonya Darrel. Tidak enak Darrel akan merasa terganggu nantinya.

"Baiklah Hope, salam kenal. Mulai hari ini aku adalah gurumu." kata wanita bernama Lina itu lagi penuh semangat. Hope tersenyum.

"Umurmu sembilan belas tahun kan? Kau masih muda sekali, kenapa tidak mau kuliah?" Lina bertanya. Harusnya seumuran Hope ini menikmati masa hidupnya di kampus bersama dengan teman-teman sebayanya. Bukannya terkurung di rumah, hanya mengabdi pada suami.

Kalau Lina jadi Hope sih, dia tidak mau hidup begini. Tidak mau nikah muda. Sekalipun suaminya adalah seorang laki-laki seperti Darrel. Lina tipe wanita yang suka dengan kehidupan bebas.

Hope melirik Darrel sebentar. Pertanyaan tersebut pernah ditanyakan pria itu padanya.

"A ... Aku tidak suka kuliah." jawabnya kemudian. Lina mengangguk-angguk. Memang sih ada beberapa anak muda yang tidak suka melanjutkan studi mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Hope salah satu contohnya, dan itu wajar-wajar saja.

"Bukannya kau keluar tadi mau ke dapur?" Darrel menatap wanita itu. Dan rasa haus Hope kembali. Benar, karena keberadaan Lina, dia jadi lupa tujuan utamanya.

"Ah iya, kak Lina aku permisi ke ..."

"Silahkan pergi Hope, jangan sungkan." balas Lina cepat. Hope melirik Darrel lagi kemudian melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Isterimu semanis itu, tapi sikapmu padanya sangat dingin. Kau tidak kasihan pada dia?" Lina berucap pelan setelah Hope menghilang ke dalam dapur.

Hubungannya dan Darrel cukup dekat, karena dulunya mereka adalah mantan teman kuliah. Jaman dulu Darrel memilih menjalin pertemanan dengan Lina karena wanita itu tidak ada rasa sedikitpun padanya. Dan walaupun cantik, sebenarnya kelakuan Lina ini mirip laki-laki, sangat tomboy. Rahasia gelap lainnya dari kehidupan wanita itu adalah, Lina penyuka sesama jenis. Jadi tidak mungkin akan menyukainya bukan?

"Dengar, Hope adalah isteriku. Kau tahu maksudku bukan?" Darrel memberi tatapan peringatan kepada Lina. Walau tahu Lina bukanlah tipikal yang suka merebut milik orang, tetap saja dia harus berjaga-jaga.

"Hei, aku tahu. Aku bukan tipe yang suka merebut milik orang lain, kau pasti tahu kan?" balas Lina.

"Kau pulang dulu, hari ini kau datang terlalu pagi. Nanti kau datang lagi besok saja, di kantor. Untuk hari ini, aku yang akan mengajarinya." kata Darrel.

Lina menyipitkan mata ke laki-laki itu.

"Oh, apa ini? Seorang laki-laki kaku sepertimu akhirnya mau mengajari orang lain?"

"Dia bukan orang lain,"

"Berarti memang benar, kau memiliki rasa padanya."

"Lina."

"Jangan menyangkal, matamu tidak bisa bohong. Aku melihat dengan jelas tatapan matamu tadi. Keno sudah cerita tentang kalian yang sudah melakukan malam pertama."

"Jangan mengada-ada Lina, aku memperlakukannya berbeda karena dia isteriku." elak Darrel langsung.

"Ya ya ya. Sangkal saja terus. Sampai nanti istrimu itu meninggalkanmu, kau baru menyesal."

Tatapan Darrel menusuk makin tajam. Ia tidak suka mendengar kata-kata Lina.

"Baiklah, aku pergi dulu tuan muda." Lina mengedipkan sebelah matanya ke Darrel lalu berbalik pergi.

Pandangan Darrel berpindah ke arah dapur. Hope belum keluar-keluar dari sana sejak tadi. Pria itu berdiri dan melangkahkan kakinya ke sana. Ia ingin tahu apa saja yang dilakukan isterinya.

"Kau memasak?"

Hope membalikkan badannya saat mendengar suara berat suaminya. Ia sedang berdiri di dekat bakaran roti sambil menunggu roti tersebut selesai  di bakar.

"Mas Darrel, aku bikin sarapan buat kita." sahut Hope.

Darrel maju ke meja makan, menarik kursi dan duduk di sana.

"Kak Lina-nya mana?"

"Sudah pulang. Dia akan mengajarimu besok nanti." Hope mengangguk mengerti, kemudian membalikan badan ke bakaran roti lagi.

Ia mengambil roti yang berhasil dibakar tersebut, mengolesinya dengan selai, meletakkannya di atas piring dan menyodorkan ke depan Darrel. Bersama susu kedelai yang sudah ia panaskan. Miliknya, dan milik suaminya tentu saja.

Hope tidak sadar Darrel terus mengamatinya dari tadi.

"Silahkan di makan sarapannya mas,"

Sebenarnya di rumah keluarga Darrel, jarang sekali Hope menyiapkan sarapan buat suaminya seperti ini. Pembantu yang menyiapkan. Terlalu banyak pembantu di rumah mertuanya, sampai mau memasak sendiri yang dia inginkan pun dirinya tidak leluasa. Namun sekarang, tidak ada siapa-siapa di sini selain mereka. Hope bebas berekspresi dengan bahan makanan. Dan dia suka itu.

"Hanya ini bahan makanan yang ada. Sepertinya bibi yang mas sewa memasak makanan kemarin yang membelinya." kata Hope pelan.

"Siang nanti kita belanja bahan makan."

"Biar aku sendiri aja mas, mas Darrel pasti sibuk."

Darrel mengangkat wajah menatap wanita itu.

"Hari ini aku bebas. Jangan menolak, kau belum terlalu kenal daerah ini. Biarkan aku menemanimu." ucapnya datar. Hope pun mengangguk, tidak membantahnya lagi.

Terpopuler

Comments

英

Tunggu ada saingan inginkan Hope
Gelapan juga c Darrel tu nanti...
Wait n see

2024-11-24

0

Taryumi 2003

Taryumi 2003

knp ga sendiri aja yg ngajarin hope... takut ga fokus ya mas Darrel nya...

2025-01-15

0

Taryumi 2003

Taryumi 2003

udh tau Lina nyimpang, knp nyuruh Lina ngajarin hope...

2025-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 End
88 i'm sorry i love you
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 End
88
i'm sorry i love you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!