Bab 9 - Insecure

Alana menundukkan kepalanya sambil mendengarkan ceramah pancang lebar sang daddy yang sejak tadi tidak berhenti mengoceh layaknya perempuan. Gadis itu sesekali menghela napas panjang agar tidak kehilangan oksigen.

Alana baru mendongak ketika tidak mendengar suara daddynya lagi. "Sudah Dad?" tanyanya.

"Sudah, sekarang tugas kamu untuk mengulangi semua yang daddy katakan."

"Alana sudah mengerti, jadi nggak perlu diulangi lagi. Alana ... Baiklah." Pasrahnya kala melihat tatapan sang daddy yang mulai menajam.

"Harusnya jadi anak gadis jangan terlalu bebas di luar sana, apa lagi bergaul dengan banyak lelaki." Alana menirukan cara bicara Daddynya.

"Bukan mengulangi seperti itu Sayang." Dito menyentuh dadanya, lama-lama ia akan jantungan jika terus berbicara dengan putri satu-satunya yang sangat nakal melebihi anak lelaki.

"Iya, Alana nggak bakal keluyuran lagi. Alana nggak akan buat ulah di sekolah. Tapi Daddy harus janji jangan sita motor aku dan nggak larang-larang aku masuk geng-genggang."

"Pulang sebelum jam dua belas malam, nilai berada di atas rata-rata?" Dito mengulurkan tangannya sebagai perjanjian.

Dengan sigap Alana meraih uluran tangan sang daddy dan tersenyum lebar. "Deal, nilai mah gampang, kan ada kak Kara. Alana akan usahakan pulang sebelum jam dua belas malam."

"Jaga harga diri."

"Sudah pasti Daddy ku sayang. Kalau begitu Alana ke kelas dulu ya." Alana mengecup pipi daddynya sebelum meninggalkan parkiran sekolah. Bertepatan dengan itu, Angkara pun keluar dari mobil papanya.

"Kak Angkasa!" sapanya tanpa dosa, padahal baru saja membawa Angkara dalam masalah. "Dicuekin." Ia mengedikkan bahunya acuh melihat Angkara berlalu tanpa balas menyapa.

Ia bersiul sambil berjalan menuju kelasnya. Beberapa siswa yang ia lewati setengah mencibir. Mungkin menduga bahwa ucapan Alana di kantin benar adanya.

"Apa lo liat-liat orang suci?" gertak Alana.

"Dih."

"Dah, dih, dah dih. Nyanyi lo sana!"

....

Saat jam pulang sekolah tiba, Angkara tidak mampir ke mana pun, bahkan untuk meladeni Alana pun tidak. Ia mencium punggung tangan mamanya setelah sampai di rumah.

"Ganti baju dan makan dulu," ujar Salsa.

"Papa sudah pulang?" tanya Angkara.

"Papa ada di ruang kerjanya, temui setelah makan."

Angkara pun mengangguk, segera mengganti bajunya dan makan bersama sang mama yang kebetulan belum makan siang. Sesekali lelaki bermata gelap itu melirik wanita cantik di hadapannya.

"Bicara saja Ma, Kara nggak akan tersinggung," ucapnya menyadari tatapan sang mama.

"Mama dengar kamu ada masalah di sekolah. Tentang kamu yang menghamili Alana dan kamu tidur dengan Alana semalam, apa itu benar Nak?"

"Benar Ma."

"Kalian pacaran? Apa nggak sebaiknya kalian menikah saja untuk .... Kenapa berdiri?"

"Kara kenyang Ma. Mau ke ruangan papa dulu untuk klarifikasi."

Angkara segera meninggalkan mamanya di meja makan. Ia selalu cemas jika membicarakan sebuah hubungan serius dengan seorang perempuan dan tadi mamanya mulai menjurus ke sana.

Lelaki itu membuka pintu ruangan papanya setelah mengetuk beberapa kali. Duduk di samping sang papa kala mendapatkan kode.

"Mau membahas masalah di sekolah, atau ada hal lain?"

"Jangan beritahu mama apapun tentang Philophobia Kara Pa. Kara nggak mau pikiran mama terganggu," pintanya.

"Ada imbalannya?" Azka tersenyum.

"Apa yang papa inginkan?"

"Obati Philophobia kamu. Rasa takut akan semakin menjadi-jadi jika terus menghindarinya. Bagaimana jika kamu berusaha mendekat sembari menghapus rasa takut itu?"

"Kara nggak mampu Pa. Kara sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi rasa cemas itu seakan ingin membunuh Kara secara perlahan." Angkara menundukkan kepalanya.

Mungkin di mata orang lain, ia adalah lelaki yang hampir mendekati sempurna, tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Ia memiliki banyak kekurangan dan mempunyai kelainan yang menurutnya sangat memalukan.

