13 : Jebakan Gaib

“Assalamu'alaikum?” ucap Rain sambil menerobos masuk rumah pak Asnawi yang memang hanya berupa gubuk. Gubuk tua yang suasana di sana juga terbilang gelap.

Rain bersikap seolah dirinya sedang di rumah sendiri. Karena di matanya, rumah yang ia datangi memang rumah orang tuanya.

“Tumben rumah enggak dikunci, padahal di depan juga enggak ada orang?” pikir Rain yang kemudian refleks berhenti melangkah. Saking penasarannya, Rain juga menoleh ke belakang. Apalagi sejauh ini ia mengarungi perjalanan dari lokasi syuting, semuanya terasa sangat janggal.

“Aku sudah selalu berdoa. Aku juga selalu ingat Allah. Aku selalu melakukan apa pun sesuai syariat, layaknya wanti-wanti mas Aqwa maupun uncle Helios. Namun, kenapa aku tetap tidak bisa membedakan antara kenyataan maupun halusinasi?” pikir Rain.

Tanpa Rain ketahui, dari dalam gubuk, ibu Unarti sudah tersenyum penuh kemenangan. Satu hal yang langsung ibu Unarti ingat. Bahwa dirinya harus memberi Rain air minum di gelas dan sebelumnya harus ia tetesi da.rah ayam cemani. Arahan yang juga langsung ibu Unarti lakukan.

Ibu Unarti segera mengambil ayam cemani kecil yang sebelumnya sudah disiapkan di meja sesajen. Ayam cemani yang kedua kakinya diikat tersebut langsung ibu Unarti bel.ih sendiri. Sementara untuk menuntaskan arahan pak Asnawi, ibu Unarti buru-buru meneteskan dara.h ayam cemani tersebut ke gelas berisi air minum yang sudah disiapkan.

Setelah mengaduk air bercampur da.rah ayam cemani langsung menggunakan telunjuk tangan kanannya, ibu Unarti buru-buru membawanya ke Rain. Yang ibu Unarti tahu, di mata Rain, dirinya akan terlihat layaknya mamanya Rain. Hingga ibu Unarti yang sudah tidak meragukan kesaktian sang suami, dengan sangat percaya diri menghampiri Rain.

“Mom, ... kok rumah sepi banget?” ucap Rain sambil menghampiri ibu Unarti.

Layaknya apa yang ibu Unarti yakini, Rain sungguh memperlakukannya layaknya apa yang selama ini Rain lakukan kepada sang mama. Dari Rain yang menyalami ibu Unarti dengan takzim kemudian memeluknya. Termasuk juga Rain yang langsung meminum air minum yang ibu Unarti siapkan.

“Habisin dulu,” ucap ibu Unarti ketika Rain nyaris muntah.

“Kok amis ya, Mom? Apa efek aku masih ngidam? Terus Hasna gimana, Mom? Mbak Binar bilang apa saja? Janin kami aman, kan? Hasna juga masih aman apa harus dirawat di RS?” ucap Rain sambil meringis dan berakhir mual.

“Tapi kamu harus habisin minumannya,” sergah ibu Unarti menyusul Rain yang berakhir muntah-muntah.

“Amis Mom!” ucap Rain sambil mencari-cari kamar mandi terdekat.

“Harusnya tak jauh dari ruang keluarga di lantai bawah ada kamar mandi. Tapi kok sekarang enggak ada? Ini denah rumah mendadak berubah, apa aku yang terlalu lelah?” pikir Rain sambil mengawasi suasana sekitar.

Perlahan tapi pasti, Rain menyadari jika dunianya menjadi berputar-putar. Rain merasa pusing luar biasa dan berakhir pingsan, persis seperti yang ibu Unarti maupun pak Asnawi harapkan.

Ibu Unarti tersenyum puas melihat kenyataan kini. Ia juga tak segan membagi senyum puas tanda kebahagiaannya kepada sang suami. Iya, pak Asnawi sudah sepenuhnya ibu Unarti anggap sebagai suami. Setelah apa yang terjadi, dan pak Asnawi selalu memberikan apa yang ia inginkan.

“Sekarang, kita mandikan dia dengan air kembang tujuh rupa dan sisa dara.h ayam tadi,” sergah pak Asnawi lagi-lagi mengarahkan ibu Unarti.

Tak lama kemudian, Rain yang tak sadarkan diri dan sudah kuyup, sengaja direbahkan disebelah Echa. Pak Asnawi dan ibu Unarti selalu bekerja sama dalam melakukan segala sesuatunya. Termasuk ketika mereka mengikat jari manis tangan kanan Rain dan Echa menggunakan benang merah sekaligus potongan kain mori lusuh.

