Hari sudah semakin larut, tepat di tengah malam ini Daiva mengajak Cyra pergi ke suatu tempat setelah ia menemani sang sugar daddy di club sebelum ini. Daiva sengaja melakukan ini, karena ia yakin kalau Cyra pasti sangat suka dengan tempat yang akan mereka tuju saat ini.
Mereka tiba di tempat tersebut dengan taksi yang mereka tumpangi, setelahnya Daiva pun mengajak Cyra turun dari taksi itu dan segera menuju ke dalam tempat yang telah ia rencanakan. Daiva terlihat menyunggingkan senyumnya, sehingga Cyra tampak bingung dan terus melirik ke sekitarnya dengan heran.
"Kak, ini kita dimana sih? Kenapa kakak bawa aku ke tempat kayak gini?" Cyra bertanya-tanya pada kakaknya itu.
Daiva tersenyum santai dan merangkul pundak sang adik, ia mengusapnya dengan lembut seraya menenangkan gadis itu agar tidak terlalu cemas. Pasalnya, sebentar lagi mereka akan tiba di sebuah tempat yang menyenangkan bagi mereka.
"Kamu tadi bilang mau punya sugar daddy juga kayak aku kan?" ucap Daiva.
Cyra manggut-manggut saja sebagai jawaban, gadis itu tampak begitu sumringah menyambut perkataan Daiva.
"Nah, kalo gitu tempat yang paling pas itu disini sayang," lanjut Daiva.
Sontak Cyra mengangguk paham, ia kini tahu apa alasan Daiva membawanya ke tempat yang sangat mengherankan itu. Namun, entah kenapa Cyra memiliki firasat yang tidak enak pada tempat tersebut. Suasana di sekitar yang sunyi dan sepi, membuatnya bingung dan sedikit ketakutan tentunya.
"Gimana Cyra sayang, kamu jadi gak mau punya sugar daddy?" tanya Daiva.
"Jadi dong kak, masa enggak jadi? Aku penasaran rasanya punya sugar daddy tuh kayak gimana, bolehin aku masuk ke dalam ya kak!" jawab Cyra tanpa ragu.
"Tentu sayang, pasti boleh. Nanti di dalam sana, kamu akan aku kenalin sama seseorang yang ahli menemukan sugar daddy untuk kita. Dari dia juga tuh aku bisa ketemu om Harvey," ucap Daiva.
"Ohh, iya iya kak aku ngerti." Cyra manggut-manggut paham disertai senyum lebarnya.
Sesaat kemudian, mereka tiba di dalam sana dan terlihat lah ruangan yang ramai dan dipenuhi beberapa wanita seksi serta lelaki hidung belang. Begitu memasuki tempat itu, Cyra memiliki perasaan yang tidak enak dan ia mengira kalau semua orang disana satu tujuan dengannya.
"Kak, kok banyak banget cewek-cewek seksi ya disini? Mereka juga gak malu lagi begituan di depan yang lain," bisik Cyra.
"Sssttt, jangan diganggu! Udah kamu ikut aku aja kesana yuk!" pinta Daiva.
Tentu saja Cyra mengangguk setuju dan memilih mengikuti kemana Daiva melangkah, namun tetap saja ia tidak bisa berhenti melirik ke arah orang-orang di sekitarnya yang sangat mengganggu pikirannya. Ia berpikir di dalam hati, apakah ia akan menjadi seperti mereka jika telah memiliki sugar daddy nanti.
"Nah, itu dia orangnya. Yuk kita samperin dia!" Daiva menunjuk ke arah seorang wanita dewasa berpakaian seksi di depan sana.
Cyra pun mengarahkan pandangannya ke tempat yang ditunjuk oleh Daiva, ya gadis itu melihat jelas sosok perempuan yang dikelilingi oleh dua orang pria disana. Dari penampilannya, Cyra dapat menebak bahwa wanita disana itu merupakan sosok yang dihormati di tempat tersebut.
"Permisi mami, ada orang baru yang mau ketemu sama mami," ucap Daiva.
