DB DUA BELAS

"Eeeeh, pengantin baru..." Ibu ibu yang belanja sayur segera menoleh ke arah di mana Tyas baru saja tiba dengan senyumannya.

Tyas masih harus mengadakan tahlilan yasinan yang ke dua hari makanya dia datang pagi pagi untuk belanja bahannya.

Tyas juga akhirnya terpaksa memakai uang yang Rayyan berikan. Nafkah pertama dari Rayyan yang semalam tidur di kamarnya sendirian karena Tyas terpaksa harus tidur di kamar Dimas saking takutnya pada pemuda itu.

Konyol memang, tapi Tyas belum ingin bersentuhan dengan Rayyan. Orang yang sampai detik ini masih asing baginya.

"Gimana malam pertamanya, Yas?" Satu ibu ibu cengengesan bertanya, Tyas hanya membalasnya dengan tersenyum kecil.

Satu ibu lagi menimpalinya. "Suaminya ganteng, pasti Tyas nggak mau udahan."

Semua orang tertawa, kecuali satu ibu ibu yang di ujung. Dia ibunya Laras yang masih sepupu dari Bapaknya Tyas.

Justru Wanita bernama Gendhis itu menarik sudut bibirnya ke atas. "Heleh, percuma suami ganteng kalo pengangguran!"

Tyas diam saja, dia memang tak pernah mau meladeni omongan orang. Apa lagi Gendhis yang tiada hari tanpa mencemoohnya.

"Emangnya suami ganteng kamu itu beneran nganggur tah, Yas?!" tanya ibu di sisi Tyas.

Tyas bingung harus menjawab dengan kata apa, dia sendiri belum cukup mengenal Rayyan jujur saja. Karena sebenarnya masih banyak yang perlu Tyas tanyakan pada suaminya.

Salah satunya ya ini, siapa Rayyan, orang tua Rayyan, di mana tinggalnya, dan bekerja apa juga lain sebagainya. Akan tetapi Tyas tak berani menanyakan hal itu.

Pertama mereka belum lama mengenal, dan kedua Tyas sedari awal tidak terlalu tertarik dengan kehidupan Rayyan. Wong dia ini mau menikahi Rayyan karena permintaan Bapak.

Walau akhirnya, dia penasaran dengan pemuda tampan itu. Kenapa Rayyan punya uang banyak, kenapa Rayyan bermata hijau, yang sebelumnya dia kira hanya softlens.

Kenapa Rayyan berkulit putih jernih, dengan tampilan yang khas anak kota. Karena meski pakaian Rayyan lebih mirip anak urakan, tidak bisa dibohongi jika pesona Rayyan tak biasa.

"Lah, terus gimana nanti hidup kalian, Yas?"

"Ya Tyas lah yang kerja!" Gendhis terkikik karena membayangkan Tyas menafkahi dua pemuda sekaligus, suami dan adiknya setelah kepergian Ridwan.

"Ganteng si ganteng, tapi kayaknya suami Tyas hasil hubungan gelap sama majikannya di luar negeri, makanya tampangnya bule."

Mata hijau Rayyan yang membuat semua warga setuju dengan asumsi Gendhis. Sebab di Indonesia termasuk langka wajah dengan pahatan seperti suami Tyas.

"Yang ini Bude," ucap Tyas. Dia memberikan seluruh belanjaan yang sedari tadi dia pilih kepada penjualnya. "Berapa semuanya?"

Semua orang melirik penasaran, Tyas membawa beberapa lembar uang merah. Dan membayar belanjaan sebesar 700 ribu rupiah.

Kalau memang suami Tyas pengangguran, lalu uang yang Tyas pegang itu dari siapa? Sebab mereka semua tahu, Tyas ini sedang tidak bekerja.

Namun, mereka semua hanya menyimpan pertanyaan julid mereka dalam batin saja.

"Oya, Yuk!" Gendhis bicara keras sebelum Tyas pergi. Dia sengaja ingin memberikan informasi terbaru terkait anaknya. "Laras bentar lagi mau nikah loh!"