Di tempat berbeda, mobil yang Hasna kemudikan melesat sangat cepat. Ibu Rere maupun Binar sampai ketakutan meski sepanjang perjalanan, tak ada kendala berarti. Namun cara Hasna mengemudi sangat bar-bar. Meski baik Binar maupun ibu Rere yang bersama Hasna, merasa jika yang sedang mengemudi itu bukan Hasna.

Sementara itu, warga desa yang sempat mengkhawatirkan Rain, juga sudah melakukan pencarian besar-besaran kepada Rain. Warga yang terdiri dari bapak-bapak dan pemuda laki-laki, membawa panci maupun wajan. Namun dua di antara mereka yang mencari secara rombongan, sengaja membawa kentongan.

“Mas ... Aa ... istighfar, Mas ... Aa. Sadar, kamu sengaja disesatkan,” ucap warga kompak sambil memuk.uli perabotan maupun kentongnya.

“Ini bekas motornya. Ngeri sih, di galengan begini saja, dia bisa lewat. Dari tadi belum kembali, tapi kok rumah Ki Asnawi enggak kelihatan-kelihatan, ya? Jangan-jangan, kita juga disesatkan?”

Warga yang melakukan pencarian besar-besaran kepada Rain, jadi bingung sendiri. Namun mereka yakin, dari mereka sudah melakukan pencarian terbilang lama. Mereka sudah melangkah sangat jauh memasuki alas keramat tempat pak Asnawi tinggal.

Akan tetapi sebenarnya, gubuk selaku tempat tinggal pak Asnawi ada di belakang mereka. Malahan kini di dalam sana, pernikahan gaib antara Rain dan Echa sungguh digelar. Tawa para kuntilanak yang menjadi saksi terdengar menggelegar. Tawa yang akhirnya terdengar oleh warga, yang detik itu juga langsung lari berhamburan.

“Kuntilanak! Kuntilanak!” teriak warga sambil tetap membawa panci dan wajan. Termasuk spatula yang mereka pakai untuk menabuh panci dan wajannya.

Di pertengahan perjalanan, mereka bertemu dengan tiga wanita. Itu merupakan rombongan Hasna. Ketika Hasna tampak sama sekali tidak merasa lelah, tidak dengan Binar dan ibu Rere yang mengikuti. Binar sampai menuntun ibu Rere yang sudah kelelahan. Karena mereka tidak mungkin berhenti membiarkan Hasna berjuang sendiri.

“Ibu dan Mbak ini mau ke mana?” tanya salah satu bapak-bapak di sana.

Berbeda dengan Hasna yang langsung melewati rombongan warga begitu saja. Tidak dengan ibu Rere dan Binar.

“Di sana ada banyak kuntilanak! Mohon jangan ke sana karena kami saja baru saja dari sana. Kami mendengar tawa kuntilanak!” yakin mereka saling menceritakan apa yang baru saja terjadi.

“Aduh ...,” ucap ibu Rere maupun Binar nyaris bersamaan. Keduanya yang sudah ngos-ngosan, menatap satu sama lain. Namun karena Hasna makin jauh, keduanya buru-buru pamit menyusul.

Binar dan ibu Rere dibuat kewalahan dalam mengejar Hasna. Keduanya beberapa kali terpeleset, tapi ibu Rere yang paling parah.

Karena ketiga wanita yang mereka jumpai justru nekat melanjutkan perjalanan, rombongan warga jadi bimbang. Mereka kasihan, khawatir, dan memang tidak tega jika rombongan Hasna dibiarkan begitu saja.

Ketika akhirnya Hasna sampai di depan gubuk pak Asnawi, sesosok kuntilanak berwajah penuh darah sekaligus belatung, mendadak muncul.

“Siapa pun yang berani mengganggu anak cucu maupun keluarga para buyutku, kalian akan menyesal. Berani-beraninya kalian mengobr.ak-abrik ketenangan keluargaku!” tegas Hasna dengan suara laki-laki dan menatap marah kuntilanak tersebut.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝓐𝓲 - 𝓢𝓱𝓲𝓽𝓮𝓻𝓾😻

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝓐𝓲 - 𝓢𝓱𝓲𝓽𝓮𝓻𝓾😻

bagus buyut
selamatin rain
jangan sampr nikah ghaib sama kuntilanak🤦🏻‍♀️

2024-04-22

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝓐𝓲 - 𝓢𝓱𝓲𝓽𝓮𝓻𝓾😻

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝓐𝓲 - 𝓢𝓱𝓲𝓽𝓮𝓻𝓾😻

bayangin nya malah ngakak
ambyar sudah hayalan horor nya 🤣😭

2024-04-22

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝓐𝓲 - 𝓢𝓱𝓲𝓽𝓮𝓻𝓾😻

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𝓐𝓲 - 𝓢𝓱𝓲𝓽𝓮𝓻𝓾😻

kenapa gak dari awal sih pra warga nolongin rain
lah ini udah kejebak kesesat beneran baru dicari
mana katanya kalau Maghrib tuh setan malah makin kuat
ya gak sih?🤔🤣

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 1. Dendam yang Tak Berkesudahan
2 2 : Firasat yang Sudah Hasna Rasakan
3 3 : Ritual Pembangkitan
4 4 : Kekuatan Yang Menghalangi Ritual
5 5 : Titisan Kuntilanak
6 6 : Semuanya Sudah Dimulai
7 7 : Echa yang Sudah Langsung Mengincar Hasna
8 8 : Teror yang Benar-Benar Dimulai!
9 9 : Pelindung Hasna
10 10 : Kamu Harus Mati!
11 11 : Tersesat
12 12 : Sengaja Dises.atkan
13 13 : Jebakan Gaib
14 14 : Pertolongan Dari Para Leluhur
15 15 : Gara-Gara Keris
16 16 : Rukiyah
17 17 : Tali Pengikat Jodoh Gaib
18 18 : Kuntilanak Bunting
19 19 : Echa yang Berusaha Membun.uh Hasna
20 20 : Kesempatan Membalaskan Dendam
21 21 : Warga yang Jadi Resah
22 22 : Ibu Unarti yang Mulai Berulah
23 23 : Korban yang Mulai Berjatuhan
24 24 : Akibat Menjalani Perjanjian Gaib
25 25 : Bayaran yang Harus Diberikan
26 26 : Kedatangan Echa
27 27 : Ingin Balas Dendam
28 28 : Beraksi
29 29 : Kedatangan Hasna Dan Bertemu Ibu Unarti
30 30 : Kemarahan Ibu Unarti Kepada Rain
31 31 : Kemunculan Echa Dan Ulah Baru Pak Asnawi
32 32 : Mencabut Keris Dari Ubun-Ubun Ibu Unarti
33 33 : Kematian Ibu Unarti
34 34 : Jenazah yang Ditolak Bumi
35 35 : Bocah Berwajah Pak Asnawi
36 36 : Jebakan Balik
37 37 : Menuju Final Dendam
38 38 : Melawan Sang Dukun
39 39 : Berharap Keajaiban
40 40 : Ternyata Hamparan Pemakaman
41 41 : Nama Untuk Anak Echa
42 Akhir Kisah
43 Novel : Menikahi Wanita Taruhan
44 Novel Rain Dan Hasna (Sudah Tamat)
45 Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua
46 Novel Anak-Anak : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
Episodes

Updated 46 Episodes

1
1. Dendam yang Tak Berkesudahan
2
2 : Firasat yang Sudah Hasna Rasakan
3
3 : Ritual Pembangkitan
4
4 : Kekuatan Yang Menghalangi Ritual
5
5 : Titisan Kuntilanak
6
6 : Semuanya Sudah Dimulai
7
7 : Echa yang Sudah Langsung Mengincar Hasna
8
8 : Teror yang Benar-Benar Dimulai!
9
9 : Pelindung Hasna
10
10 : Kamu Harus Mati!
11
11 : Tersesat
12
12 : Sengaja Dises.atkan
13
13 : Jebakan Gaib
14
14 : Pertolongan Dari Para Leluhur
15
15 : Gara-Gara Keris
16
16 : Rukiyah
17
17 : Tali Pengikat Jodoh Gaib
18
18 : Kuntilanak Bunting
19
19 : Echa yang Berusaha Membun.uh Hasna
20
20 : Kesempatan Membalaskan Dendam
21
21 : Warga yang Jadi Resah
22
22 : Ibu Unarti yang Mulai Berulah
23
23 : Korban yang Mulai Berjatuhan
24
24 : Akibat Menjalani Perjanjian Gaib
25
25 : Bayaran yang Harus Diberikan
26
26 : Kedatangan Echa
27
27 : Ingin Balas Dendam
28
28 : Beraksi
29
29 : Kedatangan Hasna Dan Bertemu Ibu Unarti
30
30 : Kemarahan Ibu Unarti Kepada Rain
31
31 : Kemunculan Echa Dan Ulah Baru Pak Asnawi
32
32 : Mencabut Keris Dari Ubun-Ubun Ibu Unarti
33
33 : Kematian Ibu Unarti
34
34 : Jenazah yang Ditolak Bumi
35
35 : Bocah Berwajah Pak Asnawi
36
36 : Jebakan Balik
37
37 : Menuju Final Dendam
38
38 : Melawan Sang Dukun
39
39 : Berharap Keajaiban
40
40 : Ternyata Hamparan Pemakaman
41
41 : Nama Untuk Anak Echa
42
Akhir Kisah
43
Novel : Menikahi Wanita Taruhan
44
Novel Rain Dan Hasna (Sudah Tamat)
45
Promo Novel : Anak Kuntilanak Dan Teror Di Hutan Tua
46
Novel Anak-Anak : Tumbal Pengantin Kebaya Merah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!