Chapter 8

"Kau yakin?"

Darrel memiringkan kepalanya. Ia tahu Hope menunjuk asal, jadi dia bertanya lagi.

"Iya mas."

Pria itu pun mengembuskan napas pelan, lalu melangkah ke bagian koper warna cokelat tua yang di tunjuk Hope dan mengambilnya. Setelah itu ia memanggil pelayan yang berdiri dekat situ.

"Kami ingin ambil yang ini." kata Darrel seraya memberikan koper di tangannya ke pelayan toko tersebut.

"Baik pak, nanti tinggal ambil di kasir ya." ujar pelayan itu ramah. Darrel kembali berjalan di ikuti Hope dari belakang.

"Masih ada yang ingin kau beli?" Darrel menoleh ke belakang lagi. Hope menggeleng. Tidak enak dibeliin suaminya. Walau tidak aneh karena mereka suami istri, tapi rasanya aneh saja. Apalagi Hope tahu Darrel tidak mencintainya.

Sesaat kemudian mereka memasuki toko tempat pakaian. Lebih tepatnya Darrel yang masuk ke sana. Hope ikut-ikutan saja. Ia pikir pria itu ingin membeli pakaian untuk dirinya sendiri, ternyata tidak. Karena toko pakaian yang mereka masuki adalah toko khusus untuk perempuan.

Apakah ada perempuan lain yang ingin di belikan baju oleh suaminya? Apa jangan-jangan Darrel diam-diam punya kekasih di luar sana?

Hope menundukkan wajah. Membayangkan suaminya memiliki kekasih lain yang laki-laki itu cintai, membuatnya merasa sedih.

"Aku mau ini, ini, dan ini." dilihatnya Darrel menunjuk beberapa pakaian mewah kepada seorang perempuan, pelayan toko yang sudah berdiri tepat di sampingnya.

Hope memperhatikan pelayan itu tampak genit dan sok cantik di depan suaminya. Hope memutar bola matanya malas. Ya ampun, kalau jualan ya jualan aja. Jangan caper ke suami orang.

Darrel memang tampan, tidak aneh kalau pandangan para wanita akan tertuju padanya ke manapun dia pergi. Tapi bisa dikondisikan sedikit bukan? Tidak tahu apa di dekat sini ada istrinya?

"Mm mas, mau beli semuanya? Buat kekasih mas-nya ya?" pelayan wanita tersebut bertanya dengan nada sok akrab. Hope kembali memutar bola matanya malas. Sok kenal som dekat banget tuh perempuan.

Perempuan itu bahkan terang-terangan memberi Hope tatapan sebelah matanya.

Ia memandang penampilan Hope dari bawah ke atas lalu tersenyum merendahkan. Seolah mengatakan Hope sama sekali tidak pantas berdampingan dengan Darrel. Atau menyangka Hope adalah pembantu Darrel?

"Wanita itu pembantu mas-nya ya?" ia bertanya lagi pada Darrel. Pria yang nampak sibuk memilih-milih baju yang ingin dia beli itu pun memandangi sih pelayan sok akrab.

"Hanya istriku yang bisa memanggilku mas, kau bukan siapa-siapa. Jangan bicara padaku seolah kita akrab."

Jleb.

Pelayan itu tersenyum canggung sekaligus malu. Beberapa pelanggan lain yang ada di dalam tempat itu sampai memperhatikan, bahkan ada yang menertawakan perempuan itu. Hope tertawa dalam hati. Baru tahu dingin-nya Darrel kan? Kapok. Makan tuh mas-mas.

"Menjauh dariku, istriku ada di sana. Kau menghalangi jalannya." kata Darrel lagi. Pelayan perempuan itu pun cepat-cepat menjauh, memberi jalan pada Hope dengan raut wajah memerah karena malu.

Hope melewatinya dengan senyuman penuh kemenangan. Hari ini dia puas karena Darrel tanpa sengaja sudah membantunya membuat pelayan itu malu. Hope ini adalah tipikal perempuan yang hanya tunduk pada suami dan keluarganya.

Pada orang lain, dia tidak akan membiarkan mereka dengan sengaja menindasnya. Mungkin dia tampak bodoh dan lelet dari luar, namun sebenarnya dia cukup pintar melawan orang-orang yang bersikap kasar padanya di luar sana. Dia akan baik pada orang yang baik.

