Chapter 4

Pagi harinya ketika Hope membuka mata, ia merasakan seluruh tubuh badannya remuk. Rasa sakit akibat pergulatan semalam dengan suaminya nanti terasa pagi ini. Terutama di sela pahanya. Rasanya ngilu. Ngilu bukan main.

Hope merenggangkan tangan sembari menguap lebar. Ketika memiringkan kepala, ia melihat Darrel berbaring di sebelahnya. Lelaki itu masih ketiduran.

Dia tetap tidur di sini? Aku pikir semalam dia sudah pindah.

Gumam Hope dalam hati. Ia terus mengamati suaminya sambil sesekali tersenyum tipis. Semua wanita pasti iri padanya kalau mengetahui dirinya memiliki suami yang tampan sekali. Namun senyuman tersebut perlahan memudar dari wajah Hope.

Kenyataan bahwa Darrel tidak mencintainya membuatnya merasa sedih. Sudah dua tahun lebih mereka menikah, dan sikap Darrel padanya selalu dingin. Hope hanya bisa tersenyum pahit. Tapi dia juga sosok wanita yang cukup tahu diri.

Walau dirinya beruntung menjadi istri Darrel, dunia mereka berbeda. Itu kenyataannya. Hope tidak berani berpikir serakah. Hidupnya sekarang jauh lebih baik dibanding dulu. Jadi dia harus bersyukur.

"Ma ... Mas sudah bangun?" ucap Hope malu-malu. Ia baru sadar Darrel sedang menatapnya. Entah sejak kapan laki-laki itu membuka mata. Hope meremas kuat selimut yang menutup sampai dibagian dadanya sembari menggigit bibirnya lirih.

Darrel memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing, lalu teringat kegiatan panas mereka semalam. Lelaki itu memaki kesal dalam hati lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Auratnya langsung keliatan karena dirinya tak memakai sehelai benang pun di dalam selimut. Hope cepat-cepat memalingkan wajah dari suaminya. Dia malu. Berbeda dengan Darrel yang bersikap biasa saja.

Pandangan lelaki itu turun ke noda merah di atas spray putih.

Darah perawan Hope.

Akhirnya setelah dua tahun bertahan tidak menyentuh wanita itu, pertahanannya runtuh dalam semalam. Gara-gara obat perangsang sialan itu.

Hope yang menyadari suaminya terus memandang ke noda merah itu, cepat-cepat bangkit dari tempat tidur bersama selimut yang dia pakai untuk menutupi tubuh polosnya. Darrel memiringkan kepala menatapnya. Raut wajah lelaki itu datar, terkesan kaku. Tak ada ekspresi sedikitpun.

"S ... spray-nya kotor mas. Aku akan mencucinya." ujar Hope. Tak ada balasan apapun dari suaminya. Laki-laki itu lalu berdiri, tanpa suara.

Hope sudah terbiasa dengan sikap cuek pria itu. Ketika ia mau mengeluarkan spray dari tempat tidur, Darrel menghentikannya.

"Istirahat saja hari ini. Jangan keluar kamar. Aku akan menyuruh pelayan mengantarkan makanan untukmu." kata Darrel mendominasi. Meski sikapnya sangat dingin pada Hope, dia tahu wanita itu pasti kelelahan akibat melayani nafsunya semalam.

"Tapi mas ... Mama dan yang lain,"

"Turuti saja perintahku. Aku suamimu." potong Darrel. Hope terdiam. Ia melihat lelaki itu berjalan ke arah lemari. Ia cepat-cepat mengikutinya.

"Mas mau siap-siap kerja? Aku akan siapkan pakaian kerjamu." kata Hope.

"Tidak perlu. Aku akan mengurus diriku sendiri hari ini, kau istirahat saja."

"Tapi ..."

"Sudah kubilang jangan membantahku Hope," Darrel melemparkan tatapan tajam ke isterinya.

Mau tak mau Hope menunduk dan patuh. Ia kembali naik ke kasur. Sesekali melirik Darrel yang masih memilah-milah baju. Dia cepat-cepat membuang muka saat suaminya membalikan badan.

Karena pria itu tak mengenakan apapun, jadi benda besar yang mengacung di sela pahanya terlihat sangat jelas. Panjang dan berurat. Hope menutup matanya kuat-kuat. Dia malu sekali. Apalagi benda keras tersebut sudah berhasil merobek-robek daerah intinya. Sungguh semalam adalah pengalaman yang tidak akan pernah Hope lupakan.

Sesaat kemudian ia mendengar bunyi pintu kamar mandi di tutup. Suaminya sudah masuk ke sana. Hope pun bernapas lega.

...®®®®®...

Di meja makan,

"Loh, Hope kemana? Aku pengen suruh dia buatin sop kacang merah."

Aurel berseru kuat karena tidak melihat Hope. Hanya kakak sulungnya yang muncul di meja makan. Biasanya juga turun bersama istrinya, tapi hari ini tidak. Tumben sekali.

Darrel melemparkan tatapan tidak sukanya ke adik perempuannya. Namun lelaki itu tetap duduk dengan tenang di sebelah Rey, adik laki-lakinya. Putra kedua di kediaman megah ini.

"Kakak, di mana perempuan itu? Dia malas-malasan lagi? Betul-betul tidak sadar diri kalau dulu dia hanya anak sopir." celetuk Aurel lagi sengaja merendahkan Hope.

"Anak sopir yang kau bilang itu adalah istriku." kata Darrel. Pandangannya lurus ke Aurel. Sudah terlalu lama dia cuek dan membiarkan Aurel bertingkah semena-mena pada isterinya.

"Dengar, mulai sekarang aku melarangmu memperlakukan istriku seperti pembantu. Kalau aku melihatmu berani menyuruh-nyuruhnya lagi, lihat saja bagaimana aku mendisplinkan dirimu."

Darrel melanjutkan dengan sikap tegas yang tak terbantahkan. Sanggup membuat perhatian semua orang yang sedang duduk di meja makan terfokus padanya. Termasuk tuan Wezumo, papa mereka. Penguasa dalam mansion besar ini. Laki-laki paruh baya yang jarang bicara, namun sekalinya bicara, tak ada satupun di antara keluarganya yang dapat membantah.

"Yoo ... Ada yang mulai terang-terangan belain istrinya nih." Rey angkat bicara. Ia memandang ke Darrel sebentar, lalu melirik Aurel.

"Sudah kubilang kan, Darrel itu diam tapi mengamati gerak-gerikmu. Jangan ganggu miliknya." ujar Rey lalu tertawa. Aurel menatap kakak keduanya kesal, kemudian menatap Darrel lagi.

"Kak Darrel kok jadi suka belain dia sih sekarang? Bukannya kakak nggak suka ya? Waktu nikah juga kan karena terpaksa ngikutin kemauan papa." Aurel jadi tidak senang karena kakaknya lebih peduli pada anak sopir itu daripada adiknya sendiri.

Darrel diam saja. Sikapnya kaku seperti biasa. Tak menghiraukan perkataan Aurel lagi.

"Papa juga, kenapa pake nikahin kak Darrel sama perempuan bodoh itu sih? Udah jelas kak Darrel nggak suka dia." kali ini gadis itu protes ke papanya.

"Diam kamu. Jangan ajari papa." sentak tuan Wezumo.

"Aurel, diam. Jangan banyak protes." Susi, mamanya menegur dia.

Lalu mereka melihat Darrel berdiri dari meja makan tanpa menyentuh makanannya sama sekali.

"Darrel sayang, kamu kok nggak sarapan lagi?" Susi memandangi putra sulungnya.

"Selera makanku sudah hilang." kata Darrel kemudian berbalik pergi.

"Ih, semua gara-gara si bodoh Hope."

Darrel berbalik lagi menatap Aurel. Ia mendengar makian gadis itu. Tatapannya setajam pisau hingga Aurel tertunduk.

"Istriku sedang tidak enak badan. Aku menyuruhnya istirahat satu hari ini, kalau sampai aku dengar kau mengganggunya lagi, kau akan tahu bagaimana kejamnya aku." kata Darrel dengan suara rendahnya yang khas lalu lanjut pergi.

Aurel membanting kakinya di meja. Dia kesal bukan main.

"Kamu sih, jangan suka pancing-pancing iblis di rumah ini." kata Rey lagi-lagi menertawakan Aurel. 

"Sudah-sudah, makan saja." timpal Susi.

Aurel yang masih merasa tidak terima, membanting kuat kakinya di lantai.

Terpopuler

Comments

Taryumi 2003

Taryumi 2003

lebih enak dipanggil Abang deh, drpd kakak.. kayak dii awal bab..

2025-01-15

0

Masitoh Itoh

Masitoh Itoh

sabar hope sebentar lagi darel pasti jatuh cinta sama kamu

2025-01-11

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

papanya kok gk belain padahal dia yg jodohin,,

2025-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87 End
88 i'm sorry i love you
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87 End
88
i'm sorry i love you

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!