Saat itu juga wanita yang dipanggil mami tersebut membuka matanya, ia menatap ke arah Daiva serta Cyra disana. Tatapannya begitu tajam, namun kemudian berubah menjadi keramahan. Ia bangkit dari tempat duduknya, lalu mendekati Daiva yang merupakan anak kesayangannya.
"Ah Daiva, anak kesayangan mami. Kamu ada apa kesini sayang? Bukannya kamu udah dikontrak sama mas Harvey? Kurang ya uang dari dia, hm?" ucapnya.
"Enggak kok mi, mami tenang aja. Aku kesini itu karena ada saudara aku yang mau ketemu sama mami," ucap Daiva. "Nah ini dia orangnya, kenalin mi namanya Cyra!" lanjutnya seraya mengenalkan Cyra.
"Oalah, saya Yeyen. Kamu bisa panggil saya mami Yeyen! Saya yang berkuasa disini," ucap wanita itu seraya mengulurkan tangannya.
"Umm a-aku Cyra...."
Dengan gugup Cyra meraih telapak tangan wanita bernama Yeyen itu, lalu bersalaman dengannya. Cyra amat sangat gemetar saat bersentuhan langsung dengan wanita itu, karena jujur ia belum pernah melihat sosok perempuan yang berpenampilan seperti itu sebelumnya.
"Apa tujuan kamu datang kesini sayang?" tanya Yeyen pada Cyra dengan ramah.
Cyra terlihat sangat gugup, ia melepaskan tangannya dari sentuhan Yeyen dan malah menatap ke arah Daiva. Jujur saja, Cyra tak tahu apa yang harus ia katakan kali ini kepada Yeyen. Pasalnya, bertatapan muka dengan wanita saja sudah membuat Cyra keringat dingin saat ini.
"Ini mami, Cyra ini mau ikut gabung sama kita. Dia bilang dia itu pengen punya sugar daddy juga kayak aku," akhirnya Daiva lah yang menjawab pertanyaan itu.
"Oh begitu, kamu mau punya sugar daddy sayang?" ucap Yeyen memastikan.
"I-i-iya bu..."
"Jangan bu dong sayang! Panggil aja saya mami, seperti Daiva ini!" tegur Yeyen.
"I-i-iya, ma-maksud saya mami.."
Cyra langsung merevisi kata-katanya dan terlihat semakin gugup, namun Yeyen mendekatinya lalu merangkulnya sambil tersenyum manis. Yeyen tampak berusaha menenangkan Cyra saat ini, sebab ia yakin kalau Cyra juga bisa menjadi aset yang berharga baginya nanti.
"Okay, kamu bisa dengan mudah kok dapetin itu sayang. Mami bisa carikan sugar daddy yang sesuai keinginan kamu," ucap Yeyen.
"Beneran, mih?" tanya Cyra dengan wajah yang mulai sumringah.
"Ya bener dong sayang, mana pernah mami bohong? Tapi sebelum kamu bisa punya sugar daddy seperti Daiva, kamu harus penuhi syarat dari mami dulu!" ucap Yeyen.
"A-apa itu mih?" Cyra terlihat penasaran.
Yeyen tersenyum dan membelai seluruh wajah sampai leher sang gadis, ia hidup aroma tubuh gadis itu dengan sangat intens. Dari situlah Yeyen dapat merasakan aura kesuksesan dari tubuh Cyra, tak lama lagi hidupnya akan semakin bergelimang harta dengan adanya sosok Cyra.
"Ikut sama mami yuk, sayang!" Yeyen mengajak Cyra untuk ikut bersamanya.
"Kemana, mih?" tanya Cyra kebingungan.
"Udah Cyra, kamu ikut aja sama mami Yeyen ya! Gak perlu takut, mami pasti cuma mau bantu kamu kok!" sela Daiva.
"I-i-iya deh kak.." Cyra pun menurut dan tidak banyak bertanya lagi.
Tanpa menunggu lama, Yeyen dan Cyra pergi dari sana untuk masuk ke dalam ruangan pribadi milik wanita itu. Sedangkan Daiva ditinggal disana, ya karena Yeyen tak mau Daiva ikut campur ke dalam rencana yang sedang ia lakukan bersama Cyra saat ini.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments