BAB 08 - Demi Nadeo dan Uang Bulanan

Gaya-gayaan pesan dua porsi, ujungnya Zeshan yang habiskan. Mana sudah telanjur pesan lagi untuk sang suami karena dia pikir tidak akan kenyang jika hanya makan semangkok. Sungguh Devanka tidak menyangka sarapan paginya akan sedrama ini.

"Makanya jangan lapar mata, kegedean naffsu sih jadinya begitu."

"Bisa berhenti bahas itu tidak? Aku tidak pernah memaksa Kakak buat habisin ya tadi," protes Devanka tak terima tatkala Zeshan masih terus membahas perkara bubur yang memang sisa setengah.

"Sayang," jawab Zeshan membuang muka, sementara itu Devanka yang mendengar jawaban Zeshan hanya bersedekap dada. "Buburnya maksudku, bukan kamu," lanjutnya lagi.

"Iya tahu," balas Devanka tak ingin kalah, dia yang memang mengerti maksud Zeshan sejak awal jelas tak terima tatkala sang suami mengira dia salah paham.

"Dasar sok ganteng, kepedean banget jadi manusia, dia pikir aku bakal salah tingkah apa gimana?"

Ucapan itu jelas saja hanya Devanka ungkapkan dalam hati, mana mungkin dia melontarkannya di hadapan Zeshan. Walau memang dia berani, tapi Devanka tidak ingin melampaui batas.

Seperti yang telah ditekankan maminya, biar bagaimanapun Zeshan adalah suami. Sebagai seorang istri jelas saja dia harus menjaga sikap, terlebih lagi istri Zeshan sebelum ini adalah wanita lemah lembut dan bebudi luhur, jangan sampai buntelannya dilempar keluar karena kurang ajar, begitu pesan sang mami beberapa hari sebelum akad nikah.

Karena itulah, walau Zeshan cukup menyebalkan dan bicaranya terkesan kasar, pagi ini Devanka berusaha menahan emosinya. Khawatir jika Zeshan turunkan di jalan andai terlalu melawan.

"Jangan dibiasakan menyisakan makanan ... karena apa? Ada keberkahan di setiap makanan yang kita makan, tapi kita tidak mengetahui dimana letak keberkahan itu berada."

Devanka terdiam, sejenak memahami ucapan Zeshan yang begitu familiar di telinganya. "Ada hadits-nya, kamu cari tahu sendiri, aku takut salah," lanjut Zeshan lagi.

Tanpa menjawab, Devanka hanya mengangguk pelan dan kembali memalingkan wajah ke arah lain. Tidak ingin terlalu lama memandangi Zeshan yang hanya membuat hati Devanka semakin merindu.

"Satu lagi, di luar sana_"

"Ada sekian banyak orang yang tersiksa karena kelaparan ... jangan pernah menyia-nyiakan rezeki karena Tuhan benci orang-orang yang tidak bersyukur."

Bukan Zeshan yang melanjutkan, tapi Devanka sendiri dengan kalimat yang sama persis. Sampai-sampai, Zeshan menoleh ke arahnya. "Begitu, 'kan?"

"Hem, kamu tahu rupanya," ucap Zeshan begitu pelan dengan senyum tipis di sudut bibirnya.

"Tentu saja, kak Talita selalu bilang begitu dulu."

Sesuai dugaan, sumber ilmu mereka memang sama. Entah harus bahagia atau terluka, yang jelas keduanya kini terdiam beberapa saat dan saling menatap lekat.

"Tapi kalau tahu, kenapa tadi mubazir makannya?" Baru juga hendak tenang, suasana kembali memanas tatkala Zeshan mengungkit kesalahannya.

"A-aku tidak sengaja, biasanya aku habis kok ... cuma ya tadi aku laper banget, salah Kakak kenapa juga aku tidak diajak sarapan dulu."

"Woah, jadi maksudmu ini salahku, Devanka?" tanya Zeshan seolah tak percaya usai mendengar pernyataan Devanka yang justru memojokkan dirinya.

"Lah siapa lagi kalau bukan? Yang buru-buru check-out hotelnya siapa? Kakak, 'kan? Bukan security apalagi tukang sate depan hotelnya," timpal Devanka benar-benar tidak mau kalah, Zeshan yang berada di sampingnya hanya mengelus dada.