"Mau terapi ke dokter atau mendekatkan diri?"

"Kara bisa hidup seperti ini Pa. Tugas Kara hanya menghindari orang-orang yang bisa membuat Kara jatuh cinta." Angkara tersenyum, terlebih kala melihat sorot mata papanya meredup.

Dalam keluarga, Angkara adalah anak yang sangat beruntung di sayangi oleh orang tuanya.

"Bagaimana dengan menikah? Papa akan mencarikan gadis yang mau menerima kamu apa adanya."

"Nggak ada yang mau sama Kara saat mengetahui semuanya Pa. Siapa yang ingin menghabiskan waktu seumur hidup dengan pria yang takut untuk jatuh cinta?"

"Angkara Afrizal Wijaya, apa kamu tahu apa yang papa nggak sukai?"

"Insecure."

"Maka putra papa satu-satunya nggak boleh melakukan itu. Kamu memiliki segalanya Nak. Perlu papa tekankan, Philophobia bukan sebuah aib. Hal itu bisa sembuh jika kamu berusaha. Papa pernah lebih parah dari apa yang kamu alami. Papa sendirian waktu itu hingga mama muncul dihidup papa dan memberikan segala bahagia."

"Kali ini Kara beruntung, ada papa yang siap mendukung Kara di setiap langkah yang membuatmu bingung." Azka menepuk pundak putranya pelan.

Tak akan Azka biarkan putranya mengalami hal yang pernah dia alami di masa lalu. Di mana berjuang seorang diri tanpa dukungan orang tua demi bertahan agar tidak gila.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa kah keturunan ya..papanya juga sama..🤔🤔