Info yang membuat para ibu ibu tersebut terkaget karena Laras baru lulus SMA. "Eh, kok mendadak? Sama siapa nikahnya?"

"Ervan lah, kalau Laras seleranya tinggi, dia cari yang sudah mapan, yang sudah bisa diajak bahagia bersama!" sombong Gendhis.

"Permisi, Bude!" Tyas pamit sebelum hatinya semakin sakit mendengar ibunya Laras bercerita tentang Ervan. Gendhis hanya menarik ujung bibirnya dengan sinis.

Tyas melirik ke pertigaan jalan, di mana Rayyan menunggunya dengan sebelah kaki tertekuk dan menyandarkan punggung pada tiang listrik.

Setengil itu Rayyan di mata Tyas, merokok, juga berwajah acuh seperti tak ada takutnya pada preman sekitar. Tampilan Rayyan, benar benar berbeda sekali dengan image Ervan di lingkungan ini.

Sebelum jadi gunjingan warga. Tyas segera menyatroni suaminya, matanya lalu beralih pada Ervan yang baru saja turun dari mobil hanya untuk menegurnya.

"Yas!"

Tyas melirik Rayyan yang menatapnya sedikit tajam tak seperti biasanya. Tyas ingat ketika Rayyan memukuli Wira dan temannya, Tyas takut kalau Rayyan juga melakukan hal yang sama pada Ervan saat ini.

Jadi, Tyas lebih memilih melewati Ervan tanpa menegurnya kembali. Walau dalam hatinya, Tyas ingin mengucapkan selamat atas rencana pernikahan Ervan dengan Laras.

Namun, ketakutan akan Rayyan yang mungkin bisa mencelakakan Ervan membuat Tyas hanya memendam penasarannya dalam hati.

"Mbak! Mbak Tyas!" Baru saja Rayyan ingin meraih plastik keresek yang dibawa Tyas, Dimas lebih dulu menyambarnya.

Pemuda itu antusias sekali meraih belanjaan Tyas untuk diambil alih. Senyuman Dimas membuat Tyas mengerutkan keningnya.

"Dimas..." Dimas memang tidak banyak menangis sedari kemarin, tapi melihat wajah bahagia Dimas, Tyas sedikit penasaran.

"Mbak! Cepetan pulang, Mbak!" Dimas terlihat berapi api sekali, Ervan juga masih menyimak mereka dari kejauhan.

"Kenapa?" tanya Tyas.

"Ada kiyai dari pesantren Darul Muttaqien yang mau ketemu sama, Mbak Tyas!" jawab Dimas bersemangat.

"Ngapain mereka?" Tyas memang pernah mondok di pesantren tersebut, tapi itu dulu ketika dia masih cukup kecil, dan sekarang, seingat Tyas, dia tidak lagi mengenal siapa pengurus pesantren tersebut.

Lagi pula, ada urusan apa seorang pengurus pesantren menemui Tyas? "Dimas dapet beasiswa Mbak, Dimas bisa sekolah sama mondok gratis di sana!" senang Dimas.

Tyas ternganga, dia memang sedari lama ingin memenuhi keinginan adiknya agar bisa mondok di pesantren itu. Tapi, keuangan Tyas tidak pernah cukup.

Sehingga berita ini benar- benar membuat Tyas bahagia meski mereka sedang dalam kondisi berkabung. "Kamu beneran, Dimas?"

"Beneran, Dimas sama Fakhri yang dapat, Dimas nggak sendiri, Mbak!" Dimas tak pernah melupakan senyumnya, karena itu salah satu cita- citanya selama ini.

Bisa menimba ilmu di pondok pesantren yang terkenal bagus di Jawa Tengah. Ternyata selalu ada begitu banyak hikmah dibalik naas yang menimpa mereka.