Kepalanya sedikit sakit, perkara bubur ayam ternyata jadi panjang dan jika dipikir-pikir memang benar salah dirinya. Zeshan yang tidak ingin pertikaian ini berlangsung lama memilih mengalah karena kini mereka hampir tiba di kediaman utama.

Menurut yang Zeshan ketahui, kedua orangtuanya ada di rumah karena menjaga Nadeo. Tadi malam juga ada Zain, kemungkinan sudah pulang, tapi dia berharap belum karena jujur saja ingin menghajarnya.

Begitu mobil berhenti, Devanka sudah lebih dulu turun. Suasana di tempat itu masih sama, tapi hari ini Devanka menginjakkan kaki dengan status berbeda. Bukan sebagai tante untuk Nadeo yang datang untuk mengunjungi keponakannya, tapi sebagai ibu sekaligus istri di rumah itu.

Rasanya agak aneh, tapi Devanka harus terima. Cukup lama dia terdiam memandangi rumah megah bernuansa modern klasik itu. Hingga, suara Zeshan menyadarkan lamunannya.

.

.

"Cepat masuk, Nadeo sudah menunggumu," ajak Zeshan seadanya dan berlalu lebih dulu. Devanka yang tadi sempat terbawa suasana, mendadak sebal seketika.

"Sabar, Devanka ... semua ini demi Nadeo dan uang bulananmu, ingat itu," batin Devanka membuang napas kasar beserta kekesalan yang menguar dalam dadanya.

Bersuamikan Zeshan adalah sebuah mimpi buruk sebenarnya. Walau memang dia akui, pesona Zeshan sebagai hot duda tak main-main, akan tetapi menjadi istri pria itu bukan cita-cita Devanka sama sekali.

Atas dasar itulah, dia tetap mengekor di balik punggung pria menyebalkan itu. Ketika memasuki pintu utama, Zeshan berteriak memanggil Nadeo dan orang-orang di sana.

"Ck, Bi? Bibi?!"

"Iya, Den!!" sahut wanita paruh baya yang tampak terburu menghampiri majikannya.

"Kok sepi? Nadeo kemana?"

"Den kecil ikut tuan besar ... katanya mau sarapan di luar," jelas Bi Rosmana.

"Sama Mommy juga?"

"Tidak, Nyonya ada di kamar Deo sepertinya."

"Ehm terus Zain mana?"

"Den Zain sekeluarga baru saja pulang, paling belum lima menit, Den," papar Bi Rosmana dan hal itu membuat Zeshan melayangkan tatapan tak terbaca pada Devanka yang sejak tadi berdiri di sampingnya.

Benar saja, ia terlambat dan penyebabnya ialah Devanka. Jelas sekali pria itu sebal, akan tetapi Devanka yang tidak tahu maksud suaminya memilih tak peduli sekalipun dia dianggap salah.

"Ya sudah, terima kasih, Bi." Zeshan memberikan izin untuk Bi Rosmana untuk berlalu dan melanjutkan pekerjaannya.

Kendati demikian, masalah tidak selesai di situ saja. Zeshan yang sudah bertekad pulang cepat demi membalaskan dendam pada Zain belum puas sebelum memukulnya. Sampai ke lubang semut, pria itu akan Zeshan kejar hingga dia memutuskan untuk berlalu keluar segera.

"Ehm, kamu naik lebih dulu ya, Kaka ada urusan di luar," pamit Zeshan baik-baik, caranya bicara juga agak lembut kali ini.

"Urusan?"

"Hem, terserah mau tidur lagi atau apapun itu, tapi yang jelas jangan acak-acak barangku, paham!" tegas Zeshan yang hanya Devanka tanggapi dengan anggukan.

Sedikit saja dia tidak tertarik untuk mengacak-acak barang pribadi Zeshan. Bahkan, jika bisa dia tidak akan masuk ke kamar Zeshan sekalian.

Begitu mendapatkan lampu hijau dari sang istri, Zeshan bergegas hendak pergi. Namun, sialnya baru juga beberapa langkah teriakan menggelegar Mommy Amara dari lantai dua.

"Sebentar saja, Mom, tidak akan lama."

"Tetap di sana, siapa yang mengajarkanmu main pergi-pergi begitu?"

"Mom aku_"

"Naik, antar Devanka ke kamar," titah Mommy Amara tak terbantahkan dan Zeshan jelas tidak memiliki kekuasaan untuk melawan.

Sehebat apapun dirinya, sebagai anak Zeshan tetap takut dan percaya Malin Kundang itu nyata. Begitu mendapat perintah, dia menuntun Devanka untuk naik ke lantai dua menuju kamar mereka.

Dengan disambut tatapan tak tebaca dari Mommy-nya tepat di atas tangga, Zeshan gugup sebenarnya. Terlebih lagi, sewaktu Mommy Amara justru senyum-senyum tak jelas.

Zeshan mengerutkan dahi lantaran bingung sendiri. "Mommy kenapa?"

"Matamu terlihat lelah, tadi malam begadang ya?" selidik sang mommy sembari tersenyum tipis.

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Bunda SalVa

Bunda SalVa

bener banget anakmu tadi malam begadang Mom...cuma bukan karena menghabiskan malam pertamanya dengan Deva tapi sebaliknya Zeshan begadang karena tidak bisa tidur dan harus menahan hasrat saat istri kecilnya memeluk erat karena dianggap guling kesayangan dan bahkan area tegangan tinggi nya juga tersentuh 🤣🤣🤣

2024-02-05

60

A**@

A**@

rasanya gimana ya,bersuami bekas kakak ipar,kalau dibayangkan rasanya geli aja,gk bisa kebayang seh ,heee
ilfel bngt seh kalau aq,gk mungkin bngt,,mungkin itu jga dirasakan sama devanka tp mau bagaimana lagi,kalau memang sdh jodohnya,,jodoh memang tdk ada yg tau dan tak bisa terbantahkan kalau sdh sampai,mau bagaimanapun ingin menolak ya
ttp aja akan bersatu,jalannya jga kdng2 misterius dan dadakan,hufffzz

2024-05-09

0

Eka Uderayana

Eka Uderayana

iya... kalau makan harus dihabiskan... jangan ada sisa...
banyak orang yang kekurangan makanan.... sedangkan Kita membuang makanan

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Dugaan Sementara
3 BAB 03 - Alergi
4 BAB 04 - Ketindihan?
5 BAB 05 - Imam Vs Makmum
6 BAB 06 - Bukan Pelembab Biasa
7 BAB 07 - Tidak Cukup Satu
8 BAB 08 - Demi Nadeo dan Uang Bulanan
9 BAB 09 - Jauhkan Tanganmu
10 BAB 10 - Memang Hatimu Kuat?
11 BAB 11 - Pengasuh/Diasuh?
12 BAB 12 - Obat Tidur
13 BAB 13 - Satu Sama
14 BAB 14 - Dua Digit
15 BAB 15 - Garansi Uang Kembali
16 BAB 16 - Kue Cubit
17 BAB 17 - Akhiri Jika Ingin Memulai
18 BAB 18 - Persimpangan Dilema
19 BAB 19 - Akan Kupertegas
20 BAB 20 - Akan Kubuktikan
21 BAB 21 - Aku Percaya
22 BAB 22 - Kali Ini Benar-Benar Ragu
23 BAB 23 - Jangan Berusaha Menjadi Dia
24 BAB 24 - Ingin Mencintai (Mu)
25 BAB 25 - Aku Tidak Melihat
26 BAB 26 - Istriku Berbeda
27 BAB 27 - Tidak Berbohong
28 BAB 28 - Bidadari Tak Bersayap
29 BAB 29 - Ujian Mantan Duda
30 BAB 30 - Akan Kupertegas (Part II)
31 BAB 31 - Jangan Sebut Nama Itu
32 BAB 32 - Sulit Ditebak
33 BAB 33 - Bagaimana Denganku?
34 BAB 34 - Bukan Sekadar Ibu Sambung
35 BAB 35 - Tak Ingin Mengulang
36 BAB 36 - Panik Mode On
37 BAB 37 - Janji Cuma Lihat?
38 BAB 38 - WFH (Work From Home)
39 BAB 39 - Lari Dari Masalah
40 BAB 40 - Bukan Pasien Biasa
41 BAB 41 - Sakitku Parah? ~ Devanka
42 BAB 42 - Pesona Pria Matang
43 BAB 43 - The Sweetest Ice Cream
44 BAB 44 - Mengukir Kenangan
45 BAB 45 - First Date/First Death?
46 BAB 46 - Kakak Harus Happy Juga ~ Devanka
47 BAB 47 - Devanka, Istri Saya
48 BAB 48 - Tidak Ada Yang Beres
49 BAB 49 - Debut Perdana Zeshan Abraham
50 BAB 50 - Pasal Berlapis
51 BAB 51 - Bocah Piktor
52 BAB 52 - Bukan Tukang Pijat Biasa
53 BAB 53 - Anak Terbuang
54 BAB 54 - I Love You, My Princess ~ Zeshan
55 BAB 55 - Butterfly In My Stomach
56 BAB 56 - Galak Mode On
57 BAB 57 - Tidak Bisa Marah
58 BAB 58 - Gejala Amnesia
59 BAB 59 - Ngidam, Katanya
60 BAB 60 - Apa Kamu Bahagia?
61 BAB 61 - Sangat Bahagia
62 BAB 62 - Another Devanka
63 BAB 63 - Syukuran Kecil-Kecilan
64 BAB 64 - Izinkan Hamba Mencintainya ~ Zeshan
65 BAB 65 - Perempuan Kayak Ara ~ Saahira
66 BAB 66 - Saran Teman Gila
67 BAB 67 - Kecurigaan Zeshan
68 BAB 68 - Thanks, Kak Zeshan
69 BAB 69 - Morning, My Beautiful Wife
70 BAB 70 - Melebihi Setan
71 BAB 71 - Gawat!!
72 BAB 72 - Bisa Dicoba Lagi
73 BAB 73 - Khawatir Tentangmu
74 BAB 74 - I Promise ~ Devanka
75 BAB 75 - Dua Mawar Merah
76 BAB 76 - Tak Terduga
77 BAB 77 - Sesakit Ini
78 BAB 78 - Adiknya Suruh Pulang
79 BAB 79 - Hero Butuh Kamu
80 BAB 80 - Tersiksa Masa Lalu
81 BAB 81 - Aku Tidak Mau ~ Devanka
82 BAB 82 - So Lucky To Have You
83 BAB 83 - Lanjutin
84 BAB 84 - Istri Pengertian
85 BAB 85 - She's Mine
86 BAB 86 - Kamu Dimana?
87 BAB 87 - Benang Merah
88 BAB 88 - Tidak Lucu
89 BAB 89 - Celaka
90 BAB 90 - Aku Lawanmu
91 BAB 91 - Serahkan Padaku ~ Azkara
92 BAB 92 - Aku Tidak Sekuat Itu ~ Devanka
93 BAB 93 - Sama (Gilanya)
94 BAB 94 - Hari H
95 BAB 95 - Sudah Cocok ~ Cakra
96 BAB 96 - Cuma Kenalan
97 BAB 97 - Rumah Sakit Lebih Baik
98 BAB 98 - Takut Hantu, Lari Ke Kuburan
99 BAB 99 - Seperti Biduan
100 BAB 100 - Sedang Diusahakan
101 BAB 101 - Izinkan Aku Di Sini ~
102 BAB 102 - Khawatir, Tidak Lebih
103 BAB 103 - Unexpected News
104 BAB 104 - Anggap Saja Sial
105 BAB 105 - Dia Lucu ~ Devanka
106 BAB 106 - Sangat Romantis
107 BAB 107 - 99 Nama Cinta
108 BAB 108 - Pesan Mikhayla
109 BAB 109 - Masih Devanka Yang Sama
110 BAB 110 - Ratapan Anak Pungut
111 BAB 111 - Kebangaan Papi
112 BAB 112 - Selamat Ny. Devanka ~ dr. Zeshan
113 BAB 113 - Hamil Itu Enak!! ~ Devanka
114 BAB 114 - Kabar Baik, Juga Buruk
115 BAB 115 - Hanya Bisa Berdoa ~ Devanka
116 BAB 116 - Replikanya
117 BAB 117 - Tanggung Jawabku ~ Devanka
118 BAB 118 - Drama Putra Sulung
119 BAB 119 - Sudah Waktunya • Devanka
120 BAB 120 - Hidayah-Nya
121 BAB 121 - Happy Birthday, Humairahku.
122 BAB 122 - Apapun, Aku Bahagia.
123 BAB 123 - Sama-Sama
124 BAB 124 - Aku Tidak Mau ~ Devanka
125 BAB 125 - Tak Ingin Terulang
126 BAB 126 - Jangan Nikah Lagi!!
127 BAB 127 - Kau Tidak Mencintainya?
128 BAB 128 - Cinta Terakhir ~ Tamat
129 Promosi Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
130 BONCHAP PART 1 - BUCIL
131 BONCHAP PART 02 - Zeshan dan Para Bayinya
132 BONCHAP PART 03 - Keluarga Berencana
133 BONCHAP PART 04 - Sempurna
134 BONCHAP PART 05
135 BONCHAP PART 06
136 BONCHAP PART 07
137 BONCHAP PART 08
138 BONCHAP PART 09
139 BONCHAP PART 10
140 BONCHAP PART 11
141 THE LAST EXTRA PART
Episodes

Updated 141 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Dugaan Sementara
3
BAB 03 - Alergi
4
BAB 04 - Ketindihan?
5
BAB 05 - Imam Vs Makmum
6
BAB 06 - Bukan Pelembab Biasa
7
BAB 07 - Tidak Cukup Satu
8
BAB 08 - Demi Nadeo dan Uang Bulanan
9
BAB 09 - Jauhkan Tanganmu
10
BAB 10 - Memang Hatimu Kuat?
11
BAB 11 - Pengasuh/Diasuh?
12
BAB 12 - Obat Tidur
13
BAB 13 - Satu Sama
14
BAB 14 - Dua Digit
15
BAB 15 - Garansi Uang Kembali
16
BAB 16 - Kue Cubit
17
BAB 17 - Akhiri Jika Ingin Memulai
18
BAB 18 - Persimpangan Dilema
19
BAB 19 - Akan Kupertegas
20
BAB 20 - Akan Kubuktikan
21
BAB 21 - Aku Percaya
22
BAB 22 - Kali Ini Benar-Benar Ragu
23
BAB 23 - Jangan Berusaha Menjadi Dia
24
BAB 24 - Ingin Mencintai (Mu)
25
BAB 25 - Aku Tidak Melihat
26
BAB 26 - Istriku Berbeda
27
BAB 27 - Tidak Berbohong
28
BAB 28 - Bidadari Tak Bersayap
29
BAB 29 - Ujian Mantan Duda
30
BAB 30 - Akan Kupertegas (Part II)
31
BAB 31 - Jangan Sebut Nama Itu
32
BAB 32 - Sulit Ditebak
33
BAB 33 - Bagaimana Denganku?
34
BAB 34 - Bukan Sekadar Ibu Sambung
35
BAB 35 - Tak Ingin Mengulang
36
BAB 36 - Panik Mode On
37
BAB 37 - Janji Cuma Lihat?
38
BAB 38 - WFH (Work From Home)
39
BAB 39 - Lari Dari Masalah
40
BAB 40 - Bukan Pasien Biasa
41
BAB 41 - Sakitku Parah? ~ Devanka
42
BAB 42 - Pesona Pria Matang
43
BAB 43 - The Sweetest Ice Cream
44
BAB 44 - Mengukir Kenangan
45
BAB 45 - First Date/First Death?
46
BAB 46 - Kakak Harus Happy Juga ~ Devanka
47
BAB 47 - Devanka, Istri Saya
48
BAB 48 - Tidak Ada Yang Beres
49
BAB 49 - Debut Perdana Zeshan Abraham
50
BAB 50 - Pasal Berlapis
51
BAB 51 - Bocah Piktor
52
BAB 52 - Bukan Tukang Pijat Biasa
53
BAB 53 - Anak Terbuang
54
BAB 54 - I Love You, My Princess ~ Zeshan
55
BAB 55 - Butterfly In My Stomach
56
BAB 56 - Galak Mode On
57
BAB 57 - Tidak Bisa Marah
58
BAB 58 - Gejala Amnesia
59
BAB 59 - Ngidam, Katanya
60
BAB 60 - Apa Kamu Bahagia?
61
BAB 61 - Sangat Bahagia
62
BAB 62 - Another Devanka
63
BAB 63 - Syukuran Kecil-Kecilan
64
BAB 64 - Izinkan Hamba Mencintainya ~ Zeshan
65
BAB 65 - Perempuan Kayak Ara ~ Saahira
66
BAB 66 - Saran Teman Gila
67
BAB 67 - Kecurigaan Zeshan
68
BAB 68 - Thanks, Kak Zeshan
69
BAB 69 - Morning, My Beautiful Wife
70
BAB 70 - Melebihi Setan
71
BAB 71 - Gawat!!