2024-03-23

2

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

apa penyebab kara mengalami trauma itu

2024-02-06

1

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus

2024-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Dasar bocah!
2 Bab 2 ~ Nama aku Angkara!
3 Bab 3 ~ Kak Angkara milik gue!"
4 Bab 4 ~ Jauhin aku!
5 Bab 5 ~ Mau jadi pacarku?
6 Bab 6 ~ Target salah sasaran
7 Bab 7 ~ Sekarang kita pacaran!
8 Bab 8 ~ Philophobia
9 Bab 9 - Insecure
10 Bab 10 - Mengemis Cinta
11 Bab 11 - Mr.K
12 Bab 12 ~ Menikah?
13 Bab 13 ~ Kenapa harus Alana, Pa?
14 Bab 14 - Mengundurkan diri jadi ketua geng motor?
15 Bab 15 - Mundur dari perjodohan
16 Bab 16 - Putri Daddy adalah yang terbaik.
17 Bab 17 - Ini semua karena kalian!
18 Bab 18 - Kamu ingin dibenci?
19 Bab 19 - Nyi Roro Kidul
20 Bab 20 - Aku kira Alana cewek baik-baik.
21 Bab 21 - Vano membenci Daddy!
22 Bab 22 - Maaf, ini salahku
23 Bab 23 - Cinta dan Benci
24 Bab 24 ~ Razia Tas
25 Bab 25 ~ Pindah sekolah
26 Bab 26 ~ Jatuh cinta wajar atau menakutkan?
27 Bab 27 ~ Berhenti membuat masalah di sekolah!
28 Bab 28 ~ Kara sakit apa tante?
29 Bab 29 ~ Terjebak dalam permainan
30 Bab 30 ~ Lalu kenapa Mama dan papa nggak bisa menyelesaikannya?
31 Bab 31 ~ Jadi lo lebih memilih Kara daripada Avegas?
32 Bab 32~ Lo harus ingat, musuh abadi All Star adalah Avegas!
33 Bab 33 ~ Bukan milik Alana
34 Bab 34 ~ Keputusan gue bersikap mutlak!
35 Bab 35 ~ Ingin seperti mereka
36 Bab 36 ~ Jangan dekati putriku!
37 Bab 37 ~ Anda puas Pak Dito?
38 Bab 38 ~ Gagal mendidik
39 Bab 39 ~ Kenapa kau datang lagi?
40 Bab 40 ~ Harusnya Alana jatuh cinta sama gue
41 Bab 41~ Daddy mu ada di sini Nak
42 Bab 42 ~ Aku nggak mau pulang
43 Bab 43 ~ Aku bukan milikmu
44 Bab 44 ~ Jangan tinggalkan daddy ya?
45 Bab 45 ~ Jangan temui putriku!
46 Bab 46 ~ Kamu bisa saja membunuhku.
47 Bab 47 ~ Gue memang nggak pernah setuju lo menikah Al!
48 Bab 48 ~ Dia adalah putri daddy!
49 Bab 49 ~ Terimalah kenyataan
50 Bab 50 ~ Aku egois Kak
51 Bab 51 ~ Aku takut menyakitimu Al
52 Bqb 52 ~ Bukan Vano
53 Bab 53 ~ Bangun!
54 Bab 54 ~ Pendarahan otak
55 Bab 55 ~ Jasmine
56 Bab 56 ~ Kita suami istri, tapi bukan pasangan
57 Bab 57 ~ Mencari perhatian
58 Bab 58 ~ Dia akan pergi karena cintamu
59 Bab 59 ~ Jadi kamu orangnya?
60 Bab 60 ~ Cuma titanium
61 Bab 61~ Memutuskan untuk jatuh cinta.
62 Bab 62 ~ Sikap yang berbeda
63 Bab 63 ~ Bukan Upik Abu
64 Bab 64 ~ Pulang Nak, daddy menunggumu.
65 Bab 65 ~ Memangnya gue punya berapa daddy?
66 Bab 66 ~ Keburukan Alana
67 Bab 67 ~ Manis Sekali
68 Bab 68 ~ Alana Arshila
69 Bab 69 ~ Muntah Darah
70 Bab 70 ~ Menangislah!
71 Bab 71 ~ Berhenti menoleh ke belakang dan melukai seseorang
72 Bab 72 ~ Aku takut tapi senang
73 Bab 73 ~ Mulai Menjauh
74 Bab 74 ~ Pelakor
75 Bab 75 ~ Malam Pertama
76 Bab 76 ~ Dasar penggoda
77 Bab 77 ~ Serangan jatuh cinta
78 Bab 78 ~ Antek-antek Alana
79 Bab 79 ~ Kenapa kamu sangat membenciku?
80 Bab 80 ~ Lana milik Kara
81 Bab 81 ~ Di antara Aron dan Dito
82 Bab 82 ~ Daddy Gue
83 Bab 83 ~ Hak untuk memilih
84 Bab 84 ~ Rencana Penyerangan
85 Bab 85 ~ Hanya masalah kecil
86 Bab 86 ~ Sarapan manis
87 Bab 87 ~ Keyakinan yang berbeda
88 Bab 88 ~ Pelukan Terakhir
89 Bab 89 ~ Adzan Berkumandang
90 Bab 90 ~ Keras Kepala
91 Bab 91 ~ Bukannya lo memang mau dia pergi dari hidup lo?
92 Bab 92 ~ Meminta maaf atau memberikan maaf
93 Bab 93 ~ Daddy kita
94 Bab 94 ~ Demi kebahagiaan Istriku
95 Bab 95 ~ Setiap perbuatan jahat ada alasan di baliknya
96 Bab 96 ~ Merawat Daddy
97 Bab 97 ~ Putri Daddy
98 Bab 98 ~ Alana lebih berhak
99 Bab 99 ~ Alana dan Devano
100 Bab 100 ~ Lo milik gue!
101 Bab 101 ~ Hari Bahagia
102 Bab 102 ~ Kebahagiaan dan kesedihan
103 Novel Baru ~ Istri Amnesia Ustaz Azzam
104 Bab 103 ~ Tespek garis dua
105 Bab 104 ~ Pasangan Bucin
106 Promosi novel
107 Bab 105 ~ Persiapan acara tahunan
108 Bab 106 ~ Ending
109 Istri untuk Suamiku
110 Novel Baru
111 Pesona Tukang Parkir
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1 ~ Dasar bocah!
2
Bab 2 ~ Nama aku Angkara!
3
Bab 3 ~ Kak Angkara milik gue!"
4
Bab 4 ~ Jauhin aku!
5
Bab 5 ~ Mau jadi pacarku?
6
Bab 6 ~ Target salah sasaran
7
Bab 7 ~ Sekarang kita pacaran!
8
Bab 8 ~ Philophobia
9
Bab 9 - Insecure
10
Bab 10 - Mengemis Cinta
11
Bab 11 - Mr.K
12
Bab 12 ~ Menikah?
13
Bab 13 ~ Kenapa harus Alana, Pa?
14
Bab 14 - Mengundurkan diri jadi ketua geng motor?
15
Bab 15 - Mundur dari perjodohan
16
Bab 16 - Putri Daddy adalah yang terbaik.
17
Bab 17 - Ini semua karena kalian!
18
Bab 18 - Kamu ingin dibenci?
19
Bab 19 - Nyi Roro Kidul
20
Bab 20 - Aku kira Alana cewek baik-baik.
21
Bab 21 - Vano membenci Daddy!
22
Bab 22 - Maaf, ini salahku
23
Bab 23 - Cinta dan Benci
24
Bab 24 ~ Razia Tas
25
Bab 25 ~ Pindah sekolah
26
Bab 26 ~ Jatuh cinta wajar atau menakutkan?
27
Bab 27 ~ Berhenti membuat masalah di sekolah!
28
Bab 28 ~ Kara sakit apa tante?
29
Bab 29 ~ Terjebak dalam permainan
30
Bab 30 ~ Lalu kenapa Mama dan papa nggak bisa menyelesaikannya?
31
Bab 31 ~ Jadi lo lebih memilih Kara daripada Avegas?
32
Bab 32~ Lo harus ingat, musuh abadi All Star adalah Avegas!
33
Bab 33 ~ Bukan milik Alana
34
Bab 34 ~ Keputusan gue bersikap mutlak!
35
Bab 35 ~ Ingin seperti mereka
36
Bab 36 ~ Jangan dekati putriku!
37
Bab 37 ~ Anda puas Pak Dito?
38
Bab 38 ~ Gagal mendidik
39
Bab 39 ~ Kenapa kau datang lagi?
40
Bab 40 ~ Harusnya Alana jatuh cinta sama gue
41
Bab 41~ Daddy mu ada di sini Nak
42
Bab 42 ~ Aku nggak mau pulang
43
Bab 43 ~ Aku bukan milikmu
44
Bab 44 ~ Jangan tinggalkan daddy ya?
45
Bab 45 ~ Jangan temui putriku!
46
Bab 46 ~ Kamu bisa saja membunuhku.
47
Bab 47 ~ Gue memang nggak pernah setuju lo menikah Al!
48
Bab 48 ~ Dia adalah putri daddy!
49
Bab 49 ~ Terimalah kenyataan
50
Bab 50 ~ Aku egois Kak
51
Bab 51 ~ Aku takut menyakitimu Al
52
Bqb 52 ~ Bukan Vano
53
Bab 53 ~ Bangun!
54
Bab 54 ~ Pendarahan otak
55
Bab 55 ~ Jasmine
56
Bab 56 ~ Kita suami istri, tapi bukan pasangan
57
Bab 57 ~ Mencari perhatian
58
Bab 58 ~ Dia akan pergi karena cintamu
59
Bab 59 ~ Jadi kamu orangnya?
60
Bab 60 ~ Cuma titanium
61
Bab 61~ Memutuskan untuk jatuh cinta.
62
Bab 62 ~ Sikap yang berbeda
63
Bab 63 ~ Bukan Upik Abu
64
Bab 64 ~ Pulang Nak, daddy menunggumu.
65
Bab 65 ~ Memangnya gue punya berapa daddy?
66
Bab 66 ~ Keburukan Alana
67
Bab 67 ~ Manis Sekali
68
Bab 68 ~ Alana Arshila
69
Bab 69 ~ Muntah Darah
70
Bab 70 ~ Menangislah!
71
Bab 71 ~ Berhenti menoleh ke belakang dan melukai seseorang
72
Bab 72 ~ Aku takut tapi senang
73
Bab 73 ~ Mulai Menjauh
74
Bab 74 ~ Pelakor
75
Bab 75 ~ Malam Pertama
76
Bab 76 ~ Dasar penggoda
77
Bab 77 ~ Serangan jatuh cinta
78
Bab 78 ~ Antek-antek Alana
79
Bab 79 ~ Kenapa kamu sangat membenciku?
80
Bab 80 ~ Lana milik Kara
81
Bab 81 ~ Di antara Aron dan Dito
82
Bab 82 ~ Daddy Gue
83
Bab 83 ~ Hak untuk memilih
84
Bab 84 ~ Rencana Penyerangan
85
Bab 85 ~ Hanya masalah kecil
86
Bab 86 ~ Sarapan manis
87
Bab 87 ~ Keyakinan yang berbeda
88
Bab 88 ~ Pelukan Terakhir
89
Bab 89 ~ Adzan Berkumandang
90
Bab 90 ~ Keras Kepala
91
Bab 91 ~ Bukannya lo memang mau dia pergi dari hidup lo?
92
Bab 92 ~ Meminta maaf atau memberikan maaf
93
Bab 93 ~ Daddy kita
94
Bab 94 ~ Demi kebahagiaan Istriku
95
Bab 95 ~ Setiap perbuatan jahat ada alasan di baliknya
96
Bab 96 ~ Merawat Daddy
97
Bab 97 ~ Putri Daddy
98
Bab 98 ~ Alana lebih berhak
99
Bab 99 ~ Alana dan Devano
100
Bab 100 ~ Lo milik gue!
101
Bab 101 ~ Hari Bahagia
102
Bab 102 ~ Kebahagiaan dan kesedihan
103
Novel Baru ~ Istri Amnesia Ustaz Azzam
104
Bab 103 ~ Tespek garis dua
105
Bab 104 ~ Pasangan Bucin
106
Promosi novel
107
Bab 105 ~ Persiapan acara tahunan
108
Bab 106 ~ Ending
109
Istri untuk Suamiku
110
Novel Baru
111
Pesona Tukang Parkir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!