Rayyan tersenyum- senyum, ternyata bahagia itu sederhana, karena bisa melihat senyuman tulus Tyas dan Dimas saja sudah cukup menyenangkan.

Sebenarnya Rayyan yang menghubungi pesantren Darul Muttaqien untuk membawa Dimas dan Fakhri. Tyas mungkin takkan mengira jika suaminya ini masih keturunan dari pemilik pesantren tersebut.

Dimas sempat cerita jika dia ingin menjadi muridnya Kiyai Zainy. Sekarang mungkin sudah sepuh, tapi cukup terkenal di mana- mana.

Dimas lalu beralih pada Rayyan. "Mas, nanti kalo Bapak sudah tujuh hari, Mas Rayyan boleh ajak Mbak Tyas ke Jogja, Dimas mau mondok!" ujarnya.

"Beres!" Rayyan merangkul adik ipar nya, sedang Tyas sudah mendahului mereka.

Hal yang membuat Ervan kemudian berani membegal jalan Rayyan dan Dimas. "Bisa kamu kasih makan ke Tyas? Di mana tinggal mu? Jogja?" tanyanya meremehkan.

Rayyan gatal, ingin sekali meninju lelaki itu, tapi sabar, dia sudah tahu di mana Ervan mencari nafkah selama ini. "Kita lihat saja nanti," jawabnya.

Terpopuler

Comments

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

kerjanya Ervan d MCG...nah bisa lu pecat Rayy...biar kejer si Laras....

2025-02-07

0

Nazwaputri Salmani

Nazwaputri Salmani

Woy bu itu loh calon mantu mu itu anak buah daddy nya rayyan

2024-11-19

0

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Hati Ervan nanti kamu kehilangan pekerjaanmu

2025-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 DB satu
2 DB DUA
3 DB TIGA
4 DB EMPAT
5 DB LIMA
6 DB ENAM
7 DB TUJUH
8 DB DELAPAN
9 DB SEMBILAN
10 DB SEPULUH
11 DB SEBELAS
12 DB DUA BELAS
13 DB TIGA BELAS
14 DB EMPAT BELAS
15 DB LIMA BELAS
16 DB ENAM BELAS
17 DB TUJUH BELAS
18 DB DELAPAN BELAS
19 DB SEMBILAN BELAS
20 DB DUA PULUH
21 DB DUA SATU
22 DB DUA DUA
23 DB DUA TIGA
24 DB DUA EMPAT
25 DB DUA LIMA
26 DB DUA ENAM
27 DB DUA TUJUH
28 DB DUA DELAPAN
29 DB DUA SEMBILAN
30 DB TIGA PULUH
31 DB TIGA SATU
32 DB TIGA DUA
33 DB TIGA TIGA
34 DB TIGA EMPAT
35 DB TIGA LIMA
36 DB TIGA ENAM
37 DB TIGA TUJUH
38 DB TIGA DELAPAN
39 DB TIGA SEMBILAN
40 MAAFKAN PASHA
41 DB EMPAT PULUH
42 DB EMPAT SATU
43 DB EMPAT DUA
44 DB EMPAT TIGA
45 DB EMPAT EMPAT
46 DB EMPAT LIMA
47 DB EMPAT ENAM
48 DB EMPAT TUJUH
49 DB EMPAT DELAPAN
50 DB EMPAT SEMBILAN
51 DB LIMA PULUH
52 DB LIMA SATU
53 DB LIMA DUA
54 My baby my enemy__1
55 My baby my enemy__2
56 My baby my enemy__3
57 My baby my enemy__4
58 My baby my enemy__5
59 My baby my enemy__6
60 AUL HALWA__1
61 Aul Halwa__2
62 AUL HALWA__3
63 AUL HALWA__4
64 AUL HALWA_5
65 AUL HALWA__6
66 AUL HALWA__7
67 GUNTUR_1
68 GUNTUR__2
69 Season 3 [Life must go on]
70 Season 3 [Langit Anggoro]
71 Season 3 [Kuliah ke London]
72 Season 3 [Random]
73 Season 3 [London]
74 Season 3 [Rumah Om]
75 Season 3 [Almira]
76 Season 3 [Backstreet]
77 Season 3 [Rachel ingin pulang]
78 Season 3 [Kepantasan]
79 Season 3 [Dinner with Uci]
80 Season 3 [Ael bisa!]
81 Season 3 [Helikopter]
82 Season 3 [Sudahi saja]
83 BONUS CHAPTER
84 BACA YAA
85 BONUS CHAPTER
86 BONUS CHAPTER LAGI
87 BONUS CHAPTER LAGI
88 BONUS CHAPTER LAGI
89 BONUS CHAPTER LAGI
90 BONUS CHAPTER LAGI
91 BONUS CHAPTER LAGI
92 BONUS CHAPTER LAGI
Episodes

