No Feeling Yet

Tring..

bunyi chat masuk

Arabella terlihat sibuk dengan ponsel ditangannya, "ta, aku pulang duluan yaa".. Ucap bella pada sahabatnya

"Lhoo kenapa emang? Acaranya belum selesai bell.." Cegah agatha sembari memegangi lengan bella

"Kamu have fun aja disini yaa!".. Ucap arabella berlalu pergi

Arabella buru-buru pergi begitu saja tanpa berpamitan pada cassie.

ia pergi setelah menerima chat dari seseorang..

Arabella terlihat mengendarai mobilnya seorang diri, ia melaju dengan cepat seolah ingin secepatnya sampai ke tempat tujuan.

Sesampainya di sebuah bandara..

Terlihat jake tengah terduduk di lantai dengan wajah yang ditutup oleh kedua tangannya, disitu juga terdapat teman-teman jake, 4 Laki-laki dan 1 perempuan.

"Bella.." ucap Revan yang menyadari kedatangan arabella

Revan adalah Kakak kandung Jake, keduanya merantau bersama ke Jakarta. Hari ini tepat dihari ulang tahun Jake, mereka mendapat kabar bahwa ayah mereka meninggal dunia karena sakit yang dideritanya selama ini. Revan dan Jake sangat terpukul karena kabar tersebut, Jake yang merupakan anak kesayangan ayahnya sangat tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Malam itu, setelah mendapat kabar tersebut, Revan dan Jake akan langsung pulang ke kampung halaman di padang, sumatera Barat. Revan yang merupakan anak tertua langsung memesan tiket untuknya dan Jake. Ia juga yang mengabari kabar tersebut pada arabella.

Arabella langsung menghampiri Jake yang terlihat rapuh. Bella mengusap kepala Jake yang sedari tadi tertunduk tak berdaya. Jake yang menyadari hal itu langsung mengangkat kepala nya, "bella".. Ucap Jake yang langsung memeluk dan menangis dipelukan Arabella

Arabella tak mengucapkan sepatah katapun pada Jake, ia memeluk Jake dan terlihat ikut menangis terbawa suasana haru di tempat tersebut.

"Bokap bell.. Bokap meninggal. Bilang ini semua hanya mimpi bell, iya kan?" Seru Jake dengan wajah yang sudah banjir air mata

"Kamu kuat, kamu pasti kuat! ".. Ucap arabella menguatkan Jake yang masih berada dipelukannya.

"Ini mimpi kan bell, ini mimpi. Tolong bangunkan aku!" Seru jake sendu

Mendengar ucapan Jake, arabella dan yang lain nya ikut menangis. Karena mereka semua tahu Jake sangat dekat dengan ayahnya, pantas saja jika Jake tidak bisa menerima kenyataan tersebut.

Jam sudah menunjukkan pukul 22.00 wib waktu penerbangan telah tiba.

"Jake, ayo kita pulang!".. Seru Revan yang mencoba memapah adiknya yang tidak berdaya

Tak ada satupun orang ditempat tersebut yang tidak ikut menangis melihat nya. Orang yang lalu lalang pun terlihat memberikan simpatik pada Jake.

"Hei jake, kamu kuat. Kamu harus kuat! Aku tahu ini berat buat kamu, tapi kamu harus bisa menerima nya demi ayah kamu. See! Beliau sudah tidak sakit lagi, mungkin beliau akan sedih jika melihat kamu pulang dengan keadaan seperti ini. Kamu harus kuat, oke!".. Ucap arabella mencoba menguatkan Jake

Jake hanya menatap arabella dengan tatapan sendu lalu kemudian mengangguk.

"Stay safety!".. Ucap arabella untuk melepas kepergian Jake, sang mantan kekasih

"Thank's ya bell, kami pamit pulang".. Ucap Revan

"Hati-hati yaa van!" Ucap arabella

Revan hanya mengangguk, dan berpamitan juga pada teman-teman nya.

Malam itu merupakan malam kembali dipertemukan nya Arabella dan Jake setelah putus. Revan tahu bahwa counter Jake adalah arabella, perempuan yang sangat dicintainya. Oleh sebab itu, disaat keadaan rapuh seperti ini orang yang dibutuhkan Jake adalah Arabella..

Mereka berdua putus karena selisih komitmen. Walau keduanya terlihat masih saling menyayangi tapi harapan untuk bersama lagi sangat tidak mungkin.

***

5th yang lalu..

"Kamu gak bisa begitu dong".. Ucap bella yang tersulut emosi

"Aku bisa jelaskan semuanya, kamu tenang dulu" Ucap Jake masih dengan nada tenang

"Jake, dulu aku menutup telinga saat semua orang melarang aku dekat sama kamu. aku tutup mata, supaya aku tidak melihat apa yang orang-orang lihat tentang kamu. tapi apa balasannya?!".. Ucap bella

"Kamu salah paham bell, beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya, stop memojokkan aku!" Ucap Jake mulai kesal

"this is you! Kamu hanya peduli pada diri kamu sendiri. Lebih baik kita putus.." Ucap bella

Jake tertegun mendengar perkataan bella yang menyebutkan kata "putus"

"Oke, kita putus!" Ucap jake yang langsung pergi meninggalkan bella

Arabella hanya terdiam dan terpaku ditempat tersebut. Ia tidak menyangka hari itu akan menjadi hari paling menyakitkan bagi diri nya. Ia tidak bermaksud benar-benar memutuskan hubungan dengan jake, ia hanya ingin menggertaknya, namun jake yang keras kepala mengiyakan keputusan tersebut.

***

Hari ini sangat ramai, dengan matahari yang bersinar terik.

Arabella terlihat pergi ke ruangan bem untuk istirahat sejenak. memang bukan suasana baru untuk berada disini, sebab ia sendiri adalah anggota aktif organisasi yang mengharuskannya terjun ke lapangan untuk bergabung dengan himpunan-himpunan lainnya. walaupun memang, tidak sesibuk Antonio yang merupakan seorang ketua bem.

Arabella tidak pernah keberatan dengan segala kegiatan yang diselenggarakan, namun entah kenapa akhir-akhir ini pikirannya dirasa sangat penuh.

"bella!”

seruan antonio berhasil membuyarkan lamunannya, dan mendapati antonio yang menatapnya penasaran.

“bengong terus, kenapa? you have problem?”

bella menggeleng, kemudian mengangguk. “sedikit.”

“mau gue beliin minuman gak? biar gak oleng”

“nanti aja.”

bella mengerucutkan bibirnya.

Hari semakin siang, ac ruangan pun seperti tidak terasa anginnya. sangat panas, hingga rasanya ingin mandi saja. namun antonio tidak terlihat mengeluh sama sekali, ia masih tetap bersemangat seperti pagi hari. seolah-olah badannya kebal dengan hawa panas, dan energi yang selalu terisi penuh.

sementara di luar sana, orang-orang masih merayakan kemenangan tim basket. ditambah para perempuan cheersleader yang senantiasa meneriakkan yel-yel, juga pemenang event harmoni seni yang diselenggarakan fakultasnya.

sebenarnya disini hanya salah satu dari sekian banyak pertandingan yang bella lewatkan. dan entah apa yang dicari antonio pada barisan berkas dalam rak setelah ia bertukar pesan entah dengan siapa.

“kamu cari apa?”

“arsip liga tahun lalu. pak ali nanyain, katanya mau buat perbandingan.”

“oh,.”

“iya.” ujarnya sembari terus mencari satu persatu diantara lembaran-lembaran kertas.

bagi bella, antonio adalah laki-laki yang luar biasa mengagumkan dan paling baik hati yang pernah ia temui. sekalipun jake masih mendiami relung hatinya yang paling dalam

“aku keluar dulu sebentar.” celetuk bella.

membuat antonio reflek menoleh, “mau kemana?"

"kantin"..

dan antonio seperti tidak diberi kesempatan untuk menjawab, sebab bella sudah lebih dulu melengos pergi. karena kalau boleh jujur, sedari awal ia disini bersama antonio, bella seolah mengabaikannya.

bella segera berjalan membelah kerumunan mahasiswa. kemana saja, asal tidak disini. pikirannya penuh, otaknya berisik dengan terus menyuarakan nama jake, jake dan jake.

ia terus berjalan, hingga akhirnya reflek berhenti pada pintu masuk lapangan. sebab kini ia tergagap kaku saat mendapati januar juga sedang berdiri disana. seolah semesta sedang bercanda, januar mendekat hanya untuk mengatakan bahwa dirinya penasaran dengan arabella, pasangan nya kemarin malam.

Januar terlihat lebih rapi dari yang lainnya yang penuh dengan peluh setelah pertandingan. ia memakai jaket denim berwarna hitam gelap. meninggalkan kesan kasual pada penampilannya.

“bella, "

“apa?”

“kamu sibuk?”

Arabella menggeleng, "nggak.” gumamnya kemudian.

“bisa minta waktunya sebentar?”

Arabella melihat raut wajah januar yang penuh dengan kegundahan, ia seperti terlihat sedang memohon di hadapan bella. tidak ada alasan untuk menolak

“mau apa?”

“ayo,” Januar menjawab pelan. “kita bicara ditempat lain.”

“tapi,..”

Januar meraih telapak tangannya tanpa permisi. ia menggenggamnya untuk membawa bella entah kemana. dan bella dibelakangnya, hanya mengekori bak anak penurut. rasanya campur aduk, bahkan ketika para pemain basket lainnya bersorak untuk Januar yang berani membawa Arabella menyelinap dalam diam.

bella sendiri tidak tahu hendak dibawa kemana, ia hanya akan memasrahkan diri kepada Januar yang berjalan cepat tanpa melepaskan genggamannya. dan bella dibuat mengernyit ketika Januar mengajaknya menaiki tangga sampai akhirnya berhenti di lantai paling atas gedung kampus.

“kita... mau ngapain?”

“membahas sesuatu tentang aku dan kamu.” Januar menjawab dengan senyum manis diwajahnya

“ayo? masuk dulu.”

Arabella tidak menjawab, ia langsung memasuki ruang olahraga yang kosong. yang artinya hanya akan ada dirinya dan juga Januar, hanya berdua.

telak salah tingkah, ketika kini jarak keduanya semakin menyempit.

“dengerin aku sampai selesai dulu,” Januar menatapnya lekat. “setelah itu kamu boleh marah atau apapun.”

Januar menghela nafas..

“apa?” ujar bella berusaha menekan perasaan gelisah.

“sejujurnya kamu ini siapa? kenapa semua orang menyebut-nyebut nama kamu, menyanjung-nyanjung kecantikan kamu, apa hanya aku yang tidak tahu menau tentang kamu. bahkan teman-temanku juga tahu kamu, tanpa terkecuali." ujar Januar beruntun

“aku gak ngerti.”

Januar terdiam sejenak, perhatiannya terpusat pada arabella yang mengernyit tidak mengerti. alisnya tertekuk lucu, menjadikan Januar menyumpahi dirinya sendiri sudah melewatkan bella dengan segala kebodohannya.

“selama ini kamu lebih banyak menghabiskan waktu bersama antonio.” jeda sejenak, “iya, aku tahu. semua itu terjadi karena aku yang menyuruh antonio untuk menggantikan aku sebagai ketua bem.”

“terus kenapa?” bella menggumam pelan nyaris tak terdengar.

“bukan dalam artian buruk, tapi..” Januar tidak melanjutkan ucapan nya

Januar melirik Arabella, kemudian kembali menunduk ketika mendapati bella yang tidak meresponnya. ini adalah kali pertama januar berbicara mengenai perasaan dengan perempuan.

Arabella masih terdiam, ia butuh waktu untuk memproses ucapan januar yang diluar dugaannya. “bodoh.”

januar terperangah..

"buang jauh-jauh pikiran apapun yang kamu pikirkan saat ini, sedikit banyaknya aku mengerti apa yang kamu maksud." bella terdiam sejenak

untuk kemudian berlalu pergi meninggalkan januar diruangan tersebut seorang diri.

***

Setelah berlama-lama melamun, dan berantem dengan isi kepalanya, akhirnya bella memutuskan untuk pulang, lagi pula hari sudah mulai sore

………

Jarak antara kampus bella dan rumah nya agak sedikit jauh, dan malam ini mama papa bella menyuruhnya untuk pulang ke rumah..

Arabella memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak lama kemudian, sampailah bella di depan rumahnya.

“Assalamualaikum,” Ucap bella dengan gembira.

“Waalaikumsalam,” jawab mama sambil membukakan pintu.

Sudah menjadi kewajiban, dengan penuh semangat dan rasa gembira, Arabella langsung bercerita tentang kegiatan hari ini kepada mama nya.

Setelah berbagi cerita ke mama, bella pamit untuk pergi mandi..

selang beberapa jam kemudian

Tok..Tok.. Tok..

Suara pintu diketuk

"Bell, turun yuk! Ada om bagas.." Seru mama

"Iya mah, aku ganti pakaian dulu."

"Mama tunggu dibawah ya sayang".. Ucap mama yang berlalu menuruni tangga

"Iya mah.."

Malam itu dirumah kedatangan tamu, seorang sahabatnya papa, namanya om bagas..

Sebelumnya, kedua orangtua Arabella sudah menjelaskan keinginannya untuk menjodohkan bella dengan anak sahabatnya tersebut, bella yang sangat menghormati kedua orangtuanya hanya bisa menuruti kehendak keduanya. Ia percaya kedua orangtuanya pasti memilihkan yang terbaik untuk dirinya.

Diruang tamu terdengar ramai, terlihat papa & mama bella sedang tertawa bersama. Diruangan itu juga terdapat om bagas dan tante karina, dan satu orang lagi mungkin itu anaknya..

Arabella yang sudah berpakaian rapi terlihat menuruni tangga menuju ruang tamu.

"Hallo om, tante.." Ucap bella sesampainya diruang tamu dan berdiri persis di samping tante karina

"Hai, sayang.. Long time no see! Kamu makin cantik aja sih".. Ucap tante karina sembari memberikan pelukan pada Arabella

"Tante juga makin cantik.." Goda Arabella

"Hallo bell, sekarang bukan young bella lagi yaa?" Celetuk om bagas

"Bukan om, sekarang bella udah kuliah." Ucap Arabella diakhiri senyum

Arabella terlihat ramah pada om bagas dan tante karina, namun ekspresi nya seketika berubah saat ia melihat seseorang yang kemungkinan anak dari om bagas dan tante karina. Seseorang tersebut juga tengah memandangi Arabella dengan senyum tipis diwajahnya..

"Oh ya bell, perkenalkan ini anak semata wayang om dan tante, namanya Januar.." Ucap om bagas mengenalkan Januar pada Arabella

Arabella terlihat masih pada ekspresi nya tersebut, ia terlihat acuh ketika melihat Januar.

"Hai.." Ucap Januar yang sudah mengulur kan tangannya

Arabella langsung tersadar dari lamunannya, dan segera menyambut uluran tangan Januar, "Hallo.."

"Januar ini katanya kuliah di Universitas pelita bangsa juga nak, sama kayak kamu kan?" Ucap papa

"Oh, bella kuliah di Universitas pelita bangsa juga mas?" Tanya om bagas

"Iya.."

"Ya harusnya mereka sudah saling kenal dong yaa.." Ucap mama

"Iya harusnya ya mbak".. Timpal tante karina

"Nggak mah, kita beda jurusan." Ucap Januar santai

"Jadi kalian baru bertemu malam ini?" Tanya papa

Januar melirik ke arah Arabella yang acuh tak acuh, "Nggak juga om, kita pernah bertemu, tapi mungkin bella sudah lupa."

Mendengar perkataan Januar, Arabella langsung memalingkan wajahnya untuk kemudian duduk di samping mama nya.

Melihat sikap Arabella yang acuh tak acuh pada dirinya membuat Januar tersenyum kecil.

"O ya, sebelum makan malam, papa dan om bagas mau menegaskan sesuatu pada bella dan Januar." Ucap papa perlahan

"Iya nu, papa dan om irfan berencana untuk menjodohkan kalian berdua, kamu sama bella." Ucap om bagas pada anaknya

Mendengar hal tersebut, sontak membuat Januar mengerutkan dahinya yang notabene belum mengetahui hal tersebut. Berbeda dengan Arabella, ia tidak kaget lagi dengan pernyataan tersebut, yang membuatnya kaget adalah bahwa lelaki yang dipilihkan oleh kedua orangtuanya itu adalah Januar caestaro.

"Bagaimana nu?" Tanya papa pada Januar

Lagi-lagi Januar melirik ke arah bella, "kok dia bisa setenang itu tentang perjodohan ini. Apa dia sudah tahu lebih dulu?" Gumam Januar dalam hati

"Nu, ditanya om irfan tuh!".. Ucap om bagas

"Ohh, iya maaf om..

Aku terserah papa sama mama aja." Ucap Januar terbata-bata

"Kok jawaban gantung begitu nu? Kalau kamu masih keberatan, kamu bisa mempertimbangkan nya dulu." Celetuk papa

"Nggak om, enggak gitu maksud janu. Kalau janu bilang iya, gimana sama bella?".. Ucap Januar sembari menunjuk sopan ke arah Arabella

"Bella sudah kami beritahu jauh-jauh hari nu, dan Alhamdulillah bella mengiyakan. Iya kan sayang?" Ucap mama percaya diri

Arabella tersenyum hambar, "aku terserah mama sama papa aja. Lagian juga aku percaya mereka pasti memilihkan yang terbaik untukku."

"Kamu memang anak yang baik young bella." Celetuk om bagas

Kedua keluarga tersebut terlihat sangat hangat. Om bagas merupakan sahabat sekaligus sudah di anggap adik sendiri oleh papa, hubungan keduanya sangat dekat. Hal tersebut yang membuat bella tidak bisa menolak perjodohan tersebut.

***

Arabella melihat Januar sedang berdiri seorang diri ditepi kolam renang. Kemudian ia menghampiri nya..

"Kamu bisa menolaknya, belum terlambat kok!" Ucap Arabella dibelakang Januar

Mendengar perkataan tersebut, Januar langsung membalikkan badannya untuk menghadap bella. "Jelas aku tidak akan menolaknya, aku hanya speechless. Ternyata kita dijodohkan." Ucap januar tengil

Arabella mencibir mendengar ucapan januar tersebut, "bukan nya kamu pacaran sama cassie?" Tanya Arabella

"Kata siapa?"

"Kata mereka".. Ucap Arabella singkat

"Mereka siapa?" Tanya januar lagi

"isshh.." Arabella mulai geram

Sikap Arabella tersebut membuat Januar tertawa gemas, "aku sama cassie gak ada hubungan apa-apa. Lagipula kalau pun aku punya pacar, orang tersebut pasti perempuan yang saat ini berada didepanku." Goda Januar

"Jangan mimpi bung!"

"This is real, iya kan?" Celetuk Januar penuh percaya diri

Arabella hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar perkataan Januar, lalu kemudian berlalu pergi. Namun secepat kilat tangan Januar menariknya, membuat Arabella berbalik badan dan jatuh tepat dipelukan Januar. Sangat dekat, mata mereka bertemu dan mungkin mereka bisa merasakan hangatnya hembusan nafas .

"Harusnya malam itu aku tidak melepaskanmu, Arabella Clara Josephine." Ucap Januar di hadapan bella

Posisi mulut keduanya sejajar karena Januar membungkuk dan mengimbangi posisi berdirinya Arabella. Mata keduanya saling bertatapan, sangat dekat, semakin dekat.

Bahkan posisi keduanya pun tidak berubah, mungkin keduanya merasakan jantung yang berdegup kencang secara bersamaan.

Namun secara tiba-tiba Januar melepaskan pelukan nya, "udah malam, udara mulai dingin, kamu masuk sana!" Seru Januar dengan nada yang lembut

Arabella yang juga tersadar segera pergi tanpa mengatakan sepatah kata pada Januar.

Januar hanya memandangi Arabella dari belakang sampai hilang di tikungan dinding.

"Damn, what on your Mind Januar? Perasaan aneh apa ini? Sebelumnya aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini terhadap perempuan, sekalipun cassie berada didekatku, aku tidak pernah merasakan degup jantung seperti ini. Tapi dengan bella..(januar menoleh ke arah perginya bella tadi). Apa aku jatuh cinta terhadap bella? Apa hanya hasrat seksual?" Gumam januar dalam hati

"Shit, whatever.."

***

Sementara itu di meja makan sudah siap hidangan penutup. Mama papa, om bagas dan tante karina pun masih duduk di meja makan.

"Janu mana sayang?" Tanya papa

"Januar masih disana pah, lagi ada telpon dari teman nya".. Ucap Arabella gugup

"Bisa-bisa nya dia telponan saat bersama kamu." Ucap bagas

"Gapapa kok om, itu tadi penting katanya masalah kegiatan besok disekolah." Ucap bella terbata-bata

Tak lama kemudian januar masuk dan langsung duduk disebelah Arabella. Tak lupa ia menoleh ke arah Arabella yang tengah mencicipi makanannya..

"Nu, lain kali matikan ponsel kamu saat lagi bersama bella, urusan sekolah bisa dibicarakan nanti kan?" Ucap om bagas

Januar tidak paham apa yang dibicarakan papa nya, sesekali ia menoleh ke Arabella, dan ia melihat Arabella mengangguk kecil, mungkinkah kode.. "Iya pah, aku minta maaf, lain kali gak begitu lagi." Ucap januar perlahan

"Ya sudah, gas kamu jangan terlalu begitu sama januar! Mereka mungkin masih canggung karena baru bertemu juga kan, maklumi saja." Ucap papa dengan bijaknya

"Iya mas.."

***

Obrolan dimeja makan :

"Bagas,menurut kamu. Apa Anak-anak kita bersedia dengan perjodohan ini?" Ucap papa

"Iya lhoo na, tadi januar terlihat gugup begitu." Timpal mama

"Mas, mbak, kalau menurut aku janu fine-fine aja sama Arabella. Soalnya kemarin ada perempuan yang sering mendekati janu, tapi dia ogah-ogahan. Beda kalau sama Arabella, iya kan pah?" Ucap tante karina

"Iya mas, mbak.. Lagipula mereka satu kampus ini kan, pasti setelah ini akan sering ketemu nanti nya." Ucap om bagas

"Iya, semoga saja."

***

Terpopuler

Comments

Evaniee

Evaniee

wkwk

2024-02-01

0

Phoenix Ikki

Phoenix Ikki

Dijamin ngakak mulu!

2024-02-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!