72
BAB 72 - Bisa Dicoba Lagi
73
BAB 73 - Khawatir Tentangmu
74
BAB 74 - I Promise ~ Devanka
75
BAB 75 - Dua Mawar Merah
76
BAB 76 - Tak Terduga
77
BAB 77 - Sesakit Ini
78
BAB 78 - Adiknya Suruh Pulang
79
BAB 79 - Hero Butuh Kamu
80
BAB 80 - Tersiksa Masa Lalu
81
BAB 81 - Aku Tidak Mau ~ Devanka
82
BAB 82 - So Lucky To Have You
83
BAB 83 - Lanjutin
84
BAB 84 - Istri Pengertian
85
BAB 85 - She's Mine
86
BAB 86 - Kamu Dimana?
87
BAB 87 - Benang Merah
88
BAB 88 - Tidak Lucu
89
BAB 89 - Celaka
90
BAB 90 - Aku Lawanmu
91
BAB 91 - Serahkan Padaku ~ Azkara
92
BAB 92 - Aku Tidak Sekuat Itu ~ Devanka
93
BAB 93 - Sama (Gilanya)
94
BAB 94 - Hari H
95
BAB 95 - Sudah Cocok ~ Cakra
96
BAB 96 - Cuma Kenalan
97
BAB 97 - Rumah Sakit Lebih Baik
98
BAB 98 - Takut Hantu, Lari Ke Kuburan
99
BAB 99 - Seperti Biduan
100
BAB 100 - Sedang Diusahakan
101
BAB 101 - Izinkan Aku Di Sini ~
102
BAB 102 - Khawatir, Tidak Lebih
103
BAB 103 - Unexpected News
104
BAB 104 - Anggap Saja Sial
105
BAB 105 - Dia Lucu ~ Devanka
106
BAB 106 - Sangat Romantis
107
BAB 107 - 99 Nama Cinta
108
BAB 108 - Pesan Mikhayla
109
BAB 109 - Masih Devanka Yang Sama
110
BAB 110 - Ratapan Anak Pungut
111
BAB 111 - Kebangaan Papi
112
BAB 112 - Selamat Ny. Devanka ~ dr. Zeshan
113
BAB 113 - Hamil Itu Enak!! ~ Devanka
114
BAB 114 - Kabar Baik, Juga Buruk
115
BAB 115 - Hanya Bisa Berdoa ~ Devanka
116
BAB 116 - Replikanya
117
BAB 117 - Tanggung Jawabku ~ Devanka
118
BAB 118 - Drama Putra Sulung
119
BAB 119 - Sudah Waktunya • Devanka
120
BAB 120 - Hidayah-Nya
121
BAB 121 - Happy Birthday, Humairahku.
122
BAB 122 - Apapun, Aku Bahagia.
123
BAB 123 - Sama-Sama
124
BAB 124 - Aku Tidak Mau ~ Devanka
125
BAB 125 - Tak Ingin Terulang
126
BAB 126 - Jangan Nikah Lagi!!
127
BAB 127 - Kau Tidak Mencintainya?
128
BAB 128 - Cinta Terakhir ~ Tamat
129
Promosi Karya Baru : Hijrah Cinta Sang Pendosa
130
BONCHAP PART 1 - BUCIL
131
BONCHAP PART 02 - Zeshan dan Para Bayinya
132
BONCHAP PART 03 - Keluarga Berencana
133
BONCHAP PART 04 - Sempurna
134
BONCHAP PART 05
135
BONCHAP PART 06
136
BONCHAP PART 07
137
BONCHAP PART 08
138
BONCHAP PART 09
139
BONCHAP PART 10
140
BONCHAP PART 11
141
THE LAST EXTRA PART

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!