Updated 92 Episodes

1
DB satu
2
DB DUA
3
DB TIGA
4
DB EMPAT
5
DB LIMA
6
DB ENAM
7
DB TUJUH
8
DB DELAPAN
9
DB SEMBILAN
10
DB SEPULUH
11
DB SEBELAS
12
DB DUA BELAS
13
DB TIGA BELAS
14
DB EMPAT BELAS
15
DB LIMA BELAS
16
DB ENAM BELAS
17
DB TUJUH BELAS
18
DB DELAPAN BELAS
19
DB SEMBILAN BELAS
20
DB DUA PULUH
21
DB DUA SATU
22
DB DUA DUA
23
DB DUA TIGA
24
DB DUA EMPAT
25
DB DUA LIMA
26
DB DUA ENAM
27
DB DUA TUJUH
28
DB DUA DELAPAN
29
DB DUA SEMBILAN
30
DB TIGA PULUH
31
DB TIGA SATU
32
DB TIGA DUA
33
DB TIGA TIGA
34
DB TIGA EMPAT
35
DB TIGA LIMA
36
DB TIGA ENAM
37
DB TIGA TUJUH
38
DB TIGA DELAPAN
39
DB TIGA SEMBILAN
40
MAAFKAN PASHA
41
DB EMPAT PULUH
42
DB EMPAT SATU
43
DB EMPAT DUA
44
DB EMPAT TIGA
45
DB EMPAT EMPAT
46
DB EMPAT LIMA
47
DB EMPAT ENAM
48
DB EMPAT TUJUH
49
DB EMPAT DELAPAN
50
DB EMPAT SEMBILAN
51
DB LIMA PULUH
52
DB LIMA SATU
53
DB LIMA DUA
54
My baby my enemy__1
55
My baby my enemy__2
56
My baby my enemy__3
57
My baby my enemy__4
58
My baby my enemy__5
59
My baby my enemy__6
60
AUL HALWA__1
61
Aul Halwa__2
62
AUL HALWA__3
63
AUL HALWA__4
64
AUL HALWA_5
65
AUL HALWA__6
66
AUL HALWA__7
67
GUNTUR_1
68
GUNTUR__2
69
Season 3 [Life must go on]
70
Season 3 [Langit Anggoro]
71
Season 3 [Kuliah ke London]
72
Season 3 [Random]
73
Season 3 [London]
74
Season 3 [Rumah Om]
75
Season 3 [Almira]
76
Season 3 [Backstreet]
77
Season 3 [Rachel ingin pulang]
78
Season 3 [Kepantasan]
79
Season 3 [Dinner with Uci]
80
Season 3 [Ael bisa!]
81
Season 3 [Helikopter]
82
Season 3 [Sudahi saja]
83
BONUS CHAPTER
84
BACA YAA
85
BONUS CHAPTER
86
BONUS CHAPTER LAGI
87
BONUS CHAPTER LAGI
88
BONUS CHAPTER LAGI
89
BONUS CHAPTER LAGI
90
BONUS CHAPTER LAGI
91
BONUS CHAPTER LAGI
92
BONUS CHAPTER LAGI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!