Chapter 9

Semua barang-barang yang mau di bawa ke luar kota sudah siap. Dua koper dan satu tas ransel. Hanya sedikit pakaian yang Hope masukan ke dalam koper karena Darrel sendiri yang minta. Katanya mereka bisa membeli yang baru lagi di sana. 

Tapi Hope bertanya-tanya dalam hati. Kalau memang nanti beli lagi di sana, kenapa Darrel membelikannya banyak pakaian semalam? Lalu wanita itu menjawabnya sendiri. Ah, mungkin yang Darrel maksud adalah pria itu akan membeli pakaiannya untuk dirinya sendiri. Sementara Hope, sudah ada baju yang dia bawa dari rumah. Tidak perlu lagi. Darrel pasti tidak mau dia merepotkan lelaki itu di sana nanti.

Ya, Hope mengangguk kuat. Yakin sekali dengan apa yang dia pikirkan.

"Heh lelet, kamu pasti kan yang maksa-maksa abang aku biar bawa kamu ke Surabaya? Sengaja mau kabur dari kami kan? Takut yang belain kamu nggak ada lagi di rumah ini, ayo ngaku aja!"

Aurel sudah berdiri di samping Hope. Tangannya mencengkeram kuat lengan kakak iparnya hingga Hope merasa kesakitan. Tatapan Aurel sinis.

"A ... Aurel, sakit ..."

"Ala, boong. Kepotong pisau aja kamu nggak ngerasa apa-apa. Malah bilang sakit sama cengkeraman aku. Pokoknya aku nggak mau tahu, kamu harus tinggal. Gimanapun caranya, cari alasan bilang sama abang Darrel kalau kamu harus tinggal!"

"Berapa kali aku memberimu peringatan jangan pernah mengganggunya lagi?"

Belum sempat Hope angkat bicara, Darrel sudah muncul di depan mereka. Aurel jelas kaget, seperti tertangkap basah. Cengkeramannya di lengan Hope cepat-cepat dia lepaskan, barulah Hope merasa lega. Meski sisa-sisa perihnya masih ada.

"Bang, kok abang bawa-bawa dia sih? Tinggalin aja. Dia nggak pantas ikut bang Darrel. Sekolahnya aja cuma lulusan SMA, sama sekali nggak ada pengalaman kerja pula. Masa abang mau jadiin dia asisten abang. Entar yang ada cuma bikin-bikin malu." kata Aurel dengan sengaja merendahkan Hope.

Darrel memicingkan mata menatap gadis itu. Lelaki itu jelas tidak suka adiknya meremehkan istrinya.

"Dia istriku, kau yang tidak pantas bersikap kasar padanya. Pergi, masuk ke kamar kamu!" bentak Darrel dengan nada tinggi.

Aurel kaget, heran dan tidak senang karena sang kakak lebih membela istrinya dibanding dia. Gadis itu membanting kakinya kesal. Ia melemparkan wajah tidak sukanya ke Hope, sebelum meninggalkan suami istri tersebut berdua.

Darrel langsung memeriksa lengan bagian dalam Hope sepeninggalnya Aurel. Tanpa ijin pria itu meraih tangan istrinya dan memeriksa lengannya apakah ada yang salah atau tidak, terluka atau tidak, karena ia lihat Hope terus memegangi lengannya dengan raut wajah tidak nyaman.

"Mana yang sakit?" Darrel bertanya. Matanya fokus ke satu bagian, yaitu lengan Hope. Wajahnya tak terbaca.

"Aku tanya di mana yang sakit?" tanya Darrel lagi kali ini melirik Hope karena wanita itu malah bengong.

"N ... Nggak apa-apa kok mas, nggak ada yang sakit." sahut Hope ketika sadar. Ia cepat-cepat melepaskan lengannya dari genggaman Darrel, malu dengan situasi ini. Lagian memang tidak ada apa-apa dengan lengannya.

Darrel kini menatap wajah wanita itu.

"Mulai sekarang, perhatikan tubuh dan kesehatanmu. Kau akan segera bekerja sebagai asistenku. Jangan ceroboh, jangan terlihat seperti kau gampang ditindas oleh orang lain, mengerti?" kata pria itu panjang lebar. Hope menganggukkan kepala menurut kata suaminya.

"Ikut aku, kita pergi sekarang." kata Darrel lagi. Pria itu kemudian mengambil alih dua koper yang sudah di pegang isterinya. Mereka pergi tanpa pamit ke orangtua Darrel, karena hanya ada Aurel di rumah.

"Aku saja yang bawa. Kau gendong ransel itu."

__________________

Pesawat yang akan mereka naiki adalah pesawat pribadi milik keluarga Darrel. Ini pertama kalinya Hope naik pesawat. Aneh? Bagi orang lain mungkin aneh, tapi buat Hope sendiri tidak. Selama sembilan tahun dalam hidupnya, dia hanya pergi paling jauh ke sekolah. Pulang sekolah papanya menitipkan dia di rumah keluarga Darrel. Pulang kerja baru papanya jemput.

Terkadang papanya akan pulang kerja tengah malam. Jadi Hope sering tunggu sampai ketiduran di ruang tamu atau kursi kolam dekat taman belakang rumah.

Kebanyakan temannya adalah pembantu dari keluarga tersebut. Tapi tidak tidak semua mau menjadi temannya. Selagi ada yang mau menjadi temannya.

Bisa dibilang Hope besar di rumah mewah milik keluarga suaminya. Melihat majikan papanya berpesta, teman-teman Aurel dan Rey kumpul-kumpul di rumah untuk sekadar bermain bersama, dan masih banyak lagi. Tapi sepanjang berada di rumah ini, ia tidak pernah melihat Darrel membawa pulang teman. Mungkin mereka berkumpulnya di tempat lain.

"Kenapa melamun? Ayo naik." mata Hope berkedip-kedip. Ia merasakan tangannya di tarik. Darrel pelakunya.

Mereka menaiki tangga pesawat. Ada dua orang laki-laki di depan pintu masuk. Mereka membungkuk ke Darrel dan Hope.

"Selamat siang pak Darrel," salah satu dari mereka menyapa. Darrel hanya menganggukkan kepala dan terus masuk.

Ketika memasuki pesawat, mulut Hope sedikit menganga dengan kemewahan yang dilihatnya. Seorang pramugari mengarahkan tempat duduk pada mereka.

Mata Hope dimanjakan dengan berbagai fasilitas dalam pesawat tersebut. Waktu Darrel meninggalkannya sebentar untuk pergi menelpon, pramugari cantik mengajaknya melihat-lihat isi pesawat.

Dalam pesawat tersebut fasilitasnya ada bioskop kecil, ruang tamu elit, dan tiga kamar tidur luas. Hope sibuk menjelajah seluruh isi jet dengan perasaan kagum.

"Anda cantik sekali nyonya. Cocok dengan tuan Darrel. Kalian pasangan yang serasi. Pasti tuan Darrel sangat mencintai nyonya." pramugari di sebelahnya memuji. Dia adalah wanita yang ramah.

"Terimakasih." Hope membalas dengan senyuman. Perempuan itu tidak tahu saja kalau Darrel sama sekali tidak mencintainya. Lelaki itu menikahinya hanya karena terpaksa.

"Hope," Hope menoleh ke arah panggilan. Suaminya sudah kembali ke tempat yang mereka duduki tadi.

"Suamiku memanggilku, aku ke sana dulu." ucap Hope kepada si pramugari.

Ia pun berjalan mendekati suaminya.

"Duduklah, pesawatnya akan segera terbang." titah Darrel. Hope mengangguk. Ia berjalan melewati Darrel dan duduk di bagian dalam.

Saat merasakan pesawat mulai bergerak, wanita itu menahan napas. Maklum dia takut, ini pengalaman pertamanya naik pesawat. Tangannya meremas kuat-kuat pinggiran kursi dan menutup mata.

"Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa." suara Darrel membantunya merasa lebih tenang.

Mata Hope perlahan terbuka menatap suaminya. Tatapan mereka bertemu. Lalu tangan Darrel terangkat menyentuh wajah Hope. Wanita itu menegang sesaat, merasakan jemari suaminya menyentuh kulit wajahnya.

"Ada kotoran di pipimu." kata Darrel kemudian, menunjukkan kotoran kecil yang dia ambil dari pipi Hope. Wanita itu tersenyum canggung.

"Tidurlah kalau mau tidur. Aku akan membangunkan-mu kalau sudah sampai." ujar Darrel datar. Hope mengangguk, lalu kembali menutup mata.

Terpopuler

Comments

Eny Frihdihastuti

Eny Frihdihastuti

setiap baca novel hampir semua pesawat pribadi milik sendiri.
padahal akan lebih masuk akal kalo dibuat naik pesawat first class atau business class.
tetep keliatan orang kaya kok daripada dikit2 pesawat pribadi.
pesawat pribadi kok dikit.

2025-03-03

0

Taryumi 2003

Taryumi 2003

kakinya dibanting banting, ntar pecah loh...

2025-01-15

0

Leva Nayla

Leva Nayla

kakinya di potong aja mendingan

2024-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 End
88 i'm sorry i love you
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 End
88
i'm sorry i love you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!