Untuk keluarga Darrel sendiri, dia merasa berhutang pada mereka. Walau mereka sering meremehkannya, tapi mereka jugalah yang mengizinkannya tinggal di rumah besar itu setelah papanya meninggal. Sekarang ini hanya mereka keluarga Hope. Dia percaya suatu hari nanti mereka pasti akan menerima keberadaannya sebagai menantu di rumah ini. Asal dia bertahan saja.

"Kau mau yang mana, warna ini atau yang ini?" pertanyaan tersebut membuat Hope mengerjab-ngerjabkan mata. Apa dia tidak salah dengar?

"Mas beli untuk aku?"

"Menurutmu?" alis Darrel naik turun menatap wanita itu.

"Semua baju tadi itu untuk aku?"

"Kau istriku, menurutmu aku akan membelikannya untuk siapa?"

Hope tersipu malu.

"Ta ... Tapi sepertinya aku tidak cocok pakai pakaian mahal begitu mas." kali ini wanita itu mendekati Darrel, berjinjit dan berbisik pelan di telinga lelaki itu.

"Ini untuk keperluan saat kau bekerja sebagai asistenku nanti. Aku tidak ingin kau terlihat seperti gembel saat bersamaku. Tidak mungkin kau datang ke kantorku dengan gaya begitu."

Oh. Benar juga. Hope baru ingat dia akan bekerja sebagai asisten pria itu. Ternyata dia saja yang terlalu banyak berpikir. Wanita itu tersenyum ke suaminya, meski dalam hati ia agak sedikit kecewa. Ia pikir hati Darrel sedikit mencair terhadapnya, ternyata itu hanya untuk keperluan pekerjaan nanti.

Habis membayar semua belanjaan, mereka mampir ke suatu tempat sebentar karena Darrel ada keperluan lain, lalu pria itu membawanya makan di restoran mengingat memang sudah waktunya makan malam, setelah itu barulah mereka pulang.

Suasana dalam mobil sangat hening dan terkesan canggung. Tak ada di antara mereka yang bicara. Waktu makan di restoran tadi pun sama. Sikap Darrel sangat kaku. Hope sendiri tidak tahu mau ngomong apa. Alhasil, mereka diam-diaman. Seperti di mobil sekarang ini.

Hope memilih terus memandang keluar jendela untuk mengurangi kecanggungan, menikmati pemandangan malam di luar sana. Darrel sibuk menyetir. Pandangannya fokus ke depan. Sesekali ia melirik Hope yang menikmati pemandangan Jalan. Raut wajahnya tak terbaca saat menatap wanita itu.

Jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam ketika mereka sampai di rumah. Jam segini semua orang sudah masuk ke kamar mereka masing-masing. Hanya ada dua orang pekerja yang berjaga di depan rumah.

Darrel menatap Hope yang tampak nyaman dalam tidurnya. Wanita itu bahkan tidak terbangun saat mereka sampai. Darrel menepuk pipinya beberapa kali mencoba membangunkan sang istri, sayangnya Hope tidak terbangun-bangun juga.

Darrel pun hanya bisa menggendong wanita itu menuju kamar mereka. Ia sangat berhati-hati menaiki anak tangga.

"Uh, so sweet ..." suara tersebut menghentikan langkah Darrel. Ia menatap ke bawah. Rey sedang berdiri menatap mereka dari bawah sana. Adiknya itu terlihat sedang menertawai dirinya.

"Aku pikir kau tidak akan pernah jatuh cinta pada perempuan itu, ternyata oh ternyata ..." kata Rey lagi bertepuk tangan.

"Jangan sembarangan kalau bicara Rey," balas Darrel tajam. Rey malah tertawa.

"Ya ya, ya. Terserah kau saja. Tapi jangan sampai mama tahu kau sudah jatuh cinta padanya."

Darrel ingin membalas perkataan Rey lagi namun laki-laki itu sudah menghilang dalam sekejap mata. Darrel membuang napas kasar. Pandangannya berpindah ke Hope lagi, kemudian lanjut naik ke lantai atas.

Terpopuler

Comments

Taryumi 2003

Taryumi 2003

sabar hope .. pelan pelan ... darrel juga lagi berusaha menata hati..

2025-01-15

0

Leva Nayla

Leva Nayla

pintaar

2024-12-15

0

Soraya

Soraya

klo Ayahnya Darrel yg menjodohkan knp diem aja istri dan anak-anak nya menghina Hope

2024-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 End
88 i'm sorry i love you
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 End
88
i'm sorry i love you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!